Anda di halaman 1dari 6

Saliva

Saliva Mengandung Sekresi Serosa dan Mukus saliva yang utama adalah kelenjar
parotis, submandibularis, dan sublingualis; selain itu, juga ada beberapa kelenjar bukalis
yang kecil. Sekresi saliva normal harian berkisar 800 sampai 1.500 ml, seperti yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata 1.000 ml pada Tabe164-1. Saliva menyekresi dua jenis
protein yang utama: (1) sekresi serosa yang mengandung ptialin (suatu a-amilase), yang
merupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat, dan (2) sekresi mukus yang
mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan perlindungan permukaan. I<elenjar parotis
hampir seluruhnya menyekresi jenis serosa, sementara kelenjar submandibularis dan
sublingualis menyekresi mukus dan serosa. Kelenjar bukalis hanya menyekresi mukus. Saliva
mempunyai pH antara 6,0 dan 7,0; suatu kisaran yang menguntungkan untuk kerja
pencernaan ptialin.

Sekresi lon dalam Saliva. Saliva terutama mengandung sejumlah besar ion kalium
dan ion bikarbonat. Sebaliknya, konsentrasi ion natrium dan klorida beberapa kali lebih
rendah pada saliva daripada di dalam plasma. Kita dapat memahami konsentrasi khusus ion-
ion ini di dalam saliva melalui deskripsi berikut ini mengenai mekanisme sekresi saliva.
Gambar 64-2 menunjukkan sekresi oleh kelenjar submandibularis, suatu kelenjar campuran
khusus yang mengandung duktus asinus maupun duktus salivarius. Sekresi saliva terjadi
melalui dua tahap: Tahap pertama melibatkan asinus, dan yang kedua, duktus salivarius. Sel
asinus menyekresi sekresi primer yang mengandung ptialin dan/atau musin dalam larutan
ion dengan konsentrasi yang tidak jauh berbeda dari yang disekresikan dalam cairan
ekstrasel biasa. Pada saat sekresi primer mengalir melalui duktus, terjadi dua proses
transpor aktif utama yang memodifikasi komposisi ion pada cairan saliva secara nyata.
Pertama, ion-ion natrium secara aktif direabsorbsi dari semua duktus salivarius, dan ion-ion
kalium disekresi secara aktif sebagai pengganti natrium. Oleh karena itu, konsentrasi ion
natrium saliva sangat berkurang, sedangkan konsentrasi ion kalium meningkat. Akan tetapi,
ada kelebihan reabsorpsi ion natrium yang melebihi sekresi ion kalium, dan ini membuat
kenegatifan listrik sekitar —70 milivolt di dalam duktus salivarius, dan keadaan ini kemudian
menyebabkan ion klorida direabsorpsi secara pasif. Oleh karena itu, konsentrasi ion klorida
pada cairan saliva turun sekali, serupa dengan penurunan konsentrasi ion natrium pada
duktus. Kedua, ion-ion bikarbonat disekresi oleh epitel duktus ke dalam lumen duktus. Hal
ini sedikitnya sebagian disebabkan oleh pertukaran pasif ion bikarbonat dengan ion klorida,
tetapi mungkin juga sebagian hasil dari proses sekresi aktif. Hasil akhir proses transpor ini
adalah bahwa pada kondisi istiralrat, konsentrasi masing-masing ion natrium dan klorida
dalam saliva hanya sekitar 15 mEq/L, sekitar sepertujuh sampai sepersepuluh
konsentrasinya dalam plasma. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium adalah sekitar 30 mEq/L,
tujuh kali lebih besar dari konsentrasinya dalam plasma; dan konsentrasi ion bikarbonat
adalah 50 sampai 70 mEq/L, sekitar dua sampai tiga kali lebih besar dari konsentrasinya
dalam plasma
Selama salivasi maksimal, konsentrasi ion saliva sangat berubah karena kecepatan
pembentukan sekresi primer oleh sel asini dapat meningkat sebesar 20 kali lipat. Sekresi
asinar ini kemudian akan mengalir melalui duktus begitu cepatnya sehingga penyesuaian
(recnnditioning) sekresi duktus diperkirakan menurun. Oleh karena itu, bila saliva sedang
disekresi dalam jumlah sangat banyak, konsentrasi natrium klorida kurang lebih hanya
berkisar setengah sampai dua pertiga konsentrasi dalam plasma, dan konsentrasi kalium
meningkat hanya empat kali konsentrasi dalam plasma. Fungsi Saliva untuk Kebersihan
Mulut. Pada kondisi basal saat seseorang terjaga, sekitar 0,5 mi saliva, hampir seluruhnya
tipe mukus, disekresikan setiap menit; tetapi selama tidur, hanya terjadi sedikit sekresi.
Sekresi ini berperan sangat penting untuk mempertahankan kesehatan jaringan rongga
mulut. Rongga mulut berisi bakteri patogen yang dengan mudah dapat merusak jaringan
dan juga menimbulkan karies gigi. Saliva membantu mencegah proses kerusakan melalui
beberapa cara. Pertama, aliran saliva sendiri membantu membuang bakteri patogen juga
partikel-partikel makanan yang memberi dukungan metabolik bagi bakteri. Kedua, saliva
mengandung beberapa faktor yang menghancurkan bakteri. Salah satunya adalah ion
tiosianat dan yang lainnya adalah beberapa enzirn proteolitik terutama, lisoziYn yang (a)
menyerang bakteri, (b) membantu ion tiosianat memasuki bakteri, tempat ion ini kemudian
menjadi bakterisid, dan (c) mencerna partikel-partikel makanan, jadi membantu
menghilangkan pendukung metabolisme bakteri lebih lanjut. Ketiga, saliva sering
mengandung sejumlah besar antibodi protein yang dapat menghancurkan bakteri rongga
mulut, termasuk heberapa yang menyebabkan karies gigi. Pada keadaan tidak ada saliva,
jaringan rongga mulut sering mengalami ulserasi dan atau menjadi terinfeksi, dan karies gigi
dapat meluas. Pengaturan Sekresi Saliva oleh Saraf Gambar 64-3 menunjukkan jalur saraf
parasimpatis untuk mengatur pengeluaran saliva, menunjukkan bahwa

kelenjar saliva terutama dikontrol oleh sinyal saraf parasimpatis sepanjang jalan dari
nukleus salivatorius superior dan inferinr pada batang otak. Nukleus salivatorius terletak
kira-kira pada pertemuan antara medula dan pons dan akan tereksitasi oleh rangsangan
taktil dan pengecapan pada lidah dan daerah-daerah rongga mulut dan faring lainnya.
Beberapa rangsangan pengecapan, terutama rasa asam (disebabkan oleh asam),
merangsang sekresi saliva dalam jumlah sangat banyak sering kali 8 sampai 20 kali
kecepatan sekresi basal. Juga, rangsangan taktil tertentu, seperti adanya benda halus dalam
rongga mulut (misalnya sebuah batu krikil), menyebabkan salivasi yang nyata, sedangkan
benda yang kasar larrang menyebabkan salivasi dan kadang bahkan menghambat salivasi.
Salivasi juga dapat dirangsang atau dihambat oleh sinyal-sinyal saraf yang tiba pada nukleus
salivatorius dari pusat-pusat sistem saraf pusat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, bila
seseorang mencitun atau makan makanan yang disukainya, pengeluaran saliva lebih banyak
daripada bila ia mencium atau memakan makanan yang tidak disukain,ya. Daerah nafsu
makan pada otak, yang mengatur sebagian efek ini, terletak di dekat pusat parasimpatis
hipotalamus anterior, dan berfungsi terutama sebagai respons terhadap sinyal dari daerah
pengecapan dan penciuman dari korteks serebral atau amigdala. Salivasi juga dapat terjadi
sebagai respons terhadap refleks yang berasal dari lambung dan usus halus bagian atas
khususnya saat menelan makanan yang sangat mengiritasi atau bila seseorang mual karena
adanya beberapa kelainan gastrointestinaL Saliva, ketika ditelan, akan membantu
menghilangkan faktor iritan pada traktus gastrointestinal dengan cara mengencerkan atau
menetralkan zat iritan. Perangsangan simpatis juga dapat meningkatkan salivasi dalam
jumlah sedikit, lebih sedikit dari perangsangan parasimpatis. Saraf-saraf simpatis berasal
dari ganglia servikalis superior dan berjalan sepanjang permukaan dinding pembuluh darah
ke kelenjar-kelenjar saliva. Faktor sekunder yang juga memengaruhi sekresi saliva adalah
suplai darah ke kelenjar karena sekresi selalu membutuhkan nutrisi yang adekuat dari
darah. Sinyal-sinyal saraf parasimpatis yang sangat merangsang salivasi, dalam derajat
sedang juga melebarkan pembuluh-pembuluh darah. Selain itu, salivasi sendiri secara
langsung melebarkan pembuluh-pembuluh darah, sehingga menyediakan peningkatan
nutrisi kelenjar saliva seperti yang juga dibutuhkan sel penyekresi. Sebagian dari tambahan
efek vasodilator ini disebabkan oleh kalikrein yang disekresi oleh selsel saliva yang aktif,
yang kemudian bekerja sebagai suatu enzim untuk memisahkan satu protein darah, yaitu
alfa2-globulin, untuk membentuk bradikinin, suatu vasodilator yang kuat.

Sumber : guyton and hall textbook of medical physiology, twelfth edition.


Saliva
Liur memulai pencernaan karbohidrat, penting dalam higiene mulut, dan
mempermudah bicara. Liur (saliva), sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama
dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut dan
mengeluarkan liur melalui duktus pendek ke dalam mulut (Gambar 16-4). Liur mengandrrng
99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan proteiri. Konsentrasi NaCI (garam) dalam liur hariya
sepertujuh konsentrasinya di plasma, yang penting dalam mempersep- sikan rasa asin.
Demikian juga, diskriminasi rasa manis di- tingkatkan oleh tidak adanya glukosa di liur.
Protein liur yang terpenting adalah amrlase, mukus, dan lisozim. Pratein-protein ini
berperan dalarn fungsi saliva sebagai berikut:

1. Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur. Produk-
produk digesti mencakup maltosa, yaitu suatu disakarida yang terdiri dari dua molekul
glukosa (lihat Gambar 16-1 b), dan a-limit dekstrin, yaitu poEisakarida rantai cabang sebagai
hasil dari pencernaan amilopektin

2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan


sehingga partikel-partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya
mukus, yang kental dan Iicin.

3. Liur memiliki silat antibakteri melalui efek empat kali lipat—pertama, dengan
lisozim, suatu enzim yang melisiskan, atau menghancurkan, bakteri tertentu dengan
merusak dinding sel; kedua, dengan glikoprotein pengikat yang mengikat erat besi yang di
perlukan untuk multiplikasi baktari; dan keempat, dengan membilas bahan yang mungkin
berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri.

4. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut molekul yang merangsang kuntum kecap.
Hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi de ngan reseptor kuntum kecap. Anda
dapat membuktikannya send-iri: Keringkan lidah Anda dan kemudian teteskan gula di
atasanya-Anda tidak merasakan gula tersebut hingga gula terbasahi. Aliran saliva juga
membilas partikel-partikel makanan di kuntum kecap sehingga Anda dapat mengecap
gigitan makanan selanjutnya. 5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerakan
bibir dan lidah. Kita sulit berbicara jika mulut kita kering. 6. Liur berperan penting dalam
higiene mulut dengan membantu

n sering disebabkan oleh gigi-gigi yang berdesakan dan terlalu besar untuk ruang
rahang yang ada atau karena satu rahang bergeser terhadap rahang yang lain. selain
menglulyah menjadi tidak efektif; maloklusi dapat menyebahkan permukaan gigi aus serta
disfungsi dan nyeri sendi temporomandibula, tempat tulang-tulang rahang bersendi satu
sama lain. Maloklusi sering dapat tekanan lembut berkepanjangan terhadap gigi untuk
memindahkan gigi secara bertahap ke posisi yang diinginkan.
permukaan akan terus tererosi ke dalam pulpa hidup di bawahnya mulut dan gigi
bersih. Aliran liur yang konstan membantu membilas residu makanan, partikel asing, dan sel
epitel tua yang terlepas dari mukosa mulut. Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasakan
oleh setiap orang yang pernah mengalami bau mulut ketika salivasi tertekan sementara,
misalnya ketika demam atau mengalami kecemasar berkepanjangan.

7. Liurkaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan serta
asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah. Meskipun
memiliki banyak fungsi di atas, liur tidak esensial untuk pencernaan dan penyerapan
makanan karena enzim-enzim yang diproduksi oleh pankreas dan usus halus dapat
menuntaskan pencernaan makanan meskipun tidak terdapat liur dan sekresi lambung.
Masalah utama yang berkaitan dengan berkurangnya sekresi liur, suatu kondisi yang
xerostomia, adalah kesulitan mengunyah dan menelan, kesulitan bicara kecuali yang
bersangkutan sering menyeruput air ketika berbicara, dan peningkatan mencolok karies
dentis kecuali jika di ambil tindakan pencegahan khusus. Sekresi liur berlangsung kontinu
dan dapat ditingkatkan oleh refleks. Secara rerata, sekitar 1 hingga 2 liter liur dikeluarkan
setiap hari, berkisar dari laju basal spontan kontinu sebesar 0,5 mL/mnt hingga laju aliran
maksimal sekitar 5 ml/mnt sebagai respons terhadap rangsangan kuat misalnya menghisap
jeruk. Tanpa adanya rangsangan terkait-makanan, stimulasi tingkat-rendah oleh saraf
parasimpatis memicu sekresi basal saliva. Sekresi basal ini penting untuk menjaga mulut dan
tenggorok selalu basah.

Selain sekresi kontinu tingkat rendah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua
jenis refleks liur, yaitu refleks liur sederhana dan terkondisi (Gambar 16-4).

REFLEKS LIUR SEDERHANA DAN TERKONDISI Refleks liur sederhana terjadi ketika
kemoreseptor dan reseptor tekan di dalam rongga mulut berespons terhadap keberadaan
makanan. Pada pengaktifan, reseptor-reseptor ini menghasilkan impuls serat-serat sarat
aferen yang membawa informasi ke pusat liur, yang terletak di medula batang otak, seperti
semua pusat otak yang mengontrol aktivitas pencernaan. Pusat liur, nantinya, mengirim
impuls melalui saraf autonom ekstrinsik ke kelenjar liur untuk meningkatkan sekresi liur.
Tindakan gigi mendorong sekresi liur tanpa adanya makanan karena manipulasi ini
mengaktifkan reseptor tekan di mulut. Pada refleks liur terkondisi, atau didapat, salivasi
terjadi tanpa stimulasi oral. Hanya berpikir, melihat, mencium, atau mendengar pembuatan
makanan yang lezat memicu salivasi melalui refleks ini. Kita semua pernah mengalami "liur
menetes" ketika mengantisipasi sesuatu yang lezat untuk dimakan. Ini adalah respons yang
dipelajari berdasarkan pengalaman sebelumnya. Sinyal yang berasal dari luar mulut dan
secara mental dikaitkan dengan kenikmatan makan, bekerja melalui korteks serebrum wituk
merangsang pusat liur di medula.

PENGARUH AUTONOM PADA SEKRESI LIUR Pusat liur mengontrol derajat


pengeluaran liur melalui saraf autonom yang menyarafi kelenjar liur. Tidak seperti sistem
saraf autonom di tempat lairt di tubuli, respons simpatis dan parasimpatis di kelenjar liur
tidak antagonistik.

Baik stimulasi simpatis maupun parasinapatis meningkatkan sekresi liur tetapi


jumlah, karakteristik, dan mekanismenya berbeda. Stimulasi parasinapatis, yang memiliki
efek dominan dalani sekresi liur, menghasilkan liur yang encer, segera keluar, berjumlah
besar, dan kaya enzim. Stimulasi simpatis, sebaliknya, menghasilkan liur dengan volume
terbatas, kental, dan kaya mukus. Karena stimulasi simpatis menghasilkan lebih sedikit liur,
mulut terasa lebih kering daripada biasanya selama keadaan-keadaan ketika sistem simpatis
dominan, misalnya situasi penuh stres. Contohnya, orang sering merasa mulutnya kering
karena rasa cemas ketika akan berpidato.. Sekresi liur adalah satu-satunya sekresi
pencernaan yang seluruhnya berada di bawah kontrol saraf. Semua sekresi pencernaan
lainnya diatur oleh refleks sistem saraf dan hormon.

Sumber : Sherwood, 8th edition introduction to human physiology.

Anda mungkin juga menyukai