Anda di halaman 1dari 3

1.

Manfaat Bisnis Kolaborasi dan Bisnis Jejaring Sosisal


Suatu bisnis yang melakukan kolaboratif akan mengahasilkan bisnis yang
sukses. Kolaborasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan jejaring sosial akan
memberikan keuntungan yang berlipat ganda karena bisnis tersebut mendatangkan
investor untuk berinvestasi. Adapun bebrapa manfaat bisnis dari kolaborasi dan bisnis
jejaring sosial yaitu:
a. Produktivitas
Orang yang saling bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaannya maka akan
memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan mendalam dalam menyelesaikan
permasalah yang ada. Dengan bekerja sama, masalah akan cepat terselesaikan dan lebih
mudah jika dibandingkan di lakukan dengan sendiri.
b. Kualitas
Permasalahan akan terselesaikan dengan cepat dengan adanya kolaboratif atar pekerja
yang ada disuatu perusahaan. Dengan adanya kolaboratif dan penggunaan teknologi
sosial, masalah dapat dikoreksi bersama-sama sehingga penyelesaiannya akan cepat dan
dapat mempersingkat waktu perancangan dan produksi.
c. Inovasi
Ide yang lebih unik dan inovatif akan mudah didapat jika antar pekerja dalam suatu
perusahaan saling bekerja sama. Dengan saling bekerja sama akan muncul ide-ide baru
yang lebih inovatif mengenai produk yang akan dihasilkan, layanan yang akan diberikan,
serta system administrasi suatu perusahaan.
d. Layanan pelanggan
Orang yang bekerja bersama-sama menggunakan perangkat kolaborasi dan jejaring sosial
dapat menyelesaikan masalah dan keluhan pelanggan lebih cepat dan efektif daripada
mereka yang bekerja secara sendiri-sendiri.
e. Kinerja keuangan (keuntungan, penjualan, dan pertumbuhan penjualan)
Perusahaan yang kolaboratif akan menhgasilkan penjualan, dan kinerja keuangan yang
unggul karena dengan melakukan kolaborasi dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas
sehingga produk yang dijual akan semakin meningkat dan dapat memberikan keuntungan
yang lebih besar.
2. Membangaun Budaya dan Proses Bisnis yang Kolaboratif
Budaya bisnis dan proses bisnis yang kolaboratif merupakan suatu hal yang bersifat
sosial dalam suatu organisasi bisnis. Jika dalam suatu organisasi bisnis tidak terdapat budaya dan
proses bisnis yang mendukung maka kolaborasi tidak akan berlangsung secara spontan..
Perushaan bisnis yang berskala besar memiliki masa lalu yang bersifat “memerintah dan
mengendalikan” dimana semua maslalah yang terjadi akan dibebabankan kepada petinggi
perusahaan, sehingga petinggi tersebut akan memerintahkan bawahannya untuk menjalankan
rencana dari manajemen senior. Maka dari itu organisasi tersebut membutuhkan karyawan
tingkat rendah agar dapat menjalankan peintah dengan tanpa banyak pertanyaan.
Untuk menciptakan budaya dan proses bisnis yang kolaboratif maka manajemen senior
perlu membangun kolaborasi dengan tim kerja sebagai bagian penting dalam organisasi Selain
itu manajemen senior juga perlu menerapkan budaya kolaborasi antar pejabat senior di dalam
organisasi tersebut agar tercipta budaya dan proses bisnis yang bersifat kolaboratif.

3. Departemen Sistem Informasi


Departemen sistem informasi terdiri dari beberapa spesialis, yaitu:
a. Pemrogram
Pemrogram merupakan spesialis yang terlatih terkait dengan hal-hal teknis secara
mendalam, juga menulis berbagai perintah dalam suatu program untuk komputer.
b. Analisis sistem
Pekerjaan dari analisis system yaitu menerjemahkan permaslahan yang terjadi dalam
perusahaan sehingga mempermudah proses penyelesaiannya. Analisis sistem dapat
menunjukkan hubungan antara kelompok sistem informasi dengan seluruh kelompok
lainnya dalam perusahaan.
c. Manajer sistem informasi
Manajer system merupakan pemimpin dari pemrogram dan analisis sistem, manajer
proyek, manajer fasilitas, manajer telekomunikasi ataupun spesialis database.
Direktur informasi memimpin departemen sistem yang ada dalam suatu perusahaan,
dimana direktur informasi tersebut merupakan manajer yang mengawasi penggunaan teknoligi
dalam suatu perusahaan. Keahlian di bidang system informasi yang dimiliki oleh direktur
informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan karena keahlian tersebut dapat digunakan untuk
memainkan peran dalam mengintegrasikan teknologi dalam strategi bisnis perusahaan.
Direktur keamanan sistem informasi juga sangat dibutuhkan dalam bisnis perusahaan
guna menjamin keamanan dari system informasi perusahaan juga memperkuat kebijakan
kemanan perusahaan. Adapun tugas dari direktur keamanan sistem ini yaitu memberikan
pemahaman, pengetahuan serta pelatihan kepada pengguna dan spesialis system mengenai
keamanan, kewaspadaan manajemen tentang ancaman dan gangguan.
Keamanan sistem informasi dan kebutuhan pengamanan data pribadi menjadi sangat
penting, oleh sebab itu, perusahaan yang mengumpulkan data pribadi dalam jumlah besar
menyediakan Iowongan bagi chief privacy Officer (CPO). CPO bertanggung jawab dalam
memastikan perusahaan memenuhi prosedur hükum mengenai data pribadi yang telah
ditetapkan.
Chief knowledge Officer (CKO), bertanggung jawab dalam program pengelolaan
pengetahuan. CKO membantu merancang program dan sistem untuk menemukan sumber
pengetahuan baru atau memperbaiki penggunaan ilmu pengetahuan yang telah ada bagi proses
manajemen dan organisasi.
Pengguna akhir (enduser) adalah perwakilan dari departemen di luar kelompok sistem
informasi di mana aplikasi yang dikembangkan diperuntukkan bagi mereka. Para pengguna ini
memainkan peran yang terus bertambah beşar dalam perancangan dan pengembangan sistem
informasi.

Anda mungkin juga menyukai