Anda di halaman 1dari 47

KELOMPOK 4

PEREKONOMIAN
INDONESIA
KEBIJAKSANAAN
MONETER
Our Team….
PERMANA INTAN ARTHA GILANG DEVI
(1707532064)/03 (1707532088)/11 (1707532099)/18 (1707532104)/22 (1707532111)/28
Kadek Virginiawan Gusti Ayu Intan Puspita I Putu Artha Satria I Made Gilang I Gusti Ayu Ngurah
Permana Putra Dewi Wibawa Jhuniantara Pradnyadevi Utami
PILIHAN KEBIJAKSANAAN
MONETER
(Kadek Virginiawan Permana Putra)
PENGERTIAN
KEBIJAKAN MONETER
Kebijaksanaan moneter adalah
setiap kebijaksanaan yang
diambil oleh pemerintah atau
oleh Bank Indonesia atau
bersama-sama di dalam bidang
keuangan atau bidang moneter
dengan harapan memperngaruhi
sektor riil, khususnya menunjang
pembangunan ekonomi.
TUJUAN
KEBIJAKAN MONETER
Tujuan kebijakan moneter mestinya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pembangunan ekonomi. Tujuan akhir ini mungkin dapat
dicapai dengan berbagai kebijaksanaan disektor moneter maupun
kebijaksanaan disektor rill.Kebijaksanaan di sektor moneter itu sendiri
berupa mengendalikan jumlah uang yang beredar (likuiditas perekonomian),
atau menjaga stabilitas nilai rupiah, menstabilkan tingkat bunga,
melaksanakan kebijaksanaan untuk mengurangi atau menghapus pencucian
uang (Money Laundering), laju pertumbuhan pendapatan nasional, stabilitas
kurs valuta asing, dan sebagainya, dimana Bank Indonesia memiliki
kewenangan untuk menetapkan sasaran-sasaran moneter tersebut
berdasarkan undang-undang.
Alat Kebijaksanaan Moneter

1 Operasi Pasar
Terbuka (OPT) 2 Penetapan
Cadangan
Wajib
3 Politik
Diskonto 4 Pengaturan
Kredit atau
Pembiayaan
Minimum

KEBIJAKSANAAN LAIN : Bujukan moral ( moral suasion), Sanering, Pergantian uang, dan Devaluasi.
 
Sifat Kebijaksanaan Moneter Dan Hasilnya

• Bekerjanya transmisi kebijakan


moneter ini memerlukan waktu (time
lag). Tenggang waktu masing-masing
jalur berbeda dengan yang lain. Jalur
nilai tukar biasanya berkerja lebih cepat
karena dampak perubahan suku bunga
kepada nilai tukar bekerja sangat cepat.

• Kondisi sektor keuangan dan perbankan juga sangat berpengaruh pada kecepatan transmisi kebijakan moneter. Apabila
perbankan melihat risiko perekonomian cukup tinggi, respons perbankan terhadap penurunan suku bunga BI Rate biasanya
sangat lambat. Juga, apabila perbankan sedang melakukan konsilidasi untuk memperbaiki permodalan, penurunan suku
bunga kredit dan meningkatnya permintaan kredit belum tentu direspons dengan menaikkan penyaluran kredit
Kelembagaan Kebijaksanaan Moneter

Mejelang tahun 1965 bank-bank umum


tidak dapat lagi menjalankan fungsi-
fungsinya yang normal : inflasi telah Banyak bank swasta tidak berfungsi sebagai
merongrong kemampuan bank umum bank dalam arti yang sesungguhnya dan hanya
menarik dana dari masyarakat, dan merupakan alat perusahaan swasta untuk
akibatnya kegiatan perbankan dibidang memperlancar kegiatan keuangannya
peminjaman menjadi tidak berarti.
Mission and Vision

Pada tahun 1983 pemerintah mengeluarkan


deregurasi perbankan untuk pertama kalinya,
yang dikenal dengan Paket Juni (Pakjun). Lima tahun setelah Pakjun itu, pemerintah mengeluarkan
Paket ini memberikan kemudahan bagi bank paket 27 oktober 1988 yang dikenal dengan Pakto 88.
untuk menentukan sendiri suku bunga Paket ini adalah aturan paling liberal sepanjang sejarah
deposito dan dihapuskannya campur tangan perbankan indonesia
Bank Indonesia terhadap bank dalam
penyaluran kredit.
Pada tahun 1991 pemerintah meluncurkan paket kebijaksanaan yang
mengatur syarat bahwa modal sendiri dari sebuah bank seharusnya
sebesar 8% dari seluruh asset, karena diyakini bahwa pada saat itu
banyak bank yang mempunyai kecukupan modal(dikenal dengan
istilah capital adequacy ratio atau CAR, perbandingan antara modal
sendiri dengan asset) sangat rendah, di bawah 5% malah ada yang
negatif. Pada bulan juli 1997 ditentukan pembatasan pemberian kredit
oleh bank umum kepada perusahaan pengembang properti dan
kebijaksanaan penundaan terhadap,mega proyek,karena banyaknya
kredit macet dibidang tertentu.
Babak berikutnya secara alamiah adalah bahwa jumlah bank kian
menyusut. Lalu muncul sosok bank-bank besar yang jumlahnya relatif
sedikit, jumlah bank swasta nasional terpangkas dari 160 buah
sebelum krisis menjadi 81 buah per juni 2000. Banyak peraturan Bank
Indonesia yang telah dikeluarkan misalnya saja tahun 2005
dikeluarkan peraturan Bank Indonesia mengenai perubahan Giro
Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan
valuta asing.
Kelembagaan / Perbankan
(Gusti Ayu Intan Puspita Dewi)
Definisi Bank
Bank adalah
lembaga/perusahaan yang
aktivitasnya menghimpun dana
berupa giro, deposito, tabungan,
dan simpanan yang lain dari
pihak yang kelebihan dana
(surplus spending unit) kemudian
melemparkan kembali kepada
masyarakat yang membutuhkan
dana (deficit spending unit)
dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuk lainnya dalam
rangkah meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.

Menurut Sigit Triandaru dan Totok


Budisantoso (2006:9), “fungsi utama bank
adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat untuk berbagai tujuan
atau sebagai financial intermediary”
Fungsi Bank

Agent of trust 01

Dasar utama kegiatan perbankan


adalah kepercayaan (trust), baik
dalam hal menghimpun dana Agent of
maupun penyaluran dana 02
Development
Kegiatan bank berupa
menyalurkan dana sangat
diperlukan bagi lancarnya kegiatan
Agent of service 03 perekonomian di sektor riil.
Jasa yang ditawarkan ini erat kaitannya
dengan kegiatan perekonomian
masyarakat secara umum.
III. Mencegah Capital Flight
(I Putu Artha Satria Wibawa)
Capital Flight
Capital Flight merupakan seluruh
aliran modal keluar yang dilakukan
oleh penduduk dari suatu Negara,
sedangkan apabila modal yang
dimaksud diinvestasikan pada
perekonomian domestik akan
meningkatkan tingkat pengembalian
sosial (return social) dan potensi
pertumbuhan ekonomi, Hal tersebut
merupakan definisi yang paling luas
(broad definition)
Mencegah Capital Flight
Upaya pemerintah dalam mewaspadai pelarian modal yaitu pemerintah mempersiapkan anggaran untuk
menjaga stabilisasi dalam negeri (Bond Stabilitation Fund) yang bertujuan untuk menjaga agar krisis ekonomi
yang pernah melanda Indonesia tidak terjadi lagi pada kondisi ekonomi terburuk sekalipun. Adapun tiga pilar
yang dikemukakan oleh Hartadi yaitu ;

Pilar pertamanya, pemerintah Pilar kedua, dilakukan upaya Pilar ketiga adalah bond
akan terus berkordinasi untuk menjaga agar capital stabilitation fund. Dana ini
dengan Bank Indonesia (BI) inflow tidak masuk dalam bisa dikumpulkan bersama
tentang bagaimana cara Sertifikat Bank Indonesia Perbankan untuk mencegah
memanfaatkan arus modal (SBI). Menurut Hartadi, SBI terjadinya sesuatu yang tidak
yang masuk agar bisa bukan instrumen yang baik diinginkan pada ekonomi
terkendali untuk investasi. dalam negeri.
DEVALUASI
(I Made Gilang Jhuniantara)
Beberapa Pengertian Devaluasi
Menurunnya nilai mata uang Kebijakan pemerintah
dalam negeri terhadap mata untuk menurunkan nilai
uang luar negeri. mata uang dalam negeri
terhadap valuta asing
dengan sengaja.

Pemangkasan sebuah mata Penurunan nilai mata uang


uang agar nilainya dapat terhadap mata uang
meningkat dibandingkan lainnya, biasanya Dollar
mata uang lain (terapresiasi). AS, yang besarnya
ditentukan oleh pemerintah.
Beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum
sebuah mata uang didevaluasi

Hutang luar negeri


yang sangat besar.

Tingkat inflasi super


tinggi > 200%
04 03 02 01

Cadangan devisa sangat minim.

Instabilitas ekonomi yang dapat


mengguncang negara
Tujuan Devaluasi
Untuk meningkatkan ekspor dan menekan jumlah
01 impor. Hal tersebut diharapkan akan memperbaiki
Balance of Payment.

Untuk meningkatkan
02 pemakaian produksi dalam
negeri. Ini dapat dicapai jika
barang impor harganya lebih
mahal dari barang lokal.

Tercapainya kesetimbangan Balance of


03 Payment, sehingga kurs mata uang asing
menjadi relatif stabil.
enyebab Devaluasi Devaluasi sangat
dipengaruhi oleh
perilaku masyarakat
dan faktor utama
penyebab devaluasi
yaitu kegiatan import.
Volume impor yang
tinggi terhadap barang
Kegiatan impor yang tinggi (bahan pokok, elektronik, dan dari luar negeri,
terutama jika tidak

kebutuhan lainnya).
diimbangi dengan
kegiatan ekspor yang
cukup akan
Kegiatan ekspor hanya pada bahan pangan dan biota laut. mengakibatkan
semakin

Tingginya tingkat pengangguran di suatu negara. meningkatnya


permintaan konversi
nilai mata uang lokal
menjadi mata uang
asing, misalnya dari
rupiah ke dollar.

2
3 1

 Berkurangnya Volume Impor Apabila permintaan tersebut


semakin tinggi, maka kurs beli

 Bertambahnya Volume Ekspor dollar akan naik dan nilai rupiah


semakin turun yang juga akan
berdampak pada terjadinya inflasi.
 Barang Lokal Semakin Bersaing
 Meningkatnya Devisa

Dampak Devaluasi
KASUS DEVALUASI DI INDONESIA
21 Agustus 1971
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto (Orde Baru) melalui
Menkeu Ali Wardhana. Pada 15 Agustus 1971, Amerika Serikat harus
menghentikan pertukaran dolar dengan emas. Presiden Richard Nixon
cemas dengan terkurasnya cadangan emas AS jika dolar dibolehkan
terus ditukar emas, sedang nilai waktu itu US$34,00 sudah bisa membeli
1 ons emas. Soeharto tidak dapat mengelak dari dampak gebrakan Nixon
dan pada 21 Agustus 1971, Indonesia mendevaluasi Rupiah dari
Rp378,00 menjadi Rp415,00 per 1 US$.

15 November 1978
Masa Pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menkeu Ali Wardhana.
Meski Indonesia mendapat rezeki kenaikan harga minyak akibat Perang
Arab-Israel 1973, namun Pertamina justru nyaris bangkrut dengan hutang
sebesar US$10 miliar dan Ibnu Sutowo mengundurkan diri sebagai dirut
pada 1976. Kemudian pada 15 November 1978, dilakukan devaluasi rupiah
dari Rp415,00 menjadi Rp625,00 per 1 US$.

30 Maret 1983
Masa Pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menkeu Radius
Prawiro. Saat itu, Menkeu Radius Prawiro mendevaluasi rupiah
48%, jadi hampir sama dengan menggunting nilai separuh. Kurs
1 dolar AS naik dari Rp702,50 menjadi Rp970,00.
12 September 1986

Masa Pemerintahan Sejak devaluasi yang terakhir dilakukan pada September 1986, perekonomian
Presiden Soeharto
melalui Menkeu Indonesia sangat rentan terhadap desas-desus devaluasi. Kebijakan ini seringkali
Radius Prawiro. Pada
12 September 1986
Radius Prawiro
dianggap merupakan solusi terbaik untuk menghadapi berbagai krisis, misalnya jika
kembali
mendevaluasi rupiah
terjadi tekanan terhadap neraca perdagangan (balance of trade) maupun neraca
sebesar 47%, dari
Rp1.134,00 ke
transaksi berjalan (balance of current account), serta menipisnya cadangan devisa
Rp1.664,00 per 1
dolar AS. (international reserve).

Namun kenyataannya,
hingga 1996 pemerintah
tidak sekalipun
melakukan devaluasi
rupiah. Dalam teori

Setelah devaluasi 1978, Indonesia menganut konvensional, kebijakan


devaluasi diberlakukan
untuk memenuhi dua
sistem managed floating, yaitu sistem kurs tujuan utama.

yang diintervensi oleh bank sentral dengan


cara membeli atau menjual mata uang negara  Pertama, mendapatkan posisi
tersebut di pasar valuta asing. Devaluasi neraca pembayaran yang baik
kembali diterapkan pada 30 Maret 1983  Kedua, mempertahankan
sebesar 37 persen, dan setelah itu sistem momentum pertumbuhan melalui
rangsangan ekspor dan perluasan
managed floating yang diterapkan bersifat
kesempatan kerja
lebih fleksibel
Dengan dampak devaluasi
yang tidak jarang
bertentangan (ambivalen),
pemerintah negara-negara Devaluasi dalam kasus
berkembang enggan untuk
ini, walaupun dapat
menerapkan kebijakan ini.
Adapun alasannya: memperbaiki posisi
Pertama, jika devaluasi telah eksternal negara
diantisipasi oleh masyarakat,
bisa mendorong tindakan
tersebut, dapat
spekulatif berupa berakibat pada
pemborongan devisa dan
melarikannya ke luar negeri
penurunan output,
(capital flight). peningkatan jumlah
Kedua, dampak penerapan
devaluasi di negara yang
pengangguran, dan
mengalarni real exchange distribusi pendapatan
rate overvaluation dan krisis
neraca pembayaran, tidak
yang semakin tidak
selalu sejalan dengan teori merata.
tradisional yang menyebutkan
bahwa devaluasi akan sangat
menguntungkan bagi negara
tersebut.
Kebijaksanaan Moneter
Orde Lama dan Orde Baru
(I Gusti Ayu Ngurah Pradnyadevi Utami)
0

Kebijakan Moneter di Masa Orde Lama

Kebijaksanaan pemerintah pada masa ini lebih diarahkan kepada proses perbaikan dan
pembersihan semua faktor dari unsur-unsur peninggalan orde lama, tertama dari paham komunis.
Selain itu kebijaksanaan pemerintahan dalam mengupayakan penurunan tingkat inflansi yang
masih sangat tinggi.
Penyebab ekonomi keuangan pada
masa awal kemerdekaan amat buruk

Kas negara kosong Eksploitasi besar-besaran


di masa penjajahan
04

03
Adanya Blokade
Ekonomi Oleh Belanda
Inflasi yang Sangat Tinggi
02
01
Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi

Kasimo Plan Program Pinjaman Nasional

Rekonstruksi dan
Rasionalisasi Angkatan Upaya menembus blokade
Perang (Rera) 1948

Pembentukan Planning Konferensi Ekonomi


Board19 Januari 1947 Februari 1946
Masa Demokrasi
Liberal (1950-1959)

Perekonomian diserahkan pada pasar


sesuai teori-teori mazhab klasik yang
menyatakan laissez faire laissez
passer. Padahal pengusaha pribumi
masih lemah dan belum bisa bersaing
dengan pengusaha nonpribumi,
terutama pengusaha Cina.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengatasi masalah ekonomi

Pembatalan sepihak atas hasil-hasil


Gunting Syarifuddin Konferensi Meja Bundar
pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret Akibatnya banyak pengusaha Belanda
1950, untuk mengurangi jumlah uang yang yang menjual perusahaannya
beredar agar tingkat harga turun.

Program Benteng Sistem ekonomi Ali-Baba


upaya menumbuhkan wiraswastawan penggalangan kerjasama antara
pribumi dan mendorong importir nasional pengusaha cina dan pengusaha pribumi

Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia


sebagai bank sentral dan bank sirkulasi
Masa Demokrasi
Terpimpin (1959-
1965)
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5
Juli 1959, maka Indonesia menjalankan
sistem demokrasi terpimpin dan
struktur ekonomi Indonesia menjurus
pada sistem etatisme (segala-galanya
diatur oleh pemerintah).
Kegagalan-kegagalan dalam berbagai
tindakan moneter itu diperparah karena
Devaluasi yang dilakukan pada 13 pemerintah tidak menghemat
Desember 1965 menjadikan uang pengeluaran-pengeluarannya
senilai Rp 1000 menjadi Rp 1
Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
untuk mencapai tahap ekonomi sosialis
Indonesia dengan cara terpimpin

Devaluasi yang diumumkan pada 25


Agustus 1959 menurunkan nilai uang
0

Kebijakan Moneter di Masa Orde Baru

Di awal Orde Baru, Soeharto berusaha keras membenahi ekonomi Indonesia yang terpuruk, dan
berhasil untuk beberapa lama. Untuk menekan inflasi yang begitu tinggi, Soeharto melakukan
dengan menertibkan anggaran, menertibkan sektor perbankan, mengembalikan ekonomi pasar,
memperhatikan sektor ekonomi, dan merangkul negara-negara barat untuk menarik modal.
Kebijakan Mengacu pada Tap MPRS

Mendobrak kemacetan Debirokratisasi untuk Berorientasi pada


ekonomi dan memperbaiki memperlancar kegiatan kepentingan produsen kecil
sektor-sektor yang perekonomian
menyebabkan kemacetan
Langkah-langkah Penyelamatan

Berorientasi pada
Mengadakan operasi pajak
kepentingan produsen kecil

Cara pemungutan pajak baru Debirokratisasi untuk memperlancar


kegiatan perekonomian

Memperbaiki sektor-sektor yang


menyebabkan kemacetan
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
01 menuju terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia

TRILOGI
Pertumbuhan ekonomi yang cukup
PEMBANGUNAN 02 tinggi

Stabilitas nasional yang sehat dan


03 dinamis
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan
yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan
neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro,
yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan
kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang.
Krisis Moneter dan
Cara Mengatasinya
(I Gusti Ayu Ngurah Pradnyadevi Utami)
Krisis Moneter
Krisis yang melanda dibarengi dengan
multi-dimensi krisis (crisis multidimetion)
seperti semakin melemahnya daya saing
ekonomi nasional terhadap ekonomi negara
asing, dan adanya faktor-faktor pemicu
krisis, seperti rendahnya produktivitas
kerja, minimnya upah pekerja, pengawasan
keuangan yang tidak pada trek yang tepat,
dan bermunculan praktek oligopoli maupun
monopoli dalam berbagai situasi pasar.
Implikasi dari berbagai kelemahan

Aliran modal berbalik arah Terjadinya kontraksi PDB Meningkatnya jumlah


dari arus masuk (capital yang bersumber dari pengangguran dan
inflow) menjadi keluar menurunnya permintaan setengah pengangguran
(capital outflow) domestik
Kebijakan Pemerintah Mengatasi Krisis Moneter

Kebijakan Ekonomi Makro Kebijakan Ekonomi Mikro


Mengurangi dampak negatif dari krisis ekonomi
Kebijakan moneter yang ketat dengan tingkat 01 terhadap kelompok penduduk berpenghasilan
bunga yang tinggi selain dimaksukan untuk rendah dengan dikembangkannya jaringan
pengaman sosial.
menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar
Menyehatkan sistem lembaga perbankan dan
rupiah terhadap valuta asing, juga dimaksudkan 02 memulihkan kepercayaan masyarakat
untuk menahan permintaan agregate dan terhadap lembaga perbankan Indonesia.

mendorong masyarakat untuk meningkatkan 03 Merestrukturisasi hutang luar negeri.


tabungan di lembaga perbankan, sehingga
dalam hal ini dibutuhkan deregulasi aturan 04 Mereformasi struktural di sektor rill.
perbankan yang ketat agar masyrakat si pemilik
05 Mendorong ekspor.
dana mempunyai kepercayaan terhadap bank.
Upaya-Upaya
Pemulihan Ekonomi Jaringan Pengaman Sosial

Menunda proyek-proyek dan


kegiatan pembangunan yang 1

belum mendesak
Melakukan realokasi dan
2 menyediakan tambahan anggaran
untuk bidang pendidikan dan
kesehatan
Memperluas, penciptaan kerja
dan kesempatan kerja bagi 3
mereka yang kehilangan
pekerjaan

4 Memperbaiki sistem distribusi


Upaya-Upaya
Pemulihan Ekonomi

Penyehatan Sistem Perbankan

• Kebijakan untuk • Kebijakan untuk


membangun kembali menyelesaikan
sistem perbankan yang masalah perbankan
sehat guna mendukung yang telah terjadi
pemulihan ekonomi dengan melakukan
nasional pemulihan dan
penyehatan
perbankan
Upaya-Upaya
Pemulihan Ekonomi
Hutang luar negeri swasta dan pinjaman antar
bank-bank merupakan penyebab utama dari ksrisis
moneter di Indonesia, yang berakibat pada
melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap
mata uang asing. Oleh karena itu, untuk

Restrukturisasi mengurangi permintaan mata uang asing dan


sekaligus untuk memberikan kesempatan kepada
Utang Luar debitor untuk menyelesaikan utang-utangnya maka

Negeri pemerintah melalui mekanisme kesepakatan


Frakrut tanggal 4 Juni 1998 telah menyusun
kerangka restrukturisasi utang dunia usaha, dan
pengaturan pemberian fasilitas perbankan untuk
mengatasi defisit modal pembiayaan.
Upaya-Upaya
Pemulihan Ekonomi

Reformasi Struktural di Sektor Perbankan


• Penghapusan berbagai praktek monopoli

• Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang yang berkenaan dengan


pembangunan ekonomi, termasuk perdagangan luar negeri dan bidang investasi

• Privatisasi BUMN (dalam hal ini privatisasi bertujuan untuk memperluas


permodalan perusahaan-perusahaan dalam hal pemerataan ekonomi dan
keterbukaan investasi di Indoensia).
Dalam kaitannya dengan aspek deregulasi dan debirokratisasi, maka pemerintah
telah mencabut berbagai peraturan, yaitu

1
Peraturan yang menghalangi investasi asing sampai 49 % dari perusahaan-perusahaan
yang telah terdaftar di pasar modal

2
Merevisi daftar negatif investasi dengan pengurangan jumlah bidang usaha yang tertutup
bagi investor asing

3
Mencabut pembatasasn investasi asing terhadap perkebunan, perdagangan eceran dna
perdagangan besar

4 Mencabut ketentuan tata niaga yang reskriktif terhadap produksi industri

5 Menerapkan perdagangan bebas, walaupun masih bersifat parsial, meliputi daerah-daerah


tingkat I dan II provinsi, serta memberikan kebebasan terbatas kepada pemerintah daerah
untuk melakukan kerjasama investasi langsung dengan pihak pemodal asing
Thank you
-DISCUSSION SECTION-

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 19
    Bab 19
    Dokumen8 halaman
    Bab 19
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • RMK 7
    RMK 7
    Dokumen11 halaman
    RMK 7
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Wa0011
    Wa0011
    Dokumen12 halaman
    Wa0011
    Umul fatdillah
    Belum ada peringkat
  • RMK 2
    RMK 2
    Dokumen10 halaman
    RMK 2
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Akuisisi Dan Disposisi
    Akuisisi Dan Disposisi
    Dokumen12 halaman
    Akuisisi Dan Disposisi
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • KLP 4
    KLP 4
    Dokumen45 halaman
    KLP 4
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    Dokumen63 halaman
    AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 9
    CG Sap 9
    Dokumen6 halaman
    CG Sap 9
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • RMK LPD KLP 3
    RMK LPD KLP 3
    Dokumen10 halaman
    RMK LPD KLP 3
    Intan Puspita
    Belum ada peringkat
  • RMK 2
    RMK 2
    Dokumen10 halaman
    RMK 2
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 12
    CG Sap 12
    Dokumen6 halaman
    CG Sap 12
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 11
    CG Sap 11
    Dokumen5 halaman
    CG Sap 11
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Akpri
    Akpri
    Dokumen10 halaman
    Akpri
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • RMK 4
    RMK 4
    Dokumen13 halaman
    RMK 4
    Intan Puspita
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 8
    CG Sap 8
    Dokumen7 halaman
    CG Sap 8
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 21
    Bab 21
    Dokumen12 halaman
    Bab 21
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 14
    CG Sap 14
    Dokumen6 halaman
    CG Sap 14
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 10
    CG Sap 10
    Dokumen12 halaman
    CG Sap 10
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 15
    Bab 15
    Dokumen12 halaman
    Bab 15
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 13
    Bab 13
    Dokumen15 halaman
    Bab 13
    Pradnyadevi
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 13
    CG Sap 13
    Dokumen7 halaman
    CG Sap 13
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 17
    Bab 17
    Dokumen15 halaman
    Bab 17
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • RMK Bab 12
    RMK Bab 12
    Dokumen14 halaman
    RMK Bab 12
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 6
    CG Sap 6
    Dokumen8 halaman
    CG Sap 6
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Paper Perekonomian 5
    Paper Perekonomian 5
    Dokumen32 halaman
    Paper Perekonomian 5
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • RMK Perekonomian Indonesia 7
    RMK Perekonomian Indonesia 7
    Dokumen25 halaman
    RMK Perekonomian Indonesia 7
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • PI KLP 6
    PI KLP 6
    Dokumen32 halaman
    PI KLP 6
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Sia
    Sia
    Dokumen25 halaman
    Sia
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • PI Materi KLP 4 FIX!
    PI Materi KLP 4 FIX!
    Dokumen32 halaman
    PI Materi KLP 4 FIX!
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat