Anda di halaman 1dari 1

Ni Made Padma Dewi - 1833121502

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi dalam
pasal 3 menyebutkan ada 7 jenis koperasi yaitu koperasi desa, koperasi pertanian, koperasi
perikanan, koperasi peternakan , koperasi kerajinan/industri, koperasi simpan pinjam dan
koperasi konsumsi. Ir. Kaslan A. Tohir dalam bukunya yang berjudul “Pelajaran Koperasi”
(1964) menyebutkan adanya pengelompokan dari beracam-macam koperasi menurut Klasik
yaitu (1) koperasi pemakaian (koperasi warung, koperasi sehari-hari, koperasi distribusi,
arung andil dsb); tujuan dari koperasi ini yaitu membeli barang yang dibutuhkan anggota-
anggotanya dan membagi barang-barang itu kepada mereka, (2) koperasi penghasil atau
koperasi produksi bertujuan mengerjakan sesuatu pekerjaan bersama-sama, dan (3)
koperasi simpan pinjam bertujuan memberi kesempatan kepada anggotanya untuk
menyimpan dan meminjam uang. Koperasi terdiri dari (1) Koperasi Asuransi Indonesia
(KAI) memberikan berbagai jenis asuransi bagi anggota-anggota koperasi dan masyarakat
umum, (2) Koperasi Unit Desa (KUD) bertujuan menjamin terlaksananya program
peningkatan produksi pertanian, (3) Koperasi Jasa Audit (KJA) bertugas untuk memberikan
pelatihan, bimbingan dan konsultasi di bidnag akuntansi, pengawasan dan pemeriksaan, (4)
Koperasi Pembiayaan Indonesia (KPI) terdiri dari leasing, factoring, consumer finance,
venture capital, (5) Koperasi Distribusi Indonesia. Pasal 4 dalam PP No. 60 Tahun 1959
bentuk koperasi terdiri dari primer, pusat, gabungan dan induk. Koperasi yang anggotanya
adalah orang-orang disebut koperasi primer.
Bentuk koperasi pusat, gabungan dan induk merupakan hasil dari perjenjangan koperasi. Ada
dua cara atau sistem yang dapat digunakan dalam perjenjangan koperasi yaitu sistem federasi
dan sistem sentralisasi. Di Indonesia pada umumnya hampir semua jenis koperasi
mengadakan perjenjangan sampai dengan tingkat induk atau setingkat dengan induk dan
menggunakan sistem federasi dalam perjenjangannya. Pada sistem federasi masing-masing
koperasi primer atau lokal tetap mempunyai wewenang penuh, sedangkan pada sistem
sentralisasi pada dasarnya merupakan suatu perluasan ruang lingkup dari koperasi lokal atau
merupakan penarikan wewenang yang dimiliki oleh koperasi lokal ke atas, sebagai
konsekuensi dari perluasan dari organisasi tersebut. Kebaikan dari sistem federasi adalah
(1) bahwa kekuasaan, pengawasan, kepentingan serta tanggungjawab tetap di tangan koperasi
primer atau koperasi lokal kalau itu di Amerika Serikat, (2) karena federasi itu dibangun dari
bawah, pernan dari koperasi primer yang mandiri itu tetap diakui dan (3) hubungan antar
anggota, relatif lebih mudah diadakan dan dipertahankan baik melalui koperasi primer yang
telah mapan maupun melalui federasi koperasi yang bersangkutan.
Kebaikan dari sitem sentralisasi adalah (1) dapat diorgansir dala waktu yang relatif, (2)
sangat bermanfaat dalam kasus dimana pengawasan yang ketat sangat dibutuhkan, (3)
menjamin pengurangan/penurunan biaya, (4) metode pengorganisasian secara “bottom-up”
seperti yang terdapat pada sistem federasi, prosesnya berjalan sangat lambat dan bila para
anggota pemrakarsa saling bergantung satu sama lain, akan muncul organisasi-organisasi lain
yang akan beoperasi secara besar-besaran.

Anda mungkin juga menyukai