TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2011).
dunia.
6
7
2. Anatomi Fisiologi
a. Mulut
b. Pharing
lalunya udara.
c. Esophagus ( kerongkongan )
lanjutan lambung.
d. Lambung
kimiawi.
e. Usus Halus
1) Duodenum
brunner.
f. Usus Besar
disebut feses.
g. Anus
3. Etiologi
farmasi, dan tinja. Salmonella mati pada suhu 54,4º C dalam 1 jam
ini masa tunasnya 10-20 hari, tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi
(2005) adalah:
a. Demam
biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore
hari dan malam hari. Dalam minggu kedua, pasien terus berada
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan
c. Gangguan kesadaran
d. Relaps
5. Patofisiologi
oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian
berkembang.
leukosit pada jaringan yang meradang. Zat pirogen ini akan beredar
6. Pathway
Bakteri Salmonella typhi
Masuk ke saluran
Gambar 1. Pathway Thypus gastrointestinal
Abdominalis
Lolos dari asam lambung Malaise, perasaan
tidak enak badan,
Bakteri masuk usus halus nyeri abdomen
Komplikasi intestinal :
Perdarahan usus,
Pembuluh limfe Inflamasi perforasi usus (bag. distal
ileum), peritonituis
Masuk retikulo endothelial
Peredaran darah
(RES) terutama hati dan
(bakteremia primer) limfa
Mempengaruhi pusat
Lase plak peyer Penurunan mobilitas
thermoregulator di
usus hipotalamus
Terjadi demam
Ketidakseimbangan
Perdarahan masif Nyeri
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Komplikasi perforasi dan
perdarahan usus (Sumber: Aplikasi asuhan keperawatan &
NANDA NIC-NOC, 2015)
16
7. Pemeriksaan Penunjang
c. Biakan empedu
Terdapat basil salmonella typhosa pada urin dan tinja. Jika pada
d. Pemeriksaan widal
8. Komplikasi
1) Perdarahan
17
2) Perforasi usus
1) Sepsis
salmonella
4) Miokarditis toksik
6) Komplikasi lain
9. Penatalaksanaan
digunakan adalah :
tetapi relapse terjadi lebih cepat pula dan obat tersebut dapat
dosis
chloramphenicol.
20
1. Pengkajian
Abdominalis adalah :
a. Data Sabjektif
1) Identitas
penanggung jawab
b) Agama
c) Pendidikan
d) Pekerjaan
e) Suku/ Bangsa
f) Alamat
rumah
g) Telpon
2) Keluhan Utama
a) Keluhan Utama
(Ngastiyah, 2012).
b) Lamanya Keluhan
koma.
d) Alergi
e) Imunisasi
tubuh anak
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
c) Status gizi
d) TTV
2) Pemeriksaan Antropometri
3) Pemeriksaan Fisik
dll
f) Leher : Normal
keluhan
25
oedem / tidak.
2. Diagnosa Keperawatan
delirium/psikosis
3. Perencanaan (Intervensi)
an Temperature regulation
metabolism
Monitor suhu minimal
e
tiap 2 jam
- aktivitas
Rencanakan
yang
monitoring suhu
berlebih
secara kontinyu
- pengaruh
Monitor TD, nadi, dan
medikasi/an
RR
astesi
Monitor warna dan
- ketidakm
suhu kulit
ampuan/pen
Monitor tanda-tanda
urunan
hipertermi dan
kemampuan
hipotermi
untuk
Tingkatkan intake
berkeringat
cairan dan nutrisi
- terpapar
Selimuti pasien untuk
dilingkunga
mencegah hilangnya
n panas
kehangatan tubuh
- dehidrasi
Ajarkan pada pasien
- pakaian
cara mencegah
yang tidak
keletihan akibat
tepat
panas
Diskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek
negatif dari
kedinginan
Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
Berikan anti piretik
jika perlu
Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama,
dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari
nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola
pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
Monitor sianosis
perifer
Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
- Kehilangan
berat badan
seketika
(kecuali pada
third spacing)
Faktor-faktor
yang
berhubungan:
- Kehilangan
volume cairan
secara aktif
- Kegagalan
mekanisme
pengaturan
intake harian.
makanan Monitor jumlah nutrisi
yang kurang dan kandungan kalori
dari RDA Berikan informasi
(Recomended tentang kebutuhan
Daily nutrisi
Allowance) Kaji kemampuan
- Membran pasien untuk
mukosa dan mendapatkan nutrisi
konjungtiva yang dibutuhkan
pucat
- Kelemah Nutrition Monitoring
an otot yang
digunakan BB pasien dalam
untuk batas normal
menelan/men Monitor adanya
gunyah penurunan berat
- Luka, badan
inflamasi Monitor tipe dan
pada rongga jumlah aktivitas yang
mulut biasa dilakukan
- Mudah Monitor interaksi
merasa anak atau orangtua
kenyang, selama makan
sesaat Monitor lingkungan
setelah selama makan
mengunyah Jadwalkan
makanan pengobatan dan
- Dilaporka tindakan tidak selama
n atau fakta jam makan
adanya Monitor kulit kering
kekurangan dan perubahan
makanan pigmentasi
- Dilaporka Monitor turgor kulit
n adanya Monitor kekeringan,
perubahan rambut kusam, dan
sensasi rasa mudah patah
- Perasaan Monitor mual dan
ketidakmamp muntah
uan untuk Monitor kadar
mengunyah albumin, total protein,
makanan Hb, dan kadar Ht
- Miskonsepsi Monitor makanan
- Kehilangan kesukaan
BB dengan Monitor pertumbuhan
makanan dan perkembangan
32
Faktor-faktor
yang
berhubungan :
Ketidakmampua
n pemasukan
atau mencerna
makanan atau
mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan
dengan faktor
biologis,
psikologis atau
33
ekonomi.
barang-barang
yang dapat
membahayakan
Berikan
penjelasan pada
pasien dan
keluarga atau
pengunjung
adanya perubahan
status kesehatan
dan penyebab
penyakit
4. Pelaksanaan (Implementasi)
5. Evaluasi
diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
a. S : Data Subjektif
b. O : Data Objektif
c. A : Analisis
d. P : Planning
baru atau rencana tindakan yang ada sudah tidak kompeten lagi
e. I : Implementasi
pelaksanaan.
f. E : Evaluasi
g. R : Reassesment
39
C. Kerangka Konsep
Hipertermia
Resiko Defisit
Volume Cairan
Asuhan
Keterangan : Keperawatan:
1. Pengkajian
: Variabel Diteliti2. Diagnosa
3. Perencanaan
: Variabel Tidak 4. Implementasi
Diteliti
5. Evaluasi
40
Resiko
Ketidakseimbangan
nurisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Pasien
dengan
Thypoid
Gangguan Pola
Defekasi
Perubahan Pola
Defekasi