Anda di halaman 1dari 17

Cara baca xray fraktur

SUPERVISOR:
dr. , Sp OT

PENYUSUN:
Muhammad Ariadi syahputra dalimunthe 140100144

KEPANITERAN KLINIK RSUP. HAJI ADAM MALIK


DEPARTEMEN ILMU BEDAH ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Cara membaca Rongen/ X-RAY

Penilaian radiologi musculoskeletal

1. Adequency: 
Pada radiografi muskuloskeletal yang adekuat, dapat di bedakan korteks, dan
medula tulang, terlihat trabekula, dan jaringan lunak.

2. Aligenment:
Di nilai kesegarisan antara tulang satu dengan yang lain pada persendian

3. Bones:
dinilai bentuk, ukuran, batass, kontur dan densitas tulang

4. Cartilagee:
Dinilai tulang rawan dan persendian

5. Soft Tissues:
Di periksa adanya benda asing, pembengkakan, klasifikasi, penulangan

Teknik pemotretan

1. Bila secara klinis di duga adanya fraktur harus di buar 2 foto, yaitu Anterior
pasterior dan lateral (AP/LAT)
2. Bila tidak mungkin misalnya keadaan umum pasien tidak mengizinkan maka
di buat 2 proyeksi tegak lurus satu sama lain.
3. Persendian proksimal dan distal harus tampak pada foto.
Interpretasi foto X-Ray

1. Periksa adanya benda asing


2. Posisi fraktur
Sebatang tulang panjang terbagi menjadi 3 bagian, (bayangkan tulang
panjang di bagi 3 bagian) yaitu :
a. 1/3 Proximal (1/3 bagian atas)
b. 1/3 Medial (1/3 bagian tengah)
c. 1/3 Distal (1/3 bagian bawah)
Pada kasus fraktur, hal yang perlu di deskripsikan adalah: EFER
a. Enveronment(berdasarkan adanya luka/kontak dengan lingkungan):
1) Fraktur Terbuka:
Bila terdapat luka dimana fragmen tulang mendesak ke otot dan
kulit sehingga adanya hubungan dengan dunia luar
2) Fraktur Tertutup:
Dimana fraktur tidak disertai dengan adanya robekan jaringan
kulit sehingga ujung – ujung fragmen yang patah tidak langsung
berhubungan dengan dunia luar.

b. Fracture line(bentuk garis fatahannya):


1) Fraktur Transversal, fraktur yang memotong lurus pada tulang.
2) Greenstik, fraktur dimana satu sisi tulang retak dan sisi lainnya
bengkok.
3) Fraktur Spiral, fraktur yang berputar mengelilingi tungkai tulang.
4) Fraktur Obliq / miring, fraktur yang arahnya membentuk sudut
melintasi tulang.
5) Fraktur Segmental, fraktur dimana tulang terpecah menjadi
beberapa bagian.
6) Fraktur Depresi, fraktur yang terjadi pada sebagian atau beberapa
bagian tulangyang tidak dapat digerakan (banyak dijumpai pada
tulang tengkorak dan tulang muka).
7) Fraktur Kompresi, fraktur dimana permukaan tulang terdorong
kearah
8) permukaan tulang lain.
9) Fraktur Avulsi, fragmen tulang tertarik oleh ligamen.
10) Fraktur Dislokasi, fraktur dengan komplikasi keluarnya atau
terlepasnya tulang dari sendi.

c. Extend(luas frakture)
1) Fraktur In-komplit, meliputi hanya sebagian retakan pada sebelah
sisi tilang,sebagian lagi biasanya hanya retak.
2) Fraktur Komplit, garis fraktur menyilang atau memotong seluruh
tulang danfragmen – fragmen tulangnya biasanya tergeser.

d. Relationship(hubungan) bergeser atau tidak: kalau bergeser displaced,


kalau tidak bergeser non displaced
PEMBACAAN
FOTO RONTGEN/ X-RAY

1. Foto Schedel AP/Lateral

a. Besar dan bentuk calvaria à normal atau tidak


b. Tabula eksterna, diploe dan tabula interna à ada fraktur ?, kalsifikasi ?
c. Vaskular marking (garis pembuluh darah) à ada/tidak, banyak/sedikit,
melebar/terputus
d. Convutional marking  (bayangan girus dan sulkus) à ada/tidak
e. Sutura coronalis, sutura sagitalis, sutura lambdoidea à terlihat/tidak
f. Sella tursica, Proc. clinoideus anterior et posterior
g. Garis fraktur à ada/tidak
h. SOL (space occupaying lesion)

2. Foto Cervical AP/Lateral


a. Soft tissue à ada pembengkakan/normal
b. Besar dan bentuk corpus Vt. Cervicalis à normal/tidak
c. Pedicle dan Discus intervertebralis à tdp osteofit ?, discus normal/menyempit
?
d. Curva à normal kurva Vt. Cervicalis, lordotik.
e. Alignment à kedudukan corpus vertebra satu dengan yg lain, bergeser/tidak ?
f. Foramen intervertebralis à menyempit/ normal ?
3. Foto Lumbosacral AP/Lateral
a. Soft tissue à ada pembengkakan/normal ??
b. Besar dan bentuk corpus Vt. Lumbalis à normal/tidak
c. Pedicle dan Discus intervertebralis à terdapat osteofit/tidak, osteofit à
spondilosis, discus normal/menyempit.
d. Curva à normal kurva Vt. Lumbalis,  lordotik, kalau kurva menjadi lurus à
ada spasme otot
e. Alignment à bergeser berarti spondilolistesis
f. Foramen intervertebralis à normal/menyempit
g. Titik berat badan à normal di promontorium os sacrum, di depan
promontorium à unstable pelvic.
 Cara mengukur titik berat badan à tarik dua garis diagonal yang saling
bersilangan dari sudut corpus Vt. Lumbalis III.
 Dari titik persilangan dua garis diagonal tersebut, ditarik garis vertikal ke
arah promomtorium os sacrum.
 Normal, garis vertical (titik berat badan) akan jatuh/melalui
promontorium os sacrum.

4. Foto Pelvis AP
a. Soft tissue à ada pembengkakan/normal ?
b. Besar dan bentuk tulang pelvis
c. Struktur tulang à regular/irregular
d. Celah sendi à normal, menyempit, melebar ?
e. Garis fraktur dan osteofit
f. Caput femur, collum femur, acetabulum à fraktur, osteofit, permukaan
rata/tidak
g. Symphysis pubis à normal < 1 cm, > 1 cm berarti symphysiolysis
5. Foto Genu AP/Lateral
a. Soft tissue à pembengkakan/normal ?
b. Besar dan bentuk tulang à femur distal, tibia dan fibula proksimal
c. Celah sendi à normal, menyempit?
d. Garis fraktur, osteofit
e. Eminentia intercondylaris medial dan lateral à terdapat perkapuran ?
f. Patella à fraktur, dislokasi, terdapat perkapuran ?

6. Foto Shoulder AP, Foto Humerus AP/Lateral, Foto Antebrachii


AP/Lateral, Foto Manus AP/Lateral,  Foto Femur AP/Lateral, Foto Cruris
AP/Lateral, Foto Pedis AP/Lateral, Foto Ankle Joint AP/Lateral
a. Soft tissue à tdp pembengkakan/normal
b. Besar dan bentuk tulang
c. Celah sendi à menyempit, melebar/normal
d. Garis fraktur, dislokasi dan osteofit

1. SYARAT dan ATURAN FOTO TULANG


1. Melewati 2 sendi (two joints)
Foto harus mencakup sendi yang berada di atas dan di bawah daerah fraktur
2. Harus diambil 2 posisi (two limbs)
Foto harus mencakup 2 view yaitu AP view dan lateral view
3. Sisi kontralateral harus difoto (two limbs)
Pada anak-anak, gambaran dari lempeng epifisis menyerupai garis garis fraktur. Oleh
karena itu diperlukan foto dari ekstremitas yang tidak mengalami trauma/normal
4. Tulang terdekat juga difoto (two injuries)
Kadangkala trauma tidak hanya menyebabkan fraktur pada satu daerah. Contohnya,
seseorang mengalami fraktur pada femur, sehingga diperlukan foto femur dan pelvis.
5. Foto terkadang perlu diulang (two ocasions)
Ada beberapa jenis fraktur yang sulit dinilai segera setelah trauma, sehingga diperlukan
pemeriksaan X ray satu atau dua minggu setelahnya untuk melihat fraktur yang terjadi.
Contohnya, fraktur yang terjadi pada ujung distal dari os clavicula, schapoid, femoral
neck, dan maleolus lateral.

2. Tipe fraktur

1. Incomplete  tejadi pada kedua corpus

A. Greenstick fracture
B. Torus fracture

C. Stress fracture
D. Compressionfracture

2. Complete
A. Transverse fracture
B. Oblique fracture
C. Spiral fracture
D. Impacted fracture
E. Comminuted fracture
F. Segemental fracture
Bila ada fraktur tulang ekstremitas, maka perhatikan:

1. Aligment

2. Displacement
A. Anterior
B. Posterior
C. Medial

D. Lateral

3. Rotasi Perputaran salah satu segmen tulang , ke medial/lateral


4. Angulasi, sudut yang dibentu oleh fracture
3.medial angulasion (valgus)
4. lateral angulasion(valrus)
5. Terhadap masing masing segmen
A. Cum contractionum, membentuk struktur ekstremitas menjadi lebih pendek dari
ekstremitas yang normal
B. Distraction, terdapat jarak antara kedua corpus yang fraktur sehingga membuat
ekstremitas yang fraktur lebih panjang dari yang tidak sakit

Pada fraktur terkadang ditemukan fraktur yangtidak biasa/uncommon, misalnya

1. Stress
A. Fatique  akititas yang berlebihan beban berlebihan

B. Insufisiensi tulang yang bermasalah, komposisi tulang yang tidak baik


osteopororsis

2. Pathologic fraktur pada tulang akibat adanya penyakit primer tumor, osteomyelitis

Selain fraktur juga dapat ditemukan separasi, dislokasi, dan subluksasi


1. Separasi
Putusnya jaringan lunak, seperti ligament ex : tersering dibahu (lig acromio calvicularis, lig
acromiochoracoidalis, dan lig choracoaromialis)
2. Dislokasi
Lepasnya kaput dari mangkuk secara keseluruhan
3. Subluksasi
Lepasnya kaput dari mangkuk sendi sebagian
Beberapa jenis fraktur yang sering ditemukan :

ankle fractur

salterharrisfracture
scaphoid fracture

fracture of femur

pemeriksaan yang hati hati dari pemeriksaan foto polos tidak banyak memberikan informasi, CT daoat
memberikan keuntungan lebih detail yang komplit dari segmen fraktur, dan dislokasi juga hubungan satu
dan yang lainnya.

Fat pad sign and joint effusion

Normalnya terjadi pada bagian lateral dari siku saat fleksi 90 ? a fat pad terliat pada anterior dari
sendi. Normal terjadi pada capsula sendi. Pada sisi posterior tidak ada lapisan lemak yang terlihat karena
lemak posterior berlokasi didalam fossa intercondylar

Bila terdapat tanda lapisan lemak yang tidak terjadi pada anak kecil, dan signifikan terdapat pada
intrarticular injury. Bila terlihat lapisan lemak namun tanpa adanya pendahuluan fraktur harus dicurigai
adanya fracture yang samar.

Xray  tidak terlihat fraktur

 terlihatnya positif lapisan lemak

fraktur samar saat  anak : fraktur supercondylar

 dewasa : fraktur kepala radius.


Fraktur colles

Fraktur smith
Fraktur radius bagian distal dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke volar.

“Garden spade deformity”

Bennet fracture dan boxer’s fracture

Anda mungkin juga menyukai