Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku , namun kurang memuaskan hati kita, misalnya
dari segi system dari penyaluran energy listrik. Oleh karena itu, penulis membuat
Critical Book Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku
referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang system distribusi tenaga listrik atau
lebih khususnya dalam makalah ini penulis membahas system pembumian dari sitem
distribusi.

B. Tujuan penulisan CBR


 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
 Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap
buku
 Membandingkan isi buku pertama dengan isi buku kedua.
C. Manfaat CBR
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah system distribusi
 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan buku
 Membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dan menalar dan menganalisis isi
buku.
D. Identitas buku
Buku utama
1. Judul :ELECTRIC POWER DISTRIBUTION
( SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK )
2. Pengarang : A S pabla
3. Penerbit : McGraw-Hill

1
Buku Pembanding

1. Judul buku : kriteria desain engineering kontruksi jaringan distribusi


tenaga listrik
2. Peyusun : Kelompok Kerja Standar Kontruksi Jaringan Disribusi
Tenaga Listrik dan Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas
Indonesia
3. Tim Pembina : direktur oprasi jawa bali, direktur operasi Indonesia
barat, direktur opreasi indonesia timur
4. Penerbit : PT PLN (persero)

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. RINGKASAN BUKU 1
adapun ringkasan buku yg penulis cantumkan mengenai system pentanahan yg dimana
pada buku ini system pentanahan terdapat pada bab 8 yaiu mulai dari halaman 154
sampai dengan halaman 176. Berikut adalah ringkasannya.
1. System pentanahan
Salah satu factor kunci dalam setiap usaha pengamanan ( perlindungan ) rangkaian
listrik adalah pentanahan. Apabila suatu tindakan pengamanan/perlindungan yang baik
akan dilaksanakan, maka harus ada system pentanahan yang dirancang dengan benar.
Prinsip-prinsip/standar pentanahan yang biasa digunakan.
Agar system pentanahan dapat bekerja efektif, harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikkut :
 -membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengaman personil dan perlatan,
menggunakan rangkaian efektif
 Dapat melawan dan meyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja hubung
 Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah, untuk
meyakinkan kontiniutas penampilanya sepanjang umur peralatan yang dilindungi
 Menggunakan system mekanik yang kuat namun mudah dalam pelayanan

2. Pengaruh ukuran pasak terhadap tahanan


Apabila pasak ditanam lebih dalam ke tanah, maka tahanan akan berkurang. Secara
umum dapat dikatakan, dua kali lipat lebih dalam tahanan berkurang 40%. Namun,
bertambahnya diameter pasak secara material tidak akan mengurangi tahanan. Dua
kali lipat diameter misalnya, hanya mengurangi besarnya tahanankurang daro 100%

3. Pengaruh tahanan tanah terhadap tahanan elektroda


Rumus Dwight menunjukan, bahwa tahanan elektroda pentanahan ke tanah
tidak hanya tergantung pada kedalaman dan luas permukaan elektoda, tetapi juga
pada tahanan tanah. Tahanan tanah merupakan factor kunci yang menentukan
tahanan elektroda dan pada kedalaman berapa pasak harus ditanam agar diperoleh
tahanan yg rendah. Tahanan tanah sangat bervariasi di berbagi tempat, dan berubah

3
menurut iklim. Tahanan tanah ini terutama ditentukan oleh kandungan elektrolit di
dalamnya, kandungan air, mineral mineral dan garam garam. Tanah kering
mempunyai tahanan tinggi, tetapi tanah basah juga mempunyai tahanan tinggi,
apabila tidak mengandung garam garam yg dapat larut.

4. Perencanaan elektroda
Elektroda-elektroda pentanahan untuk system system distribusi sampai 33 kv
umumnya adalah batas MS ukuran minimum dengan garis tengah 20 mm atau pipa
GI bergaris tengah 25 mm sepanjang 3 m ( dengan pertimbangan kekuatan terhadap
mekanis dan korosi) ditanam ke tanah dengan kedalaman 0,5 – 0,75 m dari
permukaan tanah. Pasak panjang dan ditancapkan lebih dalam sangat bermanfaat
dalam mengurangi tahanan tanah.

5. System daya
Suatu system daya ditanahkan pada titik titik yg cocok menurut skema tertentu untuk
memperoleh keuntungan keuntungan seperti : mengurangi harga peralatan,
menekankan biyaya operasi dan biaya pemeliharaan, meningkatkan penampilan.
System yang ditanahkan secara efektif, apabila suatu generator, titik titik netral
transformer, titik netral penghantar, titik netral penunjang saluran / X arm,
ditanahkan langsung di titik titik tertentu pada subtasion” dan sepanjang rangkaian.
Dalam system seperti ini, koefesien pentanahan tidak dapat melebihi 80%
6. Saluran saluran dan substation-substation
Pentanahan saluran saluran adalah penting karena alasan alasan di bawah ini ;
-untuk memperoleh urutan fasa nol impedansi, sehingga dapat diperoleh arus
gangguan cukup besar untuk dapat mengerjakan relai pemutus arus pada saat terjadi
gangguan
-untuk pengamanan personil dan ternak
-untuk mengurangi gangguan intergerensi pada komunikasi dengan menjaga
potensial tanah tetap rendah

4
B. RINGKASAN BUKU II
Pada pembahasan pentanahan pada buku ini terdapat pada bab 10 yakni pada halaman
10.1 sampai dengan halaman 10.6

1. PEMBUMIAN TITIK NETRAL SISI SEKUNDER TRANSFORMATOR


TENAGA PADA GARDU INDUK ATAU PEMBANGKIT

Lilitan Transformator tenaga pada Gardu Induk atau Pembangkit pada sisi
sekunder (20 kV) mempunyai bentuk hubung bintang. Titik bintang tersebut
dibumikan dengan cara :
1. Melalui tahanan :
a. Tahanan rendah 12 Ohm, 40 Ohm
b. Tahanan sangat rendah (pembumian langsung / solid grounded)
c. Tahanan tinggi 500 Ohm
2. Tidak dibumikan (pembumian mengambang), misalnya pada jaringan tegangan
menengah di PLTD kecil
Nilai pembumian ini antara lain memberikan variasi jenis konstruksi jaringan,
sistem proteksinya dan jangkauan pelayanan jaring distribusinya.

2. PEMBUMIAN TITIK NETRAL TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

• Titik netral transformator sisi Tegangan Rendah dibumikan dengan


penghantar tembaga yang berukuran sama dengan penghantar netral kabel
transformator ke PHB‐TR. Apabila terjadi hubung tanah satu fasa, tidak
menaikkan tegangan fasa yang lain terhadap.
• Nilai tahanan elektroda pembumian tidak melebihi 1 Ohm

Pembumian titik netral pada Gardu Distribusi Beton dapat dilakukan melalui 2
cara:
a. Penghantar titik netral transformator dibumikan di luar instalasi pembumian
gardu yaitu pada tiang pertama saluran udara Tegangan Rendah atau pada
PHB pertama Saluran Kabel tanah Tegangan Rendah pada penghantar
netralnya. Massa trafo dan kubikel PHB di bumikan tersendiri.

b. Penghantar titik netral transformator di bumikan pada perlengkapan hubung


bagi Tegangan Rendahnya. Pembumian memakai penghantar tembaga

5
dengan penampang sekurang‐kurangnya 50 mm 2 dan di hubungkan ikatan
pembumian bersama bagian konduktif terbuka (massa trafo, kubikel dll )

3. PEMBUMIAN PADA JARING DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH

1. Pembumian proteksi pada jaringan Tegangan Rendah memakai pola TN‐C.


penghantar netral jaringan dibumikan setiap 5 tiang (+/‐ 200 meter) dengan titik
pembumian pertama pada tiang kedua dari tiang awal dan 1 (satu) tiang sebelum
tiang akhir.
2. Besar nilai pembumian satu elektroda maksimal 10 Ohm. Tahanan total pada
gardu dan JTR maksimal 5 Ohm
3. Pada sistem multi grounded common netral, penghantar netral sistem Tegangan
Rendah juga menjadi penghantar netral sistem Tegangan Menengahnya.
Ketentuan pada standar konstruksi di PLN Distribusi Jawa Tengah pada setiap
tiang, penghantar tersebut dihubungkan dengan terminal pembumian tiang,
namun hubungan dengan elektroda pembumian dilakukan pada tiap 5(lima)
tiang.

4.PEMBUMIAN PENGHANTAR TANAH (SHIELD WIRE/EARTH


WIRE)

Secara umum penghantar tanah atau earth wire/shield wire tidak dipergunakan.
Penghantar ini dipasang diatas jaringan SUTM pada daerah padat petir yang
terbuka dan dihubungkan langsung dengan tiang dan dibumikan. Penggunaan
penghantar tanah ini hendaknya di kaji secara baik antara lain tingkat Ik yang ada.l
Pemasangan pada daerah‐daerah yang terdapat bangunan/pohon yang lebih tinggi
dari tinggi dari jaringan dinilai kurang efektif.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN
Tujuan pembumian pada suatu sistem tenaga listrik secara umum adalah :
1. Memberikan perlindungan terhadap bahaya listrik bagi pemanfaat listrik dan
lingkungannya
2. Mendapatkan keandalan penyaluran pada sistem baik dari segi kualitas,keandalan
ataupun kontinuitas penyaluran tenaga listrik
3. Membatasi kenaikan tegangan pada fasa yang tidak terhubung tanah dan nilai
tegangan kerja minimal
Pada jaringan distribusi tenaga listrik terdapat sejumlah titik pembumian baik
pada sisi tegangan menengah maupun pada sisi Tegangan Rendah yaitu:
1. Pembumian pada konstruksi jaringan distribusi
a. Pembumian titik netral transformator Gardu Induk
b. Pembumian titik netral transformator sisi Tegangan Rendah (sekunder) pada
Gardu Distribusi
c. Pembumian penghantar netral sisi tegangan menengah dan Tegangan
Rendah
d. Pembumian penghantar tanah (shield wire) sisi Tegangan Rendah
e. Pembumian pelindung lapisan tembaga, baja pada kabel bawah tanah
2. Pembumian alat proteksi dan alat ukur
a. Pembumian Lightning Arrester
b. Pembumian CT/PT
3. Pembumian Bagian Konduktif Terbuka dan Ekstra (BKT dan BKE)
a. Pembumian badan (panel) PHB‐TM, PHB‐TR, Kabel Tray/Rak Kabel
b. Pembumian Palang (cross arm/travers)

7
B. KELEBIHAN BUKU
Pada dasarnya semua buku memiliki karakteristik yang berbeda beda hal ini tidak
terlepas dari sifat/karakteristik di penulis buku untuk menyampaikan gagasannya.oleh
karena itu setiap buku memiliki kekurangan dan kelebihan.
Untuk buku 1 materi tentang system pentanahan masih meliputi dasar teori yg dimana
ini sangat cocok untuk kalangan mahasiswa sebagai bekal dalam ilmu lapangan. Dan
pada buku yang ke 2 buku tersebut ditulis berdasarkan pengalaman di lapangan
dikarenakan banyak pembahsaan di tetapkan lokasi pengaplikasian dari system
pentanahaan.

8
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tujuan utama dari sistem distribusi tenaga listrik ialah mendistribusikan
tenaga listrik dari gardu induk atau sumber ke sejumlah pelanggan atau beban.
Suatu faktor utama yang paling penting, dalam perencanaan sistem distribusi
adalah karakteristik dari berbagai beban. Namun yang paling terpenting system
distribusi ini tetap kontiniutas agar tidak salling merugikan.
Untuk menjaga kontiniutas dari sebuah system distribusi daya listrik maka perlu
adanya system yg merawat atau menjaga system tersebut agar tetap kontiniutas
System pentanaan merupakan komponen yg penting dimana system pentanahan ini
menjaga saluran udara dari sambaran petir
B. SARAN

Semoga Critical Book Review ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat menambah
pengetahuan secara khusus dalam mahasiswa teknik elektro. Yg dimana termasuk
kedalam mata kuliah system distribusi agar kiranya mempertimbangkan bukuny.

9
DAFTAR PUSTAKA
Pabla AS . 1991.sistem distribusi daya listtrik.McGraw-hill.

Ratno Wibowo, Winayu Siswanto, Parluhutan Samosir, Hedy Nugroho, Agus Bactiar
Azis,.2010.kriteria desain engineering kontruksi jaringan distribusi tenaga listrik.
Jakrta.PT.PLN

10

Anda mungkin juga menyukai