Dosen Pengampu:
Universitas Andalas
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkah dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Sistem
Ekonomi Masyarakat Perkotaaan dan Urbanisasi”. Dan tidak lupa pula penulis
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan
kontribusi baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ilmu Sosial Dasar yang diampu oleh Bapak . Selain itu makalah ini disusun agar
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca tentang pengantar
ekonomi kesehatan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR....................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.4 Urbanisasi................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan merupakan suatu permasalahan yang cukup pelik bagi bangsa
Indonesia selain daripada kasus korupsi yang semakin hari semakin marak di
Indonesia. Angka pertambahan orang miskin di Indonesia sendiri dalam tiga tahun
terakhir melonjak tajam. Berdasarkan data terakhir Asean Development Bank
(ADB), orang miskin di Indonesia bertambah 2,7 juta orang. Data ADB
menunjukkan tahun 2008 jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 40,4 juta
orang. Sementara tahun 2010 jumlah orang miskin meningkat menjadi 43,1 juta
orang atau naik 2,7 juta orang. Dalam mengukur angka kemiskinan ini, ADB
menggunakan standar pendapatan per hari di bawah Rp7.800 atau selisih 10
persen dari standar kemiskinan yang ditetapkan pemerintah yakni Rp7.060 per
hari.
Salahsatu diantara penyebabnya adalah diakibatkan oleh proses urbanisasi
penduduk desa ke kota, terutama ke kota-kota besar di Indonesia.
Permasalahannya muncul adalah ketika proses urbanisasi tersebut hanya
bermodalkan pada “kenekatan” semata sehingga pada akhirnya yang terjadi
adalah terbentuknya masyarakat miskin pinggiran kota yang datang ke kota tanpa
memiliki pendidikan formal yang tiggi dan keterampilan di tengah- tengah
persaingan masyarakat perkotaan yang begitu ketat.
Kemiskinan tersebut tentu memiliki dampak terutama terhadap keadaan
psikologis mereka akan kesenjangan sosial yang terutama terjadi di kota-kota
besar, sehingga tidak jarang banyak sekali kaum urban tersebut memutuskan diri
untuk menjadi seorang gelandangan atau hingga tindakan-tindakan kriminal yang
mungkin berawal dari kemsikinan tersebut.
Oleh karenanya kami mengambil tema besar ini sebagai bahan kajian
kemiskinan dalam makalah kami ini untuk secara bersama-sama menganalisis
serta memberikan solusi kongkrit, baik dari sudut pandang masyarakat maupun
kebijakan dari pemerintah.
3
1.2 Rumusan Masalah
2 Apa yang dimaksu dengan masyarakat
1. Apa itu masyarakat perkotaan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma adat yang sama-sama di taati dalam lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar
kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu
kelompok manusia yang memiliki cirri kehidupan yang khas. Masyarakat itu
timbul dalam setiap kumpulan individu, yang telah lama hidup dan bekerja sama
dalam waktu yang cukup lama.
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli
sosiologi dunia.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
5
yang di utamakan adalah bahwa makanan yang di hidangkan tersebut memberikan
kesan bahwa yang menghidangkannya memiliki kedudukan sosial yang
tinggi. Demikian pula masalah pakaian masyarakat kota memandang pakaian pun
sebagai alat kebutuhan sosial. Bahkan pakaian yang di pakai merupakan
perwujudan dari kedudukan sosial si pemakai.
Sistem perekonomian kota tidak terpusat pada satu jenis saja, melainkan
sangat bervariasi. Di kota terdapat berbagai macam sistem produksi, baik yang
mengolah bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Industri
dilakukan secara terus menerus dan besar-besaran, dengan tenaga manusia, mesin,
maupun dengan komputer.
Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar dari pada di desa. Di kota,
seseorang memiliki kesempatan lebih besar untuk mengalami mobilitas sosial,
baik vertical maupun horizontal.
Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar dari pada di desa. Di kota,
seseorang memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengalami mobilitas
sosial, baik vertical maupun horisontal.
6
Dari uraian di atas maka dapatlah di simpulkan secara singkat bahwa dari ciri-ciri
masyarakat kota adalah sebagai beriktu :
1. Heterogenitas sosial
Kota merupakan melting pot bagi aneka suku maupun ras,
sehingga masing-masing kelompok berusaha di atas kelompok lain. Maka
dari itu sering terjadi usaha untuk memperkuat kelompoknya untuk
melebihi kelompok yang lain.
2. Hubungan sekunder
Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota (orang
lain) serba terbatas pada bidang hidup tertentu. Misalnya teman kerja,
teman seagama, atau seorganisasi yang lain.
3. Toleransi sosial
Masyarakat kota tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya dan
pribadi sebab masing-masing anggota mempunyai kesibukan sendiri.
Sehingga kontrol sosial pada masyarakat kota dapat di katakana lemah
sekali dan non pribadi.
4. Kontrol sekunder
Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi
secara pribadi atau sosial berjauhan. Dimana bila ada anggota masyarakat
yang susah, senang, jahad, dan lain sebagainya, anggota masyarakat yang
lain tidak mau mengerti.
5. Mobilitas sosial
Di kota sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun
perpindahan status, tugas maupun tempat tinggal. Di kota besar
perpindahan tempat tinggal menunjukan frekuensi yang tinggi, seseorang
yang tinggal di suatu rumah kemudian menjual dan membeli lagi terjadi
dalam proses yang gampang dan lancer.
6. Individual
Akibat hubungan sekunder, maupun kontrol sekunder, maka
kehidupan masyarakat di kota menjadi individual. Apakah yang mereka
inginkan dan rasakan, harus mereka rencana dan laksanakan sendiri.
7
Bantuan dan kerja sama dari anggota masyarakat yang lainsulit untuk di
harapkan.
7. Ikatan suka rela
Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder, tetapi dalam
organisasi tertentu yang mereka sukar. (kesenian, olahraga, politik) secara
sukarela ia menggabungkan diri menggabungkan dan berkorban.
8. Segregasi kekurangan
Akibat dari integritas sosial dan kompetisi ruang terjadi pola sosial,
ras, dan kompetisi ruang, terjadi pola sosial yang berdasarkan pada sosial
ekonomi, ras, agama, suku bangsadan sebagainya. Maka dari itu akhirnya
terjadi pemisahan temat tinggal dalam kelompok-kelompok tertentu.
8
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
9
pegawai swasta, buruh, petani serta para pekerja di bidang tertentu lainya. Di kota
di kenal berbagai instansi serta sarana umum yang berperan aktif dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota, yakni seperti perbankan, koperasi,
pegadaian, pasar , mall, dan lain-lain.
2.5 Urbanisasi
Urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi hampir terjadi di seluruh dunia, baik pada Negara-negara maju maupun
Negara berkembang, baik dalam jumlah kadar tinggi maupun rendah. Dengan
terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota yang cukup tinggi, sedang
perpindahan penduduk kota ke desa yang relative rendah, maka mengakibatkan
jumlah penduduk kota sangat padat. Menurut perspektif ilmu kependudukan,
definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.
Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi.
Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat ataupun cepat, hal mana
tergantung daripada keaadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut
terjadi dengan menyangkut 2 aspek, yaitu:
10
A. Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota
B. Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya
penduduk yang berasal dari desa-desa (pada umunya disebabkan karena
penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota)
Secara umum ada beberapa sebab suatu daerah memiliki penduduk yang banyak :
Apabila hendak ditinjau sebab urbanisasi, maka harus diperhatikan dua sudut,
yaitu :
11
c. Di desa-desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan.
Oleh sebab itu banyak orang-orang ingin maju, kemudian meninggalkan
desanya untuk menambah pengetahuan dikota.
d. Rekreasi yang merupakan salah satu factor penting di bidang spiritual
kurang sekali dan kalau juga ada, perkembangannya sangat lambat.
e. Bagi penduduk desa yang mempunyai keahlian lain daripada bertani
seperti misalnya kerajinan tangan, tentu menginginkan pasaran yang lebih
luas lagi hasil produksinya. Ini tidak mungkin didapatkan didesa.
Kini akan dijumpai pula beberapa factor penarik dari kota, antara lain :
Secara rinci ada beberapa sebab yang mendorong terjadinya urbanisasi, ialah :
(1) Jumlah penduduk didesa selalu bertambah, sementara tanah pertanian tetap
dan pengolahannya belum dapat diintensifkan. Sehingga penghasilan
masyarakat desa setiap tahun kian berkurang, bahkan banyak pemuda yang
ngaggur.
12
(2) Di desa kesempatan menambah pengetahuaan dan keterampilan terbatas,
sebab fasilitas pendidikan di desa tersedia sangat terbatas. Oleh karena itu
banyak pemuda masyarakat desa yang meninggalkan desanya untuk
meningkatkan pendidikannya ke kota. Padahal setelah beberapa lama
mereka di kota, mereka tidak mau balik ke desa walaupun pendidikannya
telah selesai.
(3) Pergaulan di kota lebih luas dan lancer, sehingga dapat menciptakan
cakrawala pandangan yang lebih luas pula.
(4) Tempat rekreasi dan kesenian sangat terbatas sedang dikota tempat-tempat
hiburan dan rekreasi cukup memadai. Oleh karena itu para pemuda atau
masyarakat desa lebih terdorong untuk hidup di kota.
(5) Di masyarakat pedesaan ikatan social berlaku sangat kuat dan kaku, yaitu
ikatan nilai-nilai dan norma adat terhadap semua anggota masyarakat.
Maka dari itu banyak pemuda yang mengembangkan pola piker baru dan
melepaskan ikatan dan peninggalan nilai-nilai yang ada di desanya dengan
jalan urbanisasi.
13
mereka yang mencari pekerjaan, maka timbul persaingan antara mereka sendiri
ditambah persaingan dari penduduk kota itu sendiri. Cita-cita yang muluk-muluk
akhirnya terhambat, lalu menimbulkan pengangguran yang mengakibatkan
meningkatnya tuna karya.
14
Lebih jelas, dampak urbanisasi dikategorikan menjadi:
15
3. Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
4. Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial
lainnya.
16
BAB III
PENUTUP
2.8 Kesimpulan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga Urban Community. Pengertian
masyarakt kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
2.9 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saran-saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun, sangat diperlukan
demi kesempurnaan makalah ini, atas perhatianya kami mengucapkan terima
kasih.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://cahyamenethil.wordpress.com/2010/11/29/masyarakat-perkotaan-dan-
masyarakat-pedesaan/
http://www.radarplanologi.com/2015/10/dampak-negatif-dan-dampak-positif-
urbanisasi.html
https://www.slideshare.net/nisakhairani/sistem-ekonomi-masyarakat-perkotaan-
dan-urbanisasi
http://nellaikapuspadewi.blogspot.co.id/2015/01/sistem-ekonomi-masyarakat-
perkotaandan.html
http://saiedbelajarngeblog.blogspot.co.id/2009/12/masyarakat-perkotaan-dan-
masyarakat.html
Aziz, Arnicun, Hartomo. 1999. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksana
18