Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

PENDALAMAN MATERI GOUT DAN HIPERURISEMIA

Disusum Oleh:

Faradita Yulia R.P 172210101027


Alifa Prihatiningsih 172210101077
Adelia Margareta 172210101124
Noviani Tri 172210101126
Estu Wilujeng 182210101001
Yanabilla Wahyu Ilahi 182210101002
Agnes Jovanka Sodi Maharani 182210101003

MATA KULIAH FARAMAKOTERAPI PENYAKIT TIDAK MENULAR


MARET 2020
1. a. Etiologi yang mendasari gejala

Ada kemungkinan untuk mengalami nyeri sendi pada berbagai bagian tubuh untuk
alasan yang berbeda. Sebagai contoh pembengkakan pada lutut dapat terjadi karena asam urat
(gout) sedangkan pada bahu dapat terjadi karena terkilir. Umumnya penyebab nyeri sendi
dapat dibagi berdasarkan kategori :

 Inflamasi : Hal ini dapat terjadi ketika sel darah putih pada tubuh menyerang ancaman asing
tersebut sperti virus dan bakteri. Ada beberapa waktu ketika sel-sel ini teraktivasi meskipun
tidak ada ancaman. Sebaliknya, sel tersebut menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan
tubuh lain. Inflamasi adalah proses yang terjadi ketika menerita artritis, lupus, dan
fibrimiagia atau psoriasis
 Dislokasi (terkilir) : Tulang dan sendi berada pada tempat yang seharusnya. Hal ini dapat
disebabkan oleh deformitas genetik, cedera, atau trauma.
 Penuaan : Seiring dengan bertaambahnya usia,tulang dan sendi menjadi aus, sehingga ada
kemungkinan kadang kala terasa nyeri pada daerah ini.
 Efusi : Efusi sendi terjadi ketika terjadi cairan demgan jumlah yang tidak biasanya, yang
terakumulasi pada sendi dan jaringan di sektarnya.
 Asam urat : Berupa produk dari purin, yang dapat ditemui pada berbagai jenis makanan
ternasuk daging. Terkadang, ketika makanan tinggi akan purin, tubuh akan menghasilkan
asam urat yang membentuk kristal. Kristal ini dapat tersangkut diantara sendi sehingga
menimbulkan nyeri.

b. Patofisiologi yang mendasar


Patofisiologi dari penyakit diatas yaitu tingginya kadar asam urat akibat adanya kelainan
dalam sistem enzim yang mengatur metabolisme purin seperti peningkatan aktivitas
fosforibosil pirofosfat (PRPP) sintetase atau defisiensi hipoksantin-guanin fosforibosil
transferase. Endapan kristal urat dalam cairan sinovial menghasilkan peradangan,
vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, aktivasi komplemen, dan aktivitas
kemotaksis untuk leukosit polimorfonuklear. Fagositosis kristal urat oleh leukosit
polimorfonuklear. Fagositosis kristal urat oleh leukosit menghasilkan lisis sel yang cepat dan
melepaskan enzim proteolitik ke dalam sitoplasma. Reaksi inflamasi yang terjadi
selanjutnya menyebabkan nyeri sendi yang hebat, eritemia, rasa panas, dan pembengkakan
sebagaimana seperti gejala yang ditunjukkan oleh pasien

2. Jelaskan kaitan antara data laboratorium dengan patogenesis penyakit :


 Kadar asam urat 13,6 mg/dL. Kadar asam urat pasien sangat tinggi, kadar normal asam
urat untuk perempuan adalah 2,4-6,0 mg/dL. Pasien mengalamani kenaikan kadar asam
urat sehingga pasien mengalami keluhan adanya kekauan dan nyeri pada lutut, siku,
pergelangan tangan dan kaki, yang disertai eritema dan bengkak pada daerah tersebut.
 Leukosit 25000/µl. Sedangkan Leukosit normal untuk perempuan adalah 4500-11000/µl.
Pasien mengalami kenaikan pada Leukosit. Kadar leukosit jika terjadi inflamasi maka
terjadi pengaktifan vascular endhotelial yang menyebabkan vasodilatasi dengan
peningkatan aliran darah, peningkatan permeabilitas terhadap protein plasma dan
pengumpulan lekosit ke dalam jaringan.
 Data Urin Eritrosit (+). Menunjukkan bahwa Eritrosit pada pasien tidak normal.
Normalnya pada eritrosit pada urin adalah 0-2 eritrosit/LB.

3. a. Tujuan Terapi
Tujuan terapi : tujuan dalam pengobatan asam urat adalah untuk menghentikan
gejala akut, mencegah gejala gouty arthritis secara berulang, dan mencegah komplikasi
terkait dengan deposisi kronis kristal urat dalam jaringan.
 Na diklofenak (retard) 100 mg 1 x 1, merupakan golongan NSAID yang memiliki
khasiat yang sangat baik dan toksisitas minimal dengan penggunaan jangka pendek
serta menghilangkan gejala dan tanda-tanda akut gout arthritis.
 Kolkisin 0,5 mg 2 x 1, diberikan dalam dosis oral rendah (0,5 hingga 0,6 mg dua kali
sehari) yang efektif dalam mencegah radang sendi berulang pada pasien dan membuat
konsentrasi urat serum normal atau sedikit meningkat sehingga meminimalkan resiko
serangan akut yang mungkin terjadi selama inisiasi terapi penurunan asam urat.
 Allopurinol 200 mg 1 x 1, merupakan obat antihyperuricemacic pilihan pada pasien
dengan riwayat batu kemih atau gangguan fungsi ginjal, pada pasien yang memiliki
gangguan limfoproliferatif atau mieloproliferatif dan perlu pretreatment dengan
inhibitor xanthine oksidase sebelum inisiasi sitotoksik terapi untuk melindungi
terhadap nefropati asam urat akut dan pada pasien dengan asam urat yang merupakan
overproduser asam urat. Ini biasanya dimulai dengan dosis 100 mg/hari dan
meningkat 100 mg/hari pada interval 1 minggu untuk mencapai asam urat serum
tingkat 6 mg/ dL.

b. Mekanisme kerja obat


 Na Diklofenak
Na diklofenak merupakan obat yang termasuk dalam golongan NSAID
(nonsteroidal anti-inflammatory drug). Mekanisme kerja obatnya berupa menghambat
kerja enzim siklooksigenase (COX) non-selective. Sehingga na diklofenak bekerja
pada ezim COX-1 dan COX-2 yang berdampak mempunyai efek samping yang lebih.
Apabila enzim COX dihambat maka penginduksi nyeri seperti prostaglandin,
tromboksan, leukotrin akan terhambat pula pengeluarannya. Jika penginduksi nyeri
terhambat maka rasa sakit/nyeri dan peradangan akan mereda. Karena na diklofenak
menghambat non-selective pada enzim COX maka menyebabkan efek samping pada
ginjal, platetelet, dan gastrointestinal pada COX-1 dan sel endotel, makrofag, jantung
pada COX-2.

 Kolsikin
Kolsikin merupakan obat golongan urikosurik untuk mecegah gout (asam urat)
akut. Mekanisme kerja obat kolsikin adalah dengan menghinbisi aktivasi Kristal
monosodium urate dari nucleotide-binding domain and leucine-rich repeat containing
proteins (NLRP3), menghalangi interleukin betas-1 (IL-1beta) dan menekan ekspresi
gen yang terlibat pada proses regulasi sel. Kolkisin menghalangi polimerasi
mikrotubulus dengan cara mengikatkan diri pada tubulin membentuk kompleks
colchicine-tubulin sehingga proses mitosis sel terhambat. Efeknya akan mengurangi
jumlah sel darah putih yang bergerak ke area peradangan sehingga dapat meredakan
radang sendi dan mengurangi pembengkakan serta rasa nyeri.

 Allopurinol
Allopurinol adalah analog struktur dari basis purin alami, hipoksantin. Setelah
dikonsumsi, allopurinol dimetabolisme di hati menjadi metabolit aktifnya oxypurinol
(alloxanthine), yang bertindak sebagai penghambat enzim xanthine oksidase.
Allopurinol dan metabolit aktivnya menghambat enzim xanthine oxidase, yaitu enzim
yang merubah hypoxanthine menjadi xanthine dan xanthine menjadi asam urat.
Penghambatan enzim ini dikarenakan oleh efek penggunakan allopurinol. Allopurinil
meningkatkan reutilisasi hipoksantin dan xantin untuk sintesis nukleotida dan asam
nukleat dengan proses yang melibatkan enzim hipoksantin-guanin
fosforibodiltransferas (HGPRTase). Proses ini menghasilkan peningkatan konsentrasi
nukelotida, yang menyebabkan penghambatan umpan balik de novo purin. Hasil
akhirnya adalah penurunan kadar asam urat dan serum urin, yang mengurangi
timbulnya asam urat

Bersamaan dengan penurunan serum asam urat oleh allopurinol adalah dengan
peningkatan konsentrasi serum dan konsentrasi urin hypoxantin dan xantin (karena
penghambatan xanthin oksidase). Saat tidak mengkonsumsi allopurinol urin yang
dieksresikan mengandung hipoksantin, xantin, dan asam urat. Karena masing masing
zat memiliki kelarutan tersendiri, konsentrasi asam urat dalam plasma bekuramg
tanpa memaparkan jaringan ginjal pada muatan asam urat yang tinggi sehingga
mengurangi resiko kristaluria. Dalam menurunkan konsentrasi asa urat dalam plasma
di bawah bata kelarutannya, allopurinol mendorong disolusi gout tophi meskipun
kadar hipoksantin dan xantin ditemukan meningkat setelah konsumsi allopurinil,
risiko deposisi dalam jaringan ginjal lebih rendah daripada asam urat, karena
hipoksantin dan xantin menjadi lebih larut dan cepat dieksresikan.

4. Mengapa rasa nyeri sering terjadi pada malam hari?


Penyakit asam urat kerap kali kambuh pada malam hari. Hal ini disebabkan oleh
turunnya kadar hormon kortisol dalam tubuh pada malam hari. Secara alamiah hormon
kortisol dalam tubuh akan mencapai titik terendah pada pukul 12.00 malam hingga pukul
04.00 pagi. Hormon kortisol merupakan hormon yang berperan untuk melawan
peradangan yang mungkin timbul ketika sistem imun berusaha mengatasi munculnya
kristal asam urat. kram otot juga dapat disebabkan oleh tubuh yang kurang mendapatkan
asupan air saat tidur sehingga akan mengakibatkan tubuh mengalami dehidrasi dan
hilangnya elektrolit yang akan menyebabkan ketidakseimbangan mineral seperti
magnesium dan potasium. Selain itu Serangan nyeri kerap terjadi dimalam hari juga ada
kaitannya dengan kelelahan otot. Pada malam hari otot yang kelelahan karena postur
tubuh yang buruk, terlalu banyak duduk, atau biomekanik yang kurang selama olahraga
akan menyebabkan otot kejang atau tertarik.
Referensi :

 Brunton, L.L., B.A. Chabner, and B.C. Knollmann, Goodman & Gilman's: The
Pharmacological Basis of Therapeutics. 2011, McGraw-Hill: New York.
 Dipiro J. T. 2009. Pharmacoterapy Handbook 7th edition. Mc Graw Hill, New York.
 Dipiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and Dipiro C. V. 2015. Pharmacotherapy
Handbook, Ninth Edit. McGraw-Hill Education Companies, Inggris
 Lingga, L. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat.Jakarta : PT Agromedia Pustaka
 National health service choice UK (2018). Health ArthritisCleveland Clinic (2016). Disease &
conditions . Arthritis
 Sudiono H, Iskandar I, Edward H, Lukman HS, Santoso R. 2009. Penuntun Patologi Klinik
Hematologi. Jakarta : Sinar Surya Megah Perkasa.
 Suzuki I, Yamauchi T, Onuma M, Nozaki S: Allopurinol, an inhibitor of uric acid synthesis--
can it be used for the treatment of metabolic syndrome and related disorders? Drugs Today
(Barc). 2009 May;45(5):363-78. doi: 10.1358/dot.2009.45.5.1370460.

Anda mungkin juga menyukai