Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

”Sistem Ekonomi Masyarakat Perkotaan dan Urbanisasi”

Dosen Pengampu:

Dr. Mhd. Nur,M.S.

Disusun Oleh Kelompok 10:

Indah Syafira (1711212043)

Trixy Delinda Alfi (1711213015)

Tasha Vebranti (1711211003)

Elsy Agusneli (1711211032)

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Andalas

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkah dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Sistem
Ekonomi Masyarakat Perkotaaan dan Urbanisasi”. Dan tidak lupa pula penulis
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan
kontribusi baik materi maupun pikirannya.

Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ilmu Sosial Dasar yang diampu oleh Bapak . Selain itu makalah ini disusun agar
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca tentang pengantar
ekonomi kesehatan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak


kekurangan. Maka dari itu penulis berharap agar adanya kritik dan saran yang
diberikan, sehingga dapat menjadi pelajaran untuk kedepannya.

Padang, April 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR....................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3

1.1 Latar Belakang..........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4

1. Apa yang dimaksu dengan masyarakat.............................................................4

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

2.1 Pengertian Masyarakat..............................................................................5

2.2 Masyarakat Perkotaan...............................................................................5

2.3 Sistem Ekonomi Masyarakat Kota............................................................9

2.4 Urbanisasi................................................................................................10

2.5 Dampak Urbanisasi.................................................................................14

2.6 Cara Menanggulangi Dampak Urbanisasi...............................................16

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

3.1 Kesimpulan..............................................................................................17

3.2 Saran........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan merupakan suatu permasalahan yang cukup pelik bagi bangsa
Indonesia selain daripada kasus korupsi yang semakin hari semakin marak di
Indonesia. Angka pertambahan orang miskin di Indonesia sendiri dalam tiga tahun
terakhir melonjak tajam. Berdasarkan data terakhir Asean Development Bank
(ADB), orang miskin di Indonesia bertambah 2,7 juta orang. Data ADB
menunjukkan tahun 2008 jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 40,4 juta
orang. Sementara tahun 2010 jumlah orang miskin meningkat menjadi 43,1 juta
orang atau naik 2,7 juta orang. Dalam mengukur angka kemiskinan ini, ADB
menggunakan standar pendapatan per hari di bawah Rp7.800 atau selisih 10
persen dari standar kemiskinan yang ditetapkan pemerintah yakni Rp7.060 per
hari.
Salahsatu diantara penyebabnya adalah diakibatkan oleh proses urbanisasi
penduduk desa ke kota, terutama ke kota-kota besar di Indonesia.
Permasalahannya muncul adalah ketika proses urbanisasi tersebut hanya
bermodalkan pada “kenekatan” semata sehingga pada akhirnya yang terjadi
adalah terbentuknya masyarakat miskin pinggiran kota yang datang ke kota tanpa
memiliki pendidikan formal yang tiggi dan keterampilan di tengah- tengah
persaingan masyarakat perkotaan yang begitu ketat.
Kemiskinan tersebut tentu memiliki dampak terutama terhadap keadaan
psikologis mereka akan kesenjangan sosial yang terutama terjadi di kota-kota
besar, sehingga tidak jarang banyak sekali kaum urban tersebut memutuskan diri
untuk menjadi seorang gelandangan atau hingga tindakan-tindakan kriminal yang
mungkin berawal dari kemsikinan tersebut.
Oleh karenanya kami mengambil tema besar ini sebagai bahan kajian
kemiskinan dalam makalah kami ini untuk secara bersama-sama menganalisis
serta memberikan solusi kongkrit, baik dari sudut pandang masyarakat maupun
kebijakan dari pemerintah.

3
1.2 Rumusan Masalah
2 Apa yang dimaksu dengan masyarakat
1. Apa itu masyarakat perkotaan?

2. Bagaimana system ekonomi masyarakat kota?

3. Apa itu urbanisasi

4. Apa dampak urbanisasi

5. Bagaimana cara menanggulangi Urbanisasi

2.1 Tujuan Penulisan


1) Mengetahui definisi dari Urbanisasi.
2) Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan proses urbanisasi.
3) Menganalisis faktor-faktor masalah urbanisasi.
4) Mengetahui akibat negative dari permasalahan urbanisasi tersebut.
5) Memberikan solusi permasalahan urbanisasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma adat yang sama-sama di taati dalam lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar
kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu
kelompok manusia yang memiliki cirri kehidupan yang khas. Masyarakat itu
timbul dalam setiap kumpulan individu, yang telah lama hidup dan bekerja sama
dalam waktu yang cukup lama.

Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli
sosiologi dunia.

1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama


dan menghasilkan kebudayaan.

2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif


pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

2.3 Masyarakat Perkotaan


Masyarakat perkotaan sering disebut juga Urban Community. Pengertian
masyarakt kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Perhatian masyarakat perkotaan tidak terbatas pada aspek-aspek seperti


pakaian, makanan dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian yang lebih luas
lagi. Masyarakat perkotaan sudah memandang kebutuhan hidup, artinya tidak
hanya sekedarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan karena pengaruh
pandangan warga kota sekitarnya. Misalnya dalam hal menghidangkan makanan,

5
yang di utamakan adalah bahwa makanan yang di hidangkan tersebut memberikan
kesan bahwa yang menghidangkannya memiliki kedudukan sosial yang
tinggi. Demikian pula masalah pakaian masyarakat kota memandang pakaian pun
sebagai alat kebutuhan sosial. Bahkan pakaian yang di pakai merupakan
perwujudan dari kedudukan sosial si pemakai.

Sistem perekonomian kota tidak terpusat pada satu jenis saja, melainkan
sangat bervariasi. Di kota terdapat berbagai macam sistem produksi, baik yang
mengolah bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Industri
dilakukan secara terus menerus dan besar-besaran, dengan tenaga manusia, mesin,
maupun dengan komputer.

Di kota besar terdapat banyak perkerjaan-pekerjaan yang menuntut


keahlian khusus, sehingga tidak semua warga kota dapat melakukannya. Misalnya
: Arsitektur, Insinyur - mesin, sarjana politik, pemegang buku dan sebagainya.
Walaupun demikian tidaklah berarti bahwa pekerjaan di kota adalah pekerjaan
hanya menekankan pada keahlian yang tersepesialisasi dan pekerjaan otak saja.
Tetapi ada juga pekerjaan-pekerjaan yang menekankan kemampuan tenaga kasar
saja. Misalnya : kuli bangunan, tukang becak.

Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar dari pada di desa. Di kota,
seseorang memiliki kesempatan lebih besar untuk mengalami mobilitas sosial,
baik vertical maupun horizontal.

Bagi masyarakat kota kepercayaan kepada Tuhan YME (kehidupan magis


religius) biasanya cukup terarah dan di tekankan pada pelaksanaan ibadah.
Upacara-upacara keagamaan sudah berkurang, demikian pula upacara-upacara
adat sudah menghilang. Hal ini di sebabkan bahwa msyarakat kota sudah
menekankan pada rasional pikir dan bukan pada emosionalnya. Semua kegiatan
agama, adat berlandaskan pada pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.

Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar dari pada di desa. Di kota,
seseorang memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengalami mobilitas
sosial, baik vertical maupun horisontal.

6
Dari uraian di atas maka dapatlah di simpulkan secara singkat bahwa dari ciri-ciri
masyarakat kota adalah sebagai beriktu :

1. Heterogenitas sosial
Kota merupakan melting pot bagi aneka suku maupun ras,
sehingga masing-masing kelompok berusaha di atas kelompok lain. Maka
dari itu sering terjadi usaha untuk memperkuat kelompoknya untuk
melebihi kelompok yang lain.
2. Hubungan sekunder
Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota (orang
lain) serba terbatas pada bidang hidup tertentu. Misalnya teman kerja,
teman seagama, atau seorganisasi yang lain.
3. Toleransi sosial
Masyarakat kota tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya dan
pribadi sebab masing-masing anggota mempunyai kesibukan sendiri.
Sehingga kontrol sosial pada masyarakat kota dapat di katakana lemah
sekali dan non pribadi.
4. Kontrol sekunder
Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi
secara pribadi atau sosial berjauhan. Dimana bila ada anggota masyarakat
yang susah, senang, jahad, dan lain sebagainya, anggota masyarakat yang
lain tidak mau mengerti.
5. Mobilitas sosial
Di kota sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun
perpindahan status, tugas maupun tempat tinggal. Di kota besar
perpindahan tempat tinggal menunjukan frekuensi yang tinggi, seseorang
yang tinggal di suatu rumah kemudian menjual dan membeli lagi terjadi
dalam proses yang gampang dan lancer.
6. Individual
Akibat hubungan sekunder, maupun kontrol sekunder, maka
kehidupan masyarakat di kota menjadi individual. Apakah yang mereka
inginkan dan rasakan, harus mereka rencana dan laksanakan sendiri.

7
Bantuan dan kerja sama dari anggota masyarakat yang lainsulit untuk di
harapkan.
7. Ikatan suka rela
Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder, tetapi dalam
organisasi tertentu yang mereka sukar. (kesenian, olahraga, politik) secara
sukarela ia menggabungkan diri menggabungkan dan berkorban.
8. Segregasi kekurangan
Akibat dari integritas sosial dan kompetisi ruang terjadi pola sosial,
ras, dan kompetisi ruang, terjadi pola sosial yang berdasarkan pada sosial
ekonomi, ras, agama, suku bangsadan sebagainya. Maka dari itu akhirnya
terjadi pemisahan temat tinggal dalam kelompok-kelompok tertentu.

Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :

1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan


keagamaan di desa. Cara berpikir masyarakat kota adalah rasional. Di
kota-kota orang juga beragama, tetapi pada umumnya pusat kegiatan
hanya tampak ditempat-tempat ibadah . diluar itu kehidupan masyarakat
berada di dalam lingkungan ekonomi, perdagangan, dan sebagainya.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain. Yang penting pada masyarakat kota adalah
perorangan atau individu bukan kelompok.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata. Dikota, hidup beragam manusia dari
berbagai latar belakang yang menyebabkan seseorang mendalami suatu
bidang kehidupan khusus.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih
banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa. Karna sistem
pembagian kerja yang tegas seperti diatas.
5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor
kepentingan dari pada faktor pribadi.
6. Jalan pikiran yang rasional menyebabkan interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada factor kepentingan dari pada factor pribadi.

8
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

2.4 Sistem Ekonomi Masyarakat Kota


Kota merupakan pusat kegiatan sector ekonomi sekunder yang meliputi
bidang industry, disamping sector ekonomi tertier yaitu bidang pelayanan jasa.
Jadi kegiatan didesa adalah mengolah alam untuk memperoleh bahan-bahan
mentah, baik bahan kebutuhan pangan, sandang, maupun lain-lain bahan mentah
untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota mengolah bahan-
bahan mentah yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi atau
mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera dikonsumsi. Dalam
hal distribusi hasil produksi ini pun terdapat perbedaan antara desa dan kota.
Disejumlah desa jumlah ataupun jenis barang yang tersedia di pasaran sangat
terbatas. Di kota tersedia berbagai macam barang yang jumlahnya melimpah.
Bahkan tempat penjualannya pun beranekaragam. Ada barang-barang yang
dijajakan di kaki lima, dijual di pasar biasa dimana pembeli dapat tawar menawar
dengan penjual atau yang dijual disupermaket dalam suasana yang nyaman dan
harga yang pasti. Bidang produksi dan jalur distribusi di perkotaan lebih kompleks
bila dibandingkan dengan yang terdapat di pedesaan, hal ini memerlukan tingkat
teknologi yang lebih canggih. Dengan demikian memerlukan tenaga-tenaga yang
memiliki keahlian khusus untuk melayani kegiatan produksi ataupun
memperlancar arus distribusinya.

Berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia dan sumber-sumber


ekonomi yang ada pada masyarakat perkotaan. Perkembangan ekonomi dalam
masyarakat kota dapat dilihat dari pembangunan pasar swalayan dan pusat- pusat
perbelanjaan yang dilengkapi dengan berbagai kemudahan. Selain menggunakan
uang tunai sebagai alat pembayaran yang sah, dalam masyarakat kota mulai
menggunakan sistem debit dan kartu kredit.

Dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, masyarakat kota telah terbagi


kedalam berbagai profesi, yakni di mulai dari pemerintah, pegawai negeri,

9
pegawai swasta, buruh, petani serta para pekerja di bidang tertentu lainya. Di kota
di kenal berbagai instansi serta sarana umum yang berperan aktif dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota, yakni seperti perbankan, koperasi,
pegadaian, pasar , mall, dan lain-lain.

Corak kehidupan dikota sangat heterogen, karena disana saling bertemu


berbagai suku bangsa, agam, kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan
yang berlainan. Beraneka ragamnya corak kegiatan di bidang ekonomi berakibat
bahwa sistem pelapisan social kota jauh lebih kompleks dari pada di desa.

2.5 Urbanisasi
Urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi hampir terjadi di seluruh dunia, baik pada Negara-negara maju maupun
Negara berkembang, baik dalam jumlah kadar tinggi maupun rendah. Dengan
terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota yang cukup tinggi, sedang
perpindahan penduduk kota ke desa yang relative rendah, maka mengakibatkan
jumlah penduduk kota sangat padat. Menurut perspektif ilmu kependudukan,
definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.
Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. 

Terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) pada


umumnya disebabkan perkembangan desa dan perkembangan kota yang tidak
seimbang. Urbanisasi mempunyai akibat-akibat negative terutama dirasakan oleh
negara yang agraris seperti Indoensia ini. Hal ini terutama disebabkan karena pada
umumnya produksi pertanian sangat rendah apabila dibandingkan dengan jumlah
manusia yang dipergunakan dalam produksi tersebut dan boleh dikatakn bahwa
factor kebanyakan penduduk dalam suatu daerah “over-population” merupakan
gejala yang umum dinegara agraris yang secara ekonomi masih terbelakang.

Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat ataupun cepat, hal mana
tergantung daripada keaadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut
terjadi dengan menyangkut 2 aspek, yaitu:

10
A. Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota
B. Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya
penduduk yang berasal dari desa-desa (pada umunya disebabkan karena
penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota)

Secara umum ada beberapa sebab suatu daerah memiliki penduduk yang banyak :

1. Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota


(seperti Jakarta)
2. Tempat tersebut letaknya sangat strategis untuk usaha perdagangan.
Seperti kota pelabuhan atau kota yang dekat dengan sumber bahan-bahan
mentah.
3. Timbulnya industry di daerah itu, yang memproduksi barang-barang
maupun jasa-jasa.

Apabila hendak ditinjau sebab urbanisasi, maka harus diperhatikan dua sudut,
yaitu :

1) Factor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meningkatkan tempat


daerah kediamannya (push factors)
2) Factor-faktor yang ada di kota yang menarik penduduk desa untuk pindah
dan menetap di kota-kota (pull factors)

Bila di analisa sebab pendorong orang-orang desa meninggalkan tempat


tinggalnya secara umum, adalah sebagai berikut:

a. Di desa-desa lapangan pekerjaan pada umunya kurang, yang dapat


dikerjakan adalah terutama kesemuanya berhubungan dengan kesulitan-
kesulitan di bidang irigasi serata areal tanah yang kemudian secara parallel
disertai gejala kebanyakan penduduk. Keadaan tersebut menimbulkan
pengangguran yang tersamar “disquised unemployment”
b. Penduduk desa, terutama kaum muda mudi, merasa tertekan oleh adat
istiadat, yang ketat yang mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
Untuk mengembangkan pertumbuhan jiwanya, banyak yang pergi kekota.

11
c. Di desa-desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan.
Oleh sebab itu banyak orang-orang ingin maju, kemudian meninggalkan
desanya untuk menambah pengetahuan dikota.
d. Rekreasi yang merupakan salah satu factor penting di bidang spiritual
kurang sekali dan kalau juga ada, perkembangannya sangat lambat.
e. Bagi penduduk desa yang mempunyai keahlian lain daripada bertani
seperti misalnya kerajinan tangan, tentu menginginkan pasaran yang lebih
luas lagi hasil produksinya. Ini tidak mungkin didapatkan didesa.

Kini akan dijumpai pula beberapa factor penarik dari kota, antara lain :

a. Penduduk desa yang kebanyakan mempunyai suatu anggapan, bahwa


dikota banyak pekerjaan serta banyak penghasilan (uang). Oleh karena
sirkulasi uang dikota jauh lebih cepat, lebih besar dan lebih banyak, maka
secara relative lebih mudah untuk mendapatkan uang daripada di desa.
b. Di kota-kota lebih banyak kesempatan untuk mendirikan perusahaan
industry-industri dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh karena lebih
mudahnya didapatkan izin dan terutama kredit dari bank.
c. Kelebihan modal di kota lebih banyak daripada di desa.
d. Pendidikan (terutama pendidikan lanjutan) lebih banyak di kota dan
dengan sendirinya lebih mudah didapat.
e. Kota merupakan suatu tempat yag lebih menguntungkan, utnuk
mengembangkan jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya
f. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan
merupakan tempat pergaulan dengan segal macam orang dari segala
lapisan.

Secara rinci ada beberapa sebab yang mendorong terjadinya urbanisasi, ialah :

(1) Jumlah penduduk didesa selalu bertambah, sementara tanah pertanian tetap
dan pengolahannya belum dapat diintensifkan. Sehingga penghasilan
masyarakat desa setiap tahun kian berkurang, bahkan banyak pemuda yang
ngaggur.

12
(2) Di desa kesempatan menambah pengetahuaan dan keterampilan terbatas,
sebab fasilitas pendidikan di desa tersedia sangat terbatas. Oleh karena itu
banyak pemuda masyarakat desa yang meninggalkan desanya untuk
meningkatkan pendidikannya ke kota. Padahal setelah beberapa lama
mereka di kota, mereka tidak mau balik ke desa walaupun pendidikannya
telah selesai.
(3) Pergaulan di kota lebih luas dan lancer, sehingga dapat menciptakan
cakrawala pandangan yang lebih luas pula.
(4) Tempat rekreasi dan kesenian sangat terbatas sedang dikota tempat-tempat
hiburan dan rekreasi cukup memadai. Oleh karena itu para pemuda atau
masyarakat desa lebih terdorong untuk hidup di kota.
(5) Di masyarakat pedesaan ikatan social berlaku sangat kuat dan kaku, yaitu
ikatan nilai-nilai dan norma adat terhadap semua anggota masyarakat.
Maka dari itu banyak pemuda yang mengembangkan pola piker baru dan
melepaskan ikatan dan peninggalan nilai-nilai yang ada di desanya dengan
jalan urbanisasi.

Beberapa sebab yang telah disebutkan diatas, menyebabkan terjadinya


urbanisasi. Dan orang yang sudah meninggalkan desanya cenderung akan
menetap di kota. Factor transportasilah yang menjadi penghambat bagi mereka
untuk pulang balik ke desa. Mereka hanya akan kembali apabila ada keperluan
penting saja. Di dalam rangka ini, kemungkinan besar urbanisasi urbanisasi
tersebut mengakibatkan perluasan kota, oleh karena pusat kota tidak akan
mungkin menampung perpindahan penduduk desa yang begitu banyak. Timbulah
tempat-tempat baru di pinggir kota. Proses tersebut dinamakan proses
pembentukan subur. Orang-orang yang urbanisasi tersebut biasanya beberapa
unsure kehidupan di kota akan dibawanya, sehingga ada pula rekan-rekannya
warga desa yang meniru gaya kehidupan orang di kota, proses demikian
dinamakan pula urbanisme.

Urbanisme yang terlampau pesat dan tidak teratur, mengakibatkan keadaan


yang merudikan bagi kota. Penduduk desa yang berbondong-bondong mencari
pekerjaan di kota, menjumpai kekecewaan yang besar, karena besarnya jumlah

13
mereka yang mencari pekerjaan, maka timbul persaingan antara mereka sendiri
ditambah persaingan dari penduduk kota itu sendiri. Cita-cita yang muluk-muluk
akhirnya terhambat, lalu menimbulkan pengangguran yang mengakibatkan
meningkatnya tuna karya.

2.6 Dampak Urbanisasi


Hubungan positif antara urbanisasi dan konsentrasi penduduk, akan
berpengaruh terhadap kegiatan masyarakat dan akan menyebabkan semakin
besarnya area konsentrasi penduduk di daerah perkotaan. Hal itu berdampak pada
munculnya permasalahan pada daerah perkotaan. Persebaran penduduk yang
akhirnya tidak merata antara pedesaan dan perkotaan menimbulkan kesenjangan
sosial yang cukup memprihatinkan. Apalagi kualitas masyarakat yang melakukan
urbanisasi masih rendah jika dilihat dari tingkat pendidikan, keahlian maupun
kepedulian terhadap kualitas lingkungan maka urbanisasi akan berdampak pada
permasalahan kependudukan, lingkungan dan tatanan fisik perkotaan.
Permasalahan yang paling utama akibat urbanisasi adalah tatanan perkotaan dan
daya dukung kota. Daya dukung kota sulit mengikuti proses urbanisasi yang
menimbulkan ledakan jumlah penduduk di perkotaan karena lahan kosong sangat
sulit ditemui, banyak ruang terbuka yang beralihfungsi menjadi lapak pedagang
kaki lima (PKL), tempat parkir, bahkan perumahan warga. Banyak DAS (daerah
aliran sungai) yang berubah fungsi menjadi permukiman warga dan kawasan
industry illegal. Dalam jangka panjang, permasalahan lingkungan muncul akibat
urbanisasi, lingkungan pemukiman menjadi kumuh dan tidak layak huni serta
tidak sehat karena sering terkena banjir, kebakaran dan asap polusi. Penduduk-
penduduk yang tidak memiliki ketrampilan serta pendidikan yang cukup justru
akan sulit mendapatkan pekerjaan yang pada akhirnya akan bekerja seadanya dan
tidak layak sehingga terjadi peningkatan pengangguran, kriminalitas, dan masalah
sosial di kota besar.

14
Lebih jelas, dampak urbanisasi dikategorikan menjadi:

Dampak Positif Urbanisasi Bagi Desa


Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut:
1. Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah
penduduk. 
2. Meningkatnya kesejahteraan penduduk desa melalui kiriman uang dan hasil
pekerjaan dari keluarga yang bekerja secara layak di kota. 
3. Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui
kemajuan dikota. 
4. Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan. 

Dampak Negatif Urbanisasi Bagi Desa


Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut: 
1. Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian karena sebagian
besar penduduknya pindah ke kota. 
2. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat akibat contoh dari gaya
hidup di perkotaan sering ditularkan di kehidupan pedesaan. 
3. Desa banyak kehilangan penduduk yang memiliki potensi dan berkualitas. 

Dampak Positif Urbanisasi Bagi Kota


Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut: 
1. Kota dapat memenuhi kebutuhan jumlah tenaga kerja. 
2. Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berpotensi dan
berkualitas. 

Dampak Negatif Urbanisasi Bagi Kota


Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut. 
1. Meningkatnya pengangguran di perkotaan 
2. Munculnya tunawisma, tunasosial dan gubuk-gubuk liar di kota. 

15
3. Meningkatnya kemacetan lalu lintas. 
4. Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial
lainnya. 

2.7 Cara Menanggulangi Dampak Urbanisasi


Urbanisasi tidak bisa dicegah dan ditanggulangi selama disparitas
pembangunan antar daerah terutama antara perkotaan dan pedesaan masih terjadi.
Untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat
urbanisasi, pemerintah perlu menyusun kebijakan yang orientasinya adalah
membangun daerah pedesaan dengan menciptakan lapangan kerja serta perputaran
ekonomi yang tinggi di daerah pedesaan untuk meratakan pembangunan.

Program-program yang dapat diintensifkan seperti Program Nasional


Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) pedesaan yang di prioritaskan untuk
kewirausahaan dan pembangunan ekonomi jangka panjang sehingga masyarakat
desa tidak tertarik lagi untuk pindah ke perkotaan dan memilih untuk membangun
desanya.
Selain itu juga dapat dilakukan dengan pemberikan dana bantuan untuk
pembangunan desa atau mungkin dengan menyama-ratakan upah minimum
regional antara perkotaan dan pedesaan seperti yang sudah dilakukan Jepang.

16
BAB III
PENUTUP
2.8 Kesimpulan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga Urban Community. Pengertian
masyarakt kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari desa ke kota.


Urbanisasi hampir terjadi di seluruh dunia, baik pada Negara-negara maju maupun
Negara berkembang, baik dalam jumlah kadar tinggi maupun rendah. Dengan
terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota yang cukup tinggi, sedang
perpindahan penduduk kota ke desa yang relative rendah, maka mengakibatkan
jumlah penduduk kota sangat padat. Menurut perspektif ilmu kependudukan,
definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.
Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi.

2.9 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saran-saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun, sangat diperlukan
demi kesempurnaan makalah ini, atas perhatianya kami mengucapkan terima
kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA
https://cahyamenethil.wordpress.com/2010/11/29/masyarakat-perkotaan-dan-
masyarakat-pedesaan/

http://www.radarplanologi.com/2015/10/dampak-negatif-dan-dampak-positif-
urbanisasi.html

https://www.slideshare.net/nisakhairani/sistem-ekonomi-masyarakat-perkotaan-
dan-urbanisasi

http://nellaikapuspadewi.blogspot.co.id/2015/01/sistem-ekonomi-masyarakat-
perkotaandan.html

http://saiedbelajarngeblog.blogspot.co.id/2009/12/masyarakat-perkotaan-dan-
masyarakat.html

Wahyu,Ramdani. 2007. Ilmu Sosial Dasar. Bandung : CV Pustaka Setia

Aziz, Arnicun, Hartomo. 1999. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksana

18

Anda mungkin juga menyukai