Anda di halaman 1dari 2

1.

Cerita pengalaman pribadi


Saya akan berbagi cerita. Tahun ini saya diberi kesempatan untuk mengikuti lomba tingkat
nasional (kayak OSN), yang sebelumnya nggak pernah nyangka bisa sampai sejauh itu.
Sebenarnya lombanya sudah terlalu lama.
Saya bisa ikut lomba itu karena tidak banyak yang bergabung di olimpiade ini. Mereka
mengira ini susah (walaupun memang susah). Bidang lomba yang saya ikuti adalah matematika.
Awalnya emang iseng-iseng untuk coba seleksi tingkat sekolah. Dari dulu memang pengen ikut
ini tapi banyak kendala jadi baru bisa sekarang.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah ikut seleksi sekolah. Dan sebelum seleksi sekolah
ada pembinaan agar lebih fair saat seleksi karena semua siswa dapat materi yang sama untuk
seleksi. Pembinaan dilakukan 3-4 minggu kira-kira jam 4 sore di sekolah. Dan pembinaan akan
semakin padat mendekati seleksi sekolah.
Setiap orang wajib menguasai modul yang telah diberikan, dan jika tidak bisa
melakukannya boleh mengundurkan diri. Dan saat itu tidak banyak yang mengundurkan diri. Dan
semakin ketat untuk seleksi sekolah.
Setelah ikut seleksi di sekolah, ternyata berbulan-bulan tidak ada kabar. Akhirnya ngira
kalau saya nggak lolos karena walaupun susah, peminat senior juga banyak. Sudah dekat sama
OSN Kabupaten, baru keluar pengumuman siapa yang bisa ikut OSN. Konsekuensinya kalau
dinyatakan lulus, harus buat komitmen untuk OSN dan harus bisa bagi waktu untuk belajar di
kelas, tanggung jawab kepanitiaan dan OSN itu sendiri. Walaupun banyak materi OSN tidak
diajarkan di kelas dan harus belajar sendiri. Dan juga harus menguasai materi semua tingkatan
kelas.
Setelah didapatkan siapa yang lulus dari seleksi sekolah, tahap kedua yang harus dilakukan
adalah seleksi tingkat kabupaten. Tidak semua yang lulus seleksi dapat ikut olimpiade tingkat
kabupaten. Karena yang dipilih sebagai perwakilan hanya 5 orang dan saya salah satunya. Yang
tidak dipilih tahun ini, akan diikutkan pada olimpiade berikutnya. Sebelum ke tingkat kabupaten
diwajibkan untuk belajar dari soal tahun lalu yang tipenya hampir sama. Dan seleksinya
dilaksanakan pertengahan bulan Agustus.
Setelah dilakukan seleksi kabupaten, untuk hasilnya harus menunggu tiga minggu. Dan
harus diseleksi lagi tingkat provinsi dan baru bisa ke nasional. Di tingkat provinsi menggunakan
system passing grade. Dan sebelum dilakukan seleksi provinsi lagi-lagi diadakan pembinaan 6
hari.
Setelah dilakukan pembinaan dan dilaksanakan seleksi tingkat provinsi, saya gugur karena
nilai saya tidak mencukupi. Akhirnya tahun ini hanya sampai provinsi saya dapat mengikuti
olimpiade ini.
Selang beberapa bulan, ada lagi olimpiade matematika yang diadakan di UGM. Tetapi
sebelum itu dilakukan seleksi seperti olimpiade seperti biasanya baru nanti ditentukan siapa yang
ikut olimpiade di UGM. Olimpiadenya sama yaitu olimpiade matematika lagi. Karena saya telah
sampai ke provinsi, akhirnya saya tidak mengikuti seleksi sekolah lagi dan langsung mengikuti
seleksi tingkat provinsi. Waktu itu saya memilih untuk ikut seleksi di daerah Riau. Karena di sana
sedikit peserta ujian dan lebih besar peluang untuk lolos ke tingkat nasional.
Saya ikut seleksi olimpiade di Riau, dan termasuk 33 besar di daerah itu dan nanti akan
diseleksi setelah pembinaan sekali lagi. Akhirnya saya termasuk salah satu yang dibawa olimpiade
ke UGM. Walaupun saya tidak menang di nasional setidaknya saya mempunyai pengalaman
olimpiade tingkat nasional.

2. Tentukan:

a. Kalimat tunggal :
Paragraph 1 line 1
“Saya akan berbagi cerita”
b. Kalimat majemuk campuran :
Paragraph 5 line 3
“Jika saya lulus, saya harus membagi waktu belajar, kepanitiaan dan OSN.”

3. Tentukan :
a. Kalimat utama :
Paragraf 1 line 1
“Lomba tingkat nasional”
b. Kalimat penjelas :
Paragraph 1 line 1
“Tahun ini saya diberi kesempatan untuk mengikuti lomba tingkat nasional”
c. Kalimat penegas :
Paragraph 1 line 2
“Lombanya sudah terlalu lama”

4. Tentukan :
a. Kata baku : Konsekuensi, nasional, olimpiade, Agustus
b. Kata non-baku : nggak, emang, nyangka

Anda mungkin juga menyukai