Kap Makalah
Kap Makalah
KONSELING
MAKALAH
Oleh
Agri Aprilia F.H
1301419064
i
Kata Pengantar
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang pengetahuan konsep
siyasah (berpolitik) dalam islam. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
membantu wawasan kita menjadi lebih luas lagi.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:
1) Mengetahui konsep keterbukan diri.
2) Mengetahui apakah keterbukaan diri itu penting.
3) Mengetahui tahap membuka diri dalam proses konseling.
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah:
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
berbagai informasi detail dan mendalam mengenai satu atau dua aspek dari
orang lain itu (kedalaman). Ketika hubungan di antara dua individu
berkembang, maka masing-masing individu akan mendapatkan lebih banyak
informasi yang akan semakin menambah keleluasan dan kedalaman
pengetahuan mereka satu sama lainnya.
Dikutip dari buku psikologi komunikasi karangan Morison, M.A (2010:
183) pemikiran awal mengenai teori penetrasi sosial di Amerika pada tahun
1960-an dan 1970-an, era ketika mulai berani bicara secara terbuka, dan
keterbukaan dihargai serta dinilai penting dalam membina suatu hubungan
antar individu atau antar pribadi. Namun demikian, para ahli komunikasi
mengakui bahwa faktor budaya juga berperan penting dalam mendorong
keterbukaan atau sebaliknya. Karenanya, teori ini dibangun dengan asumsi
bahwa budaya masyarakat telah mendukung pandangan untuk berbicara
secara tebuka. Teori ini juga menyatakan bahwa keterbukaan diri (self-
disclosure) merupakan perkembangan hubungan. Secara umum, keterbukaan
diri dapat didefinisikan sebagai, “the purposeful process of revealing
information about yourself to others” (proses pengungkapan informasi
mengenai diri Anda kepada orang lain secara sengaja).
Dikutip dari buku psiklogi komunikasi karangan Morison, M.A (2010:
186) pada situasi tertentu, keterbukaan diri kita bersifat spontan. Keterbukaan
diri secara spontan cukup sering terjadi pada masyarakat. Sering kali kita
terlibat percakapan dengan seseorang yang baru kita kenal. Misalnya, pada
saat di kereta Anda terlibat percakapan dengan seseorang yang duduk di
sebelah Anda. Dalam keterbukaan diri seseorang akan bersikap cermat dan
menggunakan akal sehat ketika membuka dirinya. Walaupun keterbukaan diri
pada umumnya akan membuat antar pribadi semakin dekat, namun jika
seseorang terlalu berlebihan mengungkapkan dirinya pada tahap awal
hubungannya dengan seseorang maka hubungan tesebut akan berakhir dengan
cepat. Hal ini disebabkan pihak lainnya merasa belum siap untuk menerima
keterbukaan yang demikian besar. Dengan kata lain, klaim yang mengatakan
bahwa keterbukaan akan menghasilkan efek positif terhadap hubungan
3
tidaklah selalu benar. Selain itu, faktor kepercayaan memainkan peran
penting dalam mendorong proses keterbukaan dan resiprositas.
Menurut Mark Knapp dan Anita VAngelisti yang dikutip dari buku
psikologi komunikasi karangan Morison, M.A (2010: 188), keterbukaan
untuk mengungkapkan informasi yang bersifat intim harus didasarkan atas
kepercayaan. Menurut mereka, jika kita menginginkan resiprositas dalam hal
keterbukaan maka kita harus mencoba untuk memperoleh kepercayaan dari
orang lain dan sebaliknya kita juga harus percaya dengan orang lain.
4
(3) Komunikasi efektif
Dengan adanya keterbukaan dalam berkomunikasi maka kita akan lebih
memahami apa yang dimaksud dalam pembicaraan. Disamping itu
komunikasi juga akan menjad efektif apabila orang yang berkomunikasi
sudah saling mengenal dengan baik.
(4) Hubungan penuh makna
Dengan keterbukaan kita percaya pada orang lain, menghargai mereka,
peduli dengan mereka. Maka akan tercipta hubungan yang penuh makna.
(5) Kesehatan mental
Penelitian oleh James Pennebacker menggambarkan bahwa orang yang
terbuka akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh stress.