Anda di halaman 1dari 21

Bab 8

Metode Strategi Pembalikan

Strategi pembalikan atau bisa disebut dengan refutation strategy merupakan


sebuah metode untuk membuktikan validitas suatu ekspresi logika pada sebuah
argumen. Langkah penting dalam metode ini adalah kesimpulan argumen harus
disalahkan dengan cara dinegasikan atau diberi nilai F. Setelah kesimpulan
dinegasikan, maka hasil atau nilai argumen harus kontradiksi (False keseluruhannya).
Contoh berikut dapat menggambarkan secara jelas penerapan metode strategi
pembalikan untuk validasi argumen. Perhatikan sekumpulan pernyataan-pernyataan
berikut:
(1) Jika HIMATIF mengadakan seminar, maka para mahasiswa akan hadir
jika tiket kontribusinya tidak terlalu tinggi
(2) Jika HIMATIF mengadakan seminar, maka tiket kontribusinya tidak
terlalu tinggi
(3) Dengan DEMIKIAN, jika HIMATIF mengadakan seminar, maka para
mahasiswa akan hadir.
Langkah pertama dalam metode strategi pembalikan adalah mengubah
pernyataan-pernyataan tersebut dalam bentuk variabel proposisional.
A = HIMATIF mengadakan seminar
B = Para mahasiswa akan hadir
C = Tiket kontribusi terlalu tinggi.
Kemudian pernyataan-pernyataan tersebut dapat ditulis menjadi ekspresi Logika
berikut:
(1) (A → (⌐C→B))
(2) (A→⌐C)
(3) (A→B)
Dengan menerapkan metode strategi pembalikan, langkah penting di sini adalah
menegasikan kesimpulan. Ekspresi Logika menjadi:
(1) (A → (⌐C→B))
(2) (A→⌐C)
(3) ⌐(A→B)

65
66

Kedua premis dan kesimpulan kemudian dapat ditulis menjadi sebuah ekspresi
logika yang utuh dan lengkap berikut.
(A → (⌐C→B)) Λ (A→⌐C) Λ ⌐(A→B)
Kesemua premis dan kesimpulan dihubungkan dengan operator konjungsi ()
untuk menghasilkan ekspresi logika yang utuh.
Sekarang pembuktian dengan metode tabel kebenaran, hasil haruslah
kontradiksi.
P Q R
A B C C CB AC AB A(CB) RPQ
F F F T F T T T F
F F T F T T T T F
F T F T T T T T F
F T T F T T T T F
T F F T F T F F F
T F T F T F F T F
T T F T T T T T F
T T T F T F T T F

Tabel kebenaran menunjukkan nilai False keseluruhan. Ternyata hasil negasi


dari kesimpulan dengan premis-premis konsisten, adalah False. Karena adanya strategi
pembalikan, hasil yang semula bernilai F justru menjadi bernilai T sehingga argumen di
atas VALID.

Model dan Countermodel


Teknik Model berusaha mencari premis-premis dan kesimpulan dari ekspresi-
ekspresi logika yang bernilai T sehingga hasilnya pasti T juga dan berarti argumen
valid. Akan tetapi, karena nilai T diperbolehkan dari berbagai kemungkinan,
dipergunakan strategi pembalikan dengan memberi nilai F pada kesimpulan, sedangkan
premis-premis harus tetap bernilai T sehingga hasilnya juga pasti F.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh pengerjaan metode ini atas sekumpulan
pernyataan-pernyataan berikut:
(1) Jika HIMATIF mengadakan seminar, maka para mahasiswa akan hadir
jika tiket kontribusinya tidak terlalu tinggi
67

(2) Jika HIMATIF mengadakan seminar, maka tiket kontribusinya tidak


terlalu tinggi
(3) Dengan DEMIKIAN, jika HIMATIF mengadakan seminar, maka para
mahasiswa akan hadir.
Kemudian pernyataan-pernyataan tersebut dapat ditulis menjadi ekspresi Logika
berikut:
(1) (A → (⌐C→B))
(2) (A→⌐C)
(3) (A→B)
Dalam metode model counter model pemberian nilai adalah dengan strategi
pembalikan. Kesimpulan dibalik dengan memberi nilai False, adapun semua premis
diberi nilai benar T (True). Hasil metode ini valid, apabila diperoleh hasil
ketidakmungkinan. Ekspresi Logika di atas diberi nilai menjadi:
(1) (A → (⌐C→B)) ≡T
(2) (A→⌐C) ≡T
(3) (A→B) ≡F
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah
- terlebih dahulu menge-cek pada kesimpulan. Ingat kesimpulan adalah diberi nilai
False. Cari nilai-nilai yang di dapat pada masing-masing variabel proposisional.
Rekam hasilnya untuk perbandingan di premis-premis.
- Cek berurutan pada premis-premis. Dahulukan pada premis yang mudah ditelusuri
penalarannya. Semua premis diberi nilai True. Cari nilai-nilai pada masing-masing
variabel. Apabila ditemukan ada ketidakmungkinan berarti argumen dari
pernyataan-pernyataan tersebut adalah VALID, dan apabila ada kemungkinan
berarti tidak valid.
Cara pengerjaan metode model dan counter model pada contoh di atas adalah
sebagai berikut:
- cek terlebih dahulu pada kesimpulan.
Langkah ini telah menyatakan bahwa nilai kesimpulan adalah False. Yang
dinyatakan dengan (A→B) ≡ F. Pada kasus ini hanya ada perkiraan nilai pada
implikasi yang bernilai False yaitu apabila variabel pertama True dan variabel
kedua False. Dengan demikian nilai A adalah True { v(A)  T } dan nilai B adalah
False {v(B)  F }.
68

Jadi, v(A)  T dan v(B)  F .


- Cek pada premis. Ada dua premis di sini. Prioritaskan pada premis dengan
kemudahan penalaran. Premis pertama lebih mudah dinalar, sehingga didahulukan
pembahasannya.
(1) (A → (⌐C→B)) ≡T
Dari rekaman sebelumnya didapatkan v(A)  T, pada premis pertama ini nilai
CB haruslah bernilai True, jika diharuskan premis ini bernilai True. Sehingga
v(CB)  T. Dan dari rekaman sebelumnya juga didapatkan nilai v(B)  F.
Sehingga pada ekspresi CB nilai v(C) haruslah False untuk menghasilkan
nilai True. Karena v(C) adalah False, dengan demikian v(C) haruslah True.
Rekaman yang diperoleh adalah v(A)  T, v(B)  F, dan v(C)  T. Rekaman ini
dicocokkan pada premis kedua atau yang terakhir.
- Cek pada premis kedua.
(2) (A→⌐C) ≡T
Nilai A dan C sudah didapatkan dan direkam sebelumnya. Sehingga pada premis ini
tinggal mencocokkan hasilnya apakah mungkin atau sesuai dengan True atau tidak.
Jika ada kemungkinan berarti argumen tidak valid, dan bila tidak mungkin berarti
argumen VALID.
Dari rekaman didapatkan v(A)  T dan v(C)  T. Sehingga v(AC) F (False).
Dengan demikian, hasilnya tidak sesuai atau tidak mungkin. Karena memakai
metode strategi pembalikan pada model counter model, dengan demikian argumen
di atas adalah VALID.

Latihan Soal A.
Buktikan validitas hukum-hukum logika berikut ini dengan (a) Strategi pembalikan
dengan menegasi kesimpulan, dan (b) Model dengan memberi nilai F pada kesimpulan
(1) Silogisme Hipotetis
(2) Silogisme Disjungtif
(3) Modus Ponens
(4) Modus Tollens
69

Jawab Latihan Soal A.


A.1. Silogisme Hipotetis
Hukum logika ini mempunyai format baku seperti berikut:
(1) AB (premis 1)
(2) BC (premis 2)
(3) AC (kesimpulan)
(a) Dengan menerapkan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan,
didapatkan bentuknya menjadi:
(1) AB (premis 1)
(2) BC (premis 2)
(3) (AC) (kesimpulan dinegasikan)
Penggabungan bentuk ekspresi logika tersebut menjadi utuh adalah sebagai
berikut:
(AB)  (BC)  (AC)
Kemudian bila dibuktikan dengan memakai tabel kebenaran, hasilnya
adalah sebagai berikut:
P Q R
A B C AB BC AC (AC) PQR
F F F T T T F F
F F T T T T F F
F T F T F T F F
F T T T T T F F
T F F F T F T F
T F T F T T F F
T T F T F F T F
T T T T T T F F

Hasil yang diperoleh dalam tabel kebenaran adalah False kesemuanya.


Karena memakai metode strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan
justru keadaan yang demikian adalah VALID. Terbukti bahwa hukum
silogisme hipotetis adalah VALID.
70

(b) Dengan menggunakan metode counter dan counter model, memberikan nilai
False pada kesimpulan.
Bentuk ekspresi logika menjadi:
(1) AB T
(2) BC T
(3) AC F
- Langkah pertama adalah cek di kesimpulan.
Kesimpulan v(AC)  F, sehingga hanya ada satu kemungkinan
nilai yaitu v(A)  T, dan v(C)  F. Rekam hasil ini untuk diterapkan
pada premis-premis.
- Cek pada premis pertama.
Premis pertama v(AB)  T, sedangkan telah didapatkan
sebelumnya v(A)  T, sehingga mau tidak mau nilai v(B)  T.
Rekaman nilai mempunyai v(A)  T, v(B)  T, dan v(C)  F.
- Cek pada premis kedua.
Premis kedua v(BC)  T, dicocokkan dengan rekaman nilai yang
telah didapatkan. V(B)  T, dan v(C)  F. Hal yang demikian adalah
tidak mungkin True  False  False. Karena memakai strategi
pembalikan dengan memberi nilai False pada kesimpulan, dan ada
ketidakmungkinan, dengan demikian argumen tersebut adalah
VALID. Terbukti dengan metode model counter model, hukum
silogisme hipotetis adalah VALID.
A.2. Silogisme Disjungtif
Hukum logika silogisme disjungtif ini mempunyai format baku seperti berikut:
(a) A  B (premis 1)
(b) B (premis 2)
(c) A (kesimpulan)
(a) Dengan menerapkan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan,
didapatkan bentuknya menjadi:
(1) AB (premis 1)
(2) B (premis 2)
(3) A (kesimpulan yang dinegasikan)
71

Penggabungan ekspresi logika tersebut menjadi bentuk ekspresi yang utuh


adalah:
(AB)  B  A
Dengan melihat tabel kebenaran didapatkan:
A B AB B A (AB)  B  A
F F F T T F
F T T F T F
T F T T F F
T T T F F F

Hasil yang diperoleh dalam tabel kebenaran adalah False kesemuanya.


Karena memakai metode strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan
justru keadaan yang demikian adalah VALID. Terbukti bahwa hukum
silogisme DISJUNGTIF adalah VALID.
(b) Dengan menggunakan metode counter dan counter model, memberikan nilai
False pada kesimpulan.
Bentuk ekspresi logika menjadi:
(1) A  B T
(2) B T
(3) A F
- Langkah pertama adalah cek di kesimpulan.
Kesimpulan v(A)  F, tidak perlu dinalar karena sudah sangat jelas
bahwa nilai v(A)  F. Rekam hasil ini untuk diterapkan pada premis-
premis.
- Cek pada premis kedua.
Premis kedua v(B)  T, sehingga didapatkan nilai v(B)  F.
Rekaman nilai mempunyai v(A)  F, dan v(B)  F.
- Cek pada premis pertama.
Premis pertama v(A  B)  T, dicocokkan dengan rekaman nilai
yang telah didapatkan. V(A)  F, dan v(B)  F. Hal yang demikian
adalah tidak mungkin False  False  False. Karena memakai
strategi pembalikan dengan memberi nilai False pada kesimpulan,
72

dan ada ketidakmungkinan, dengan demikian argumen tersebut


adalah VALID. Terbukti dengan metode model counter model,
hukum silogisme disjungtif adalah VALID.
A.3. Modus Ponens
Hukum logika modus ponens ini mempunyai format baku seperti berikut:
(1) A  B (premis 1)
(2) A (premis 2)
(3) B (kesimpulan)
(a) Dengan menerapkan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan,
didapatkan bentuknya menjadi:
(1) A  B (premis 1)
(2) A (premis 2)
(3) B (kesimpulan yang dinegasikan)
Penggabungan ekspresi logika tersebut menjadi bentuk ekspresi yang utuh
adalah:
(A  B)  A  B
Dengan melihat tabel kebenaran didapatkan:
A B AB B (AB)AB
F F T T F
F T T F F
T F F T F
T T T F F

Hasil yang diperoleh dalam tabel kebenaran adalah False kesemuanya.


Karena memakai metode strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan
justru keadaan yang demikian adalah VALID. Terbukti bahwa hukum
MODUS PONENS adalah VALID.
(b) Dengan menggunakan metode counter dan counter model, memberikan nilai
False pada kesimpulan.
Bentuk ekspresi logika menjadi:
(1) A  B  T (premis 1)
(2) A  T (premis 2)
(3) B  F (kesimpulan yang DISALAHKAN)
73

- Langkah pertama adalah cek di kesimpulan.


Kesimpulan, didapatkan hasil v(B)  F. Rekam hasil ini untuk
perbandingan di premis-premis.
- Cek pada premis kedua.
Sudah sangat jelas bahwa dari premis kedua didapatkan nilai v(A) 
T. Rekaman yang diperoleh v(A)  T, dan v(B)  F.
- Cek pada premis pertama.
Premis pertama v(AB)T, dicocokkan dengan rekaman nilai yang
telah didapat. Ada ketidakcocokan bahwa True  False  False.
Dengan demikian tidak mungkin. Karena memakai metode strategi
pembalikan dengan memberikan nilai False pada kesimpulan, dan
adanya ketidakmungkinan, justru yang demikian argumen
dinyatakan VALID. Hukum Logika Modus Ponens terbukti VALID.
A.4. Modus Tollens
Hukum logika pada modus tollens mempunyai format baku sebagai berikut:
(1) AB (premis 1)
(2) B (premis 2)
(3) A (kesimpulan)
(a) Dengan menerapkan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan,
didapatkan bentuknya menjadi:
(1) AB (premis 1)
(2) B (premis 2)
(3) A  A (kesimpulan yang dinegasikan)
Penggabungan ekspresi logika tersebut menjadi bentuk ekspresi yang utuh
adalah:
(A  B)  B  A
74

Dengan melihat tabel kebenaran didapatkan:


A B AB B (AB)  B  A
F F T T F
F T T F F
T F F T F
T T T F F

Hasil yang diperoleh dalam tabel kebenaran adalah False kesemuanya.


Karena memakai metode strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan
justru keadaan yang demikian adalah VALID. Terbukti bahwa hukum
MODUS TOLLENS adalah VALID.
(b) Dengan menggunakan metode counter dan counter model, memberikan nilai
False pada kesimpulan.
Bentuk ekspresi logika menjadi:
(1) A  B  T (premis 1)
(2) A  T (premis 2)
(3) B  F (kesimpulan yang DISALAHKAN)
- Langkah pertama adalah cek di kesimpulan.
Kesimpulan, didapatkan hasil v(B)  F. Sehingga hasil nilai v(B) 
T. Rekam hasil ini untuk perbandingan di premis-premis.
- Cek pada premis kedua.
Premis kedua memberikan gambaran v(A)  T, sehingga diperoleh
hasil nilai Sudah sangat jelas bahwa dari premis kedua didapatkan
nilai v(A)  T. Rekaman yang diperoleh v(A)  T, dan v(B)  F.
- Cek pada premis pertama.
Premis pertama v(AB)T, dicocokkan dengan rekaman nilai yang
telah didapat. Ada ketidakcocokan bahwa True  False  False.
Dengan demikian tidak mungkin. Karena memakai metode strategi
pembalikan dengan memberikan nilai False pada kesimpulan, dan
adanya ketidakmungkinan, justru yang demikian argumen
dinyatakan VALID. Hukum Logika Modus Ponens terbukti VALID.
75

Latihan Soal B.
Buktikan validitas argumen berikut ini dengan (a) Strategi pembalikan dengan
menegasi kesimpulan, dan (b) Model dengan memberi nilai F pada kesimpulan
(1) Jika m negatif, maka q negatif. Jika p positif maka q negatif. Dengan demikian, jika
m negatif atau p positif maka q negatif.
(2) Jika m negatif, maka q negatif. Jika p positif maka q negatif. Dengan demikian, jika
m negatif dan p positif maka q negatif.
(3) Jika Badu mencontek saat ujian maka pengawasnya lalai atau dosennya telah
memperingatkan. Jika dosennya tidak memperingatkan, maka pengawasnya tidak
lalai. Dosennya memperingatkan. Dengan demikian, badu mencontek saat ujian.

Jawab Latihan Soal B


B.2. Pernyataan untuk sub soal ini terdiri atas beberapa proposisi, yang kemudian
direpresentasikan dalam bentuk variabel proposisional, sebagai berikut.
A = m negatif
B = q negatif
C = p positif
Kemudian jika dituliskan dalam bentuk subekspresi logika menjadi berikut:
(1) A  B (premis 1)
(2) C  B (premis 2)
(3) (A  C)  B (kesimpulan)
(a) Dengan menggunakan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan.
Bentuk tulisan ekspresi logika menjadi:
(1) A  B (premis 1)
(2) C  B (premis 2)
(3) ((A  C)  B) (kesimpulan yang dinegasikan)
Oleh karenanya bentuk ekspresi logika yang utuh dan sempurnanya adalah:
(AB)  (CB)  ((AC)B)
Untuk membuktikan apakah nilai ekspresi logika di atas adalah False, maka
dipakailah tabel kebenaran.
76

P Q R
A B C AB CB AC (AC)B ((AC)B) PQR
F F F T T F T F F
F F T T F F T F F
F T F T T F T F F
F T T T T F T F F
T F F F T F T F F
T F T F F T F T F
T T F T T F T F F
T T T T T T T F F

Hasil yang diperoleh dalam tabel kebenaran adalah False kesemuanya.


Karena memakai metode strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan
justru keadaan yang demikian adalah VALID.
(b) Dengan Menggunakan metode model counter model.
Bentuk ekspresi logika dengan pemberian nilai-nilai adalah:
(1) AB  T (premis 1)
(2) CB  T (premis 2)
(3) (A  C)  B  F (kesimpulan)
- langkah pertama, cek terlebih dahulu pada kesimpulan.
Kesimpulan mempunyai ekspresi logika (AC)B yang bernilai
False. Dengan demikian, v(AC)  T, dan v(B)  F. Nilai v(AC) 
T dapat dijabarkan kembali, bahwa nilai v(A)  T dan v(C)  T
(diharuskan). Hasil sementara yang direkam adalah
v(A)  T, v(B)  F, dan v(C)  T.
- Cek pada premis pertama
Premis pertama memberikan nilai v(AB)  T. Sementara itu, hasil
rekaman menunjukkan v(A)T dan v(B)F. Hal ini tidakmungkin
sama karena TrueFalseFalse, dengan demikian tidak mungkin.
77

- Cek pada premis kedua.


Premis kedua memberikan nilai v(CB)  T. Sementara itu, hasil
rekaman menunjukkan v(C)T dan v(B)F. Hal ini juga
tidakmungkin karena TrueFalseFalse, dengan demikian tidak
mungkin.
Ada dua ketidakmungkinan, karena memakai strategi pembalikan
dengan memberi nilai False di kesimpulan, maka argumen
pernyataan tersebut adalah VALID.

B.1. Pernyataan untuk sub soal ini hampir sama pengerjaannya dengan soal (B.2).
Akan tetapi lebih telitilah, karena kemiripan soal yang ada. Sama seperti
sebelumnya, pernyataan terdiri atas beberapa proposisi, yang kemudian
direpresentasikan dalam bentuk variabel proposisional, sebagai berikut.
A = m negatif
B = q negatif
C = p positif
Kemudian jika dituliskan dalam bentuk subekspresi logika menjadi berikut:
(1) AB (premis 1)
(2) CB (premis 2)
(3) (A  C)  B (kesimpulan)
(a) Dengan menggunakan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan.
Bentuk tulisan ekspresi logika menjadi:
(1) AB (premis 1)
(2) CB (premis 2)
(3) ((A  C)  B) (kesimpulan yang dinegasikan)
Oleh karenanya bentuk ekspresi logika yang utuh dan sempurnanya adalah:
(AB)  (CB)  ((AC)B)
Untuk membuktikan apakah nilai ekspresi logika di atas adalah False, maka
dipakailah tabel kebenaran.
78

P Q R
A B C AB CB AC (AC)B ((AC)B) PQR
F F F T T F T F F
F F T T F T F T F
F T F T T F T F F
F T T T T T T F F
T F F F T T F T F
T F T F F T F T F
T T F T T T T F F
T T T T T T T F F

Hasil yang diperoleh dalam tabel kebenaran adalah False kesemuanya.


Karena memakai metode strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan
justru keadaan yang demikian adalah VALID.
(b) Dengan Menggunakan metode model counter model.
Bentuk ekspresi logika dengan pemberian nilai-nilai adalah:
(1) AB  T (premis 1)
(2) CB  T (premis 2)
(3) (A  C)  B  F (kesimpulan)
- langkah pertama, cek terlebih dahulu pada kesimpulan.
Kesimpulan mempunyai ekspresi logika (AC)B yang bernilai
False. Dengan demikian, v(AC)  T, dan v(B)  F. Nilai v(AC) 
T tidak dapat dijabarkan kembali, karena ada tiga buah
kemungkinan. Dengan demikian hanya bisa tersimpan bahwa nilai
v(B)  F. Sementara nilai v(AC)  T.
- Cek pada premis pertama
Premis pertama memberikan nilai v(AB)  T. Sementara itu, hasil
rekaman menunjukkan bahwa v(B)F. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa nilai v(A)  F.
79

- Cek pada premis kedua.


Premis kedua memberikan nilai v(CB)  T. Sementara itu, hasil
rekaman menunjukkan v(B)F, sehingga nilai v(C) haruslah  F.
- Kembali pada langkah pertama
Pada langkah pertama masih menyisakan v(AC)  T, sedangkan
rekaman sudah diperoleh bahwa v(A)  F, dan v(C)  F. Dengan
demikian False  False  False. Hal ini adalah tidak mungkin.
Ada ketidakmungkinan, karena memakai strategi pembalikan dengan
memberi nilai False di kesimpulan, maka argumen pernyataan
tersebut adalah VALID.

B.3. Jika Badu mencontek saat ujian maka pengawasnya lalai atau dosennya telah
memperingatkan. Jika dosennya tidak memperingatkan, maka pengawasnya
tidak lalai. Dosennya memperingatkan. Dengan demikian, badu mencontek saat
ujian
Terdapat beberapa proposisi dalam pernyataan-pernyataan tersebut, dan apabila
direpresentasikan dalam bentuk variabel proposisi adalah sebagai berikut.
A = Badu mencontek saat ujian
B = Pengawasnya lalai
C = Dosennya telah memperingatkan
Kemudian bentuk ekspresi logikanya adalah sebagai berikut.
(1) A  (B  C) (premis 1)
(2) C  B (premis 2)
(3) C (premis 3)
(4) A (kesimpulan)
(a) Dengan menggunakan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan.
Bentuk tulisan ekspresi logika menjadi:
(1) A  (B  C) (premis 1)
(2) C  B (premis 2)
(3) C (premis 3)
(4) A (kesimpulan yang dinegasikan)
Oleh karenanya bentuk ekspresi logika yang utuh dan sempurnanya adalah:
80

(A(BC))  (CB)  C  A
Untuk membuktikan apakah nilai ekspresi logika di atas adalah False, maka
dipakailah tabel kebenaran.
A B C B C BC A(BC) CB A (A(BC))(CB)CA
F F F T T F T T T F
F F T T F T T T T T
F T F F T T T F T F
F T T F F T T T T T
T F F T T F F T F F
T F T T F T T T F F
T T F F T T T F F F
T T T F F T T T F F

Hasil tabel kebenaran adalah tidak semua bernilai False, dengan demikian ada
kemungkinan. Sehingga argumen di atas adalah TIDAK VALID.
(b) Dengan Menggunakan metode model counter model.
Bentuk ekspresi logika dengan pemberian nilai-nilai adalah:
(1) A  (B  C)  T (premis 1)
(2) C  B T (premis 2)
(3) C T (premis 3)
(4) A F (kesimpulan yang diberi nilai False)
- langkah pertama, cek pada kesimpulan
Pada langkah ini menghasilkan v(A)  F. Hal ini sangatlah jelas.
- Cek pada premis ketiga
Premis ketiga dengan sangat jelas memberikan gambaran v(C)  T.
- Cek premis kedua
Premis kedua v(CB)  T, dengan hasil sebelumnya yaitu v(C)
 T, sehingga v(C)  F. Penalaran akan memberikan hasil dua
kemungkinan pada v(B), dikarenakan FalseFalseTrue, dan
FalseTrue True juga. Sehingga v(B)  T/F.
- Cek premis pertama
81

Hal yang serupa terjadi di premis pertama v(A(BC))T, karena


v(A)F, maka nilai-nilai v(B) dan v(C) bisa kemungkinan True dan
atau False. Sehingga ada kemungkinan.
Ekspresi di atas adalah TIDAK VALID.

Latihan Soal C.
Buktikan validitas argumen berikut ini dengan (a) Strategi pembalikan dengan
menegasi kesimpulan, dan (b) Model dengan memberi nilai F pada kesimpulan
(1) Constructive Dilemma
Jika Badu senang, maka siti senang dan jika badu sedih, maka siti sedih. Badu
senang atau badu sedih. Dengan demikian, Siti senang atau siti sedih.
(2) Destructive Dilemma
Jika Badu senang, maka siti senang dan jika badu sedih, maka siti sedih. Siti tidak
senang atau siti tidak sedih. Dengan demikian, Badu tidak senang atau badu tidak
sedih.

Jawab Latihan Soal C.


C.1. Contructive Dilemma
Pernyataan-pernyataan di atas terdiri atas beberapa proposisi.
A = Badu senang
B = Siti senang
C = Badu sedih
D = Siti sedih
Apabila dinyatakan dalam ekspresi logika menjadi:
(1) (A  B)  (C  D) (premis 1)
(2) A  C (premis 2)
(3) B  D (kesimpulan)
(a) Dengan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan.
Ekspresi di atas dilengkapi dengan negasi kesimpulan, menjadi:
(1) (A  B)  (C  D) (premis 1)
(2) A  C (premis 2)
(3) (B  D) (kesimpulan dengan dinegasikan)
82

Ekspresi logika yang utuh dan sempurna, dapat ditulis berikut.


((AB)  (CD))  (AC)  (BD)
Dengan memakai tabel kebenaran, didapat nilai akhir sebagai berikut.
P Q R S
A B C D AB CD AC (BD) PQRS
F F F F T T F T F
F F F T T T F F F
F F T F T F T T F
F F T T T T T F F
F T F F T T F F F
F T F T T T F F F
F T T F T F T F F
F T T T T T T F F
T F F F F T T T F
T F F T F T T F F
T F T F F F T T F
T F T T F T T F F
T T F F T T T F F
T T F T T T T F F
T T T F T F T F F
T T T T T T T F F

Hasil yang diperoleh dalam tabel kebenaran adalah False kesemuanya.


Karena memakai metode strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan
justru keadaan yang demikian adalah VALID.
(b) Dengan Menggunakan metode model counter model.
Bentuk ekspresi logika dengan pemberian nilai-nilai adalah:
(1) (A  B)  (C  D)  T (premis 1)
(2) A  C T (premis 2)
(3) B  D F (kesimpulan dengan dinegasikan)
- Langkah pertama, cek pada kesimpulan
83

Subekspresi logika v(BD)  F, dengan memberikan hasil nilai v(B)F,


dan v(D)F. Hasil ini untuk perbandingan pada langkah-langkah
selanjutnya.
- Cek pada premis pertama
Kasus ini agak panjang ekspresinya. Tapi pertama kali inisialisasi bahwa
v((AB)(CD))T akan bernilai True, apabila v(AB)T, dan
v(CD)T. Dari analisa sebelumnya pada kesimpulan memberikan
v(B)F, dan v(D)F. Dengan demikian harus dalam bentuk
FalseFalseFalse. Akhirnya didapatkan nilai-nilai v(A)F, dan
v(C)F.
- Cek pada premis kedua.
Premis kedua v(AC)  T, padahal didapatkan sebelumnya v(A)  F,
dan v(C) F. Dengan demikian False  False  False. Sehingga keadaan
ini adalah tidak mungkin.
Karena memakai strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan, dan
ada ketidakmungkinan, maka argumen di atas adalah VALID.

C.2. Destructive Dilemma


Jika Badu senang, maka siti senang dan jika badu sedih, maka siti sedih. Siti
tidak senang atau siti tidak sedih. Dengan demikian, Badu tidak senang atau
badu tidak sedih.
Pernyataan-pernyataan di atas terdiri atas beberapa proposisi.
A = Badu senang
B = Siti senang
C = Badu sedih
D = Siti sedih
Apabila dinyatakan dalam ekspresi logika menjadi:
(1) (A  B)  (C  D) (premis 1)
(2) B  D (premis 2)
(3) A  C (kesimpulan)
84

(a) Dengan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan.


Ekspresi di atas dilengkapi dengan negasi kesimpulan, menjadi:
(1) (A  B)  (C  D) (premis 1)
(2) B  D (premis 2)
(3) (A  C) (kesimpulan yang dinegasikan)
Ekspresi logika yang utuh dan sempurna, dapat ditulis berikut.
((AB)  (CD))  (BD)  (AC)
Atau ekuivalen secara logis dengan:
 ((AB)  (CD))  (BD)  (AC)
 ((AB)  (CD))  (BD)  (AC)
 ((AB)  (CD))  (BD)  A  C
Dengan memakai tabel kebenaran, didapat nilai akhir sebagai berikut.
A B C D AB CD BD ((AB)(CD))(BD)AC
F F F F T T T F
F F F T T T T F
F F T F T F T F
F F T T T T T F
F T F F T T T F
F T F T T T F F
F T T F T F T F
F T T T T T F F
T F F F F T T F
T F F T F T T F
T F T F F F T F
T F T T F T T F
T T F F T T T F
T T F T T T F F
T T T F T F T F
T T T T T T F F
85

Tabel kebenaran menghasilkan nilai False secara keseluruhan. Dengan


memakai strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan, maka keadaan
demikian yang menunjukkan bahwa argumen di atas adalah VALID.
(b) Dengan Menggunakan metode model counter model.
Bentuk ekspresi logika dengan pemberian nilai-nilai adalah:
(1) (A  B)  (C  D)  T (premis 1)
(2) B  D  T (premis 2)
(3) A  C  F (kesimpulan)
- Langkah pertama, cek pada kesimpulan.
Kesimpulan menyatakan bahwa nilai v(AC)F, yang keadaan
demikian terpenuhi bila nilai v(A)  F dan v(C)  F. Dengan
demikian diperoleh nilai variabel v(A)  T dan v(C) T. Nilai ini
sebagai referensi pada premis-premis.
- Cek pada Premis Pertama
Premis pertama adalah ekspresi yang lebih panjang. Inti ekspresi adalah
operator konjungsi ””. Dengan demikian v((AB)(CD))T akan
terpenuhi jika dan hanya jika nilai v(AB)  T dan v(CD)  T. Nilai-
nilai yang sudah didapat sebelumnya adalah v(A)  T, dan v(C)  T.
Implikasi mengharuskan kondisi TrueTrueTrue. Dengan demikian
haruslah nilai v(B)  T, dan v(D)  T.
- Cek pada premis kedua
Premis kedua nilai v(BD)  T, dengan nilai sebelumnya v(B)  T
dan v(D)  T. Nilai-nilai negasinya adalah v(B)  F dan v(D)  F.
Dengan demikian False  False  False. Hal ini adalah tidak cocok, atau
tidak mungkin.
Karena memakai strategi pembalikan dengan memberi nilai False di
kesimpulan, dan ada ketidakmungkinan, maka argumen di atas adalah
VALID.

Anda mungkin juga menyukai