Anda di halaman 1dari 4

Ikatan Ionik

Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam
gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa
diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu: ikatan antar atom dan ikatan antara molekul. Namun dalam makalah
ini kami hanya akan membahas mengenai ikatan antar atom yaitu ikatan ionik.
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam
suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari kation dan juga
anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya
terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk
dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan
halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi
oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin
besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat.
Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai
akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya.
Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini,
kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang
disyaratkan dalam aturan Lewis.

Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:


a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
b. Memiliki titik leleh yang tinggi
c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit

Contoh pembentukan ikatan ionik:

Telah diketahui sebelumnya bahwa ikatan antara natrium dan klorin dalam narium klorida
terjadi karena adanya serah terima elektron. Natrium merupakan logam dengan reaktivitas
tinggi karena mudah melepas elektron dengan energi ionisasi rendah sedangkan klorin
merupakan nonlogam dengan afinitas atau daya penagkapan elektron yang tinggi. Apabila
terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom klorin akan menarik satu elektron natrium.
Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin menjadi ion negatif. Adanya ion positif dan
negatif memungkinkan terjadinya gaya tarik antara atom sehingga terbentuk natrium klorida.
Pembentukan natrium klorida dapat digambarkan menggunakan penulisan Lewis sebagai
berikut:

Pembentukan NaCl

Pembentukan NaCl dengan lambang Lewis

Ikatan ion hanya dapat tebentuk apabila unsur-unsur yang bereaksi mempunyai
perbedaan daya tarik electron (keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan
keelektronegatifan yang besar ini memungkinkan terjadinya serah-terima elektron.
Senyawa biner logam alkali dengan golongan halogen semuanya bersifat ionik. Senyawa
logam alkali tanah juga bersifat ionik, kecuali untuk beberapa senyawa yang terbentuk dari
berilium.

Susunan Senyawa Ion

Aturan oktet menjelaskan bahwa dalam pembentukan natrium klorida, natrium akan
melepas satu elektron sedangkan klorin akan menangkap satu elektron. Sehingga terlihat
bahwa satu atom klorin membutuhkan satu atom natrium. Dalam struktur senyawa ion
natrium klorida, ion positif natrium (Na +) tidak hanya berikatan dengan satu ion negatif
klorin (Cl-) tetapi satu ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl- demikian juga sebaliknya. Struktur
tiga dimensi natrium klorida dapat digunakan untuk menjelaskan susunan senyawa ion.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Ikatan ion terbentuk oleh pemindahan elektron. Satu atom memberikan satu atau lebih elektron
terluarnya ke atom-atom lain. Atom yang lehilangan elektron menjadi ion positif (kation) dan
ataom yang mendapat elektron menjadi ion negatif (anion).
Ikatan ion terjadi karena perpindahan elektron diantara atom untuk membentuk partikel
bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-menarik. Daya tarik menarik diantara ion-ion yang
berlawanan muatan ini merupakan suatu ikatan ion.
Pemindahan elektron dapat digambarkan dengan menggunakan titik-tiitik untuk menyatakan
elektron valensi.
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
b. Memiliki titik leleh yang tinggi
c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA

J. Ralp Fessenden dan Joan S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
E. James Brady. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Nisha Deopa A.S. Rao. 2017. Spectroscopic studies of Sm3þ ions activated lithium lead alumino
borate glasses for visible luminescent device applications. Optical Materials. 72 : 31-39

Anda mungkin juga menyukai