(SKRIPSI)
Oleh
LISA AGUSTIN WIBOWO
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ABSTRAK
Oleh
Lisa AgustinWibowo
By
Lisa Agustin Wibowo
The results of the study show that the principle of implementing Regional
Regulation No. 8 of 2017 concerning Non-Smoking Areas in Bandar Lampung is
based on the importance of human health quality, balance of human health and
the environment, public benefit, integration, harmony, sustainability and
sustainability, participation, justice, transparency and accountability. The
purpose of implementing Regional Regulation No. 8 of 2017 concerning Non-
Smoking Areas in Bandar Lampung is to encourage restrictions on the space for
not smoking and as a commitment to encourage the establishment of a culture of
discipline for active smokers on the dangers and impacts on health. The purpose
of implementing Regional Regulation Number 8 of 2017 concerning Non-Smoking
Areas in Bandar Lampung to create clean and healthy spaces and environments;
protect the health of individuals, families, communities and the environment from
the dangers of materials containing carcinogens and addictive substances, in
tobacco products that can cause illness, death and reduced quality of life; protect
everyone from environmental encouragement and the influence of advertising and
promotion for the initiation of use and dependence on ingredients containing
addictive substances in the form of tobacco; increase public awareness and
alertness to the dangers of smoking and the benefits of living without smoking;
protect people's health from the dangers of rocket smoke people and realize
healthy young generation
Oleh
SKRIPSI
Ilmu Pemerintahan
Pada
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
putri dari Bpk. Bowo Suwito dan Ibu W.Tarkiah TR, sebagai
2002, SDN 02 Rawa Laut yang diselesaikan pada tahun 2007, SMPN 4 Bandar
Lampung yang diselesaikan pada tahun 2010, dan SMAN 1 Bandar Lampung
yang diselesaikan pada tahun 2013. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui jalur Seleksi
Pararel Universitas Lampung tahun 2013. Penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata
selama 40 hari.
MOTTO
Kupersembahkan karya yang penuh perjuangan ini untuk kedua orang tua
Fitriyah Apri W, Fara Juliana BS, dan AdikSiti Sundari Wibowo, dan
Rachmad Afandi, Serta seluruh pihak yang selalu mendukungku. Dan untuk
Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kata
sempurna dan tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Namun,
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, serta berkat bantuan dari
berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan dalam kesempatan
1. Tuhan YME yang telah memberikan nikmat iman yang luar biasa sehingga
2. Kedua orang tuaku tercinta. Terimakasih atas segala bentuk dukungan yang
mama dan bapak berikan kepadaku. Terimakasih untuk semua doa dan
kemudahan dan kebahagian melimpah di dunia ini. Kasih sayang kalian selalu
3. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
6. Bapak Dr. Robi Cahyadi Kurniawan, S.IP, M.A. selaku pembimbing akademik .
atas bimbingannya selama ini, selalu sabar dan ramah dalam membimbing
saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas semua ilmu yang luar
8. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Dosen Pembahas. Terimakasih
atas semua kritik dan saran yang membangun serta kebaikan dan keramahan
bapak selama menjadi dosen pembahas saya hingga saya bisa menyelesaikan
skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini bisa bermanfaat dan
memberikan keluasan ilmu bagi semua pihak yang telah membantu. Terimakasih
banyak untuk segala bentuk doa dan dukungan yang kalian berikan.
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
Kebijakan publik adalah segala hal yang diputuskan oleh pemerintah. Definisi ini
yang bersifat mengikat. Dalam proses pembuatan kebijakan terdapat dua model
fenomena yang memang harus ada mengingat tidak semua kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah dapat diterima oleh seluruh masyarakat, tidak jarang
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
perilaku hidup sehat, seperti yang diketahui rokok merupakan salah satu yang
membuat lingkungan sekitar menjadi tidak sehat karena asap yang dihasilkannya
berlebih. Awalnya memang tidak terasa sakit, tetapi semakin lama seseorang
untuk dibakar dan dihisap asapnya termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu
atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana rustica, nicotiana
tabacum dan spesies lainnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar dengan
Dampak asap rokok sudah menjadi isu penting dalam beberapa tahun terakhir.
yang sulit untuk diubah karena efek kecanduan yang ditimbulkan dari nikotin,
demi kesehatan masyarakat, harus ada kebijakan efektif yang diambil, salah
satunya dengan penerapan kawasan tanpa rokok. Sanksi yang dijatuhkan terhadap
pelanggaran kawasan tanpa rokok yaitu sanksi administratif seperti teguran dan
3
denda administrasi (Ade Retsy Ambar Wati, Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/han/article/viewFile/897/776, diunduh 24
Maret 2018). Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/372, diunduh 16
Oktober 2018).
Adapun bahaya merokok pada perokok aktif dan pasif, yakni besarnya bahaya
merokok sebenarnya bukan tidak disadari oleh para perokok, karena pada setiap
bungkus rokok kini terdapat peringatan wajib dari pemerintah yang berbunyi:
ternyata yang akan menerima efek negatif dari rokok tersebut bukan hanya
perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima akibat negatif
dari rokok tersebut dan justru efek yang diterima oleh perokok pasifakan jauh
lebih berbahaya lagi daripda perokok aktifnya (Ade Retsy Ambar Wati, Penerapan
Kawasan Tanpa Rokok Berdasarka Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 4 Tahun
24 Maret 2018).
Tabel 1 menunjukkan bahwa persentase umur perokok paling banyak adalah pada
usia 15-19 tahun, dimana pada golongan ini termasuk pada usia remaja (produktif)
Ada alasan krusial dibalik semua kebiasaan ini mungkin diawali dari sebuah
keputusan yang salah yakni “Sekedar coba-coba“. Sudah banyak kami temukan
kawan yang terjebah dalam candu oleh karena rokok. Beberapa yang lain hanya
seseorang menjadi perokok berat yaitu pendidikan yang kurang, ekonomi, tidak
tantangan dari teman, merasa lebih percaya diri saat merokok dan sudah terlanjur
tempat sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Aturan yang tertuang dalam Perda
Nomor 8 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tersebut memuat
sanksi tegas, yakni pidana kurungan tiga bulan, dan/atau denda Rp 1 juta.
Ruang lingkup KTR meliputi delapan lokasi, yakni: fasilitas pelayanan kesehatan,
fasilitas olahraga yang tertutup, angkutan umum, tempat kerja dan tempat umum
dan tempat lain yang ditetapkan. Pasal 27 ayat 2 Perda No 8/2017 menyebut,
setiap orang yang merokok di KTR akan mendapat sanksi berupa pidana
kurungan paling lama 3 bulan, dan/atau denda paling banyak Rp 1 juta. (sumber :
http://lampung.tribunnews.com/2018/03/17/perda-kawasan-tanpa-rokok-sudah-
berlaku-di-lampung-ini-8-lokasinya?page=4)
6
tinggi yang telah menetapkan kawasan tanpa rokok adalah Universitas Indonesia,
kosong kuliah dan setelah makan. Adanya fenomena perilaku kolektif dari
maka mahasiswa yang lain akan merokok pula begitu juga dengan para pegawai
dan dosen yang merokok di wilayah kampus. Padahal dengan kondisi tersebut
sangat mengganggu orang lain yang bukan perokok.Rokok merupakan salah satu
masalah publik yang mengemuka di masyarakat. Bagi perokok aktif tentu paparan
asap rokok sama sekali tidak menjadi masalah Asap rokok sangat merugikan
lainnya yang ingin menjalani kehidupan dengan pola hidup sehat (Ade Retsy
memperhatikan kesejahteraan para buruh pabrik rokok dan petani tambakau, oleh
karena itu sebagai jalan keluar maka pada tahun 2017 Pemerintah Kota Bandar
7
Tujuan dari kebijakan melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2017 tentang
Kawasan Tanpa Rokok ini tidak bermaksud melarang orang untuk merokok,
berada di tempat umum atau tempat kerja yang termasuk kawasan tanpa rokok,
maka seseorang dapat merokok asalkan di tempat khusus merokok yang telah
Berdasarkan hal ini kemudian penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
Lampung.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
luas.
2. Manfaat Praktis
Rokok (KTR).
9
1. Pengertian Kebijakan
Kata kebijakan secara etimologis berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata policy
a. Kebijakan adalah suatu peraturan atau suatu arah tindakan yang ditentukan
sebelumnya yang dibuat oleh manusia yang ditentukan untuk membimbing
pelaksanaan pekerjaan kearah tujuan organisasi.
b. Kebijaksanaan adalah ketentuan dari pimpinan tentang cara penindakan atau
penyelenggaraan sesuatu pekerjaan dalam rangka usaha mencapai tujuan
pokok dibadang dan jangka waktu tertentu, sehingga merupakan dasar bagi
pejabat-pejabat pelaksana atau bawahan dalam mengambil tindakan-tindakan
atau penyelenggaraan pekerjaan yang serupa.
10
kebijakan dari beberapa para ahli yang mengetahui dan memahami tentang kajian
kebijakan, yaitu Lasswell dan Kaplan sebagai mana dikutip oleh Irfan Islamy
kebijakan sebagai berikut “Kebijakan dapat dilukiskan sebagai suatu usaha untuk
mencapai sasaran tertentu dan dalam urutan waktu tertentu. Kebijakan adalah
Kleijn memberikan definisi kebijakan sebagai berikut “suatu tindakan secara sadar
politik yang jelas sebagai sasaran, yang dijalankan langkah demi langkah”. dalam
Hoogerwerf (2009 7)
Makna kebijakan di atas, berupa tindakan yang dilakukan langkah demi langkah
menunjukan tindakan yang berpola, hal itu sejalan dengan pandangan Wahab
yang menegaskan bahwa “Policy itu adalah suatu tindakan berpola yang
mengarah pada tujuan tertentu dan bukan sekedar keputusan untuk melakukan
merupakan program pencapaian tujuan, nilai, serta tindakan yang terarah pada
sasaran atau tujuan tertentu. Selain itu kebijakan merupakan suatu jawaban
2. Kriteria Kebijakan
relevan tentang kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif
Kebijakan yang diambil oleh daerah dalam hal ini Peraturan Daerah tentang
berjalan sesuai yang telah ditetapkan. Menurut Anderson dalam (Wahab, 2007 2)
dalam suatu bidang kegiatan tertentu”. Sejalan dengan rumusan tersebut Carl
tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok
negara sebagai
sebagai berikut
sarana yang cocok dilaksanakan selangkah demi selangkah untuk mencapai tujuan
masyarakat yang mengandung arti sistem sosial dimana manusia hidup dan tnggal
masyarakatnya.
beberapa ahli, misalnya Anderson dalam Islamy (2007 15) memberikan definisi
dari kebijakan itu adalah (1). Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu
merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan. (4). Kebijakan publik
yang diambil bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai
segala sesuatu masalah tertentu, atau yang bersifat negatif dalam arti merupakan
adalah jalan mencapai tujuan bersama yang dicita-citakan. Jika cita-cita bangsa
pancasila dan UUD 1945, maka kebijakan publik adalah seluruh sarana dan
Sementara itu Easton dalam Islamy (2007 2), menyetakan kebijakan publik
keberadaannya mengikat.
pejabat-pejabat pemerintah.
15
b. Kebijakan publik merupakan tindakan yang mengarah pada suatu tujuan yang
telah ditetapkan.
dimasyarakat.
mengenai segala sesuatu dan negatif dalam arti tindakan pemerintah untuk
1. Pengertian Implementasi
Menurut Hoogerwerf (2009 47) secara etimologis kata implementasi berasal dari
bahasa Inggris yaitu “to implement”. Dalam kamus besar Webster, to implement
berarti “to provide the means for carryng out” (menyediakan sarana bagi
pelaksanan sesuatu); dan “to partical effect” (untuk menimbulkan efek atau
dampak). Sesuatu yang dilaksanakan untuk menimbulkan efek atau dampak itu
atau pelaksanaan kebijakan merupakan salah satu bagian dari proses kebijakan.
16
Sementara itu Mazmanian dan Sabatier dalam Wahab (2007 20-21) melihat
Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2007 65) merumuskan proses
oleh individu maupun pejabat yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah digariskan. Pelakasanaan kebijakan sesuatu yang penting bahkan jauh lebih
2. Implementasi Kebijakan
Salah satu langkah dan aspek yang sangat penting dalam proses kebijakan adalah
kebijakan dibuat dapat terlihat apabila kebijakan itu telah dilaksanakan, Menurut
suatu tujuan kebijakan. Tahapan penting dalam mencapai tujuan menurut Gafar
apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau
sebagai sasaran yang hendak dicapai oleh suatu organisasi sesuai dengan rencana
atau program yang telah ditetapkan. Untuk keberhasilan target Winardi (2008
18
127) menjelaskan beberapa kriteria atau ukuran sebagai berikut (1). Hasil yang
yang telah dilaksanakan. Pemahaman yang didukung dengan penerapan yang baik
Menurut Sulaeman (2006 15) terdapat tiga aktivitas utama dalam penerapan
kebijakan adalah
kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai
telah dipilih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
tersebut.
dan pada urutan waktu yang dipilih”. Pelaksanaan kebijakan merupakan salah satu
tahap yang sulit karena terlibat banyak pihak atau aktor yang kemungkinan
suatu pelaksanaan kebijakan, yang oleh Islamy (2008 98) disebut syarat-syarat
a. Isi kebijakan
Isi kebijakan yang akan dilaksanakan dapat mempersulit pelaksanaannya
dengan berbagai cara, pertama-tama samarnya isi kebijakan yaitu tidak
terperincinya tujuan-tujuan, sarana-sarana, dan penetapan prioritas program
kebijakan terlalu umum atau sama sekali tidak ada.
b. Informasi kebijakan
Pelaksanaan suatu kebijakan memperkirakan atau yang terlibat langsung
mempunyai informasi yang perlu untuk dapat memainkan perannya dengan
baik.
c. Dukungan kebijakan
Pelaksanaan suatu kebijakan akan sangat dipersulit jika para pelaksana tidak
cukup dukungan untuk kebijakan, karena disini terkait kepentingan pribadi
dan tujuan pelaksana, juga pengharapan-pengharapan tentang efektifitas
sarana yang dipilih, keunggulan situasi masalah, latar belakang histories,
tradisi dan kebiasaan rutin serta pendapat mengenai cara bagaimana
pelaksanaan diorganisasi.
d. Pembagian potensi kebijakan
Mencakup tingkat diferensiasi tugas dan wewenang, masalah koordinasi,
terutama jika kepentingan terwakili sangat berlainan, timbulnya masalah
pengawasan ataupun timbulnya pergeseran tujuan, struktur organisasi
20
Menurut Parsons (2006: 25), model implementasi inilah yang paling pertama
“Segala sesuatu adalah baik jika diserahkan ke tangan Sang Pencipta. Segala
Masih menurut Parsons (2006: 25), model rasional ini berisi gagasan bahwa
atau alur. Model Smith ini memamndang proses implementasi kebijakan dari
proses kebijakan dari persfekti perubahan social dan politik, dimana kebijakan
1) Idealized policy yaitu pola interaksi yang digagas oleh perumus kebijakan
2) Target groups yaitu bagian dari policy stake holders yang diharapkan
Bandar Lampung adalah teori yang dikemukakan oleh Edwards III. Pemilihan
teori Edwards III didasarkan pada implementasi dapat dimulai dari kondisi
abstrak dan sebuah pertanyaan tentang apakah syarat agar implementasi kebijakan
dapat berhasil, menurut Edwards III ada empat variabel dalam kebijakan publik
Keempat faktor tersebut harus dilaksanakan secara simultan karena antara satu
dengan yang lainnya memiliki hubungan yang erat. Edward III menggunakan
empat indikator dari kebijakan yaitu struktur birokrasi, sumber daya, komunikasi,
disposisi.
a. Struktur Birokrasi
fragmentasi dan standar prosedur operasi (SOP) yang akan memudahkan dan
b. Sumber Daya
organisasi”.
1) Staf. Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf atau
ditetapkan.
c. Disposisi
sehingga apa yang menjadi tujuan kebijakan dapat diwujudkan. Disposisi ini
tidak hanya organisasinya, tetapi juga dirinya. Mereka akan tahu bahwa
d. Komunikasi
disajikan tersebut ada yang relatif abstrak, dan ada pula yang relatif operasional.
Sekalipun demikian peneliti tidak bermaksud untuk menilai mana yang diantara
model-model tersebut yang baik atau paling tepat, sebab penggunaan model ini
kompleksitas permasalahan kebijakan yang dikaji serta tujuan dan analisis itu
sendiri. Sebagai pedoman awal barangkali ada baiknya diingat bahwa semakin
dilakukan, semakin diperlukan teori atau model yang relatif operasional yang
1. Pengertian
Kawasan Tanpa Rokok Kawasan Tanpa Rokok merupakan ruangan atau area
tercemar asap rokok. Penetapan kawasan tanpa rokok ini perlu diselenggarakan di
bermain, tempat ibadah, angkuatan umum, tempat kerja, tempat umum, dan
tempat lain yang ditetapkan untuk melindungi masyarakat dari asap rokok
tahun 2009 dan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam
8 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok, karena bahaya yang ditimbulkan
rokok tidak hanya terhadap perokok aktif tetapi juga sangat berbahaya bagi
perokok pasif. Selain dampak kesehatan asap rokok orang lain juga akan
pendapatan karena sakit dan tidak dapat bekerja, pengeluaran biaya obat dan biaya
untuk memberikan perlindungan terhadap perokok pasif dari dampak buruk asap
rokok, serta menyediakan udara bersih dan sehat yang merupakan hak asasi
manusia. Perda KTR ini meliputi 7 kawasan, yaitu tempat umum, fasilitas
bermain anak-anak, tempat ibadah, angkutan umum dan tempat lain yang
kesehatan swasta.
sekolah, perguruan tinggi, balai pendidikan dan pelatihan, balai latihan kerja,
28
Area atau tempat baik terbuka maupun tertutup, yang digunakan untuk
kelompok bermain, penitipan anak, pendidikan anak usia dini (PAUD), dan
taman kanak-kanak.
d. Tempat Ibadah
Bangunan atau ruang tertutup atau terbuka yang memiliki ciri-ciri tertentu
ibadah yang dimaksud adalah pura, masjid atau mushola, gereja, vihara, dan
klenteng.
e. Angkutan Umum
Alat trasnportasi bagi masyarakat yang berupa kendaraan darat, air, dan udara
umum, taxi, angkutan kota termasuk kendaraan wisata, bus angkutan anak
sekolah dan bus angkutan karyawan, angkutan antar kota, angkutan pedesaan,
f. Tempat Kerja
Ruang atau lapangan terbuka atau tertutup, bergerak atau tetap dimana tenaga
bekerja, atau yang dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
g. Tempat Umum
Semua tempat terbuka atau tertutup yang dapat diaskses oleh masyarakat
Tempat umum yang dimaksud adalah pasar modern, pasar tradisional, tempat
Ketentuan Pidana dalam Perda KTR diatur dalam Bab VII, Pasal 18, ayat (1) dan
(2). Pada Pasal 18, ayat (1) bahwa setiap orang dan/atau badan yang melanggar
ketentuan Pasal 12 dan Pasal 13 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3
(tiga) bulan atau denda paling banyak Rp.50.000,00 (lima puluh ribu rupiah).
Pada ayat (2) bahwa tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pelanggaran
30
D. Kerangka Pikir
Gambar 1
Kerangka Pikir Penelitian
Rokok. Tujuan dari kebijakan melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2017
tentang Kawasan Tanpa Rokok ini tidak bermaksud melarang orang untuk
Tujuan akhir dari kebijakan ini adalah terciptanya Kawasan Tanpa Rokok di Kota
Bandar Lampung.
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang
ditemukan pada saat penelitian dilapangan. Oleh karena itu, analisis data yang
penelitian kualitatif, analisis data dilakukan untuk membangun hipotesis dan teori.
B. Lokasi Penelitian
C. Fokus Penelitan
sebagai berikut
1. Asas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Kawasan Tanpa Rokok
di Bandar Lampung.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dengan cara menggali dari
sumber informasi (informan) dan dari catatan lapangan yang relevan dengan
bersedia memberikan informasi data yang berasal dari Dinas Kesehatan Kota
Bandar Lampung.
33
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung dan mencari fakta
yang sebenarnya hasil dari wawancara mendalam yang telah dilakukan maupun
mengecek kembali data yang sudah ada sebelumnya. Data tersebut bersumber dari
dokumentasi berupa surat kabar, buku, situs internet yang berhubungan dengan
E. Penentuan Informan
penelitian, dalam naskah atau dokumen, dan dari informan yang telah ditunjuk
Teknik snowball yaitu dengan mencari informan kunci, yang dimaksud dengan
informan kunci (key informan) adalah mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang
dalam penelitian ini di khususkan pada: (1) Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung atau staf yang
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat sehingga mampu menjawab
tulisan secara langsung dengan bertatap muka dengan informan, hal ini
maupun penjelasan yang lebih mendalam tentang realita dan obyek yang akan
Bandar Lampung,
2. Dokumentasi
atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
3. Observasi
Setelah data diperoleh dari lapangan terkumpul maka tahap berikutnya ialah
mengolah data tersebut, adapun teknik yang digunakan dalam pengolahan data
1. Editing
Editing yaitu teknik mengolah data dengan cara meneliti kembali data yang
diproses lebih lanjut. Tahapan Editing yang akan dilakukan oleh penulis
Bandar Lampung.
2. Interpretasi
Interpretasi merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih
secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh di
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biglen yang dikutip Lexy J Moleong
(2006) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mensintesisnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain. Analisis data merupakan cara seseorang peneliti dalam mengelola data yang
data yang diperoleh dari suatu penelitian tidak dapat digunakan begitu saja,
analisis
Prosedur analisis data kualitatif dibagi dalam lima langkah Afifuddin (2012: 159)
yaitu:
data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang ada sehingga
2. Membuat kategori, menetukan tema, dan pola, dalam hal ini peneliti
menentukan kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karna peneliti
harus mampu mengelompokkan data yang ada kedalam suatu kategori dengan
keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus mampu
tidak terpisahkan. Dalam laporan ini, peneliti harus mampu menuliskan data,
frase dan kalmat serta pengertian secara tepat yang dapat digunakan untuk
Analisis data merupakan cara seorang peneliti dalam mengelola data yang telah
yang diperoleh dari suatu penelitian tidak dapat dipergunakan begitu saja, analisis
data menjadi bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan
analisis data tersebut dapat lebih berarti dan bermakna dalam memecahkan
masalah penelitian.
kualitatif keabsahan data lebih bersifat sejalan seiring denganproses penelitian itu
data, yaitu sejak melakukan reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan
maksudnya adalah:
yang seharusnya diukur maka data yang diperoleh tidak sesuai dengan
menerus, c). Trianggulasi data, d). Membicarakan dengan orang lain (peer
dan g). Mengadakan member check. Dalam melakukan penelitian ini, untuk
peneliti.
39
dapat menemukan mana yang perlu diamati dan mana yang tidak perlu
derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
data dengan orang lain yang paham dengan penelitian yang sedang
dilakukan.
mencari kebenaran dari suatu data yang dikatakan benar oleh suatu sumber
agar informasi yang telah diperoleh dan yang akan digunakan dalam
penulisan laporan dapat sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan,
dan key informan. Untuk itu dalam penelitian ini member check dilakukan
apa yang telah dikatakan oleh responden. Tujuan ini dilakukan adalah agar
keberlakuan hasil penelitian pada subyek lain. Hal ini disebabkan karena
41
3. Dependabilitas
sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas
ulang terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama. Untuk
4. Objektivitas
J. Triangulasi Data
dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik
sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut
diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara
hasil penelitian.
sumber lain, pada berbagai fase penelitian di lapangan. Trianggulasi data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan sumber dan metode, artinya
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
Trianggulasi data dengan sumber ini antara lain dilakukan dengan cara
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung terletak di Jalan Dr. Warsito 74, Teluk
aset dari Pemerintah Kota Bandar Lampung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Bandar Lampung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kota Bandar Lampung, Dinas Kesehatan merupakan Dinas Daerah
asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam menjalankan tugas pokok dan
kesehatan.
44
e. Pelayanan administratif
sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menebgah pada akhir tahun 2015, dan
Kota Bandar Lampung yang Optimal Tahun 2015”, maka Misi Dinas Kesehatan
3) Memberdayakan masyarakat
a. Tujuan
Sebagai penjabaran dari Visi Dinas Kesehatan, maka ujuan umum yang
baik
yang terjamin
b. Sasaran
guna dan berdaya-guna, maka sasaran yang akan dicapai oleh Dinas
sejumlah tempat sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Aturan yang tertuang
dalam Perda Nomor 8 Tahun 2017 tersebut memuat sanksi tegas, yakni pidana
kurungan tiga bulan, dan/atau denda Rp 1 juta. Ruang lingkup KTR meliputi
tertutup, angkutan umum, tempat kerja, serta tempat umum dan tempat lain yang
ditetapkan.
Pembentukan Perda tentang KTR tersebut bertujuan untuk menciptakan ruang dan
masyarakat dan lingkungan dari bahan yang mengandung karsinogen dan zat
masyarakat dari asap rokok; dan mewujudkan generasi muda yang sehat.
olahraga yang tertutup, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum. "Ini
49
ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat, serta melindungi setiap orang dari
Peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) merupakan produk hukum yang populer
di banyak Negara yang menerapkan, dan peraturan yang tidak merugikan pemilik
peraturan tentang KTR yang efektif. Larangan total merokok di tempat umum,
termasuk semua tempat kerja dalam ruangan, dapat melindungi masyarakat dari
mengurangi perokok pemula dari kalangan remaja. Pedoman dari WHO Konvensi
masyarakat dari bahaya paparan asap rokok. Pedoman dan Sumber terkait
dan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan telah
daerah lainnya. KTR ini meliputi: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses
belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat
melindungi generasi sekarang maupun yang akan datang dari bahaya asap rokok.
Lebih dari 7.000 bahan kimia telah teridentifikasi pada asap rokok, 250 senyawa
tersebut adalah racun dan karsinogenik. Oleh karena itu, diperlukan komitmen
bersama dari lintas sektor dan berbagai elemen masyarakat ini akan sangat
berperilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, akan meningkatkan citra
(pandangan) yang baik dari masyarakat umum terhadap daerah dan pemerintahnya
udara, terutama kualitas udara dalam ruang. Dalam bidang ekonomi, akan mampu
7. Tidak ditemukan adanya indikasi merek rokok atau sponsor, promosi dan
sarana anak, sarana ibadah, kantor pemerintah dan swasta, dan sarana olahraga
tradisional)
Keterangan SK
No Puskesmas Nama Sekolah Penerapan KTR KTR
Ya Tidak Ada Tidak
1. Simpur MI YYP Kelapa Tiga √ √
SD Fransiskus √ √
SDN 1 Pasir Gintung √ √
MIMA P. Gintung √ √
MI AL Khairiyah √ √
SMP Swadaya √ √
SMP Fransiskus √ √
SMP Muhamadiyah II √ √
MTS AL Khairiyah √ √
2. Kebon Jahe SMP Taman Siswa √ √
SMK Taman Siswa √ √
SMA YP Unila √ √
SMP Arjuna √ √
SMP Eka Karya √ √
SMA Arjuna √ √
SMKN 4 √ √
SMK Arjuna √ √
52
SMP NEGERI 33 √ √
MTs Negeri 1 √ √
SMP Negri 1 √ √
smp Utama 2 √ √
SMP Utama 1 √ √
SMP Negeri 4 √ √
SMP Negeri 12 √ √
SMP Xaverius √ √
SMP 23 √ √
smp Utama 3 √ √
SMP Utama 2 √ √
SMP Negeri 1 √ √
SMTI √ √
SMA Xaverius √ √
SMA Utama 3 √ √
SMK Utama √ √
4. Gedong Air SDN 1 - 8 Gedong air √
SDN 1 -5 Sukajawa √
SDN Sukadanaham + MTS √
SDN MIN + Ar' Raudah √
SMK Kesuma Yudha √
5. Susunan Baru SDN 1 Susunan Baru √ √
SDN 2 Susunan Baru √ √
SMK 9 B Lampung √ √
SMP 33 B Lampung √ √
SMA 16 B Lampung √ √
SDN 1 Segalamider √ √
SD DCC Global √ √
SPM DCC Global √ √
SMA DCC Global √ √
SMAN 9 B Lampung √ √
SMPAN 10 B Lampung √ √
SMK Bakti Utama √ √
SMP Bhakti √ √
Wiyatama √ √
6. Kemiling SDIT Baitul Janah √ √
SMPIT Darul Ilmi √ √
SMP Negeri 26 √ √
7. Pinang Jaya
SDN 1 Pinang Jaya √ √
SDN 2 Pinang Jaya √ √
SDN 1 Sumber Agung √ √
SD Al Karim √ √
SD Yamama √ √
MI Hidayatul Islamiya √ √
SMP Maruja √ √
SMP Yamama √ √
MTs Hidayatul Islamiya √ √
SMA Yamama √ √
MA Hidayatula √ √
8. Beringin Raya SD 1 Beringin Raya √ √
SD 2 Beringin Raya √ √
SD MI Islamiya √ √
9. Satelit SDN 1 Bumi Kedamaian √ √
SDN 2 Bumi Kedamaian √ √
53
SD Fitra Insani √ √
SDN 1 Tanjung Gading √ √
SD Insan Tama √ √
MIN Islamiyah √ √
SDN 1 Tanjung Raya √ √
SD Wellington √ √
SD Mawar Saroon √ √
MIN 10 Tanjung Baru √ √
SDN 1 Tanjung Agung √ √
SDN 1 Kali Balau Kencana √ √
MIN Aljauhattun √ √
MIN Padjajaran √ √
MIN Al Jauhar √ √
School of Victory √ √
SMP Bina Taruna √ √
SMP 20 Bandar Lampung √ √
SMP Mawar Saroon √ √
SMP Nusantara √ √
SMPN 5 Bandar Lampung √ √
SMP Padjajaran √ √
MI Islamiyah √ √
SMAN 10 Bandar Lampung √ √
SMA Dirgantara √ √
SMA Nusantara √ √
SMK PGRI
√ √
10. Sumur Batu SDN 1 Gulak Galik √ √
SDN II Gulak Galik √ √
SDN III Gulak Galik √ √
SDN I Sumur Batu √ √
SDN II Sumur Batu √ √
SDN Pengajaran √ √
SDN Imanuel √ √
SD Advent √ √
SMPN 16 BL √ √
SMPN 17 BL √ √
SMPN 18 BL √ √
SMP Gunadharma √ √
SMP Advent √ √
SMP Immanuel √ √
SMP Muhmmadiyah √ √
SMKN 3 BL √ √
SMK Satu Nusa 1 √ √
SMK Satu Nusa 2 √ √
SMA Immanuel √ √
SMA Gunadharma √ √
SMK Gunadharma √ √
SMA Muhammadiyah √ √
SMK Muhammdiyah √ √
11. Sukaraja MAN 2 Bandar Lampung √ √
SMP & SMA Nuru Iman √ √
SMP Muhammadiyah √ √
12. Way Laga 1 SD 2 Way Laga √ √
2 SD 3 Way Laga √ √
3 SD 1 Way Gubak √ √
54
4 SD 2 Way Gubak √ √
5 MI Batu Suluh √ √
6 SMP Tiara Bakti √ √
7 SDN 1 Way Laga √ √
Rajabasa 1 SMP Negeri 2
13. Indah √ √
2 SMA Negeri 13 √ √
3 SD Al-Kautsar √ √
4 SMP Al-Kautsar √ √
5 SMA Al-Kautsar √ √
14. Sukarame 1 MIN 5 Sukarame
2 SD Karunia Imanuel √ √
3 SDN 1 Sukarame √ √
4 SDN 1 Way Dadi √ √
5 SD Insan Kamil √ √
6 MIT Muhammadiyah √ √
7 SMK BLK √ √
8 SMK PGRI 4 √ √
9 SMK YP 57 √ √
10 MA Muhammadiayah √ √
11 SMP YP 57 √ √
12 SMP PGRI 6 √ √
13 MTS Muhammadiyah √ √
Permata 1
15. Sukarame SD N 2 Sukarame √
2 SD N 1 Harapan Jaya √
3 SMP 24 Bandar Lampung √
4 SMAN 12 Bandar Lampung √
5 SMKN 7 Bandar Lampung √
6 MAN 1 Bandar Lampung √
16. Korpri 1 SD 2 Harapan √ √
2 SD 2 Way Dadi √ √
3 SMP 21 √ √
4 SMP 29 √ √
5 SMA 5 √ √
Way 1 SMP Dwi Pangga
17. Halim √ √
2 SMK Dwi Pangga √ √
3 SMKN 1 Bandar Lampung √ √
4 SMP Xaverius √ √
5 SMK Pelayaran √ √
18. Labuhan Ratu 1 SD Negeri 1 Kampung Baru √ √
2 SD Negeri 2 Kampung Baru √ √
3 SD Negeri 3 Kampung Baru √ √
4 SD Negeri 1 Labuhan Ratu √ √
5 SD Negeri 2 Labuhan Ratu √ √
6 SD Negeri 3 Labuhan Ratu √ √
7 SD Negeri 1 Sepang Jaya √ √
8 SD Negeri 2 Sepang Jaya √ √
9 SD Muhamadiyah 1 BL √ √
10 SMP IT √ √
11 SMP Muh. 3 Balam √ √
12 SMP Sriwijaya √ √
13 SMP AL Azhar 1 BL √ √
14 SMP N 8 Bandar Lampung √ √
15 SMA Muhammadiayah 2 √ √
55
16 SMA Sriwijaya √ √
17 SMA Al Azhar √ √
18 SMK Bhineka √ √
19 SMA Fransiscus √ √
20 MAN Mataul Anwar √ √
21 MI Mataul Anwar √ √
22 MMA 7 Labuhan Ratu √ √
23 MI Alkhairiyah √ √
24 MTS Mataul Anwar √ √
19. Kedaton 1 SDN 1 Kedaton √ √
2 SDN 1 Surabaya √ √
3 SDN 1 Sidodadi √ √
4 SDN 1 Suka Menanti √ √
5 SDN 2 Suka Menanti Baru √ √
6 SDN 1 Penengahan √ √
7 SDN 2 Penengahan √ √
8 SDN 3 Penengahan √ √
9 SDN 4 Penengahan Raya √ √
10 SDN 5 penangahan Raya √ √
11 SDN 6 Penengahan Raya √ √
12 SD Sejahtera I √ √
13 SD Sejahtera IV √ √
14 MIN Tanjung Karang √ √
15 MI Al-Hikmah √ √
16 SMP PGRI IV √ √
17 SMP Penyimbang √ √
18 MTs Al-Hikmah √ √
19 SMP Sejahtera √ √
20 SMP Bina Mulya √ √
21 SMP Kristen √ √
22 SMP Surya Dharma √ √
23 SMK Bina Mulya √ √
24 SMA Bina Mulya √ √
25 SMK Surya DHARMA √ √
26 SMA Surya Dharma √ √
27 MA Al-Hikmah √ √
28 SMA Penyimbang √ √
29 SMK Azza Wajalla √ √
30 SMK Kesehatan √ √
31 SMA Wijaya Kesuma √ √
20. Way 1 SDN 1 Perumnas Way √ √
Kandis Kandis
2 SDN 2 Perumnas Way
Kandis √ √
3 SDN 3 Perumnas Way
Kandis √ √
4 SDN 1 Tanjung Senang √ √
5 SDN 2 Tanjung Senang √ √
6 SDN 1 WAY Kandis √ √
7 SD Sejahtera √ √
8 SD Insan Mandiri √ √
9 SDN 1 Labuhan Dalam √ √
10 SDN 2 Labuhan Dalam √ √
11 SDN 3 Labuhan Dalam √ √
12 MIN Labuhan Dalam √ √
13 SMP N 19 Bandar √ √
56
Lampung
14 SMP N 20 Bandar
Lampung √ √
15 SMP Pangudi Luhur √ √
16 SMP Abdur Rahman √ √
17 SMP Gajah Mada √ √
18 SMAN 15 Bandar Lampung √ √
19 SMA Gajah Mada √ √
20 SMK Gajah Mada √ √
21 SMA Yadika √ √
22 SMK Yadika √ √
23 SMA Pangudi Luhur √ √
21. Kota Karang 1 SDN 01 Kota Karang √ √
2 SDN 02 Kota Karang √ √
3 SDN 03 Kota Karang √ √
4 SDN 04 Kota Karang √ √
5 MTS Sinar Laut √ √
6 MTS Al-Utrujiyah √ √
7 MTS Assafina √ √
8 MA Al-Utrujiyah √ √
22. Bakung 1 SMP N 15 B. Lampung √ √
2 SMP Boddhisatva √ √
3 SMP Boddhisatva √ √
4 SDN 1 Bakung √ √
76
A. Simpulan
ruang tempat untuk tidak boleh merokok dan sebagai komitmen dalam
mendorong terbangunnya budaya disiplin bagi perokok aktif atas bahaya dan
karsinogen dan zat adiktif, dalam produk tembakau yang dapat menyebabkan
dari dorongan lingkungan dan pengaruh iklan dan promosi untuk inisiasi
B. Saran
yang diharapkan
Rokok
78
batasannya.
Rokok.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU
Evers, Hans Dieters dan Rudiger, Korf, (2002), Urbanisasi di Asia Tenggara:
Makna dan Kekuasaan di Ruang-Ruang Sosial, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
Mustafa, Ali Achsan (2008), Model Transformasi Sosial Sektor Informal, Sejarah,
Teori, dan Praksis Pedagang Kaki Lima, Ins-TRANS Publishing, Malang.
Thoha Miftah (2002) Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta
Ade Retsy Ambar Wati, Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Berdasarka Peraturan
Daerah Kota Metro Nomor 4 Tahun 2014,
http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/han/article/viewFile/897/776,
diunduh 24 Maret 2018
http://lampung.tribunnews.com/2018/03/17/perda-kawasan-tanpa-rokok-sudah-
berlaku-di-lampung-ini-8-lokasinya?page=4
Riza Irma Arfiani (2017) Dampak Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima
(PKL) di Kabupaten Sidoarjo (Studi Pada Relokasi PKL Alun-alun Ke
GOR Delta Sidoarjo). Jurnal Penelitian.