Anda di halaman 1dari 3

Hukum Sebagai Kontrol Sosial

Nama : Putu Yoga Utama Putra

NIM : 1704552198

Kelas : Z

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2020
 Hukum Sebagai Kontol Sosial
Kontrol sosial adalah upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di dalam masyarakat, yang
bertujuan terciptanya suatu keadaan yang serasi antara stabilitas dan perubahan di dalam
masyarakat. Maksudnya adalah hukum sebagai alat memelihara ketertiban dan pencapaian
keadilan. Pengendalian sosial mencakup semua kekuatan-kekuatan yang menciptakan serta
memelihara ikatan sosial. Hukum merupakan sarana pemaksa yang melindungi warga
masyarakat dari perbuatan dan ancaman yang membahayakan dirinya dan harta bendanya. 
Hukum sebagai ‘Kontrol Sosial’ berarti hukum dapat mengendalikan masyarakat dan
melakukan pengendalian terhadap kejahatan dan potensinya di dalamnya, baik dalam perspektif
para pelaku sosial secara individual maupun secara kooperatif bersama dalam kesatuan sosial,
baik dari dalam maupun dari luar diri masyarakat. Sebagaimana dua proses dasar kontrol sosial
adalah internalisasi dan juga dengan tekanan dari luar masyarakat
Hukum sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat dituntut untuk dapat
mengatasi atau mewaspadai segala bentuk perubahan sosial atau kebudayaan. Meskipun telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui
dan memahami bagaimana prosedur-prosedur yang berlaku dalam hukum itu sendiri. Tidak
adanya pemahaman tersebut seringkali menyebabkan terjadi implementasi hukum yang tidak
benar. Hal tersebut dapat membuat hukum yang berlaku di masyarakat menjadi tidak optimal,
bahkan tidak jarang perangkat hukum tersebut justru disalahgunakan untuk tujuan-tujuan dan
maksud-maksud tertentu oleh oknum-oknum tertentu demi mendapatkan keuntungan pribadi
atau golongan.
 Fungsi hukum sebagai social control
Yaitu bertujuan untuk memberikan suatu batasan tingkah laku masyarakat yang menyimpang
dan akibat yang harus diterima dari penyimpangan tersebut. Penggunaan hukum sebagai social
control dapat berarti bahwa hukum itu mengawasi tingkah laku masyarakat artinya tidak terjadi
penyimpangan dari aturan hukum itu. Misalnya menentukan larangan – larangan pemberian ganti
rugi, dll. Adapun maksudnya agar setiap orang maupun masyarakat tidak melakukan perbuatan
yang dilarang oleh hukum.
Sebagai fungsi control, hukum juga dapat dijadikan sebagai alat pengendalian sosial dengan
tujuan untuk menganjurkan, mengajak, menyuruh, bahkan memaksa warga masyarakat untuk
mematuhi kaidah hukum yang berlaku. Sarana pengendalian sosial dapat dilakukan dalam 3
bentuk yaitu :
a. Bersifat preventif yaitu bertujuan untuk mencegah terjadinya gangguan stabilitas di
dalam masyarakat.
b. Bersifat represif yaitu bertujuan mengembalikan keseimbangan yang telah mengalami
gangguan di dalam masyarakat.
c. Bersifat preventif represif yaitu selain bertujuan untuk mencegah terjadinya gangguan
dalam masyarakat, juga sekaligus untuk mengembalikan keseimbangan antara stabilitas
dan fleksibilitas dalam kehidupan masyarakat.
Kontrol sosial mengacu umumnya mekanisme sosial dan politik atau proses yang mengatur
perilaku individu dan kelompok, yang menyebabkan kesesuaian dan kepatuhan terhadap aturan
negara, masyarakat diberikan, atau kelompok sosial. Banyak mekanisme kontrol sosial lintas-
budaya, jika hanya dalam mekanisme kontrol yang digunakan untuk mencegah pembentukan
kekacauan atau anomi klarifikasi diperlukan] Beberapa teori, seperti Émile Durkheim, lihat
bentuk kontrol sebagai peraturan.. Sosiolog mengidentifikasi dua bentuk dasar kontrol sosial 
yakni; Internalisasi norma dan nilai dan Eksternal sanksi, yang dapat baik positif (penghargaan)
atau negatif (hukuman).
Fungsi hukum dalam kelompok sosial di maksud  adalah menerapkan mekanisme kontrol
sosial yang akan membersihkan masyarakat dari sampah-sampah masyarakat yang tidak
dikehendaki sehingga hukum mempunyai suatu fungsi untuk mempertahankan eksistensi
kelompok itu. Anggota kelompok akan berhasil mengatasi tuntutan-tuntutan yang menuju ke
arah penyimpangan, guna menjamin agar kelompok dimaksud tetap utuh, atau kemungkinan lain
hukum gagal dalam melaksanakan tugasnya sehingga kelompok itu hancur, atau cerai-berai atau
punah. Karena itu, hukum tampak mempunyai fungsi rangkap. Di satu pihak dapat merupakan
tindakan yang mungkin menjadi demikian melembaga, yaitu menjadi mantap di antara anggota-
anggota kelompok masyarakat sehingga hukum mudah dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan
kelompok, dan kelompok itu menganggap tindakan itu sebagai suatu kewajiban. Di lain pihak
mungkin merupakan tindakan yang berwujud reaksi kelompok itu terhadap tingkah laku yang
menyimpang, dan yang diadakan untuk mengendalikan tingkah laku yang menyimpang itu.
Hukum dalam pengertian yang disebutkan terakhir ini terdiri dari pola-pola tingkah laku yang
dimanfaatkan oleh kelompok untuk mengembalikan tindakan-tindakan yang jelas mengganggu
usaha-usaha untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok. Hukum dalam fungsinya yang demikian
itu, merupakan instrumen pengendalian sosial.

Anda mungkin juga menyukai