0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan8 halaman
Epistylis sp. adalah protozoa penyebab penyakit epistialiasis pada ikan. Protozoa ini melekat pada kulit, sisik, sirip, dan insang ikan dan menyebabkan gejala seperti borok, pendarahan, dan kesulitan bernafas. Diagnosa dilakukan dengan melihat morfologi organisme penempel di bawah mikroskop.
Epistylis sp. adalah protozoa penyebab penyakit epistialiasis pada ikan. Protozoa ini melekat pada kulit, sisik, sirip, dan insang ikan dan menyebabkan gejala seperti borok, pendarahan, dan kesulitan bernafas. Diagnosa dilakukan dengan melihat morfologi organisme penempel di bawah mikroskop.
Epistylis sp. adalah protozoa penyebab penyakit epistialiasis pada ikan. Protozoa ini melekat pada kulit, sisik, sirip, dan insang ikan dan menyebabkan gejala seperti borok, pendarahan, dan kesulitan bernafas. Diagnosa dilakukan dengan melihat morfologi organisme penempel di bawah mikroskop.
Ferina Anggraini (1802101010111) Razak Rais Zico (1802101010209) Epistylis sp. merupakan protozoa penyebab penyakit epistialiasis atau red sore disease. Protozoa ini bertangkai dan memiliki bulu getar, hidup bebas dan melekat pada tanaman air, sering dijumpai pada ikan-ikan liar bersisik, ikan mas, gurami, lele, dan ikan budidaya. Selain menyerang telur ikan, Epistylis sp. juga menyerang pada bagian kulit, sisik, sirip, dan insang dengan gejala klinis serangan antara lain ikan yang sakit menunjukkan adanya borok yang tumbuh di kulit, sisik, atau sirip, terjadi pendarahan, serta memperlihatkan gejala flashing. Bentuk infeksi dan morfologi Epistylis sp. Gejala Klinis • Berenang ke permukaan air dan tubuhnya berwarna buram/kotor • Insang yang terinfeksi berwarna kemerahan atau kecoklatan • Lemah, kesulitan bernafas dan nafsu makan menurun, akhirnya mati • Proses ganti kulit (moulting) terhambat, dan timbul peradangan pada kulit Gejala Klinis
• Desinfeksi wadah/petak pemeliharaan dan sumber air yang
bebas mikroorganisme penempel) • Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru • Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan Gejala Klinis
• Merangsang proses ganti kulit melalui memanipulasi
parameter kualitas air yang yang merupakan faktor determinan • Udang yang terserang “fouling disease” dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa jenis desinfektan, antara lain: a) Perendaman dalam larutan formalin pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih Diagnosa • Pengamatan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis yang timbul • Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi organisme penempel melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang Thank You! CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by CREDITS: Flaticon, This and infographics presentation & template imageswas by Freepik. created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Daya Hambat Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya (Aloe Barbadensis Miller) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus ATCC 25923 Dan Escherichia Coli ATCC 25922