1.4. Pertanyaan
1. Tentukan kedalaman tiang pancang rencana
2. Tentukan kapasitas dukung tiang berdasarkan hasil uji sondir
3. Hitung :
a. Jumlah dan susunan tiang yang diperlukan
b. Definisi tiang
c. Efisiensi jumlah tiang
1.5. Gambar
a. Denah susunan tiang (1:100)
b. Tampak samping (1:100)
c. Tampak depan (1:100)
d. Tampa atas (1:100)
e. Potongan sayap jembatan (1:100)
f. Detail join tiang pada poer (1:20)
g. Detail ujung tiang (atas dan bawah) (1:10)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Definisi
Dengan cara ini, kedalaman sembarang jenis tanah didasar lubang bor
dapat ditaksir, dan elevasi dimana gangguan terjadi dalam usaha menembus lapisan
yang keras seperti batu, dapat dicatat. Hitung jumlah pukulanatau tumbukan N
pada penetrasi yang pertama, penetrasi 15cm yang ke-dua dan ke -tiga, catat
jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15cm.
30-50 Padat
Hasil uji SPT sangat tergantung pada tipe alat yang digunakan dan pengolahan
operator yang melakukan pengujian. Dalam praktek ada 3 tipe pemukul untuk uji SPT
:
Keutungan :
1). Dapat diperoleh nilai N dan contoh tanah.
2). Dapat digunakan pada sembarang jenis tanah dan batuan lunak.
3). Prosedur pengujian sederhana,bisa dilakukan secara manual.
4). Uji SPT pada pasir,hasilnya dapat digunakan secara langsung untuk
memprediksikan kerapatan relatif dan kapasitas dukung tanah.
Kerugian :
1). Sampel dalam tabung SPT diperoleh dalam kondisi terganggu
2). Nilai N yang diperoleh merupakan data sangat kasar,bila digunakan untuk
tanah lempung
3). Derajat ketidakpastian hasil uji SPT yang diperoleh tergantung pada alat
dan operator
4). Hasil tidak dapat dipercaya dalam tanah mengandung banyak kerikil.
P ¹ (KN /m)
K=
x (cm)
Dimana :
P = Tekanan tanah
X = Deflection
2. Analisis tekanan tanah lateral ditinjau pada kondisi keseimbangan plastis , yaitu
pada saat masa tanah kondisi tepat akan runtuh kedudukan keseimbangan plastis
ini hanya dapat dicapai bila terdapat deformasi yang pada masa tanahnya
(Ranbine 1867)
Tekanan tanah aktif Ka = tan2 (45-Q/2)
⍴
Tekanan tanah pasif Kp = Q
tan ²( ks− )
2
2.5 Analisis Beban Vertikal
Beban vertikal yang dimaksudkan meliputi :
a) Berat itu sendiri
Pab. Volume x γbeton
b) Berat tanah dimuka air tanah diatas pilecap
Pt luas tanah (diagram γ )
⍴ air = luas air diatas poer (diagram). Γw
Keterangan penggunaan γ :
γb = berat jenis tanah
γsat = berat jnis tanah jenuh (terendam air)
= γq-γw
c) Beban tetap αbdument
d) Beban terbagi rata.
Sumber : Teknik sipil Beban vertikal pada pondasi No.2 vol=3/2016)
Beban vertikal kritis
Bila tiang dipasang didalam tanah dengan kepala yang menonjol, hitungan
beban vertikal maksimum harus diperhitungkan terhadap tekukan tiang.
Ditinjau tiang dengan ujung atas yang menonjol sebesar e dari permukaan
tanah. Tiang tersebut dibebani dengan beban horison tcel H dan beban vertikal Q
(Gambar 2.5.1), dan diaggap terjepit didalam tanah pada kedalaman Zf. Beban tekuk
tiang kritis dapat dihitumg dengan cara menghitung lebih dulu faktor-faktor V
kekakuan R dan T untuk memperoleh panjang ekuivalen (2F) dari tiang ujung bebas,
kedalaman 2F dihitung dengan cara sebagai berikut:
1) Untuk tanah yang mempunyai modulus subgrade yang bertambah konstan:
Zf = 1,4 R (untuk 1 maks = L/R>4)
2) Untuk tanah yang mempunyai modulus subgrade yang bertanbah selara linier
dengan kedalamannya:
Zf = 1,8 T (untuk 1 maks = L/T>4)
Panjang ekuivalen tiang (Le) dihitung dengan (Gambar 2.5.1b)
Le = e+Zf
Beban vertikal kritis tiang (Qcr) dalam tinjauan tekuk tiang, dihitung dengan
memperhatikan tipe jepitan kepala tiang sebagai berikut:
1) Untuk tiang ujung bebas:
π 2 Eplp
Qcr =
4 ¿2
2) Untuk tiang ujung jepit (dan tranlasi) :
π 2 Eplp
Qcr =
¿2
Dengan,
Ep = Modulus elastis bahan tiang
lp = Mpmen inersia tiang
Gambar 2.5.1 pelengkungan tiang panjang yang mendukung beban vertikal dan
horizontal di kepala tiang ( Tominson,1977)