Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KULIAH AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

LAPORAN LABA RUGI


Nama Dosen: Dr. I Ketut Budiartha, S.E., M.Si., Ak., CPA

Diusulkan oleh Kelompok 4:


Gusti Ayu Intan Puspita Dewi (1707532088)/07
I Made Gilang Jhuniantara (1707532104)/18
I Gusti Ayu Ngurah Pradnyadevi Utami (1707532111)/24

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
BALI
LAPORAN LABA RUGI

Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan seluruh penghasilan dan
beban BPR dalam suatu periode. Penghasilan terdiri dari pendapatan operasional
dan pendapatan non-operasional. Beban terdiri dari beban operasional dan beban
non-operasional. Pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi BPR adalah
pendapatan operasional; beban operasional; pendapatan non-operasional; beban
non-operasional; beban pajak penghasilan.
A. PENDAPATAN OPERASIONAL
Pendapatan Operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari kegiatan
utama BPR. Pendapatan Bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman
dana BPR pada aset produktif, dimana pendapatan bunga termasuk provisi
dikurangi biaya-biaya yang terkait langsung dalam penyaluran kredit yang
ditanggung oleh BPR (biaya transaksi). Provisi adalah biaya yang harus dibayar
debitur pada saat kredit disetujui dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Biaya
Transaksi adalah semua biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan
pemberian kredit yang ditanggung oleh BPR, misalnya marketing fee. Pendapatan
Operasional Lainnya adalah berbagai pendapatan yang timbul dari aktivitas yang
mendukung kegiatan operasional BPR.
1. Dasar Pengaturan
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan
kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Jika hasil
transaksi yang melibatkan penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal, maka
entitas harus mengakui pendapatan yang berhubungan dengan transaksi sesuai
dengan tahap penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan
(terkadang dimaksudkan sebagai metode persentase penyelesaian). Hasil suatu
transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisi, yaitu
jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; ada kemungkinan besar bahwa
manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada
entitas; tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur

2
secara andal; dan biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian
transaksi dapat diukur secara andal.
Pendapatan bunga
Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh
entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen atas dasar yang
ditetapkan dalam paragraf 20.27 ketika ada kemungkinan bahwa manfaat
ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas; dan
jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Entitas harus mengakui
pendapatan atas dasar bunga harus diakui secara akrual.
2. Penjelasan
Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga antara lain berasal dari kredit yang diberikan,
penempatan pada bank lain, dan Sertifikat Bank Indonesia. Pendapatan
bunga meliputi antara lain pendapatan bunga kontraktual serta amortisasi
provisi, diskonto, dan biaya transaksi yang terkait dengan aset produktif
dimaksud, serta amortisasi pendapatan bunga tangguhan.
Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan operasional lainnya berasal dari kegiatan jasa yang
mendukung operasional BPR sesuai dengan ketentuan. Contoh dari
pendapatan operasional lainnya adalah komisi/fee dari transaksi payment
point, jasa pengiriman uang, transaksi ATM, dan lain-lain.
3. Perlakuan Akuntansi
Pengakuan dan Pengukuran
1) Kredit yang Diberikan
a) Provisi diamortisasi selama masa kredit secara garis lurus.
Amortisasi tersebut diakui sebagai penambah pendapatan bunga.
b) Biaya transaksi dalam rangka pemberian kredit yang ditanggung
oleh BPR diamortisasi selama masa kredit secara garis lurus.
Amortisasi tersebut diakui sebagai pengurang pendapatan bunga.
c) Amortisasi provisi dan biaya transaksi dilakukan tanpa
memperhatikan apakah kredit termasuk performing atau non-
performing.

3
d) Pendapatan bunga dari perjanjian kredit (bunga kontraktual) diakui
sebagai kredit yang termasuk kategori performing diakui secara
akrual; kredit yang termasuk kategori non-performing diakui secara
kas.
e) Penerimaan setoran dari debitur untuk kredit performing digunakan
terlebih dahulu untuk melunasi tagihan bunga. Sedangkan
penerimaan setoran dari debitur untuk kredit non-performing harus
digunakan terlebih dahulu untuk melunasi tunggakan pokok yang
telah jatuh tempo dan apabila masih terdapat kelebihan setoran
yang diterima diakui sebagai pelunasan tunggakan bunga.
f) Pada saat kredit tersebut diklasifikasikan sebagai kredit non-
performing, maka BPR membatalkan bunga kredit (bunga
kontraktual) yang sudah diakui sebagai pendapatan tetapi belum
dibayar debitur; bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai
tagihan kontinjensi (pendapatan bunga kredit dalam penyelesaian).
g) Amortisasi pendapatan bunga yang ditangguhkan dilakukan pada
saat kredit termasuk kategori performing.
2) Penempatan pada Bank Lain, yaitu pendapatan bunga dari deposito diakui
secara akrual sebesar jumlah yang menjadi hak BPR. Amortisasi
diskonto dari sertifikat deposito dilakukan secara garis lurus dan diakui
sebagai pendapatan bunga. Pendapatan giro, tabungan, bonus/bagi hasil
dari giro dan tabungan wadiah/mudharabah diakui secara kas sebesar
jumlah yang diterima. Pendapatan bagi hasil dari deposito mudharabah
diakui secara akrual berdasarkan laporan bagi hasil bank syariah
sebesar jumlah yang menjadi hak BPR.
3) Sertifikat Bank Indonesia. Amortisasi diskonto dari Sertifikat Bank
Indonesia dilakukan secara garis lurus dan diakui sebagai pendapatan
bunga.
4) Pendapatan operasional lainnya diakui pada saat memenuhi persyaratan
sebesar jumlah yang menjadi hak BPR.
Penyajian
Penyajian pendapatan operasional, yaitu pendapatan bunga disajikan

4
menjadi bunga kontraktual; amortisasi provisi; dan amortisasi biaya
transaksi. Pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain, Sertifikat
Bank Indonesia, dan amortisasi pendapatan yang ditangguhkan disajikan
sebagai bagian dari bunga kontraktual. Pendapatan operasional lainnya
disajikan terpisah dalam laporan laba rugi.
Pengungkapan
Hal yang harus diungkapkan, yaitu kebijakan akuntansi yang
digunakan untuk mengakui pendapatan bunga dan pendapatan operasional
lainnya, rincian pendapatan bunga yang berasal dari kredit performing dan
non-performing, rincian pendapatan operasional lainnya, rincian pendapatan
bunga yang berasal dari penyelesaian kredit dengan pengambilalihan agunan,
jumlah pendapatan operasional lainnya yang berasal dari kerja sama dengan
pihak lain.
4. Ilustrasi Jurnal
1) Kredit yang Diberikan
Pada saat penerimaan Pada saat pengakuan pendapatan Pada saat pengakuan
bunga kontraktual: bunga dari amortisasi biaya pendapatan bunga dari
Db. Kas/Rekening transaksi: amortisasi provinsi:
Kr. Pendapatan bunga Db. Pendapatan bunga – Biaya Db. Kredit yang diberikan –
(kontraktual) transaksi Provisi
Kr. Kredit yang diberikan – Biaya Kr. Pendapatan bunga –
transaksi Provisi

2) Penempatan pada Bank Lain

5
Giro dan tabungan: Deposito Sertifikat deposito:
Db. Tabungan/Giro a) Pada saat pengakuan bunga Db. Sertifikat deposito
Kr. Pendapatan Bunga Db. Pendapatan bunga yang akan – Diskonto
diterima Kr. Pendapatan bunga
Kr. Pendapatan bunga
b) Pada saat penerimaan bunga
Db. Kas/Rekening
Kr. Pendapatan bunga yang akan
diterima
Kr. Pendapatan bunga
3) Sertifikat Bank Indonesia
Db. Sertifikat Bank Indonesia – Diskonto
Kr. Pendapatan bunga
4) Pendapatan operasional lainnya
Db. Kas/Rekening
Kr. Fee/Administrasi/Pinalti/Denda

B. BEBAN OPERASIONAL
Beban Operasional adalah semua beban yang dikeluarkan atas kegiatan yang
lazim sebagai usaha BPR. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
1. Penjelasan
Beban operasional dirinci menjadi:
1) Beban bunga
Beban bunga adalah beban yang dibayarkan kepada nasabah atau pihak
lain yang berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana dan penerimaan
pinjaman. Beban bunga timbul dari kegiatan pendanaan berupa kegiatan
penghimpunan dana dan penerimaan pinjaman, misalnya tabungan dan
deposito, termasuk premi penjaminan simpanan, cash back dan hadiah
deposito berjangka. Beban bunga disajikan secara terpisah dari pendapatan
bunga untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai komposisi

6
dan alasan perubahan nilai neto bunga.
2) Beban penyisihan kerugian.
3) Beban pemasaran, termasuk pemberian hadiah yang tidak dapat
diatribusikan, iklan dalam rangka promosi, dan biaya transaksi atas
kredit yang tidak disetujui.
4) Beban penelitian dan pengembangan yaitu biaya yang berkaitan dengan
penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh BPR.
5) Beban administrasi dan umum adalah berbagai beban yang timbul untuk
mendukung kegiatan operasional BPR.
a) Ciri-ciri beban administrasi dan umum, yaitu tidak dapat dikaitkan
secara langsung dengan jasa yang dihasilkan, tidak memberikan
manfaat di masa yang akan dating, diakui sebagai beban pada
periode terjadinya.
b) Beban administrasi dan umum antara lain terdiri atas beban tenaga
kerja, beban pendidikan, beban sewa antara lain sewa kantor, alat-
alat dan perabot, penyusutan/penghapusan atas aset tetap dan inventaris
serta amortisasi atas aset tidak berwujud, premi asuransi, biaya
barang/jasa, pajak-pajak (tidak termasuk pajak penghasilan).
6) Beban operasional lainnya adalah biaya operasional yang tidak
termasuk dalam salah satu biaya operasional di atas.
2. Perlakuan Akuntansi
Pengakuan dan Pengukuran
Beban bunga diakui secara akrual dan dinilai sebesar jumlah yang
menjadi kewajiban BPR, termasuk beban lain yang dikeluarkan dalam
rangka penghimpunan dana, seperti hadiah, dan cash back, yang terkait
secara langsung dengan penghimpunan dana. Premi dibayar dimuka dalam
rangka program penjaminan diakui sebesar amortisasi dari beban tersebut.
Beban administrasi umum diakui seluruhnya pada periode terjadinya; atau
sebesar alokasi proporsional selama beberapa periode untuk beban
administrasi umum yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode
pelaporan.
Penyajian

7
Beban operasional disajikan sebagai pos terpisah dalam laporan laba rugi.
Beban bunga dan beban administrasi umum merupakan bagian dari beban
operasional BPR yang disajikan dalam pos tersendiri dan dirinci
berdasarkan jenis beban.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain rincian beban bunga
berdasarkan unsurnya: bunga kontraktual, amortisasi provisi, administrasi
dan biaya transaksi (termasuk premi penjaminan); hubungan istimewa
dengan penyimpan dan kreditur; rincian beban administrasi umum; jumlah
beban administrasi umum terkait dengan manajemen kunci.
3. Ilustrasi Jurnal
1) Beban bunga deposito
2) Pada saat pengakuan beban bunga: Pada saat pembayaran beban bunga:
Beban Db. Beban bunga (kontraktual) Db. Utang bunga
Kr. Utang bunga Kr. Kas/Rekening

bunga pinjaman diterima


Pada saat pengakuan beban bunga Pada saat pembayaran beban bunga
3) Db. Beban bunga (kontraktual) Db. Utang bunga
Beban Kr. Utang bunga Kr. Pinjaman yang diterima –
Provisi/administrasi/biaya
transaksi

penjaminan simpanan
4) Pada saat pembayaran Pada saat amortisasi
Beban Db. Biaya premi penjaminan Db. Beban bunga – Premi penjaminan simpanan
dibayar dimuka Kr. Biaya premi penjaminan dibayar dimuka
Kr. Rekening
pemasaran
Db. Beban pemasaran
Kr. Kas/Rekening
5) Beban administrasi dan umum

8
Db. Beban administrasi dan umum
Kr. Kas/Rekening

C. PENDAPATAN NON-OPERASIONAL
Pendapatan non-operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari
kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama BPR. Dasar Pengaturan
pendapatan non-operasional, yaitu penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan
aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi
pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Termasuk dalam pos ini adalah
keuntungan yang diperoleh dari penilaian kas dalam valuta asing, serta penjualan
aset tetap dan inventaris dan Agunan Yang Diambil Alih.
1. Perlakuan Akuntansi
Pengakuan dan pengukuran, yaitu pendapatan Non-operasional diakui
sebesar jumlah yang menjadi hak BPR. Penyajian, yaitu pendapatan Non-
operasional disajikan sebagai pos terpisah dalam laporan laba rugi.
Pengungkapan, yaitu BPR harus mengungkapan rincian Pendapatan Non-
operasional.
2. Ilustrasi Jurnal
Db. Kas/Rekening
Kr. Pendapatan non-operasional yang terkait

D. BEBAN NON – OPERASIONAL


Beban Non-operasional adalah semua beban yang berasal dari kegiatan yang
bukan merupakan kegiatan utama BPR. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi
selama suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait
dengan distribusi kepada penanam modal. Beban mencakup kerugian dan beban
yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Beban Non-
operasional antara lain adalah kerugian yang timbul sebagai akibat penilaian
kembali kas dalam valuta asing, dijual/hilangnya aset tetap dan inventaris milik

9
BPR; denda/sanksi karena suatu pelanggaran.
1. Perlakuan Akuntansi
Pengakuan dan pengukuran, yaitu beban non-operasional diakui pada
saat terjadinya sebesar jumlah yang harus diselesaikan. Penyajian, yaitu beban
non-operasional disajikan sebagai pos terpisah dalam laporan laba rugi.
Pengungkapan, yaitu BPR harus mengungkapan rincian beban non-
operasional.
2. Ilustrasi Jurnal
Db. Beban non-operasional yang terkait
Kr. Kas/Rekening/pos terkait

E. BEBAN PAJAK PENGHASILAN


Beban pajak penghasilan adalah jumlah agregat beban pajak kini yang
diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode. Beban Pajak
Kini adalah jumlah pajak penghasilan terutang atas penghasilan kena pajak pada
satu periode. Entitas harus mengakui kewajiban atas seluruh pajak penghasilan
periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika jumlah yang
telah dibayar untuk periode berjalan dan periode sebelumnya melebihi jumlah
yang terutang untuk periode tersebut, entitas harus mengakui kelebihan tersebut
sebagai aset. Pajak penghasilan bisa merupakan pajak penghasilan kini dan pajak
penghasilan tangguhan. Pajak penghasilan yang digunakan adalah pajak penghasilan
kini. Sehingga beban pajak penghasilan yang timbul merupakan beban pajak
penghasilan kini. Beban Pajak Kini dihitung berdasarkan laba fiskal.
1. Perlakuan Akuntansi
Pengakuan dan pengukuran, yaitu beban pajak penghasilan diakui pada
saat terjadinya sebesar jumlah yang harus diselesaikan. Penyajian, yaitu beban
pajak penghasilan disajikan sebagai pos tersendiri dalam laporan laba rugi.
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain rincian beban pajak periode
berjalan, dan proses restitusi pajak (jika ada).
2. Ilustrasi Jurnal
1) Pada saat pembayaran angsuran pajak:
Db. Aset lain-lain – Pajak dibayar dimuka

10
Kr. Kas/Rekening
2) Pada saat akhir tanggal pelaporan:
Apabila pajak dibayar dimuka lebih Apabila pajak dibayar dimuka lebih kecil
besar daripada pajak terutang daripada pajak terutang
Db. Beban pajak Db. Beban pajak
Kr. Aset lain-lain – Pajak dibayar Kr. Aset lain-lain – Pajak dibayar dimuka
dimuka Kr. Utang pajak

11

Anda mungkin juga menyukai

  • RMK 2
    RMK 2
    Dokumen10 halaman
    RMK 2
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Wa0011
    Wa0011
    Dokumen12 halaman
    Wa0011
    Umul fatdillah
    Belum ada peringkat
  • RMK 2
    RMK 2
    Dokumen10 halaman
    RMK 2
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Akuisisi Dan Disposisi
    Akuisisi Dan Disposisi
    Dokumen12 halaman
    Akuisisi Dan Disposisi
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • KLP 4
    KLP 4
    Dokumen45 halaman
    KLP 4
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    Dokumen63 halaman
    AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 10
    CG Sap 10
    Dokumen12 halaman
    CG Sap 10
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 11
    CG Sap 11
    Dokumen5 halaman
    CG Sap 11
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • RMK 4
    RMK 4
    Dokumen13 halaman
    RMK 4
    Intan Puspita
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 9
    CG Sap 9
    Dokumen6 halaman
    CG Sap 9
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 12
    CG Sap 12
    Dokumen6 halaman
    CG Sap 12
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Paper Perekonomian 5
    Paper Perekonomian 5
    Dokumen32 halaman
    Paper Perekonomian 5
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • RMK LPD KLP 3
    RMK LPD KLP 3
    Dokumen10 halaman
    RMK LPD KLP 3
    Intan Puspita
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 8
    CG Sap 8
    Dokumen7 halaman
    CG Sap 8
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 19
    Bab 19
    Dokumen8 halaman
    Bab 19
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 6
    CG Sap 6
    Dokumen8 halaman
    CG Sap 6
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 14
    CG Sap 14
    Dokumen6 halaman
    CG Sap 14
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • RMK Bab 12
    RMK Bab 12
    Dokumen14 halaman
    RMK Bab 12
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 15
    Bab 15
    Dokumen12 halaman
    Bab 15
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 13
    Bab 13
    Dokumen15 halaman
    Bab 13
    Pradnyadevi
    Belum ada peringkat
  • Bab 17
    Bab 17
    Dokumen15 halaman
    Bab 17
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Akpri
    Akpri
    Dokumen10 halaman
    Akpri
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 21
    Bab 21
    Dokumen12 halaman
    Bab 21
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 13
    CG Sap 13
    Dokumen7 halaman
    CG Sap 13
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Pi
    Pi
    Dokumen47 halaman
    Pi
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • RMK Perekonomian Indonesia 7
    RMK Perekonomian Indonesia 7
    Dokumen25 halaman
    RMK Perekonomian Indonesia 7
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • PI KLP 6
    PI KLP 6
    Dokumen32 halaman
    PI KLP 6
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Sia
    Sia
    Dokumen25 halaman
    Sia
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • PI Materi KLP 4 FIX!
    PI Materi KLP 4 FIX!
    Dokumen32 halaman
    PI Materi KLP 4 FIX!
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat