Anda di halaman 1dari 19

FRAKTUR TALUS

Oleh:

John Siow Hee Ginn 150100127


Filza Aldina Humaira 140100176
Shobana Sandrasakre 150100195
Asuvini Selvam 150100199
Devi Narayani Manoharan 150100208
Febrina Setiawan 120100229
M. Ariadi S. Dalimunthe 140100144

Pembimbing:

dr. OK Ilham A. Irsyam, Sp.OT(K)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul “Fraktur Talus”.

Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu
Orthopedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen


pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan
dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya. Semoga makalah laporan kasus ini bermanfaat, akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................ 1
1.3Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
2.1 Anatomi Talus ............................................................................................... 3
2.2 Definisi Fraktur Talus ................................................................................... 4
2.3 Klasifikasi Fraktur Talus .............................................................................. 5
2.4 Manifestasi Klinis .......................................................................................... 7
2.5 Diagnosa ........................................................................................................ 7
2.6 Komplikasi ................................................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan sehari-hari, trauma pada bagian kaki sering kali kita temui.
Salah satu trauma pada bagian kaki yang cukup penting kita ketahui adalah
fraktur talus. Fraktur talus memang jarang terjadi, namun fraktur ini dapat ditemui
sebagai akibat dari cedera seperti benturan yang keras akibat kecelakaan mobil
atau jatuh dari ketinggian.

Talus adalah tulang yang sangat kritikal pada persendian ankle. Tulang talus
seperti tulang skapoid pada tangan, tidak dilekati oleh otot dan sebagian
permukaannya dilapisi tulang rawan sendi sehingga mendapat perdarahan yang
tidak cukup banyak. Talus yang menghubungkan tungkai dengan kaki menerima
pasokan darah dari arteri- arteri seperti arteri tibialis dan peroneus tibialis1,2.
Terdapat pembuluh intraoseosa terutama berjalan dari anterior ke posterior. Pada
fraktur talus, apabila mengenai leher talus, pembuluh ini dapat terpisah, dan jika
fraktur bergeser maka pleksus ekstraoseosa juga dapat rusak dan tubuh talus
berisiko menghadapi nekrosis iskemik atau nekrosis avaskuler2.

Oleh karena itu, fraktur talus ini harus di tangani secara tepat karena tingginya
tingkat osteonekrosis di daerah ini dan nekrosis avaskuler yang terjadi pada
hampir 50% dari seluruh kejadian patah tulang dengan dislokasi leher talus
mengakibatkan kegagalan bertaut1.

1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk menguraikan teori tentang
fraktur Talus, mulai dari definisi hingga tatalaksana dan pencegahan.

1
2

1.2 MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan penulis maupun
pembaca khususnya dari peserta P3D untuk mengintegarasikan teori yang ada
dengan aplikasi kasus yang ditemui di lapangan.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ANATOMI TALUS

Tulang talus yaitu tulang berbentuk tidak teratur. Tulang ini berartikulasi
dengan maleolus medial tibia dan dengan maleolus lateral fibula untuk
membentuk persendian pergelangan kaki. Bagian depan berhubungan dengan os
naviculare dan bagian bawah berhubungan dengan os calcaneus. Oleh karena itu,
bagian ini menopang sebagian berat tungkai yang tersebar setengah ke bawah ke
arah tumit dan setengah lagi ke depan ke tulang-tulang pembentuk lengkung
kaki3.

Gambar 1. Tulang pada kaki4

3
4

Gambar 2. Tulang pada kaki4

Gambar 3. Tulang talus5

2.2. DEFINISI FRAKTUR TALUS

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur talus
5

yaitu adanya rudapaksa yang menyebabkan os talus mengalami diskontuinitas

jaringan tulang.1

Pada epidemiologi, tidak ada usia asosiasi yang berkaitan dengan gender.

Tingkat insidensi fraktur talus mewakili 3% dari semua patah tulang kaki dan

50% berada di leher talus, dan fraktur pada bagian badan talus maupun bagian

yang lain jarang hanya sekitar 7-8% dari semua fraktur talus. 3,5

Gambar 4. Fraktur talus3

2.3. KLASIFIKASI FRAKTUR TALUS

Terdapat 4 tipe dari fraktur talus berdasarkan mekanisme kejadiannya,

yaitu :

• Fraktur pada leher talus

Kadang sering dijumpai dislokasi subtalar. Paling sering yang


menyebabkan fraktur pada leher talus yaitu tarikan kaki yang kuat ketika
menerapakan rem secara tiba-tiba saat kecelakaan kendaraan bermotor
atau jatuh dari ketinggian. 8
6

Klasifikasi fraktur leher talus berdasarkan Hawkins:

• Tipe 1 : undisplaced vertical fracture of the neck

• Tipe 2 : frsktur yang bergeser dengan dislokasi parsial atau total


badan talus dari talocalcaneal (subtalar joint)

• Tipe 3 : fraktur bergeser dengan dislokasi badan talus dari


talocalcaneal (subtalar joint) and ankle joint

• Tipe 4 : fraktur bergeser dengan dislokasi kepala talus dari


talocalcaneal dan talonavicular joint

Gambar 5. Klasifikasi menurut Hawkins9

• Fraktur procesus lateral (snowboarder’s fracture atau snowboarder’s


ankle)

Disebabkan karena kecelakaan snowboarding dimana kaki mengalami


dorsofleksi dan inverted. Fraktur tersebut seringkali dibingungkan dengan
ankle sprain. 8
7

• Fraktur procesus posterior (shepherd’s fracture)

Disebabkan karena kaki tiba-tiba mengalami ektensi sehingga kaki depan


terdepresi lebih rendah dari tumit (plantar fleksi) seperti seseorang
pengemudi yang mengalami kecelakaan dengan kaki yang menginjak
pedal atau pada gerakan yang berulang-ulang (atlet dan penari) sehingga
korpus talus mengalami dislokasi ke arah posterior.

• Talar dome fractures

Paling sering disebabkan karena adanya avulsi kecil kartilagenous atau

serpihan badan talar di tempat artikulatio tibial dan paling sering

berhubungan dengan cedera ankle (ankle inversion injuries)8

2.4. MANIFESTASI KLINIS

Manisfestasi klinis yang dapat dijumpai, seperti :

• Nyeri yang akut

• Ketidakmampuan menopang berat tubuh

• Kaki mengalami deformitas yang jelas

• Kulit dapat mengalami nekrosis dengan cepat

• Bengkak dan tenderness 3

2.5. DIAGNOSIS FRAKTUR TALUS

• Anamnesa

Melakukan anamnesa untuk mengetahui mekanisme traumanya sehingga

mempermudah untuk menentukkan diagnosis 8


8

• Pemeriksaan fisik

Seorang pasien dengan fraktur tarsal paling sering dilihat pada bagian

kulit cepat sekali mengalami nekrosis sehingga arteri dorsalis pedis harus

di palpasi untuk memeriksa adakan tanda vaskularisasinya dan dapat

dilihat juga adanya bengkak, deformitas dan nyeri yang hebat. 8

• Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan standar yang biasa dilakukan yaitu pemeriksaan sinar-x,

namun jika pemeriksaan melalui sinar-x tidak memperlihatkan dengan

jelas frakturnya, dapat dilakukan Computer Tomography. 8

Pada pemeriksaan sinar-x, foto anteroposterior, lateral dan obliq

diperlukan. Pertama talus dikenali (tidak selalu mudah) kemudian

diperiksa untuk melihat apakah ini fraktur atau dislokasi atau keduanya

dan dibandingkan dengan kaki yang normal. 2

Fraktur biasanya melintasi leher talus dan fragmen dapat banyak

bergeser. Jika demikian, pasti ada subluksasi yang tak terelakkan pada

sendi talocalcaneus. Kadang-kadang fragmen posterior benar-benar

berdislokasi dari mortise pergelangan kaki.

Fraktur pada caput atau badan talus atau pada prosesus jarang terjadi,

akan tetapi harus berhati-hati dimana kadang terdapat serpihan yang

tampaknya tidak penting di bawah maleolus lateral tetapi pada posisi obliq
9

20 derajat ternyata merupakan fragmen yang penting yaitu prosesus lateral

talus yang mengalami fraktur. 2

Gambar 6. Contoh fraktur talus dengan pemeriksaan sinar-x10


10

Gambar 7. Fraktur talus melalui pemeriksaan CT – scan10

2.6. PENANGANAN

- Fraktur talus yang tak bergeser


• Bila pergeseran hanya ringan, reduksi tidak perlu dilakukan

• Below knee cast dengan posisi plantigrade selama 8 minggu 2

- Fraktur pergeseran dan fraktur-dislokasi


• Bila fraktur tertutup, dilakukan reposisi tertutup dan pemakaian
blow knee cast plantar flexion 2-3 minggu lalu diganti dengan
blow knee cast platigrade ± 6 minggu
• Bila fraktur terbuka → lakukan debridement
• Operatif
- bila reposisi tertutup tidak berhasil
- pada open fracture
11

- dilakukan dengan pemasangan k. wire atau lag screw dan harus


seanatomis mungkin/benar-benar tepat
• Bila gips sudah dilepas, pasien dianjurkan untuk melatih tungkai
dan kaki tetapi dia harus menghindari penahanan beban tubuh
hingga pada pemeriksaan sinar-x memperlihatkan bahwa talus
tidak mengalami nekrosis avaskular. 2

Gambar 8. Closed reduction technique and traction11

Gambar 9. Open reduction11


12

Lateral side Medial


side

Gambar 10. Fiksasi dengan k-wire dan skrew11

2.7. KOMPLIKASI

Dini :

- Kerusakan kulit

• Sering ditemukan karena kulit robek atau karena terentang kuat


sehingga mengalami nekrosis.

• Kulit yang terenggang harus segera ditangani dengan mereduksi


fraktur atau dislokasinya.

• Cedera terbuka dan nekrosis harus diterapi dengan debridement


secara cermat untuk mengurangi resiko infeksi 2

- Pelepasan talus

• Pada cedera terbuka, kadang talus terlepas dan terletak di dalam


luka, setelah debridement dan pembersihan yang memadai, talus
13

harus di tempatkan kembali pada mortise dan distabilkan, jika


perlu kawat Kirschner yang diikatkan menyilang 2

Lanjut :

- Malunion

• Reduksi yang tepat perlu ditekankan

• Malunion dapat mengakibatkan distorsi pada permukaan sendi,


keterbatasan gerak dan nyeri bila menahan beban 2

- Nekrosis avaskuler

• Nekrosis avaskular pada badan talus atau seluruh region talus


terjadi pada lebih 50% pergeseran fraktur leher talus.
• Tanda sinar-x memperlihatkan adanya peningkatan kepadatan yang
jelas pada segmen avaskuler.
• Meskipun terjadi nekrosis, fraktur dapat sembuh, sehingga terapi
tidak boleh dihentikan pada peristiwa ini.
• Tetapi jika talus menjadi rata atau terpotong-potong atau jika nyeri
dan ketidakmampuan fungsi tampak jelas, pergelangan kaki
mungkin perlu di artrodesis. 2

T
a
b
e
l
1

T
T
abel 1. Klasifikasi Hawkins dan risiko AVN10
14

G
a
m
b
a
r

1
Gambar 11. Avaskuler nekrosis (AVN) pada talus12

- Osteoarthritis sekunder
• Dapat terjadi beberapa tahun setelah cedera

• Terdapat beberapa penyebab seperti kerusakan artikuler akibat


cedera awal, malunion dan distorsi pada permukaan sendi dan
nekrosis avaskular pada talus. 2
15

BAB III
KESIMPULAN

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan


tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Fraktur talus yaitu adanya rudapaksa yang menyebabkan os talus
mengalami diskontuinitas jaringan tulang. Fraktur talus terdiri dari 4 tipe
yaitu fraktur pada leher, badan, prosesus lateral dan posterior yang
tergantung dari mekanisme traumanya. Manisfestasi klinis fraktur talus
yaitu nyeri yang akut, deformitas, bengkak, tenderness¸ dan kulit dapat
mengalami nekrosis. Untuk mendiagnosa fraktur ini, dapat melalui
anamnesa untuk mengetahui mekanisme traumanya dan pemeriksaan fisik
serta dari pemeriksaan penunjang yaitu sinar-x maupun ct-scan. Pada
pemeriksaan sinar-x, pemeriksaan dengan posisi anteroposterior, lateral
dan obliq sangat diperlukan dan bandingkan dengan foto yang normal.
Penangannya dibagi menjadi fraktur yang tidak bergeser yaitu
pemasangan below knee cast dengan posisi plantigrade selama 8 minggu
dan fraktur yang bergeser atau dan dengan dislokasi yaitu bila fraktur
tertutup, dilakukan reposisi tertutup dan pemakaian blow knee cast plantar
flexion 2-3 minggu lalu diganti dengan blow knee cast platigrade ± 6
minggu, bila terbuka dilakukan debridement dan bila reduksi gagal
dilakukan operasi. Komplikasinya dapat terjadi secara dini yaitu kerusakan
kulit dan pelepasan talus, dan komplikasi lambatnya yaitu malunion,
nekrosis avaskular dan osteoarthritis sekunder.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

1. Wim de jong, R.Sjamsuhidadajat. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta,


EGC, 2005, 890

2. Apley A.G. et al: Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 7th


edition. Butterworth Heinemann, 1993, 699-712
3. “Talus Fractures - OrthoInfo - AAOS.” OrthoInfo,orthoinfo.aaos.org/to
pic.cfm?topic=A00170.
4. Richard. L Drake, Wayne Vogl. Grey’s Anatomy for Student. Elsevier.Inc,
2007.
5. http://www.joint-pain-expert.net/talus-fracture.html
6. Fractures in Adults Charles A. Rockwood Jr. & David P. Green, 2nd ed,
1984
7. American Journal of Roentgenology (AJR), www.ajronline.org /content/1
81/6/1559/F14.expansion.html.
8. MDGuidelines, www.mdguidelines.com/fracture-talus.
9. “Fraktur Talus.” Pdfslide.net, pdfslide.net/documents/fraktur-talus-
55f307a246db2.html.
10. “Talus Fracture Imaging: Practice Essentials, Radiography, Computed
Tomography.” Talus Fracture Imaging: Practice Essentials, Radiography,
Computed Tomography, 9 Nov. 2019, emedicine.Medscape.
com/article/396568-overview#showall.
11. Twittercreator. “Paulo Barbosa.” AO Foundation Surgery Reference,
surgeryreference.aofoundation.org/orthopedic-trauma/adult-
trauma/malleoli.
12. “Talus Fracture Diagnosed & Treated by Foot Doctors in Baltimore -
Mercy.” Mercy Medical Center, mdmercy.com/centers-of-
excellence/orthopedics-bone-and-joint/institute-for-foot-and-ankle-
reconstruction/conditions-we-treat/ankle/talus-fracture?sc_lang=en.

16

Anda mungkin juga menyukai