Anda di halaman 1dari 3

BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIM. ALHAMDULILLAAHIROBBIL 'AALAMIINA.

WASHSHOLAATU WASSALAAMU' ALAA ASYROFIL ANBIYAA-I WAL MURSALINA,


WA-'ALAA AALIHI WASHOHBIHI AJMA'IINA." AMMA BA'DU

Izinkanlah kami menyampaikan amanat, pertama kepada saudara yang harus memikul
wasiat Nabi pada haji Wada”
Saudaraku, pagi ini dengan nikmat dan inayah Allah SWT, Anda sampai pada saat yang
paling indah, paling bahagia, tetapi paling mendebarkan dalam kehidupan Anda. Saat paling
indah, sebab mulai pagi ini cinta tidak hanya berbentuk impian dan khayalan. Saat yang paling
bahagia, sebab akhirnya Anda berhasil mendampingi wanita yang Anda cintai (Insya Allah). Saat
yang paling mendebarkan sebab mulai saat ini Anda memikul amanah Allah untuk menjadi
pemimpin keluarga.
Dahulu Anda adalah manusia bebas yang pergi sesuka Anda. Tatapi sejak pagi ini bial
Anda belum pulang juga sampai larut malam, di rumah ada seorang wanita yang tidak dapat
tidur, karena mencemaskan Anda. Kini, bila berhari-hari Anda tidak pulang tanpa berita, di
kamar Anda ada seorang wanita lembut yang akan membasahi bantalnya dengan linangan
airmata. Dahulu bila Anda mendapat musibah, Anda hanya mendapat ucapan, ‘turut berduka
cita’ dari sahabat-sahabat Anda. Tetapi kini, seorang istri akan bersedia mengorbankan apa saja
agar meraih kembali kebahagiaan Anda. Sekarang Anda mempunyai kekasih yang diciptakan
Allah untuk berbagi suka dan duka dengan Anda.
Saudara, wanita yang duduk disisi Anda bukanlah segumpal daging yang dapat Anda
kerat semena-mena, dan bukan pula budak belian yang dapat Anda perlakukan sewenang-
wenang. Ia adalah wanita yang dianugerahkan oleh Allah untuk membuat hidup Anda lebih
indah dan lebih bermakna. Ia adalah amanat Allah yang akan Anda pertanggungjawabkan di
hadapan-Nya.
Rasulullah SAW bersabda :
“Ada dua dosa yang akan didahulukan Allah siksanya di dunia ini juga, yaitu : Al
bagyu dan durhaka kepada kedua orangtua”. (HR. Turmudzi, Bukhori dan thabrani)
Al Bagyu adalah berbuat sewenang-wenang, berbuat dzalim dan menganiaya orang lain.
Dan Al Bagyu yang paling dimurkai adalah berbuat dzalim kepada istri, menyakiti hatinya,
merampas kehangatan cintanya, merendahkan kehormatannya, mengabaikan dalam mengambil
keputusan, dan mencabut haknya untuk memperoleh kebahagiaan hidup bersama Anda. Karena
itu Rasulullah SAW mengukur tinggi rendahnya martabat laki-laki dari cara ia bergaul dengan
istrinya, Nabi yang mulia bersabda :
“Tidak akan memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia, dan tidak akan
merendahkan wanita kecuali laki-laki yang rendah pula”.
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mulia. Dan Aisyah ra. Bercerita bagaimana
Rasulullah memuliakannya:
“Di rumah, kata Aisyah, “Rasulullah melayani keperluan istrinya memasak, menyapu
lantai, memerah susu dan membersihkan pakaian. Dia memanggil istrinya dengan gelaran yang
baik”.
Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, ada beberapa sahabat menemui Aisyah,
memintanya agar menceritakan perilaku rasulullah SAW, Aisyah sesaat tidak menjawab
permintaan itu. Airmatanya berderai. Kemudian dengan nafas panjang ia berkata “Kaana kullu
amrihi ‘ajaba’ (Ahh …. perilakunya indah).
Ketika didesak untuk menceritakan perilaku Rasul yang paling mempesona. Aisyah
kemudian mengisahkan bagaimana Rasul yang mulia ditengah malam bangun dan meminta izin
kepada Aisyah untuk shalat malam.
“Izinkan aku beribadah kepada Rabbku,” ujar Rasulullah kepada Aisyah.
Bayangkan Saudara, sampai untuk shalat malam saja diperlukan izin istrinya. Disitu
berhimpun kemesraan, kesucian, kesetiaan, dan penghormatan.
Saudaraku, kalau saya harus menyimpulkan nasihat saya kepada Anda, saya ingin
mengucapkan: “Muliakanlah istri Anda begitu rupa sehingga kelak bila Allah menakdirkan Anda
meninggal lebih dahulu, lalu kami tanyai istri Anda tentang anda, ia akan menjawab seperti
Aisyah: “Ahh…. Semua perilakunya indah, menakjubkan.”

Saudaraku, dengan izin Anda perkenankanlah saya sekaran menyampaikan wasiat


Rasulullah SAW, kepada wanita disamping Anda:
“Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud kepada manusia lain, aku akan
perintahkan para istri untuk bersujud pada suami mereka karena besarnya hak suami yang
dianugerahkan Allah atas mereka”.
Banyak istri yang menuntut agar suaminya membahagiakan mereka. Jarang terpikirkan
oleh mereka bagaimana ia membahagiakan suami. Padahal cinta kasih sayang akan tumbuh dan
subur dalam suasana ‘memberi’ bukan ‘mengambil’. Cinta adalah ‘sharing’ saling berbagi. Anda
tidak akan memperoleh cinta kalau yang Anda tebarkan adalah kebencian. Anda tidak akan
memetik kasih sayang kalau yang Anda tanam adalah kemarahan. Anda tidak akan meraih
ketenangan bila yang Anda suburkan dendam dan kekecewaan.
Saudariku, Anda boleh memberi apa saja yang Anda miliki. Tetapi, buat suami Anda,
tidak ada pemberian istri yang paling membahagiakan selain hati yang selalu siap berbagi
kesenangan dan penderitaan. Diluar rumah, suami Anda boleh jadi diguncangkan dengan
berbagai kesulitan. Di luar, ia menemukan wajah-wajah tegar, mata-mata tajam, ucapan-ucapan
kasar, dan pergumulan hidup yang berat. Ia ingin ketika pulang ke rumah, menemukan wajah
yang ceria, mata yang sejuk, ucapan yang lembut, dan berlindung dalam keteduhan kasih sayang
Anda (seperti cerita putri saljunya Anderson). Suami Anda ingin mencairkan seluruh beban
jiwanya dengan kehangatan air mata yang terbit dari samudera kasih sayang Anda.

Rasul yang mulia pernah berkata bahwa istri terbaik adalah:


“Istri yang paling baik adalah yang membahagiakanmu, saat kamu memandangnya, yang
mematuhimu kalau kamu menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu bila
kamu tidak ada disisinya.”
Saudariku….
Rasul bersabda bahwa surga terletak dibawah telapak kaki kaum ibu, maka apakah rumah
tanggan yang Anda bangun hari ini akan menjadi surga atau neraka, bergantung kepada Anda
sebagai ibu rumah tangga. Rumah tangga akan menjadi surga bila Anda menghiasnya dengan
kesabaran, kesetiaan dan kesucian. Allah SWT berfirman:
“Wahai-wanita ingatlah ayat-ayat Allah dan hikmah yang dbacakan dirumah-rumah
kami. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang dan Maha Mengetahui.” (QS. 33:34)
Saudariku, kelak bila perahu rumah tangga Anda bertubrukan dengan kerikil tajam, bila
impian remaja telah berganti menjadi kenyataan yang pahit, bila bukit-bukit harapan
diguncangkan gempa cobaan, kami ingin melihat Anda tetap teguh di samping suami Anda.
Anda tetap tersenyum walaupun langit mendung. Pada saat seperti itu mungkin tidak ada yang
paling menyejukkan suami Anda selain melihat pemandangan yang mengharukan. Ia bangun di
malam hari, didapatinya Anda tidak ada disampingnya. Tetapi, ia dengan suara yang dikenalnya
betul.
Di atas sajadah dan di atas lantai yang dingin ia menyaksikan seorang wanita bersujud.
Suaranya bergetar. Ia memohon agar Allah menganugerahkan pertolongan bagi suaminya. Pada
saat seperti itu suami Anda akan mengangkat tangannya ke langit, dan dengan airmata yang
menetes ia berdo’a :
“Ya Allah, karuniakanlah kepada kami istri dan keturunan yang menentramkan
hati kami, dan jadikanlah kami penghulu orang-orang yang bertaqwa”.
Saudariku, pernah suatu saat Aisyah ra. Bercerita, alam setelah meninggalnya Khadijah
ra. :
“Hampir setiap kali Rasulullah SAW, akan keluar rumah, beliau menyebut nama
Khadijah seraya memujinya. Sehingga pada suatu hari, ketika beliau menyebutnya lagi, timbul
rasa cemburuku dan kukatakan padanya, “Bukankah ia hanya seorang wanita yang sudah tua,
sedang Allah telah memberi Anda pengganti yang lebih baik daripada dia?” Mendengar itu
rasulullah SAW kelihatan sangat marah, sehingga bagian depan rambutnya bergetar karenanya.
Lalu beliau berkata, “Tidak, demi Allah ! Aku tidak mendapat pengganti yang lebih baik
daripada dia ! Dia beriman keapdaku ketika orang-orang mendustakanku. Dia membantuku
dengan hartanya ketika tak seorangpun selain dia bersedia memberiku sesuatu. Dan Allah telah
menganugerahkan keturunan dari padanya, dan tidak dari istri-istriku yang lain.” (Al Hadits)
Saudariku, seandainya ditakdirkan Allah Anda meninggal lebih dahulu, lalu kami
menemui suami Anda, dan kami tawarkan pengganti Anda. Pada saat itu, suami Anda akan
bergetar marah, dan seperti Rasul yang mulia, ia berkata, “Demi Allah, tidak ada yang dapat
menggantikan dia. Dia yang memperkuat hatiku ketika aku hampir putus asa, dia
mempercayaiku ketika semua orang menjauhiku. Dia memberikan ketulusan hati ketika semua
orang mengkhianatiku”. Bila itu terjadi berbahagialah Anda, saudariku, karena rasulullah SAW
bersabda :
“Bila seorang wanita meninggal dunia, dan suaminya ridho sekali dengan tingkah
lakuknya semasa hidupnya, maka wanita itu masuk surga”.
Marilah kita antarkan kedua mempelai pada kehidupan mereka yang baru. Kepada
mereka berdua ingin kita amanatkan firman Allah SWT :
“Berbekallah kalian, sesungguhnya bekal yang paling baik adalah taqwa”.

Akhirnya, mari kita panjatkan doa barokah kepada kedua mempelai :

“Barokallahu laka wa baaraka ‘alaika wa jama’a bainakumaa fi khoir”

“Semoga Allah memberikan keberkahan dan menetapkan keberkahan itu padamu serta
menghimpun kalian berdua di dalam kebaikan” Amin.

Akhir kalam,

Semoga Allah mensucikan niat kami, menguatkan azzam kami, menjadikan pernikahan
ini penuh barokah (barokah bagi kita dan barokah atas kita) dan dipenuhi ridho Allah.
Dan semoga Allah mengaruniakan keturunan yang dapat memberi bobot kepada bumi
dengan kalimat ‘La ilaha illah’

Anda mungkin juga menyukai