Anda di halaman 1dari 14

PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

HIDUP

1.1Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Daya


1.1.1Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup menurut UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkugan Hidup adalah kesatuan ruang dengan benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yag mempenagruhi kelangsugan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup
termasuk sumber daya alamnya baik secara global, maupun nasional dalam sejarah peradaban
manusia telah menopang kehidupan umat manusia.

1.2.1 Unsur-unsur Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup merupakan sumber daya yang oenting bagi kehidupan umat manusia
dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup ditopang oleh tiga unsure sebagai penyedia
segala kebutuhan umat manusia dan makhluk hidup lainnya.
1. Unsure-unsur Biotik
Unsur biotic adalah unsure yang terdapat dalam lingkungan hidup untuk media saling
berhubungan seperti mausia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik. Unsure biotic sangat
berpengaruh bagi kehidupan kita karena kalau tidak ada unsure biotic maka kita tidak bias
berkembang biak secara sempurna.
2. Unsure-unsur Abiotik
Unsure abiotik adlaah unsure yang terdapat dalam lingkungan hidup untuk media
berlangsugnya kehidupan seperti tanah, air, udara, sinar matahari, dan lain-lain. Unsure
abiotik juga beperngaruh bagi kehidupan karena unsure abiotiklah kebutuhan utama dalam
berlangsungnya kehidupan.
3. Unsure-unsur Budaya
Unsure budaya adalah system nilai, gagasan, dan keyakinan yang dimiliki manusia dalam
menentukan perilakunya sebagai bmakhluk social seperti bangunan, baju, mobil, rumah, dan
lain-lain. Unsure budaya dapat membentuk perilaku seseorang dalam menjalani kehidupan.

1.3.1 Jenis-jenis Lingkungan Hidup


1. Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai
sumber daya alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik fisik maupun
biologis.
Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organism
yang sangat tinggi. Contoh lingkungan hidup alami antara lain: ekosistem laut, ekosistem
danau, ekosistem sungai, ekosistem hutan hujan troips, ekosistemperalihan antara daratan dan
perairan atau lahan basah (rawa dan huta bakau pesisisr).
2. Lingkungan Hidup Buatan/Binaan
Lingkungan hidup buatan/binaan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun
dengan bantuan atau masukan teknologi baik teknologi sederhana maupun teknologi modern.
Secara terus menerus, manusia mengelola dan mengembangkan ekosistem sesuai dengan
kebutuhannya. Dalam ekosistem buatan, umumnya factor-faktor abiotiknya ditentukan oleh
manusia sebagai pembentuk atau pembuatnya.
Ekosistem tersebut tidak akan bertahan tanpa adanya campur tangan manusia secara
terus-menerus. Lingkungan hidup buatan bersifat kurang beraneka ragam
karenakeberadaanya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia. Dibandingkan ekosistem
alami, di dalam ekosistem buatan banyak terjadi penyimpangan. Contoh ekosistem buatan
antara lain ekosistem perkebunan, ekosistem sawah, ekosistem hutan tanaman industry,
ekosistem tambak, ekosistem bendungan, dan lain-lain/
3. Lingkungan Hidup Sosial
Lingkungan hidup social bterbentuk kkarena adanya interaksi social dalam masyarakat.
Lingkugan hidup social ini dapat membentuk lingkungan hidup buatan tertentu yang
berscirikan perilaku manusia sebagai makhluk hidup social. Hubungan antara individu dan
masyarakat sangat erat dan saling bergantung.

1.4.1 Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengertian lingkungan hidup berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 1997 adalah upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan, penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian.
1. Pandangan Immamen dan Transenden
Di dalam ekologi, manusia dipandang sama dengan makhluk hidup yang lain. Manusia
tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi yang dipentingkan adalah keserasian hubungan
antara manusia dan alam. Pandangan yang demikian dinamakan pandanganimmamen.
Namun, saat ini manusia dipandanga berada di luar alam. Pandangan yang demikian disebut
pandangan yang transenden.
2. Pengelolaan Lingkungan Tugas Manusia
Hakikat pengelolaan lingkungan hidup bukan hanyamengatur lingkungannya, tetapi di
dalamnya termasuk mengatur dan mengendalikan berbagai kegiatan manusia agar di
dalamnya termasuk mengatur dan mengendalikan berbagai kegiatan manusia agar
berlangsung dan berdampak dalam batas kemampuan dan keterbatasan lingkungan untuk
mendukungya. Manusia perlu secara rutin mengelola lingkungan hidup agar dapat
memanfaatkannya secara optimal.
3. Pembangunan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan erlu dilakukan sejak dini agar oembangunan yang makinpesat
pelaksanaannya dapat memanfaatkan lingkungan hidup melalui penataan, pemeliharaan,
pegawasan,pengendalian, pemulihan, dan pengembangan. Pembangunan tidak saja
mendatangkan manfaat, tetapi juga menimbulkan resiko terjadinya kerusakan lingkungan.
Pembangunan pada hakikatnya bertujuan untuk menimbulkan keragaman dan diversifikasi
dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

2.1 Lingkungan Sehat Sebagai Kebutuhan Hidup


Memiliki Lingkungan Sehat adalah idaman keluarga sehat tentunya, hal tersebut dapat
kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari diri kita pribadi, tempat tinggal yang
bebas dari sampah akan membuat kita beserta anggota keluarga kita sehat terhindar dari
berbagai penyakit. Beberapa cara perlu anda lakukan agar menjaga lingkungan anda tetap
sehat, yaitu sebagai berikut
Selalu sediakan tempat sampah pada bagian-bagian ruangan tertentu di rumah  anda,
Sampah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas keseharian manusia.
Namun, jika sampah tidak ditangani dengan baik, dapat menjadi masalah yang mengganggu
keseimbangan lingkungan dan juga mengakibatkan permasalahan kesehatan tubuh. Kelola
sampah di rumah anda dengan baik.Jangan biarkan sampah menumpuk dan berserakan.
Sampah yang menumpuk dan berserakan tentunya akan mengundang tamu yang tidak
diundang, tamu pembawa penyakit seperti virus dan bakteri yang dapat membahayakan
kesehatan anda beserta keluarga.Bersihkan selalu lantai rumah.
Memiliki lantai rumah yang bersih dan mengkilat selain untuk alasan kesehatan tentu
saja akan memperindah tampilan rumah anda. Meskipun lantai rumah sudah disapu dan dipel
setiap hari secara teratur dengan menggunakan produk pembersih kimia yang dengan mudah
didapatkan di pasaran, namun ada baiknya bila tidak menggunakan produk bahan pembersih
tersebut secara berlebihan.Bersihkan barang-barang dan juga jendela secara rutin.
Membersihkan barang-barang di rumah terkadang terlihat hal yang sepele, padahal
sebenarnya  kebersihkan barang-barang juga perlu dilakukan terlebih jika debu sudah
menumpuk, tentu saja lingkungan berdebu kurang sehat. carilah cara yang cepat, efektif, dan
efisian dalam membersihkan barang-barang jika anda orang yang memikili aktivitas
padatVentilasi rumah harus berfungsi dengan baik. Agar menghindari virus menyebar
melalui udara, ventilasi harus berfungsi dengan baik, ventilasi harus terbuka supaya udara
dapat mengalir dengan baik dan virus-virus pun dapat terbawa ke luar ruangan.
Ventilasi juga berfungsi sebagai sirkulasi atau pergantian udara yang ada di dalam
ruangan, sirkulasi udara yang berfungsi dengan baik dapat menciptakan kondisi yang sejuk
dalam rumah.Tidak membuang limbah rumahan ke kali dengan sembarangan. Usahakan anda
tidak membuang sampah atau limbah berbentuk apapun ke dalam kali baik dekat atau pun
kali yang jauh dari rumah anda. Tidak hanya untuk menjaga kesehatan keluarga anda ataupun
keluarga orang lain, tapi dapat menjaga lingkungan kita terbebas dari ancaman bencana
banjir.
Tidak hanya lingkungan dalam rumah yang perlu kita jaga, tentu saja lingkungan luar
rumah anda pun perlu anda jaga, mulai dari teras sampai halaman rumah, lakukan lah kerja
bakti minimal seminggu sekali untuk menjaga kebersihan teras dan halaman rumah,
memangkas rumput liar atau tamanan rimbun ataupun bersihkan got supaya tidak menjadi
sarang nyamuk dan tikus. Sediakan juga tempat sampah untuk di luar rumah. Atur tanaman
pada halaman rumah supaya tidak terlalu banyak tetapi tidak terlalu sedikit pula, tanaman di
halaman rumah dapat membuat rumah menjadi tampak segar dan asri.
Mulailah dari diri kita sendiri dengan melakukan hal hal yang sederhana untuk
membuat lingkungan sehat. Dengan memiliki pola dan lingkungan sehat tentunya dapat
menjaga keluarga kita supaya tetap sehat dan pastinya terhindar dari masalah kesehatan. Kita
memang tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari penyakit 100% tetapi setidaknya kita
mampu mengurangi peluang seseorang terkena penyakit dengan lingkungan yang sehat serta
bersih terbebas dari  polusi.

3.1 Strategi Pengelolaan Sumber Daya Alam


WWF-Indonesia menerapkan empat strategi terpadu untuk memastikan konservasi hutan dan
penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan di Indonesia. Keempat strategi tersebut
adalah:
3.1.1 Pengelolaan kawasan
Pengelolaan kawasan dilakukan di wilayah terestrial yang dilindungi, semua aktivitas
komservasi species, pengelolaan daerah tangkapan air, serta pemberdayaan masyarakat di di
dalam dan sekitar kawasan konservasi di wilayah kerja WWF.
WWF-Indonesia meyakini pentingnya membangun jaringan yang representatif secara
ekologi di wilayah konservasi untuk melindungi dan menjaga keanekaragaman hayati. Salah
satu faktor yang menentukan dalam manajemen efektif wilayah konservasi adalah
keterlibatan dan jaringan yang kuat melalui kerjasama dengan masyarakat lokal, lembaga
pemerintahan, organisasi konservasi, para pelaku industri, dan lembaga donor. WWF-
Indonesia berkomitmen untuk membantu meningkatkan efektivitas kawasan konservasi dan
pengelolaan lansekap prioritas dengan menerapkan instrumen pengawasan dan
mengembangkan mekanisme pendanaan yang berkelanjutan.
3.1.2 Rencana pemanfaatan lahan berkelanjutan
WWF menginisiasi dan memfasilitasi penggunaan lahan dalam skala besar dan
terkadang lintas negara dan rencana penggunaan sumber daya alam. Upaya tersebut bertujuan
untuk memastikan akses dan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan oleh
masyarakat lokal dan adat di sekitar kawasan konservasi. Belajar dari pengalaman di Heart of
Borneo,Transfly, Laut Sulu-Sulawesi dan Bismarck-Solomon Seas ecoregion, WWF-
Indonesia menjadi organisasi yang berada di garda terdepan untuk membantu pemerintah
Indonesia mengimplementasikan Rencana Aksi Heart of Borneo, visi pengembangan Papua,
visi peta jalan Sumatera 2010, inisiatif konservasi di sejumlah kabupaten, dan ambisi nasional
untuk ekonomi rendah karbon.
3.1.3 Reformasi sektor
Intervensi ini dimaksudkan untuk mendorong reformasi pada sektor-sektor
berbasiskan sumberdaya alam (misalnya sektor kehutanan, kelapa sawit, serta pulpdan kertas)
agar dapat mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik pengelolaan yang lestari (Better
Management Practices). Reformasi sektor ini dilakukan dengan mendorong praktik bisnis
ramah lingkungan dan memastikan alokasi keuntungan bagi pemangku kepentingan setempat
ermasuk masyarakat adat. WWF juga berupaya untuk mempengaruhi lembaga-lembaga
keuangan dan asuransi untuk menerapkan kebijakan-kebijakan investment screening yang
ramah lingkungan.
Kecilnya persentasi hutan Indonesia yang telah menjadi wilayah konservasi,
pengelolaan kawasan dan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan di luar wilayah
konservasi menjadi penting untuk meningkatkan keuntungan lingkungan dan sosial produk
hutan berupa kayu dan nonkayu. Pada konteks ini, peran sektor bisnis dalam mengadopsi
praktik bisnis ramah lingkunan menjadi hal yang tidak dapat diabaikan. Contohnya,
melalui Global Forest Trade Network (GFTN) Indonesia, WWF memfasilitasi anggotanya
yang telah mencapai hampir 40 perusahaan (terdiri dari pengolah produk hasil hutan dan
pengelola hutan) untuk menerapkan prinsip usaha kehutanan berkelanjutan dengan acuan
sertfikasi FSC. Luas kawasan hutan yang sudah menjadi anggota GFTN dan bersertifikat
FSC telah mencapai lebih dari 700.000 hektar. WWF juga turut memfasilitasi Roundtable for
Sustainable Palm Oil (RSPO) dan mengembangkan kriteria dan prinsip produksi kelapa sawit
yang berkelanjutan.
3.1.4 Pendanaan yang berkelanjutan 
Strategi ini dimaksudkan untuk membuka peluang pendanaan berkelanjutan bagi
manajemen konservasi dan aplikasi Better Management Practice dalam skala besar. Upaya
yang difasilitasi oleh WWF-Indonesia antara lain membangun mekanisme pendanaan,
mekanisme tata kelola yang transparan, mengidentifikasi pilihan pendanaan yang ada, dan
membantu pengembangan program kerja (misalnya:Heart Of Borneo, Coral Triangle, REDD)
yang berbasis pada prinsip keadilan sosial dan ekonomi, serta menjamin hak-hak ulayat
masyarakat adat.

4.1 Azas Pengelolaan Sumber Daya Alam


4Asas tanggung jawab negara
Asas tanggung jawab negara merupakan perwujudan dari prinsip negara sebagai
organisasikekuasaan (politik), berkewajiban melindungi warga negara atau penduduknya,
teritorial dansemua kekayaan alam serta harta benda dari negara dan penduduknya. Asas ini
relevan denganpendapat pakar politik negara Adolf Markel yang mengatakan bahwa
segala yang berbaukepentingan umum harus dilindungi dan dijamin secara hukum oleh
negara. Dewasa ini hampirtidak ada suatu kekuasaan yang tidak diikuti oleh tanggung jawab
dan kewajiban. Sebab bilatidak, hal demikian mengarah kepada Negara totaliter.
Dengan demikian kekuasaan akan diikutikemudian, baik dengan kewajiban maupun
tanggung jawab, karena keduanya memilikihubungan konsekuensi. Dalam sistem
pengelolaan lingkungan, negara memiliki kekuasaan atassemua sumber daya alam, dengan
kata lain negara melalui pemerintah berwenang mengatur,mengendalikan, dan
mengembangkan segala hal yang berkenaan dengan pengelolaanlingkungan.
Berangkat dari amanat konstitusi tersebut, telah terbit berbagai undang-undang yangmengatur
tentang pengelolaan sumber daya alam, diantaranya yaitu Undang-Undang Nomor 5tahun
1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997
tentang pengelolaan lingkungan hidup, Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang
pemerintahan daerah, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, dan
masih banyak lagiaturan yang mengatur lebih terperinci mengenai pengelolaan sumber daya
alam.
Sampai saat sekarang pengaturan tentang bagaimana pengelolaan sumber daya alam di
Indonesiasudah dilakukan sejak berdirinya Negara Republik Indonesia. Selain pasal 33 UUD
1945 yangmerupakan ketentuan pokok juga kita mempunyai seperangkat Undang-Undang
yang mengaturtentang hal tersebut Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang
Ketentuan Pokok Agraria,Undang-Undang No. 5 tahun 1967 tentang ketentuan pokok
Kehutanan, kemudian dicabut dandigantikan dengan Undang-undang No. 41 tahun 1999
tentang Kehutanan. Undang-Undang no.11 Tahun 1967 tentang ketentuan pokok
Pertambangan yang direncanakan akan diganti dalamwaktu yang segera, Undang-Undang
No. 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan, berikut seperangkat ketentuan pelaksanaannya
disamping peraturan Perundangundangan lingkungan yang telah kitasebutkan diatas.
Selain itu ditemukan pada seperangkat ketetapan MPR yang mengatur tentanghal ini
seperti TAP MPR No. IX/MPR/2001 tentang pembaharuan Agraria dan Pengelolaansumber
daya alam.Kekuasaan yang maha luas yang dimiliki oleh negara terhadap bumi, air, udara,
dan segalasesuatu yang terkandung di atasnya sesuai asas konstitusional, tentu pula
mereflesikan adanyatanggung jawab yang sangat besar pula, yang dimaksud dalam hal ini
bukan berarti milik negaramelainkan untuk mengatur keadilan, keberlanjutan, dan fungsi
sosial sumber daya alam untuksebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
Penguasaan negara juga dimaksudkan untukmenghilangkan pemusatan penguasaan
oleh seseorang atau sekelompok orang atas sumber dayaalam, yang dapat mengancam
tercapainya kesejahteraan rakyatt dan hilangnya fungsi sumberdaya alam.
1. Asas manfaat
Asas manfaat, mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup.Asas manfaat ini diartikan sebagai sebuah upaya sadar dan terencana, yang
memadukanlingkungan hidup termasuk sumber daya, ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi kini
serta generasi mendatang. Asas ini bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang merata berdasarkan prinsipkebersamaan dan keseimbangan untuk
mencegah terjadinya kesenjangan ekonomi, konfliksosial, dan budaya.
Namun, dalam kemanfaatan dalam arti ekonomi dan politik berlum terlalu
membawakemanfaatan bagi masyarakat khususnya masyarakat adat. Hal tersebut
dibuktikan denganbeberapa kebijakan ekonomi, khususnya dalam alokasi dan pengelolaan
sumberdaya alam, yang hanya memihak kepentingan modal ini nyata-nyata telah
berdampak sangat luas terhadapkerusakan alam dan kehancuran ekologis. Korban
pertama dan yang utama dari kehancuran iniadalah masyarakat adat yang hidup di dalam dan
sekitar hutan, di atas berbagai jenis mineralbahan tambang, mendiami pesisir dan mencari
penghidupan di laut.
Kebijakan sektoral yangekstraktif (kuras cepat sebanyak-banyaknya, jual murah
secepatnya) tidak memberi kesempatanbagi kearifan adat untuk mengelola sumberdaya alam
secara berkelanjutan, sebagaimana yang telah dipraktekkan selama ratusan atau bahkan
ribuan tahun. Pengetahuan dan kearifan lokal dalam mengelola alam sudah tidak mendapat
tempat yang layak dalam usaha produksi, atau bahkan dalam kurikulum pendidikan formal.
Dunia farmakologi tidak mencoba mengangkatkearifan masyarakat adat di bidang tumbuhan
obat sebagai bagian utama bidang perhatiannya.
Ramuan tradisional, jamu dan sejenisnya dianggap sekunder atau malah diremehkan.
Padahal telah terbukti ketika sistem pengobatan modern gagal memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan, jamu dan teknik-teknik pengobatan tradisional lainnya lalu
menjadi alternatif yangdapat diandalkan.Selain mengambil alih secara langsung
sumberdaya ekonomi primer berupa tanah dansumberdaya alam di dalamnya,
pemerintah melalui berbagai kebijakan perdagangan hasil bumisecara sistematis
mengendalikan kegiatan ekonomi masyarakat adat. Pemberian monopolikepada
asosiasi atau perusahaan tertentu dalam perdagangan komoditas yang diproduksi
masyarakat adat, seperti rotan dan sarang burung walet, telah menempatkan pemerintah
sebagai"pelayan" bagi para pemilik modal untuk merampas pendapatan yang
sudah semestinya diperoleh masyarakat adat.
Di bidang politik, bila dibandingkan dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya
sebagai unsur pembentuk Bangsa Indonesia, masyarakat adat menghadapi situasi yang lebih
sulit lagi.Kondisi ini bermuara pada politik penghancuran sistem pemerintahan adat yang
dilakukan secarasistematis dan terus menerus sepanjang pemerintahan rejim Orde Baru.
Upaya penghancuran inisecara gamblang bisa dilihat dari pemaksaan konsep desa yang
seragam di seluruh Indonesiasebagaimana diatur dalam UU No. 5 Tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa. Sistem desa,dengan segala perangkatnya seperti LKMD dan
RK/RT, secara "konstitusional" menusuk"jantung" masyarakat adat, yaitu berupa
penghancuran atas sistem pemerintahan adat.
Akibatnya kemampuan (enerji dan modal sosial) masyarakat adat untuk mengurus dan
mengatur dirinyasendiri secara mandiri menjadi punah. Mekanisme pengambilan keputusan
yang ada di antarainstitusi-institusi adat digusur secara paksa sehingga yang tersisa ditangan
para pemimpin adathanya peran dalam upacara seremonial semata-mata.
Peran pinggiran ini, di hampir seluruhpelosok nusantara, masih harus di atur, dan
dikendalikan oleh Bupati dan Camat denganmenerbitkan Surak Keputusan (SK).
Kehancuran sistem-sistem adat ini menjadi lebih diperparahlagi dengan kebijakan militerisasi
kehidupan pedesaan lewat konsep pembinaan teritorial TNI dengan masuknya Bintara
Pembina Desa (BABINSA) sebagai salah satu unsur kepemimpinan desa.
Dengan kebijakan-kebijakan ini bisa dikategorikan bahwa negara telah
melakukan pelanggaran hak-hak sipil dan politik masyarakat adat selama lebih dari 20 tahun,
termasuk hakasal-usul dan hak-hak tradisional yang dilindungi oleh UUD 1945.Dengan
warisan rejim lama yang demikian maka dalam upaya melakukan revitalisasi nilai-nilailokal
ini yang harus dilakukan adalah memulihkan kerusakan pranata-pranata sosial
masyarakatadat yang sedemikian parah, sebagai akibat dari sistem desa Orde Baru (UU No. 5
Tahun 1979).Upaya-upaya pemulihan (recovery) terhadap pranata (kelembagaan)
adat/lokal merupakantantangan terbesar yang harus menjadi prioritas utama bagi semua
pihak yang berpihak padakearifan tradisional, baik di kalangan pemerintah maupun
dalam elemen-elemen gerakanmasyarakat sosial, khususnya gerakan masyarakat adat di
Indonesia.
2. Asas keadilan
Prinsip keadilan meliputi aspek-aspek kesejahteraan rakyat, pemerataan, pengakuan
kepemilikanmasyarakat adat, pluralisme hukum, dan perusak membayar. Asas keadilan ini
bertujuan untuk erwujudan penyelenggaraan pengelolaan sumber daya alam yang menjamin
keadilan antar danintra generasi. Asas ini bertujuan untuk mewujudkan perlindungan hukum
bagi masyarakat adatdan masyarakat lainnya dalam pengelolaan sumber daya alam.
3. Asas keseimbangan
Pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi
danseimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi
peningkatankesejahteraan manusia. Pengertian pelestarian mengandung makna
tercapainya kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang dan peningkatan
kemampuan tersebut. Hanya dalam lingkungan yang serasi dan seimbang dapat dicapai
kehidupan yang optimal.
4. Asas berkelanjutan
Asas berkelanjutan mengandung makna setiap orang memikul kewajibannya dan
tanggung jawabterhadap generasi mendatang, dan terhadap sesamanya dalam satu generasi,
untuk terlaksananyakewajiban dan tanggung jawab tersebut, maka kemampuan lingkungan
hidup, harus dilestarikan.Terlestarikannya kemampuan lingkungan hidup menjadi
tumpuannya dalam meningkatkan pembangunan.
Asas berkelanjutan (sustainable principle) diadopsi dari prinsip
ekologipembangunan berkelanjutan (environmental sustainable development) yang
dihasilkan oleh KTTRio. Prinsip keberlanjutan meliputi aspek-aspek kelestarian,
kehatihatian, perlindungan optimal keanekaragaman hayati, keseimbangan, dan keterpaduan.
Asas ini betujuan untuk mewujudkan kelestarian fungsi sumber daya alam yang
berkelanjutan. Konsideran UU No. 23 Tahun 1997 antara lain menjelaskan
tentang mengapa kita harusmelaksanakan ‘Pembangunan Berkelanjutan Yang
Berwawasan Lingkungan Hidup” seperti pad apertimbangan huruf b, bahwa dalam
rangka mendaya-gunakan sumber daya alam untukmemajukan kesejahteraan umum
seperti diamanatkan dalam UUD 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan
Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan
memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan.

Kebijakan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam


Arah Kebijakan Bidang Pengelolaan Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup dalam
GHBN 1999 – 2004
1. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan, dengan
menerapkan teknologi ramah lingkungan.
3. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan
keterbaharuan dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk
mencegah kerusakan yang tidak dapat balik.
4. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan
pemeliharaan lingkungan hidup sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga, yang diatur
dengan undang-undang.
5. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup,
pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal
serta penataan ruang, yang pengusahaannya diatur dengan undang-undang.
Arah kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam dalam TAP MPR No.
IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam :
1. Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dalam rangka sinkronisasi kebijakan
antarsektor yang berdasarkan prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud Pasal 5
Ketetapan ini.
2. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber daya alam melalui
identifikasi dan inventarisasi kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai potensi
dalam pembangunan nasional.
3. Memperluas pemberian akses informasi kepada masyarakat mengenai potensi sumber
daya alam di daerahnya dan mendorong terwujudnya tanggung jawab sosial untuk
menggunakan teknologi ramah lingkungan termasuk teknologi tradisional.
4. Memperhatikan sifat dan karakteristik dari berbagai jenis sumber daya alam dan
melakukan upaya-upaya meningkatkan nilai tambah dari produk sumber daya alam
tersebut.
5. Menyelesaikan konflik-konflik pemanfaatan sumber daya alam yang timbul selama
ini sekaligus dapat mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang guna menjamin
terlaksananya penegakan hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip sebagaimana
dimaksud Pasal 5 Ketetapan ini.
6. Menyusun strategi pemanfaatan sumber daya alam yang didasarkan pada optimalisasi
manfaat dengan memperhatikan kepentingan dan kondisi daerah maupun nasional.
Parameter Kebijakan PSDA bagi Pembangunan Berkelanjutan
Reformasi pengelolaan sumber daya alam sebagai prasyarat bagi terwujudnya
pembangunan berkelanjutan dapat dinilai dengan baik apabila terumuskan parameter yang
memadai. Secara implementatif, parameter yang dapat dirumuskan diantaranya:
i. Desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
mengikuti prinsip dan pendekatan ekosistem, bukan administratif.
ii. Kontrol sosial masyarakat dengan melalui pengembangan transparansi proses
pengambilan keputusan dan peran serta masyarakat . Kontrol sosial ini dapat
dimaknai pula sebagai partisipasi dan kedaulatan yang dimiliki (sebagai hak) rakyat.
Setiap orang secara sendiri-sendiri maupun berkelompok memiliki hak yang sama
dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan serta
evaluasi pada pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
iii. Pendekatan utuh menyeluruh atau komprehensif dalam pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup. Pada parameter ini, pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup harus menghilangkan pendekatan sektoral, namun berbasis
ekosistem dan memperhatikan keterkaitan dan saling ketergantungan antara faktor-
faktor pembentuk ekosistem dan antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya.
iv. Keseimbangan antara eksploitasi dengan konservasi dalam pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup sehingga tetap terjaga kelestarian dan kualitasnya secara
baik.
v. Rasa keadilan bagi rakyat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
hidup. Keadilan ini tidak semata bagi generasi sekarang semata, tetapi juga keadilan
untuk generasi mendatang sesudah kita yang memiliki hak atas lingkungan hidup
yang baik.

Kebijakan Dalam Pengelolaan Kesehatan Lingkungan


 Pemberdayaan potensi sumber daya masyarakat
 Kemitraan
 Survailance lingkungan
 Pemecahan masalah lokal, regional, dan nasional
 Pemanfaatan teknologi tepat guna
 Pengembangan riset laboratorium epidemiologi kesehatan lingkungan
 Peningkatan kemampuan petugas kesehatan lingkungan
 Mempertahankan aksesibikitas dan cakupan pemanfaatan saran kesehatan lingkungan
yang sehat
Upaya kesehatann lingkungan harus mampu memberikan konstribusi yang bermakna
terhadap peningkatan derajat keaehatan dan kualitas kehidupan masyarakat program
penyehatan lingkungan yang merupakan bagian dari upaya peningkatan kesehatan
lingkungan, perlu melakukan akselerasi dan pemantapan, baik dalam pola pendekatan
jangkauan pelayanan, maupun dalam penegakkan hukum.
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/asas-asas-pengelolaan-sumber-daya-alam.html
http://rossiamargana.blogspot.co.id/2013/01/kebijakan-pengelolaan-sumber-daya-alam.html
http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/forest_spesies/strategi/
EKOLOGI
” PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HIDUP”

Oleh

Kelompok 1

1. Adinda Rahayu L
2. Arrafi Huda R
3. Lukman A
4. Khalida Luthfiasari
5. Maulita Sayyida Yusuf

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JAKARTA II
Jalan Hang Jebat III F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120 Telp.
021.7397641, 7397643 FAX. 021.7397769

2016

Anda mungkin juga menyukai