Istilah Hukum Adat tidak begitu dikenal dalam pergaulan masyarakat
sehari-hari. Istilah ini adalah terjemahan dari bahasa Belanda, "Adat-recht" yang
pertama-tama dikenalkan oleh Snouck hurgronje yang kemudian dikutip dan
dipakai oleh Van vollenhoven sebagai istilah teknis yuridis untuk menunjukkan
kepada apa yang sebelumnya disebut dengan Undang-Undang agama, lembaga
rakyat, kebiasaan, lembaga asli dan sebagainya. Istilah ini kemudian sering dipakai
dalam literatur di kalangan Perguruan Tinggi Hukum. Di dalam perundang-
undangan istilah “adat-recht” itu baru muncul pada tahun 1920 dalam UU
mengenai perguruan tinggi di negeri Belanda. Dikalangan masyarakat atau dalam
pergaulan rakyat umum hanya dikenal istilah “adat” saja.
Kata “Adat” dan “Hukum Adat” seringkali dicampur aduk dalam
memberikan suatu pengertian padahal seharusnya keduanya adalah dua lembaga
yang berlainan.
Adat sering dipandang sebagai sebuah tradisi sehingga terkesan sangat
lokal, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan ajaran agama dan lain-lainnya. Hal
ini dapat dimaklumi karena “adat" adalah suatu aturan tanpa adanya sanksi riil
(hukuman) di masyarakat kecuali menyangkut soal dosa adat yang erat berkaitan
dengan soal-soal pantangan untuk dilakukan (tabu dan kualat). Terlebih lagi
muncul istilah-istilah adat budaya, adat istiadat, dll.
Kata adat berasal dari bahasa Arab yang berarti kebiasaan atau tradisi.
Hubungannya dengan hukum adalah bahwa adat atau kebiasaan dapat menjadi atau
dijadikan hukum dengan syarat tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
Di dalam Pengantar Ilmu Hukum kita ketahui bahwa adat dan kebiasaan
adalah merupakan salah satu dari sumber hukum. Dengan diterimanya dan
dipakainya istilah Hukum Adat yang kemudian menjadi salah satu cabang ilmu
hukum, maka timbul beberapa defenisi yang merumuskan istilah tersebut. Antara
lain sebagai berikut :
1. Ter Haar
Hukum adat adalah keseluruhan peraturan yang menjelma dalam
keputusan-keputusan dari kepala-kepala adat dan berlaku secara spontan
dalam masyarakat. Terhaar terkenal dengan teori “Keputusan” artinya
bahwa untuk melihat apakah sesuatu adat-istiadat itu sudah merupakan
hukum adat, maka perlu melihat dari sikap penguasa masyarakat hukum
terhadap sipelanggar peratSeuran adat-istiadat. Apabila penguasa
menjatuhkan putusan hukuman terhadap sipelanggar maka adat-istiadat itu
sudah merupakan hukum adat.
2. Van Djik
Hukum adat adalah istilah untuk menunjukkan hukum yang tidak
dikodifikasikan dalam kelangan orang Indonesia asli dan kalangan timur
asing (tionghoa, arab dll). Dengan istilah ini juga dimaksudkan bahwa
semua kesusilaan disemua lapangan hidup. Van Djik juga membedakan
antara Adat dan Hukum Adat yang keduanya berjalan bergandengan tangan
dan tidak dapat dipisahkan, yaitu segala bentuk kesusilaan dan kebiasaan
orang Indonesia yang menjadi tingkah laku sehari-hari.
3. Soepomo
Hukum adat adalah hukum tidak tertulis didalam peraturan tidak tertulis,
meliputi peraturan-peraturan hidup yang meskipun tidak ditetapkan oleh yang
berwajib tetapi ditaati dan didukung oleh rakyat berdasarkan atas keyakinan
bahwasanya peraturan-peraturan tersebut mempunyai kekuatan hukum.
Menunjuk kepada pasal 32 UUDS yang menyatakan, “….istilah Hukum
Adat ini dipakai sebagai sinonim dari hukum yang tidak tertulis di dalam peraturan
legislatif, hukum yang hidup sebagai konvensi di badan-badan negara, hukum yang
timbul karena putusan-putusan hakim, hukum yang hidup sebagai peraturan,
kebiasaan yang dipertahankan di dalam pergaulan hidup di kota-kota maupun di
desa-desa.
4. Soekanto
Hukum adat adalah keseluruhan adat yang tidak tertulis dan hidup dalam
masyarakat berupa kesusilaan, kebiasaan dan kelaziman serta mempunyai akibat
hukum.
8. Prof. Soeripto:
Hukum adat adalah semua aturan-aturan/ peraturan-peraturan adat tingkah
laku yang bersifat hukum di segala kehidupan orang Indonesia, yang
pada umumnya tidak tertulis yang oleh masyarakat dianggap patut dan mengikat
para anggota masyarakat, yang bersifat hukum oleh karena ada kesadaran keadilan
umum, bahwa aturan-aturan/ peraturan itu harus dipertahankan oleh petugas
hukum dan petugas masyarakat dengan upaya paksa atau ancaman hukuman
(sanksi).
9. Hardjito Notopuro:
Hukum Adat adalah hukum tidak tertulis, hukum kebiasaan dengan ciri
khas yang merupakan pedoman kehidupan rakyat dalam menyelenggarakan tata
kedilan dan kesejahteran masyarakat dan bersifat kekeluargaan.
10.Kusumasi Pudjosewojo
Adat adalah tingkah laku yang oleh dan dalam suatu masyarakat sudah,
sedang akan diadatkan. Hukum adat ialah keseluruhan aturan tingkah laku yang
adat dan sekaligus hukum pula. Dengan kata lain hukum adat ialah keseluruhan
aturan hukum yang tak tertulis.
a. Tujuan Teoritis
Tujuan Teoritis adalah untuk memelihara dan mengembangkan hukum adat
sebagai ilmu dan nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia.
Dalam piagam Adatrechtstichting (Yayasan Hukum Adat) antara lain disebutkan :
Menjamin kekalnya penyelidikan ilmiah terhadap hukum pribumi Hindia Belanda
dan bagian-bagian lain dari nusantara yang tidak terkodifikasi serta memajukan
studi mengenai hukum tersebut secara kontinyu.
b. Tujuan Praktis
Paling tidak ada tiga kategori ketika berbicara tentang sejarah hukum adat,
yaitu:
2. Agama
a. Agama Hindu. Pengaruh terbesar agama ini terdapat di Bali meskipun pengaruh
dalam hukum adatnya sedikit sekali.
b. Agama Islam. Pengaruh terbesar nyata sekali terlihat dalam hukum perkawinan.
c. Agama Kristen. Hukum perkawinan kristen diresepsi dalam hukum adatnya.
Faktor ini sangat besar pengaruhnya. Hukum adat yang semula sudah
meliputi segala bidang kehidupan hukum, oleh kekuasaan asing–kekuasaan
penjajahan Belanda–menjadi terdesak sedemikian rupa hingga akhirnya praktis
menjadi bidang perdata material saja.
Terdapat perbedaan antara Hukum Adat dengan Adat dan kebiasaan, berikut
perbedaannya menurut beberapa ahli :
1. Terhaar
Suatu adat akan menjadi hukum adat, apabila ada keputusan dari kepala
adat dan apabila tidak ada keputusan maka itu tetap merupakan tingkah laku/adat.
2. Van Vollen Hoven
Yang pertama kali menyebut hukum adat memberikan definisi hukum
adat sebagai : “Himpunan peraturan tentang perilaku yang berlaku bagi orang
pribumi dan timur asing pada satu pihak yang mempunyai sanksi (karena
bersifat hukum) dan pada pihak lain berada dalam keadaan tidak
dikodifikasikan (karena adat). Suatu kebiasaan/ adat akan menjadi hukum adat,
apabila kebiasaan itu diberi sanksi.
3. Van Djik
Membedakan antara Adat dan Hukum Adat yang keduanya berjalan
bergandengan tangan dan tidak dapat dipisahkan, yaitu segala bentuk kesusilaan
dan kebiasaan orang Indonesia yang menjadi tingkah laku sehari-hari.
4. C.S Hurgronje
Pertama sekali secara sistematis menggunakan istilah Adat Recht dialih
bahasakan menjadi hukum Adat ketika melakukan penelitian di aceh dalam buku
“De Atjeherds” dan het gajoland (1891-1892). Istilah ini diakui Van Vollen Hoven
dan Terhaar.
Snouck Hurgronje memahami adat sebagai kebiaaan (custom) dan
Hukum adat (customary law), dengan penekanan adat lebih banyak digunakan dari
pada syaria’ah yang dikena sebagai hukum. Bentuk-bentuk adat yang mempunyai
konsekuensi hukum disebut dengan hukum adat.
5. L. Pospisil
Untuk membedakan antara adat dengan hukum adat maka harus dilihat
dari atribut-atribut hukumnya yaitu :
a. Atribut authority, yaitu adanya keputusan dari penguasa
masyarakat dan mereka yang berpengaruh dalam masyarakat.
b. Intention of Universal Application, bahwa putusan-putusan kepala
adat mempunyai jangka waktu panjang dan harus dianggap berlaku juga
dikemudian hari terhadap suatu peristiwa yang sama.
c. Obligation (rumusan hak dan kewajiban), yaitu dan rumusan hak-
hak dan kewajiban dari kedua belah pihak yang masih hidup. Dan apabila salah
satu pihak sudah meninggal dunia misal nenek moyangnya, maka hanyalah
putusan yang merumuskan mengenai kewajiban saja yang bersifat keagamaan.
d. Adanya sanksi/ imbalan, Putusan dari pihak yang berkuasa harus
dikuatkan dengan sanksi/imbalan yang berupa sanksi jasmani maupun sanksi
rohani berupa rasa takut, rasa malu, rasa benci dan sebagainya.
Adat/ kebiasaan mencakup aspek yang sangat luas sedangkan hukum adat
hanyalah sebagian kecil yang telah diputuskan untuk menjadi hukum adat. Namjn,
hukum adat mempunyai nilai-nilai yang dianggap sakral/suci sedangkan adat tidak
mempunyai nilai/ biasa.
1.6 Kesimpulan