Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Kekerasan apapun yang terjadi dalam masyarakat, sesungguhnya berangkat dari satu
ideologi tertentu yang mengesahkan penindasan di satu pihak baik perorangan maupun
kelompok terhadap pihak lain yang disebabkan oleh anggapan ketidak setaraan yang ada
dalam masyarakat. Pihak yang tertindas disudutkan pada posisi yang membuat mereka
berada dalam ketakutan dalam cara penampakan kekuatan secara periodik.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dapat diposisikan sebagai akibat yang
dilahirkan dari sebuah sistem sosial yang biasgender. Dalam prakteknya , KDRT bisa terjadi
pada semua lapisan masyarakat dari kelompok masyarakat kaya sampai miskin atau dari
kelompok tidak terdidik sampai yang tidak terdidik. KDRT bisa saja dilakukan oleh
seseorang dengan penuh kesadaran bahw apa yang ia lakukan adalah kekerasan, namun bisa
pelaku menganggap perilaku kekerasannya merupakan bagian dari hak yang ia miliki yang
dijustifikasi dengan otoritas yuridis ataupun dalil agama. Data kekerasan dalam rumah tangga
dikumpulkan oleh LSM Women Crisis Centre (WCC) Bahwa dijakarta (1997-2002) telah
diterima pengaduan sebanyak 994 kasus KDRT suami terhadap istri. Kemudian mentri
pemberdayaan perempuan indonesia menegaskan bahwa 11% dari 217.000.000 jiwa
pendududk indonesia atau sekitar 24.000.000 perempuan terutama di pedesaan mengaku
pernah mengalami KDRT .Terjadinya KDRT merupakan perilaku yang di ulang ulang dan
memiliki pola yang khas yaitu suami istri yang terlibat dalam tindak kekerasan menganggap
bahwa KDRT merupakan hal yang wajar terjadi dalam setiap keluarga.
Dalam konteks Indonesia, telah lahir berbagai instrumen yuridis sebagai bagian
kebijakan pemerintah untuk menciptakan tatanan masyarakat yang menghormati HAM dan
Egaliter khususnya terkait dengan kaum perempuan dari perlakuan diskriminatif dan praktek
kekerasan. Adapun upaya perlindungan dari tindak pidana kekerasan yang berbasis gender
dalam lingkup keluarga baik kekerasan fisik, psikis maupun seksul telah di atur dalam
undang-undang kekerasan dalam rumah tangga yaitu UU NO 23,2004 “penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga . Keutuhan dan kerukunan rumah tangga yang bahagia,aman,
tentram dan damai”.
B.RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual dalam kehamilan.
2.Undang-undang yang mengatur tentang kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan
seksual dalam kehamilan
3. Menjelaskan bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual dalam
kehamilan.
4. Menjelaskan faktor-faktor kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual dalam
kehamilan.
5. Menjelaskan cara pencegahan kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual dalam
kehamilan.

C.TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis ingin mengetahui tentang


bagaimana caranya mencegah kekrasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual dalam
kehamilan. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai kekerasan dalam rumah tangga
dan kekeraan seksual dalam kehamilan. Memberikan informasi tentang bahaya kekerasan
dalam tangga dan kekrasan seksual dalam kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual dalam kehamilan .
A.Pengertian kekerasan dalam rumah tangga
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah Setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan,yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksua,l psikologis dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, atau perampasan kemerdekaan secara melwan hukum dalam lingkup rumah
tangga.
Sebagian masyarakat kita masih memiliki pola pikir dan pemahaman bahwa kasus
kekerasan suami terhadap istri masih dipandang sebagai aib bila diketahui dan dibawa
kesektor publik atau diperkara secara hukum dan dianggap sebagai kewajaran, yaitu sebagai
bentuk pendisiplinan suami terhadap istri. Pembaruan pola pikir dan cara pandang yang
berpihak pada kelompok rentan atau tersubordinasi, khususnya perempuan, menjadi sangat
diperlukan sehubung dengan banyaknya kasus kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah
tangga.pada tahun 2016 lalu sudah tercatat kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak
321.752 kasus dimana 16,217 kasus ditangani oleh lembaga-lembaga pelayanan berbasis
pemerintah maupun masyarakat dan sisa ditangani oleh pengadilan agama (Catatan Tahunan
Komnas Perempuan).
B.Pengertian kekerasan seksual
Kekerasan seksual adalah sebuah tindakan nyata (actual) atau intimidasi (semi
actual) yang berhubungan dengan keintiman atau hubungan seksualitas yang dilakukan oleh
pelaku kepada korbannya dengan memaksa yang berakibatkan korban menderita secara
fisik, materi, mentau maupun psikis.
Kejahatan kesusilaan secara umum merupakan perbuatan yang melanggar kesusilaan
yang sengaja merusak kesopanan dimuka umum atau dengan kata lain tidak atas kemauan
si korban melalui ancaman kekerasan. Dalam perjalanannya kasus-kasus ini sering terjadi
atau sangat rentan korbannya adalah anak-anak dan perempuan.

2.Undang-undang yang mengatur tentang kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan
seksual
Diatur dalam undang-undang nomor 23 tahun 2004 bab 1 pasal 1
‘’kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, dan penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam
lingkup rumah tangga’’.
kewajiban masyarakat untuk turut serta dalam pencegahan KDRT ini diatur dalam pasal
15 UU KDRT yang berbunyi sebagai berikut:
‘’ setiap orang yang mendengar,melihat,atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam
rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai degan kemampuan nya untuk” :
a) Mencegah berlangsung nya tindak pidana
b) Memberikan perlindungan perlindungan kepada korban
c) Memberikan pertolongan darurat
d) Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan

3.Bentuk –bentuk kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual


a) Bentuk-bentuk kekerasan seksual
Menurut UU no 23 tahun 2004:
a) Pemaksaan hubungan sesksual yang di lakukan terhadap orang yang menetap
dalam lingkungan rumah tangga tersebut
b) Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah
tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan atau tujuan tertentu.
Menurut komnas permpuan ada 15 bentuk kekerasan seksual
1. Pemerkosaan
2. Intimidasi seksual
3. Pelecehan seksual
4. Eksploitasi seksual
5. Perdagangan permpuan
6. Prostitusi paksa
7. Perbudakan seksual
8. Pemaksaan perkawinan
9. Pemaksaan kehamilan
10. Pemaksaan aborsi
11. Pemksaan kontrasepsi dan sterilisasi
12. Penyiksaan seksual
13. Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual
14. Praktek tradisi seksual yang membahayakan atau mendeskriminasi perempuan
15. Kontrol seksual

b) Bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga


a. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengkibatkan rasa sakit,jatuh sakit
atau luka berat.
b. Kekerasn pisikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan,hilang nya
rasa percaya diri,hilangnya kemampuan untuk bertindak,rasa tidak berdaya
dan penderitaan psikis berat pada seseorang.
c. Kekerasan sksual adalah pemaksaan hubungan seksual yang di lakukan
terhadap orang yang menetap dalam rumah tangga atau pemaksaan hubunga
seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangga nya dengan orang
lain untuk tujuan komersial atau tujuan tertentu.
d. Penelantara rumah tangga yaitu seseorang tidak melaksanakan kewajiban
hukum nya terhadap orang dalam lingkup rumah tangga berupa mengabaikan
membrikan kewajiban kehidupan,perawatan,atau pemeliharaan terhadap orang
tersebut.

4.Faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan


seksual
a) Faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam keluarga
a. Faktor individu permpuan
Permpuan yang menikah siri secara agama,adat,kontrak atau lain nya lebih besar
mengalami kekerasan fisik dan seksual.
b. Faktor pasangan
Perempuan yang suami nya berselingkuh dengan permpuan lain, beresiko lebih besar
mengalami kekerasan fisik dan seksual.
c. Faktor ekonomi
Rumah tangga yang tingkat kesejahteraan nya rendah cendrung memiliki resiko
kekerasan fisik dan seksual
d. Faktor sosial budaya
Timbul nya rasa khawatir akan bahaya yang mengancam, perempuan di bayangi akan
terjadinya kekerasan fisik dan sksual oleh pasangan nya.

b) Faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual


a. Keterampilan sosial yang buruk
Orang akan cenderung memiliki resiko menjadi pelaku ketika ia berketerampilan
sosial yang buruk, ia tidak bisa mengembangkan relasi sosial, sehingga memilii
hubungan yang tegang dengan orang dewasa lain nya.
b. Perasaan tidak berdaya
Persaaan tidak berdaya berkaitan dengan keterampilan sosial yang buruk. Jika
orang tersebut memiliki persaan tidak berdaya, biasanya juga memiliki hubungan
yang tidak memuaskan dengan orang dewasa lain nya.
c. Masalah seksual
Masalah seksual ini seperti ereksi,ejakulasi dini. Itu akan meningkatkan resiko
seseorang untuk menjadi perlaku kekerasan seksual.
Faktor-faktor resiko lain nya seperti hubungan yang tegang dengan orang
dewasa,kerentanan dalam hal maskulinitas,harga diri rendah,perasaan
terhina,kesepian,dan masalah keterikatan emosional.

5.Cara pencegahan kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual


a) Cara pencegahan kekerasan seksual
1. Selalu waspada dimanapun anda berada
2. Bersikap tegas kepada pelaku
3. Jika melihat berbagai tindakan yang menjurus pada pelecehan seksual, jangan
ragu untuk menyuarakan pendapat anda.
4. Jika menjadi korban pelecehan seksual, jangan ragu untuk bercerita pada orang
terdekat
5. Laporkan pda pihak yang berwenang
6. Berbagi cerita dengan orang yang ada disekitar anda dan atau cakupan yang lebih
luas, anda bisa berbagi cerita di media sosial atau blog
b)Cara pencegahan kekerasan dalam rumah tangga
1. Mengamalkan ajaran agama
2. Harus dikembangkan komunikasi timbal balik antara suami, istri, dan anak-anak
3. Istri wajib mendidik anak sejak kecil, kalau marah jangan memukul dan berkata
kasar
4. Kalau ada masalah harus diselesaikan dengan dialog
5. Jika terjadi pertengkaran serius, salah satu atau keduanya harus meminta kepaada
orang yang dituakan untuk memediasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
KDRT merupakan permasalahan yang sering terjadi di dalam rumah tangga . Oleh
karena itu harusn dilakukan pencegahan secara dini. Pendidikan agama dan
pengamalan ajaran agama di rumah tangga merupakn kunci sukses untuk pencegahan
terjadinya KDRT .
Untuk mencegah KDRT di rumah tangga , harus dikembangkan cinta kasih dan kasih
sayang sejak dini . Ibu bisa berperan besar dalam hal mengajarkan pada anak-anak
dirumah untuk saling mencintai dan saling menyayangi.

B. Saran
Demikian yang dapat kami jelaskan semoga bermanfaat bagi pembaca dan dalam
makalah masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan oleh karena itu kami
senantiasa menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun.
-

Anda mungkin juga menyukai