Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

AGAMA

Dosen Pengasuh : PAULUS ASA, SVD, MAG.TEOL, M.PD


Nama Mahasiswa : VANYA .E. MUSKANAN
No Registrasi : 221 16 009

Universitas Katolik Widya Mandira Kupang


Tahun Akademik 2016/2017
PERKAWINAN ADAT SUKU ROTE

A. Tahap Persiapan
 Dulu
Pada waktu dulu untuk masyarakat suku Rote melakukan , Teranng kampung. Terang
kampung adalah sebuah cara atau kebiasaan orank rote ( pihak laki-laki ) mengumpulkan
keluarga nya untuk membicarakan biaya pernikahan  sekaligus biaya belis atau mahar 
( Sudah menjadi kebiasaan orank rote jika seorank lelaki ingin menikah maka keluarga besar
nya akan berkumpul dan bahu-membahu untuk mengumpulkan uang untuk melunasi uang
belis sekaligus biaya nikah )
Setelah dilakukan Terang kampung, barulah dilakukan pemberian Belis dan
pembalasan belis , dimana :
Menurut Hukum Adat Rote Ndao, yang berhak menuntut dan menerima belis ialah :
a) Ama-na : Ayah dan saudara laki-laki. Ama adalah orang tua dan na (k)
adalah saudara lelaki. 
b) To'o : Saudara lelaki ibu dan/atau kerabat
laki-laki dari pihak ibu. Un tu k to ’o , k al au te r di r i da r i be be r a pa o r a ng ,
m ak a um um ny a di pr i or i ta sk an to ’o ya ng s ul u ng ( to ’o h uk ) .c ). Ba'i
huk : To'o (paman) ibu. d). Bei Huk : To'o (paman) ayah (berlaku di Rote
Timur).
1.  Besarnya belis
Menurut Prof. G. P. Murdock yang dikutip  Kuntjaraningrat (1972), bahwa dari berbagai
masyarakat yang diselidiki di berbagai tempat di dunia terdapat 102 masyarakat mempunyai
mas kawin yang tinggi sebagai syarat untuk kawin.
Di Rote Ndao besarnya belis tidak sama dari tiap nusak dan karena adat itu bersifat
dinamis maka selalu diadakan perubahan sesuai perkembangan ekonomi sosial. Belis
serendahnya 15 golden (mata uang Belanda dahulu) setara seekor kerbau gadis/tenak)
dan setinggi-tingginya 300 golden (setara 12 ekor kerbau betina). Kini istilah ‘belis’,
disebut ‘tanda terima kasih’ dan berupa uang kertas. Pada umumnya hak To’o
sebesar/setara seekor kerbau betina dan ba’i huk/bei huk 1/10 dari bagian to’o.  Dahulu
material yang diberikan sebagai mas kawin berupa emas (emas biasa atau emas berupa
kawat halus yang dianyam yang disebut habas), perak/golden, hewan, dll. Dua puluh lima
rupiah uang perak (golden) setara 16 gram emas (16 karat) atau setara seekor kerbau
betina.
Satuan ukuran berat emas orang Rote Ndao mulai dari : koro (0,4 gr), ngguse (0,8
gr), bondo (1,6 gr), oma (6,4 gr), dan batu (64 gr). Satu batu setara empat kerbau betina
atau setara 100 rupiah uang perak Belanda dahulu. Agaknya teknik menganyam emas
maupun satuan ukuran berat emas orang Rote Ndao merupakan suatu pengetahuan yang
sebelumnya belum pernah ditemukan/dimiliki oleh suku bangsa lainnya.
2. Pengumpulan Belis
Ini adalah tahapan dimana seluruh keluarga sudah sepakat dengan syarat dari
keluarga perempuan dan  bersedia untuk pergi membayar belis ke rumah perempuan dan
kemudian akan membicarakan tentank hari pernikahan Namun tahu kah kamu apa itu
pengertian belis bagi orank rote ??Belis adalah uang mahar pernikahan sebagai symbol
bahwa seorang perempuan telah di beli secara sah oleh seorang lelaki .Belis itu bisa
berupa uang , emas , dan bahkan binatang ada pula yang memberikan perlengkapan
pakian adat . Belis sendiri tergantung dari pihak perempuan dan keluarga nya .
3. Balasan belis
          Belis yang diberikan oleh pihak keluarga pemuda harus dibalas, karena gadis
bukan imbalan dari belis. Dalam bahasa adat dikatakan `belis sao mba', arti
harfiahnya `belis kawin daging', maksudnya imbalan belis adalah hewan dan lain-lain
(lihat muka). Yang berkewajiban membalas belis ialah pihak orang tua gadis dan to’o
gadis; ba’i huk dan bei huk tidak balas.
Barang-barang balasan belis, disebut ‘dododek’, terdiri dari dua bagian, yaitu : 1). yang terdiri
dari hewan, disebut ‘banda dododek’ dan 2). yang terdiri dari barang-barang berupa bahan pangan,
pakaian adat, sirih pinang, bantal dan lain-lain, disebut ‘bua dododek’.
Menurut aturan adat nusak/kerajaan Thie dan lain-lain untuk belis senilai 25 (setara
seekor kerbau betina), balasannya adalah dua ekor babi sedang, dua blek padi/gabah, selembar
selimut, selembar tikar, sebuah bantal serta sirih, pinang, tembakau secukupnya. Bila belis
besar maka akan dibawa juga kerbau atau sapi oleh orang tua gadis sebagai balasan. Jika
dibawa kerbau/sapi maka jumlah babi dikurangi. Barang-barang ini dibawa ke rumah pihak
pemuda pada saat mengantar penganten perempuan.
Setelah sampai barang-barang itu akan dicek oleh keluarga pihak pemuda dengan
disaksikan oleh tua-tua adat setempat. Jika balasan belis tidak memadai/tidak  memenuhi
standar maka pihak keluarga gadis dicemooh, misalnya bila kerbau/sapi kecil, dikatakan
`kambing', atau babi dikatakan `tikus'. Kadang-kadang orang tua gadis dituntut untuk
memenuhi ketentuan.

 Sekarang

Untuk Jaman Sekarang terdapat tahapan persiapan, dimana masih ada juga
menerapkan adat suku rote pada mulanya akan tetapi ada beberapa tambahan
dalam tahap persiapan , yaitu :
1. Kumpul Keluarga
Kumpul keluarga adalah dimana , keluarga laki-laki dan perempuan
melakukan kumpul keluarga aar dapat membicarakan besarnya harga belis dan
biaya pernikahan .
2. Pemberian Belis
Dimana laki-laki memberikan belis, sesuai yang disepakati bersama dengan
keluarga perempuan , ada juga penerapan pembalasan belis terhadap laki-laki,
tetapi ada juga yang tidak menerapkan pembalasan belis kepada laki-laki dari
keluarga perempuan.
3. Foto Prewedding
Pengertian foto prewedding ini sendiri sebenarnya adalah foto yang
dilakukan sebelum pernikahan itu sendiri. Bisa meliputi foto pertunangan, foto
acara Midodareni (dari adat budaya Jawa, malam sebelum pernikahan
berlangsung). Jadi pengertian yang betul tentang Foto Pre Wedding adalah benar
– benar foto yang dilakukan sebelum acara pernikahan, bisa berupa foto
dokumentasi sebuah acara adat sebelum pernikahan, foto dokumentasi
pertunangan maupun foto gaya yang selama ini banyak diketahui oleh orang
dengan sebutan Pre Wedding.
4. Pesta Bujang
Pesta bujang adalah pesta terakhir bagi calon pengantin sebelum mereka
menikah. Biasanya, teman dekat dari sang pengantin akan mengadakan pesta ini
untuk calon pengantin sebagai kejutan, jadi sang pengantin nggak
mengetahuinya. Pesta bujang biasanya ditujukan untuk laki-laki yang akan segera
menjadi calon suami. Pesta ini dimaksudkan sebagai pesta 'nakal' sang calon
suami sebelum menghabiskan waktu bersama istrinya kelak. Banyak yang
beranggapan bahwa pesta bujang ini diperuntukkan oleh calon suami dari calon
istrinya. Alasannya karena calon istri ingin memberikan 'kebebasan terakhir' bagi
calon suaminya.

B. Tahap Peresmian
 Dulu
Upacara pernikahan dilakukan secara adat yang berlangsung di rumah keluarga pria. Semua
keluarga dari kedua belah pihak tampak hadir disamping para undangan. Biasanya keluarga pria
menjemput terlebih dahulu calon pengantin wanita untuk dihadirkan di rumah keluarga pria.
Selanjutnya keluarga kedua belah pihak melakukan pesta perkawinan kemudian makan makan
bersama. Sore harinya dibagi-bagikan pula daging kepada para undangn sebagai tanda
terimakasih.Proses pernikahan atau pun peminangan dan bahkan pengantaran biasanya memakai
tarian adat jika kedua belah pihak tidak keberatan.Tapi pada umumnya pada proses pernikahan
atau pun pengantaran selalu di iringi dengan tarian adat.

 Sekarang
Untuk proses peresmian Sekarang, terdapat 2 tahap yaitu :
a) Peresmian di Greja
Di dalam gereja, kedua mempelai duduk bersanding di depan mimbar sementara
orang tua mempelai duduk di barisan paling depan dilanjutkan oleh anggota keluarga
lainnya di belakangnya. Prosesi diawali dengan melantunkan pujian bersama-sama,
pemberitaan firman Tuhan, disambung dengan upacara peneguhan nikah yang dipimpin
oleh pendeta.
Dalam upacara peneguhan nikah ini, pendeta akan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada kedua mempelai. Pertanyaan-pertanyaan ini dimaksudkan
untuk mengetahui  kesungguhan mereka dalam memasuki bahtera pernikahan.
Kedua mempelai kemudian akan menjawab pertanyaan yang diajukan secara
simbolis dan bergantian.
Dalam upacara pemberkatan, agama Kristen mengharuskan masing-masing
mempelai untuk mengucapkan janji nikah, baik mempelai laki-laki maupun mempelai
perempuan. Janji nikah ini berisi pernyataan kesanggupan untuk menjadi suami dan istri
yang dilakukan secara resmi. Jika dalam agama Islam, janji nikah ini sama dengan akad
nikah. Meski diucapkan secara simbolis, janji nikah ini dibuat atas keinginan kedua
mempelai dan harus dipertanggungjawabkan seumur hidup.
Usai menjawab pertanyaan peneguhan dari pendeta, kedua mempelai berdiri
dan saling berhadapan, lantas mereka mengucapkan janji nikah secara
bergantian, dipandu oleh pendeta dan disaksikan oleh semua orang yang hadir di
gereja.
Pengucapan janji nikah ini merupakan momen yang menegangkan bagi sang
mempelai. Mereka harus dengan lantang dan bersungguh-sungguh mengucapkan janji
setia mereka sebagai sepasang suami istri. Kemudian prosesi dilanjutkan dengan saling
menyematkan cincin pernikahan di jari manis tangan kanan masing-masing.
Maka, sang mempelai telah sah dinyatakan sebagai pasangan suami istri setelah
dilakukan pemberkatan oleh pendeta di hadapan hadirin gereja. Kemudian mereka
saling menempatkan diri, sang mempelai laki-laki di sebelah kanan dan mempelai
perempuan di sebelah kiri. Dilanjutkan prosesi ucapan terima kasih kepada orang tua
dengan melakukan sungkeman secara bergantian. Prosesi ditutup dengan doa berkat
dan nyanyian penutup. Barulah sang mempelai beserta segenap keluarga beranjak dari
gereja dan melangsungkan acara resepsi jika memang diadakan.

b) Resepsi
Resepsi merupakan kegiatan suatu pesta yang dihadiri oleh para undangan atau
tamu undangan. Resepsi juga dapat dikatakan sebagai suatu hal yang menggambarkan
keadaan pesta yang dihadiri oleh tamu-tamu tertentu. Di dalam pernikahan, repsepsi
diartikan sebagai wadah atau tempat untuk mengumumkan bahwa di tempat tersebut
sedang berlangsung atau telah terjadi pernikahan suami-istri. Resepsi di dalam
pernikahan dijadikan seseorang untuk mengucapkan selamat kepada pasangan baru dan
orang tuanya. Resepsi dalam pernikahan atau pun dalam suatu kegiatan tertentu seperti
konferensi pers perlu pengaturan-pengaturan terlebih dahahu. Pengaturan-pengaturan
tersebut yaitu hanya memilih dan mengundang seseorang yang kemungkinan besar
berminat, adanya pemberitahuan terlebih dahulu mengenai tujuan acara, tamu
undangan harus dihubungi sebelum acara dilaksanakan atau dilakukan, semua tamu
harus memberikan tanda tangan sebagai tanda siapa saja yang hadir (konferensi pers),
tuan rumah harus diberitahu siapa saja yang diundang, pembicara dalam presepsi harus
berlatih terlebih dahulu (konferensi pers), hanya hadirkan tuan rumah yang punya
tujuan dan maksud yang kuat mengenai acara (konferensi pers), adanya pembatasan
tuan rumah (konferensi pers)

C. Penghayatan Pernikahan
 Dulu
Tak dapat disangkal bahwa setiap rumah tangga dari budaya yang manapun dan dari
suku/bangsa apapun pasti tidak luput dari percekcokan (pingga manggo ratoto). Namun hal
itu dapat diredam dengan nilai budaya/ungkapan-ungkapan bermakna yang berfungsi sebagai
perekat kasih sayang antarkeluarga. Dalam bahasa Rote terdapat beberapa ungkapan yang
bermakna sebagai perekat  kasih sayang antara suami dan isteri. Ungkapan-ungkapan
bermakna itu, antara lain :
1. Inak tai touk ma touk tai inak (Perempuan/isteri bergantung kepada laki-laki
(suami) dan laki-laki (suami) bergantung kepada perempuan (isteri), maksudnya
suami isteri saling memerlukan,  saling mendukung.
2. `Nasak soresi to hu sue sao dai lena' (kemarahan bisa timbul, tetapi kasih sayang
terhadap suami dan/atau isteri lebih dari cukup), maksudnya walaupun timbul
konflik antara suami isteri, namun bisa dapat diredam dengan cinta kasih.
3. `Nasak susuek, fi'ik nemehokok' (kemarahan adalah kasih sayang, cubitan adalah
kegembiraan), maksudnya kemarahan tidak semata-mata adalah kebencian
tetapi adalah kesayangan.
4. Inak langgan loe na touk botikana ma touk langgan loe na inak so’ukana
(Kepala perempuan/isteri merunduk, laki-laki/suami angkat dan kepala lai-
laki/suami merunduk perempuan/isteri tegakan) maksudnya suami isteri saling
menolong bila salah seorang menemui suatu masalah.
5. Suami dan/atau isteri, disebut seserin. Arti seserin ialah ‘belahan tubuhnya’. Jadi
isteri adalah belahan tubuh dari suami dan suami adalah belahan tubuh dari
isteri,  maksudnya suami dan isteri merupakan suatu kesatuan.
6. Tou mane mana tungga sanggak ma Ina kakana mana na'a mudak (Laki-
laki/suami biasa mencari sedang wanita/isteri hanya makan gampang seperti anak
kecil). Laki-laki disebut tou mane; arti  mane/mone = jantan, raja, yang
bermakna kuat, perkasa. Jadi laki-laki disimbolkan sebagai figur yang kuat dan
perkasa. Perempuan disebut ina kakana; arti ina = perempuan, ibu; arti kakana =
kanak-kanak, remaja. Jadi perempuan disimbolkan sebagai figur yang lemah baik
secara fisik maupun secara nalar bagaikan anak-anak.
Adanya ungkapan ‘ina kakana' untuk isteri dan/atau wanita karena isteri dan/atau
wanita dianggap laksana kanak-kanak baik fisik biologis maupun logika berpikirnya. Sedang
ungkapan tou mane' untuk suami dan/atau kaum lelaki maksudnya suami/lelaki dianggap
sebagai jantan, mempunyai fisik yang lebih kuat serta logika berpikir yang lebih praktis
sehingga kaurn lelaki lebih diandalkan dalam hal-hal yang menyangkut
kekuatan fisik, perlindungan, dan pengayoman, maupun yang menyangkut
problema-problema hidup

 Sekarang
Untuk jaman sekarang , dimana setelah menikah tidak adanya peraturan seperti dulu
, dimana sang istri harus menghormati suami, begitu pun suami yang harus menghormati
istri . suami dan istri dimana sudah adanya kesibukan masing-masing, dan terkadang tidak
mempedulikan kondisi buah hati mereka. Tingkat pereceraian yang tinggi dari tahun ke
tahun mungkin di akibatkan oleh faktor di atas. Tetapi ada juga pasangan suami istri yang
masih menerapkan seperti dulu maupun sekarang yang masih bertahan dan tidak adanya
keretakan dalam rumah tangga mereka.
.

Anda mungkin juga menyukai