PEREKONOMIAN
INDONESIA
KEBIJAKSANAAN
MONETER
Our Team….
PERMANA INTAN ARTHA GILANG DEVI
(1707532064)/03 (1707532088)/11 (1707532099)/18 (1707532104)/22 (1707532111)/28
Kadek Virginiawan Gusti Ayu Intan Puspita I Putu Artha Satria I Made Gilang I Gusti Ayu Ngurah
Permana Putra Dewi Wibawa Jhuniantara Pradnyadevi Utami
PILIHAN KEBIJAKSANAAN
MONETER
(Kadek Virginiawan Permana Putra)
PENGERTIAN
KEBIJAKAN MONETER
Kebijaksanaan moneter adalah
setiap kebijaksanaan yang
diambil oleh pemerintah atau
oleh Bank Indonesia atau
bersama-sama di dalam bidang
keuangan atau bidang moneter
dengan harapan memperngaruhi
sektor riil, khususnya menunjang
pembangunan ekonomi.
TUJUAN
KEBIJAKAN MONETER
Tujuan kebijakan moneter mestinya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pembangunan ekonomi. Tujuan akhir ini mungkin dapat
dicapai dengan berbagai kebijaksanaan disektor moneter maupun
kebijaksanaan disektor rill.Kebijaksanaan di sektor moneter itu sendiri
berupa mengendalikan jumlah uang yang beredar (likuiditas perekonomian),
atau menjaga stabilitas nilai rupiah, menstabilkan tingkat bunga,
melaksanakan kebijaksanaan untuk mengurangi atau menghapus pencucian
uang (Money Laundering), laju pertumbuhan pendapatan nasional, stabilitas
kurs valuta asing, dan sebagainya, dimana Bank Indonesia memiliki
kewenangan untuk menetapkan sasaran-sasaran moneter tersebut
berdasarkan undang-undang.
Alat Kebijaksanaan Moneter
1 Operasi Pasar
Terbuka (OPT) 2 Penetapan
Cadangan
Wajib
3 Politik
Diskonto 4 Pengaturan
Kredit atau
Pembiayaan
Minimum
KEBIJAKSANAAN LAIN : Bujukan moral ( moral suasion), Sanering, Pergantian uang, dan Devaluasi.
Sifat Kebijaksanaan Moneter Dan Hasilnya
• Kondisi sektor keuangan dan perbankan juga sangat berpengaruh pada kecepatan transmisi kebijakan moneter. Apabila
perbankan melihat risiko perekonomian cukup tinggi, respons perbankan terhadap penurunan suku bunga BI Rate biasanya
sangat lambat. Juga, apabila perbankan sedang melakukan konsilidasi untuk memperbaiki permodalan, penurunan suku
bunga kredit dan meningkatnya permintaan kredit belum tentu direspons dengan menaikkan penyaluran kredit
Kelembagaan Kebijaksanaan Moneter
Agent of trust 01
Pilar pertamanya, pemerintah Pilar kedua, dilakukan upaya Pilar ketiga adalah bond
akan terus berkordinasi untuk menjaga agar capital stabilitation fund. Dana ini
dengan Bank Indonesia (BI) inflow tidak masuk dalam bisa dikumpulkan bersama
tentang bagaimana cara Sertifikat Bank Indonesia Perbankan untuk mencegah
memanfaatkan arus modal (SBI). Menurut Hartadi, SBI terjadinya sesuatu yang tidak
yang masuk agar bisa bukan instrumen yang baik diinginkan pada ekonomi
terkendali untuk investasi. dalam negeri.
DEVALUASI
(I Made Gilang Jhuniantara)
Beberapa Pengertian Devaluasi
Menurunnya nilai mata uang Kebijakan pemerintah
dalam negeri terhadap mata untuk menurunkan nilai
uang luar negeri. mata uang dalam negeri
terhadap valuta asing
dengan sengaja.
Untuk meningkatkan
02 pemakaian produksi dalam
negeri. Ini dapat dicapai jika
barang impor harganya lebih
mahal dari barang lokal.
kebutuhan lainnya).
diimbangi dengan
kegiatan ekspor yang
cukup akan
Kegiatan ekspor hanya pada bahan pangan dan biota laut. mengakibatkan
semakin
2
3 1
Dampak Devaluasi
KASUS DEVALUASI DI INDONESIA
21 Agustus 1971
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto (Orde Baru) melalui
Menkeu Ali Wardhana. Pada 15 Agustus 1971, Amerika Serikat harus
menghentikan pertukaran dolar dengan emas. Presiden Richard Nixon
cemas dengan terkurasnya cadangan emas AS jika dolar dibolehkan
terus ditukar emas, sedang nilai waktu itu US$34,00 sudah bisa membeli
1 ons emas. Soeharto tidak dapat mengelak dari dampak gebrakan Nixon
dan pada 21 Agustus 1971, Indonesia mendevaluasi Rupiah dari
Rp378,00 menjadi Rp415,00 per 1 US$.
15 November 1978
Masa Pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menkeu Ali Wardhana.
Meski Indonesia mendapat rezeki kenaikan harga minyak akibat Perang
Arab-Israel 1973, namun Pertamina justru nyaris bangkrut dengan hutang
sebesar US$10 miliar dan Ibnu Sutowo mengundurkan diri sebagai dirut
pada 1976. Kemudian pada 15 November 1978, dilakukan devaluasi rupiah
dari Rp415,00 menjadi Rp625,00 per 1 US$.
30 Maret 1983
Masa Pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menkeu Radius
Prawiro. Saat itu, Menkeu Radius Prawiro mendevaluasi rupiah
48%, jadi hampir sama dengan menggunting nilai separuh. Kurs
1 dolar AS naik dari Rp702,50 menjadi Rp970,00.
12 September 1986
Masa Pemerintahan Sejak devaluasi yang terakhir dilakukan pada September 1986, perekonomian
Presiden Soeharto
melalui Menkeu Indonesia sangat rentan terhadap desas-desus devaluasi. Kebijakan ini seringkali
Radius Prawiro. Pada
12 September 1986
Radius Prawiro
dianggap merupakan solusi terbaik untuk menghadapi berbagai krisis, misalnya jika
kembali
mendevaluasi rupiah
terjadi tekanan terhadap neraca perdagangan (balance of trade) maupun neraca
sebesar 47%, dari
Rp1.134,00 ke
transaksi berjalan (balance of current account), serta menipisnya cadangan devisa
Rp1.664,00 per 1
dolar AS. (international reserve).
Namun kenyataannya,
hingga 1996 pemerintah
tidak sekalipun
melakukan devaluasi
rupiah. Dalam teori
Kebijaksanaan pemerintah pada masa ini lebih diarahkan kepada proses perbaikan dan
pembersihan semua faktor dari unsur-unsur peninggalan orde lama, tertama dari paham komunis.
Selain itu kebijaksanaan pemerintahan dalam mengupayakan penurunan tingkat inflansi yang
masih sangat tinggi.
Penyebab ekonomi keuangan pada
masa awal kemerdekaan amat buruk
03
Adanya Blokade
Ekonomi Oleh Belanda
Inflasi yang Sangat Tinggi
02
01
Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi
Rekonstruksi dan
Rasionalisasi Angkatan Upaya menembus blokade
Perang (Rera) 1948
Di awal Orde Baru, Soeharto berusaha keras membenahi ekonomi Indonesia yang terpuruk, dan
berhasil untuk beberapa lama. Untuk menekan inflasi yang begitu tinggi, Soeharto melakukan
dengan menertibkan anggaran, menertibkan sektor perbankan, mengembalikan ekonomi pasar,
memperhatikan sektor ekonomi, dan merangkul negara-negara barat untuk menarik modal.
Kebijakan Mengacu pada Tap MPRS
Berorientasi pada
Mengadakan operasi pajak
kepentingan produsen kecil
TRILOGI
Pertumbuhan ekonomi yang cukup
PEMBANGUNAN 02 tinggi
belum mendesak
Melakukan realokasi dan
2 menyediakan tambahan anggaran
untuk bidang pendidikan dan
kesehatan
Memperluas, penciptaan kerja
dan kesempatan kerja bagi 3
mereka yang kehilangan
pekerjaan
1
Peraturan yang menghalangi investasi asing sampai 49 % dari perusahaan-perusahaan
yang telah terdaftar di pasar modal
2
Merevisi daftar negatif investasi dengan pengurangan jumlah bidang usaha yang tertutup
bagi investor asing
3
Mencabut pembatasasn investasi asing terhadap perkebunan, perdagangan eceran dna
perdagangan besar