DI SUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA” dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima aegala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
BAB 3 PEMBAHASAN.................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang
terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat sakit.
2
BAB II
KERANGKA TEORI
b. Imogine King
King berpendapat bahwa manusia merupakan individu reaktif yang dapat
bereaksi terhadap situasi orang dan objek tertentu. Beliau juga mengatakan bahwa
manusia sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, dia tidak terlepas dari tiga
kejadian dalam hidupnya, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama orang lain dan selalu berinteraksi
satu sama lain. Sesuai dengan hal tersebut, king membagi kebutuhan manusia
menjadi:
4
1. Kebutuhan akan informasi kesehatan.
2. Kebutuhan akan pencegahan penyakit.
3. Kebutuhan akan perawatan jika sakit.
c. Martha E. Rogers
Beliau berpendapat bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta
memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungan dan saling mempengarungi satu dengan yang lainnya. Dalam proses
kehidupnnya, manusia di ciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-
masing. Dengan kata
lain, setiap individu tidak ada yang sama satu sama yang lainnya, walaupun mereka
dilahirkan kembar. Konsep Martha E. rogers ini di kenal dengan manusia sebagai
unit.
d. Johnson
Johnson mengungkapkan pandangannya dengan menggunakaan pendekatan
sistem perilaku. Dalam pendekatan ini, individu dipandang sebagai sistem perilau
yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dalam lingkungan
internal maupun eksternal. Individu juga memiliki keinginan untuk mengatur dan
menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang terjadi kerena hal tersebut.
e. virginia Henderson
Ibu Virginia Henderson (dalam Potter dan Perry, 1997) membagi kebutuhan
dasar manusia ke dalam 14 komponen berikut yaitu :
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum yang cukup
3. Eliminasi (buang air besar dan kecil)
4. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang tepat
7. Mempertahankan susu tubuh dalam kisaran normal dengan menyesuaikan
pakaian yang dikenakan dan modifikasi lingkungan
8. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
5
9. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari yang membahayakan
orang lain
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan,
kekhawatiran dan opini
11. Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
12. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada
perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
f. Jean Watson
Jean Watson (dalam B. Taleuto, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia ke
dalam dua peringkat utama yaitu :
1. kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs).
2. kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu
upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang
dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain, dan semuanya dianggap penting.
g. Sister Calista Roy
Bahwa manusia sebagai individu dapat meningkatkan kesehatannya dengan
mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku mal adaptif. Sebagai
makhluk biopsikososial, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk
mencapai suatu posisi seimbang/homeostasis, manusia harus bisa beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi. Adaptasi tersebut dilakukan dengan beberapa rangsangan,
yaitu:
1) Rangsangan fokal
2) Konstektual
3) residual
Dalam proses penyesuaian diri, individu harus meningkatkanenerginya agar
mampu mencapai tujuan berupa kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta
keunggulan. Dengan demikian individu selalu mempunyai tujuan untuk respons
adaptif. Bila disingkat pendapat Roy, dikatakan bahwa individu sebagai makhluk
6
biopsikososio-spiritual merupakan satu kesatuan yang utuh, memiliki mekanisme
koping untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi melalui interaksi
yang dilakukan terhadap perubahan lingkungan tersebut.
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pemenuhan O2
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu,
kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi
tubuh.Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan
secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka
kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari
terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-
biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada
kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
A. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi :
1. Saluran pernapasan bagian atas:
a. Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung.
b. esophagus.
c. Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
d. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat
proses menutup.
2. Saluran pernapasan bagian bawah:
a. Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vertebrae torakalis kelima.
b. Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi
bronchus kanan dan kiri.
c. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
d. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen
dengan karbondioksida.
e. Paru-Paru (Pulmo), Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan.
B. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap, sewaktu-waktu tubuh
memerlukan oksigen yang banyak, oleh karena suatu sebab. Kebutuhan oksigen
dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Lingkungan
Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut
mengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respon demikian
menyebabkan curah jantung meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat.
Sebaliknya pada lingkungan yang dingin, pembuluh darah mengalami konstriksi
dan penurunan tekanan darah sehingga menurunkan kerja jantung dan kebutuhan
oksigen.
Pengaruh lingkungan terhadap oksigen juga ditentukan oleh ketinggian
tempat. Pada tempat tinggi tekanan barometer akan turun, sehingga tekana
oksigen juga turun. Implikasinya, apabila seseorang berada pada tempat yang
tinggi, misalnya pada ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut, maka
tekanan oksigen alveoli berkurang. Ini menindikasikan kandungan oksigen dalam
paru-paru sedikit. Dengan demikian, pada tempat yang tinggi kandungan
oksigennya berkurang. Semakin tinggi suatu tempat maka makin sedikit
kandungan oksigennya, sehingga seseorang yang berada pada tempat yang tinggi
akan mengalami kekurangan oksigen.
Selain itu, kadar oksigen di udara juga dipengaruhi oleh polusi udara. Udara
yang dihirup pada lingkungan yang mengalami polusi udara, konsentrasi
oksigennya rendah. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh
tidak terpenuhi secara optimal. Respon tubuh terhadap lingkungan polusi udara
diantaranya mata perih, sakit kepala, pusing, batuk dan merasa tercekik.
2. Latihan
Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung
dan respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi.
3. Emosi
Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga
kebutuhan oksigen meningkat.
4. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang
sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh
darah arteri. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh darah darah koroner.
Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.
5. Status Kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi
dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara
adekuat. Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun
penyakit pernapasan dapat mengalami kesulitan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen tubuh.
2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang
terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural drainage.
a. Perkusi
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-
kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti
mangkuk.Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang
melekat pada dinding bronkhus.
Prosedur:
1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian
untuk mengurangi ketidaknyamanan.
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan
relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah
cedera seperti : mammae, sternum dan ginjal.
b. Vibrasi
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang
diletakkan datar pada dinding dada klien.Tujuannya, vibrasi digunakan
setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan
melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan
perkusi,
Prosedur:
1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area
dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan
jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa
diletakkan secara bersebelahan.
2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan
menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan
gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh
bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi.
4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke
dalam tempat sputum.
c. Postural drainage
Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai
segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu
yang terbaik utnuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi
dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari. Postural drainage harus
lebih sering dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya menjadi
kehijauan dan kental atau ketika klien menderita demam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:
a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum
melakukan postural drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu
mengencerkan lendir.
Peralatan:
a. Bantal
b. Papan pengatur posisi
c. Tisu wajah
d. Segelas air
e. Sputum pol
Prosedur:
1. cuci tangan
2. pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan
pengkajian semua area paru, data klinis dan chest X-ray.
3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi
dan vibrasi dada diatas area yang di drainage
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk.
Bila tidak bisa batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum
spot.
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9. Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan
3. Napas dalam dan batuk efektif
a. Napas dalam
Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal
(diafragma) dan purse lips breathing.
Prosedur:
1. Atur posisi yang nyaman
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung
samapi 3 selama inspirasi
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething)
secara perlahan-lahan
b. Batuk efektif
Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.
Prosedur:
1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik
2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung
sekret pada sputum pot.
3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat
menyebabkan fatigue dan hipoksia.
D Gangguan Oksigenasi
Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya
gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologis dari
organ-organ respirasi. Permasalahan dalam pemenuhan tersebut dapat disebabkan
adanya gangguan pada sistem tubuh lain, misalnya sistem kardiovaskuler.
Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh peradangan,
obstruksi, trauma, kanker, degeneratif dan lain-lain. Gangguan tersebut akan
menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara
garis besar, gangguan-gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu
gangguan irama/frekuensi pernapasan, insufisiensi pernapasan dan hipoksia.
a. Gangguan irama/frekuensi pernapasan
1. Gangguan irama pernapasan antara lain:
a) Pernapasan ‘Cheyne-stokes’ yaitu siklus pernapasan yang amplitudonya
mula-mula dangkal, makin naik kemudian menurun dan berhenti. Lalu
pernapasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernapasan ini
biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan
intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis, jenis pernapasan
ini terutama terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki di
atas permukaan laut dan pada bayi saat tidur.
b) Pernapasan ‘Biot’ yaitu pernapasan yang mirip dengan pernapasan
Cheyne-stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea. Keadaan
pernapasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.
c) Pernapasan ‘Kussmaul’ yaitu pernapasan yang jumlah dan
kedalamannya meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis
pernapasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asiidosis metabolik
dan gagal ginjal.
2. Gangguan frekuensi pernapasan
a) Takipnea/hiperpnea, yaitu frekuensi pernapasan yang jumlahnya meningkat
di atas frekuensi pernapasa normal.
b) Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana ferkuensi pernapasan yang
jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernapasan normal.
b. Insufisiensi pernapasan
Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama
yaitu:
1. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti:
a) Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomielitis, transeksi servikal.
b) Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma, emfisema, TBC dan
lain-lain.
2. Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru:
a) Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurang, misalnya
kerusakan jaringan paru, TBC, kanker dan lain-lain.
b) Kondisi yang menyebabkan penebalan membran pernapasan, misalnya pada
edema paru, pneumonia, dan lain-lain.
c) Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang tidak normal
dalam beberapa bagian paru, misalnya pada trombosis paru.
3. Kondisi paru yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari
paru-paru ke jaringan yaitu:
a) Anemia dimana berkurangnya jumlah total hemoglobin yang tersedia untuk
transpor oksigen.
b) Keracunan karbondioksida dimana sebagian besar hemoglobin menjadi tidak
dapat mengankut oksigen.
c) Penurunan aliran darah ke jaringan yang disebabkan oleh karena curah
jantung yang rendah.
c. Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan. Istilah ini lebih tepat
daripada anoksia. Sebab, jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam
jaringan. Hipoksia dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu hipoksemia,
hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia dan hipoksia histotoksik.
1. Hipoksemia
Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di darah arteri. Terbagi atas dua jenis
yaitu hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan hipoksemia isotonik (anoksia
anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi dimana tekanan oksigen arteri rendah
karena karbondioksida dalam darah tinggi dan hipoventilasi. Hipoksemia
isotonik terjadi dimana oksigen normal, tetapi jumlah oksigen yang dapat diikat
hemoglobin sedikit. Hal ini terdapat pada kondisi anemia, keracunan
karbondioksida.
2. Hipoksia Hipokinetik (stagnat anoksia/anoksia bendunagn)
Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanya bendunagn
atau sumbatan. Hipoksia hipokinetik dibagi kedalam dua jenis yaitu hipoksia
hipokinetik ischemic dan hipoksia hipokinetik kongestif. Hipoksia hipokinetik
ischemic terjadi dimana kekurangan oksigen pada jaringan disebabkan karena
kuarngnya suplai darah ke jaringan tersebut akibat penyempitan arteri. Hipoksia
hipokinetik kongestif terjadi akibat penumpukan darah secara berlebihanatau
abnormal baik lokal maupun umum yang mengakibatkan suplai oksigen ke
jaringan terganggu, sehingga jarinagn kekurangan oksigen.
3. Overventilasi hipoksia
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang
berlebihan sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari
penggunaannya.
4. Hipoksia histotoksik
Hipoksia histotoksik yaitu keadaan dimana darah di kapiler jaringan
mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena pengaruh
racun sianida. Hal tersebut mengakibatkan oksigen kembali dalam darah vena
dalam jumlah yang lebih banyak daripada normal (oksigen darah vena meningkat).
F. Tindakan untuk mengatasi maslah atau gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Pemberian cairan melalui per-oral atau intravena (infus)
Tindakan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui
intravena (infus). Pemberian infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami
pengeluaran cairan atau nutrsis yang berat. Tindakan ini memerlukan kesterilan
mengikat langsung berhubungan dengan pembuluh darah.
Pemberian melalui infus dengan memasukkan kedalam vena (pembuluh darah
pasien) diantara vena lengan (vena cefalisa basilica dan mediana cubitti) atau vena
yang ada dikepala seperti vena temporalis frontalis (khusunya untuk anak-anak).
Selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan juga dapat
dilakukan pada pasien schok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum
transfuse darah atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
1. Penyimpanan darah
Gunakan darah yang telah diskrining dan bebas dari penyakit
yang dapat ditularkan melalui transfusi darah. Jangan gunakan
darah yang telah kedaluwarsa atau telah berada di luar lemari es
lebih dari 2 jam.
Transfusi darah secara cepat dan jumlah yang besar dengan
laju >15 ml/kgBB/jam dengan darah yang disimpan pada suhu
4°C, dapat menyebabkan hipotermi, terutama pada bayi kecil.
Selama transfusi
1. Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur laju
transfusi (lihat gambar)
2. Periksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat
3. Lihat tanda reaksi transfusi (lihat di bawah), terutama pada
15 menit pertama transfusi
4. Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi dan
frekuensi napas setiap 30 menit
5. Catat waktu permulaan dan akhir transfusi dan berbagai
reaksi yang timbul.
Setelah transfusi
1. Nilai kembali anak. Jika diperlukan tambahan darah, jumlah
yang sama harus ditransfusikan dan dosis furosemid (jika
diberikan) diulangi kembali.
A. Fisiologi Nutrisi
Makanan akan diproses tubuh melalui tahap-tahap : Ingesti, Digesti, absorpsi,
metabolisme dan ekskresi.
1. Ingesti
Ad/ proses masuknya makanan kedalam tubuh yang terdiri dari :
a. Dimulai dari koordinasi otot-otot lengan dan tangan untuk membawa
makanan ke mulut
b. Proses mengunyah proses pemecahan, penyederhanaan makanan
dari ukuran besar menjadi ukuran lebih kecil. Proses mengunyah melibatkan
gigi & kontrol volunter otot-otot mulut bila makanan berada pd gigi, gusi,
palatum keras & lidah, maka akan terjadi refleks mengunyah yg volunter
(disadari), yg diatur o/ SSP.
c.Proses menelan merupakan tahap terakhir dr peristiwa ingesti, yaitu
bergeraknya makanan dr mulut ke esophagus, & masuk lambung. Proses ini
terjadi secara refleks sebagai akibat adanya penekanan pd bagian faring &
mulai sejak makanan sudah dikunyah secara adekuat, serta refleks ini akan
menahan proses respirasi.
2. Digesti
a. Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibawa
kedalam tubuh.
b. Terjadi penyederhanaan zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh saluran
intestinal.
c.Saluran yang berperan antara lain : mulut, pharing, esophagus, lambung, usus
halus, usus besar.
B. Absorpsi
Adalah proses dimana nutrien yang telah berbentuk paling sederhana diserap oleh
usus .Nutrien diserap berupa : (glukosa karbohidrat), asam amino (protein), asam
lemak dan gliserol (lemak), tanpa kecuali vitamin, mineral dan air.
Setelah diserap oleh usus nutrien akan dilanjutkan ke saluran darah dan getah
bening masuk ke hati melewati vena porta
Tempat – tempat absorpsi nutrisi :
1.Vitamin yang larut dalam air, asam lemak/gliserol, natrium. Kalsium, besi dan
klorida diusus halus bagian atas
2.Monosakarida, asam amino, dan zat lain usus halus bagian tengah
3.Garam empedu, vit B12 dan natrium usus halus bagian bawah
4.Air, hidrogen, natrium colon
C. Metabolisme
Merupakan bagian akhir dlm penggunaan makanan di tubuh. Proses ini
meliputi semua perubahan kimia yg dialami zat makanan sejak diserap o/ usus hingga
dikeluarkan o/ tubuh sebagai sampah
1. Karbohidrat
Merupakan zat utama penunjang tubuh dlm penyediaan energi yg
berbentuk glukosa. Dalam sel glukosa dirubah energi dengan perubahan proses
oksidasi yang menghasilkan ATP, kalori dan zat buangan (air dan CO2) .
Penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen dihati dan otot. Glikogen
sewaktu –waktu dirubah menjadi glukosa kembali bila tubuh memerlukannya.
Glikogen akan mensuplai kebutuhan energi bila glukosa sudah tidak
memungkinkan lagi, dan dapat berjalan hingga 12 jam.
Bila glikogen dan glukosa habis, tubuh akan memecah protein dan lemak
sebagai bahan energi . Karbohidrat digunakan tubuh utk energi hampir 60 % dr
kebutuhan energi keseluruhan. Kebutuhan karbohidrat utk orang dewasa dgn
aktivitas sedang 5,5 gr/kgBB/hari . 1 gram karbohidrat memberikan energi 4
kalori . Proses masuknya glukosa ke intra sel sangat dibantu dengan peran insulin
yang dihasilkan pancreas. Makanan yang mengandung tinggi karbohidrat : padi-
padian, roti, susu, buah-buahan, sayuran, umbi-umbian
.
2. Lemak
Merupakan sumber energi yang paling produktif 1 gram lemak
menghasilkan 9 kalori. Merupakan kelengkapan makanan yang penting sebagai
wahana berbagai vitamin yang larut dalam lemak, dan pemegang andil penting
yang membuat makanan terasa enak. Lemak terkontribusi dalam kulit terutama
pada kelenjar adiposa dan folikel rambut. Kandungan lemak dlm subcutis sangat
membantu tubuh dlm mengatur temperature. Lemak juga berfungsi untuk
mencegah organ dlm injury
Bila tidak digunakan untuk energi, lemak terus disimpan dalam tubuh
sehingga dapat meningkatkan berat badan.Kebutuhan lemak untuk orang dewasa
dengan aktivitas sedang 1,5 gr/kgBB/hari.
Jenis lemak :
a. Lemak tak jenuh
Dapat dengan mudah bergabung dengan molekul lain/membentuk
struktur lain HDL (High Density Lipid) mudah dimetabolisme oleh hati.
b. Lemak jenu
Tidak mudah bergabung dengan molekul lain LDL (Low Density
Lipid)sukar dimetabolisme menjadi zat lain Kolesterol merupakan satu
bentuk lemak jenuh, diperlukan untuk melengkapi cairan empedu untuk
pencernaan lemak, juga sebagai bahan dasar beberapa jenis hormon steroid.
Makanan yang banyak mengandung lemak : daging
3. Vitamin
Merupakan bahan makanan pelengkap yang penting . Vitamin tidak
menghasilkan kalori dalam jumlah yang berarti tapi memegang peranan penting
dalam berbagai proses yang diperlukan guna menjaga kesehatan .Vitamin bersifat
organik, dan tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin larut dalam lemak : A, D,
E dan K, bila kelebihan jumlah vitamin ini akan memungkinkan terjadinya
keracunan karena sulit dibuang melalui ginjal.Vitamin larut dalam air : C dan B,
kelebihan vitamin ini akan dibuang melalui ginjal .Vitamin C membantu absorpsi
zat besi Vitamin.
Kebutuhan tubuh akan vitamin :
Vitamin A : 5000 iu
Vitamin B1 : 1,2 mg
Vitamin B2 : 1,5 mg
Vitamin B6 : 2 mg
Vitamin B12 : 3 mg
Vitamin C : 45 mg
Vitamin D : 400 iu
Vitamin K : 300 – 500 mcg
4. Mineral
Mineral mudah larut dalam air yang fungsi utamanya menjaga
keseimbangan asam dan basa cairan tubuh
a) Umumnya mineral terdapat cukup banyak dalam makanan, bila diet normal
dan berimbang jarang kekurangan mineral
b) Kalsium dibutuhkan untuk menumbuhkan dan mempertahankan sistem
kerangka tubuh, terutama pada anak – anak, kehamilan dan menyusui
c) Kalium dapat membantu frekuensi dan kekuatan kontraksi otot jantung bila
kalium pada ekstra sel banyak penurunan frekuensi dan dilatasi pembuluh
darah jantung
d) Kekurangan zat besi dapat menyebabkan penurunan Hb Mineral
Kebutuhan mineral tubuh :
Kalsium : 800 mg
Iodium : 110 mg
Besi : 10 mg
Magnesium : 350 mg
Posphor : 800 mg
Kalium : 1959-5850 mg
Natrium : 2300 – 6900 mg
5. Air
a) Merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh, walau tidak menghasilkan
energi bagi tubuh.
b) Kandungan air dalam tubuh 60 – 70% dan merupakan bahan terpenting untuk
proses sekresi dan ekskresi
c) Fungsi paling nyata untuk air adalah untuk bertahan (Survival)
6. Kalori
a) Kalori ad/ panas yg dihasilkan tubuh dr hasil pembakaran zat gizi (nutrien)
b) Satu kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1
kg air sebesar 1 derajat celcius.
c) Produksi panas oleh tubuh pada tingkat terendah kimia sel dan aktivitas tubuh
disebut angka metabolisme dasar. Angka metabolisme dasar bagi laki – laki
dewasa adalah 1700 dan bagi wanita dewasa adalah 1400.
d) Kebutuhan makanan dan kalori berbeda antar individu, tergantung pada :
1) Berat badan dan tinggi badan
2) Usia dan jenis kelamin
3) Aktivitas fisik
4) Iklim/cuaca
5) Selama masa kehamilan dan menyusui
A. Ekskresi
Ekskresi atau eliminasi merupakan pekerjaan tubuh untuk membuang zat sisa
dari metabolisme yang tidak terpakai lagi untuk keperluan tubuh. Proses ini terjadi
dalam bermacam – macam bentuk, antara lain : defekasi (zat sisa dari saluran cerna),
Miksi (zat sisa dari saluran kemih), diaporesis (pengeluaran keringat), dan ekspirasi
(pengeluaran air dan CO2).
Faktor – faktor yang Meningkatkan Kebutuhan Nutrisi
a) Periode pertumbuhan yang cepat (infant, toddler, remaja dan hamil)
b) Selama perbaikan jaringan karena proses luka/pembedahan
c) Meningkatnya suhu tubuh (tiap kenaikan suhu 10 F, kalori naik 7 %)
d) Meningkatnya aktivitas otot
e) Jenis kelamin (BMR laki – laki lebih tinggi dari wanita)
f) Berat badan (secara kuantitatif, peningkatan berat badan akan meningkatkan
metabolisme)
g) Terjadi infeksi (untuk pembentukan zat fagositer bakteri patogen)
h) Stress (meningkatkan produksi hormon thyroid sehingga meningkatkan
epinephrin yang mensupport metabolisme)
i) Meningkatnya kehilangan nutrisi karena kehilangan cairan (hemorhagi, diare,
drainage, dialisa ginjal, laktasi, menstruasi, luka bakar, dll)
j) Penyakit kronis yang mempengaruhi fisiologi nutrisi (diabet, hyperthyroid,
kanker, psikosis, penyakit ginjal/hati, masalah pernafasan)
Pengeluaran urine
menurun dibandingkan
cairan yang masuk Dehidrasi, gagal ginjal, ISK,
(biasanya kurang dari peningkatan sekresi ADH, gagal
Oliguria 400 ml dalam 24 jam) jantung kongestif
Dribling Kebocoran/rembesan
(urine urine walaupun ada
yang kontrol terhadap Stres inkontinensia, overflow akibat
menetes) pengeluaran urine retensi urine
Neoplasma pada ginjal atau kandung
kemih, penyakit glomerulus, infeksi
pada ginjal atau kandung kemih,
Terdapat dalah dalam trauma pada struktur perkemihan,
Hematuria urine diskrasia darah
Akumulasi urine di
dalam kandung kemih
disertai Obstruksi uretra, inflamasi pada
ketidakmampuan kandung kemih, penurunan aktivitas
kandung kemih untuk sensorik, kandung kemih neurogenik,
Retensi benar mengosongkan pembesaran prostat, setelah tindakan
Urine diri anestesi, efek samping obat-obatan
2. Fisiologi tidur
Pusat tidur yang utama terletak di hipotalamus. Hipotalamus
mensekresi hipokreatin (oreksin) yang menyebabkan seseorang
terjaga juga mengalami tidur rapid eye movement. Prostaglandin
D2, L–triptopan, dan faktor pertumbuhan membantu mengatur tidur
(Mc Cance and Huether, 2006 cit Potter dan Perry, 2009)
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada
batang otak, yaitu Reticular Activating Sistem (RAS) dan Bulbar
Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini
memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan
dan kesadaran; memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan
sensori raba; serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS
melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi
pelepasan serum serotonin dari BSR .
Saat bangun RAS mengeluarkan katekolamin seperti
norepineprin. Ketika seseorang mencoba tidur, mereka akan
menutupkan mata dan berada dalam posisi relaks. Stimulus ke RAS
menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktifitas SAR
menurun. Pada beberapa bagian , SBR mengambil alih dan
menyebabkan
3. Irama Sirkandian
Irama sirkandian/diural berasal dari bahasa latin circa,
“tentang” dan dies, “hari”. Irama sirkandian berarti siklus 24
jam/siang dan malam. Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam
biologis) yang berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh
tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (mis; cahaya,
kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme
yang paling umum adalah ritme sirkadian-yang melengkapi siklus
selama 24 jam.
Setiap orang mengalami siklus yang terjadi didalam hidupnya.
Irama sirkandian/diural berasal dari bahasa latin circa, “tentang”
dan dies, “hari”. Irama sirkandian berarti siklus 24 jam/siang dan
malam. Siklus menstruasi wanita adalah sebuah irama infrandian,
adalah siklus yang terjadi lebih dari 24 jam. Siklus biologis berakhir
kurang dari 24 jam disebut irama ultradian.
Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah,
temperatur, sekresi hormon, metabolisme dan penampilan serta
perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah
salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi
sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur bangun yang
mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme
fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat
ritme tersebut paling rendah (Lilis, Taylor, Lemone,1989).
5. Tahap tidur
Ada 2 (dua) pola/macam/tahapan tidur, yaitu :
1. Praktik Sosial
Manusia merupakan makluk sosial dan karenanya berada dalam kelompok sosial.
Kondisi ini akan memungkinkan seseorang untuk berhubungan, berinteraksi dan
bersosialisasi satu dengan yang lain. Personal Hygiene atau kebersihan diri seseorang
sangat mempengaruhi praktik sosial seseorang. Selama masa anak-anak, kebiasaan
keluarga mempengaruhi praktik Hygiene, misalnya frekuensi mandi, waktu mandi, dan
Hygiene mulut. Pada masa remaja, Hygiene pribadi dipengaruhi oleh kelompok teman
sebaya. Remaja wanita misalnya, mulai tertarik dengan penampilan pribadi dan mulai
memakai riasan wajah. Pada masa dewasa, teman dan kelompok kerja membentuk
harapan tentang penampilan pribadi. Sedangkan pada lansia akan terjadi beberapa
perubahan dalam praktik Hygiene karena perubahan dalam kondisi fisiknya.
2. Pilihan Pribadi
Setiap klien memiliki keinginan dan pilihan tersendiri dalam praktik Personal
Hygiennya, (mis. Kapan dia harus mandi, bercukur, melakukan perawatanrambut, dsb),
termasuk memilih produk yang digunakan dalam praktik Hygiennya (mis. Sabun, sampo,
deodorant dan pasta gigi) menurut pilihan dan kebutuhan pribadinya. Pilihan-pilihan
tersebut setidaknya harus membentu perawat dalam mengembangkan rencana
keperawatan yang lebih kepada individu. Perawat tidak mencoba untuk mengubah pilihan
klien kecuali hal itu akan mempengaruhi kesehatan klien.
3. Citra Tubuh
Citra tubuh adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk tubuhnya, citra tubuh
sangat mempengaruhi dalam praktik Hygiene seseorang. Ketika seorang perawat
dihadapkan pada klien yang tampak berantakan, tidak rapi atau tidak peduli dengan
Hygiene dirinya, maka dibutuhkan edukasi tentang pentingnya Hygiene untuk kesehatan,
selain itu juga dibutuhkan kepekaan perawat untuk melihat kenapa hal ini bisa terjadi,
apakah memang kurang/ ketidaktauan klien akan Hygiene perorangan atau ketidakmauan
dan ketidakmampuan klien dalam menjalankan praktik Hygiene dirinya, hal ini bisa
dilihat dari partisipasi klien dalam Hygiene harian.
6. Variabel Budaya
Kepercayaan budaya dan nilai pribadi klien akan mempengaruhi perawatan
Hygiene seseorang. Berbagai budaya memilikipraktik Hygiene yang berbeda. Di Asia
kebersihan dipandang penting bagi kesehatan sehingga mandi bisa dilakukan 2-3 kali
dalam sehari, sedangkan di Eropa memungkinkan hanya mandi sekali dalam seminggu.
Beberapa budaya memungkinkan juga menganggap bahwa kesehatan dan kebersihan
tidaklah penting. Dalam halini sebagai seorang perawat jangan menyatakan ketidak
setujuan jika klien memiliki paktik Hygiene yang berbeda dari nilai-nilai perawat, tetapi
diskusikan nilai-nilai standar kebersihan yang bisa dijalankan oleh klien.
3.9 Keseimbangan Suhu Tubuh
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba.
Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer
untuk mengukur suhu dengan valid. Ada empat macam termometer yang paling
dikenal adalah Celcius, Reumur, Fahrenheit, dan Kelvin.
Macam-Macam Suhu Tubuh
Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007):
1. Hipotermi,bila suu tubuh kurang dari 36 C
2. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36-37,5 C
10
9) Gangguan Organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai
zat pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat mernagsang
peningkatan suhu tubuh . Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang
sedikit juga dapat meyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10) Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas
tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin.
Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia.
Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar
melalui kulit. Suhu tubuh dihasilkan dari:
a) Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel
tubuh.
b) Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk
kontraksi otot akibat menggigil).
c) Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebgaian
kecil, hormon lain, misal hormon pertumbuhan (growth hormone dan
testosteron).
d) Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan
rangsangan simpatis pada sel.
e) Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalma
sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun.
13
Diri sebagai jumlah keseluruhan dari segala yang ada pada diri seseorang-
tubuh, perilaku, dan perasaan. Mengisyaratkan bahwa diri adalah sesuatu atau
kumpulan. Diri sebagai sebuah konstruk hipotetik, artinya kita dapat menggunakan
pancaindera kita untuk membuktikan keberadaannya. Sebaliknya, hal tersebut adalah
sesuatu yang kita katakan ada karena membutuhkan kesatuan istilah dalam upaya
menggambarkan segala sesuatu lain yang bisa kita alami melalui pancaindera kita.
Terdapat lima aspek dari diri yakni :
1. Tentang fisik-diri, Meliputi tubuh dan semua aktivitas biologis yang
berlangsung.
ii. Diri-sebagai-proses yaitu suatu aliran akal, pikiran, emosi, dan perilaku yang
konstan.
iii. Diri-sosial yaitu akal pikiran dan perilaku yang kita ambil sebagai respon
secara umum terhadap orang lain dan masyarakat.
iv. Suatu pandangan pribadi yang dimiliki seseorang tentang dirinya masing-
masing (konsep-diri).
v. Cita-diri yaitu apa yang anda inginkan, merupakan faktor yang paling penting
dari perilaku seseorang.
Diri ialah suatu susunan konsep hipotetis yang merujuk pada perangkat
kompleks dari karakteristik proses fisik, perilaku, dan kejiwaan dari seseorang.
Sedangkan konsep merupakan gagasan, ide-ide ataupun pemahaman yang
dapat membentuk gambaran terhadap mental seseorang secara keseluruhan.
Jadi, konsep diri adalah pemahaman mengenai diri mencakup komponan fisik,
sosial, emosional dan kejiwaan (psikologis) seseorang secara keseluruhan.
16
Proses pembentukan konsep diri seseorang dibentuk melalui faktor internal
dan eksternal dari beberapa objek. Konsep diri terbentuk dari dua komponen
yaitu :
1. Komponen Yaitu pengetahuan individu tentang keadaan dirinya. Misalnya,
saya anak bodoh, saya anak pintar. Jadi, komponen kognitif akan
menjelaskan siapa saya yang akan memberi gambaran tentang diri saya.
Gambaran diri (self-picture) tersebut akan membentuk citra diri.
2. Komponen Afektif. Penilaian individu terhadap diri. Penilaian tersebut
akan membentuk penerimaan terhadap diri (self-acceptable), serta
penghargaan diri (self-esteem) individu.
3. Komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif, sedangkan,
komponen afektif merupakan data yang bersifat subjektif.
Menurut Matt Jarvis (2005) dalam buku Dr. Sukirno (2012:84), konsep
diri terbentuk setelah individu :
1. Memiliki citra diri yang positif dan konstruktif
2. Memiliki pandangan menyeluruh tentang dirinya (memahami atas
kelebihan dan kekurangannya)
3. Memiliki ketahanan menghadapi kemungkinan tentang hambatan dan
kegagalan
4. Memiliki rencana hidup yang mantap
Konsep diri terbentuk dalam waktu yang relatif lama, dan
pembentukan ini tidak bisa diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari
seseorang dapat mengubah konsep diri. Konsep diri terbentuk melalui proses
belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa.
Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang
tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai
siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan
dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang
kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini
disebabkan sikap orang tua yang misalnya : suka memukul, mengabaikan,
kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak
pernah memuji, suka marah-marah, dan lain sebagainya.
Konsep diri pada dasarnya tersusun atas berbagai tahapan. Yang paling
dasar adalah konsep diri primer, yaitu konsep yang terbentuk atas dasar
pengalamannya terhadap lingkungan terdekatnya seperti lingkungan rumahnya
sendiri. Pengalaman berbeda-beda yang ia terima melalui anggota rumah dapat
diketahui tentang bagaimana dirinya bermula dari perbandinga antara dirinya
dan saudara-saudaranya. Sedangkan konsep diri sekunder banyak ditentukan
pula oleh konsep diri primernya. Jadi, apabila konsep diri primer yang dimiliki
seseorang adalah ia tergolong orang yang pendiam, penurut, tidak nakal atau
tidak suka membuat keributan, maka ia cenderung memilih teman bermain
yang sesuai dengan konsep dirinya,dan teman-teman itulah yang nantinya
menunjang terbentuknya konsep diri sekundernya.
Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi individu dengan orang-
orang disekitarnya. Apa yang dipresepsi individu lain mengenai diri individu,
tidak terlepas dari struktur, peran, dan status sosial yang disandang sesorang
individu.
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen,
1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah
atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal , maka cenderung harga diri
rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah
di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992). Pengertian
harga diri adalah hasil evaluasi individu terhadap dirinya sendiri yang merupakan
sikap penerimaan atau penolakan serta menunjukan seberapa besar individu
percaya pada dirinya, merasa mampu, berarti, berhasil dan berharga
(Coopersmith, 1967) dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal
dirinya (Stuart dan Sundeen, 1991).
18
Dimana evaluasi ini diartikan sebagai penilaian yang positif atau negatif yang
dihubungkan dengan konsep diri seseorang. Harga diri merupakan evaluasi
seseorang terhadap dirinya sendiri secara positif dan juga sebaliknya dapat
menghargai secara negatif. Jika seseorang dapat melihat secara positif terhadap
dirinya, maka orang tersebut dikatakan memiliki harga diri yang tinggi, begitupun
sebaliknya (Menurut Lerner dan Spanier, dalam Ghufron, 2010). Seseorang akan
menyadari dan menghargai dirinya jika ia mampu menerima diri pribadinya.
4.1 Kesimpulan
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam memperertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang
tentunya betujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.Abraham maslow
dalam teori hirarki Maslow menyatakan bahwa ada 5 kebutuhan dasar manusia yaitu
Kebutuhan Fisiologis (physiological needs), Kebutuhan Rasa aman dan Perlindungan
(safety and security needs), Kebutuhan akan rasa kasih saying dan rasa memiliki (love
and belonging needs), Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), Kebutuhan aktualisasi
diri (self actualization).
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang sama akan tetapi karena budaya,
maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Oleh karena itu ada faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan dasar manusia. Didalam Kebutuhan Dasar Manusia juga ada
pembahasan mengenai homeodinamik dan homeostatis yang membahas mengenai
keseimbangan. Salah satu tingkatan dalam Kebutuhan Dasar Manusia ada Kebutuhan
fisik dimana kebutuhan yang harus dipenuhi antaralain; Kebutuhan Oksigenasi, Nutrisi,
Cairan dan elektrolit, Eliminasi,Personal hygiene dan Kebutuhan istirahat dan tidur.
Tidak hanya kebutuhan fisik tapi kebutuhan Psikososialpun harus terpenuhi pada klien.
1.2 Saran
Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan lebih memahami materi standar
kompetensi bidan dan sebaiknya mahasiswa lebih banyak mencari referensi pelengkap
sehingga menjadi lebih paham akan materi tersebut.
26
DAFTAR PUSTAKA
27