Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

METBOLISME ENZIM LIPASE

Kelompok 5:
Mella Meliana (05041281924041)
M. Vikry Yachfi Syafril (05041281924095)
M Mario Syahbana (05041181924003)
Fatkhur Rohman (05041381924051)
Alqifary (05041281722019)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt. atas kelimpahan
rakhmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah Metabolisme protein. Makalah ini tidak dapat terlaksana tanpa bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih yeng sebesar-besarnya
kepada dosen pengampu mata kuliah biokimia serta pihak-pihak terkait lainnya
yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Dengan demikian, masukan berupa saran dan kritik yang
membangun akan sangat diharapkan, agar penyusunan makalah selanjutnya
semakin baik.
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh
semua pihak yang memerlukan. Dan semoga informasi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi pengembangan
pendidikan indonesia terutama peternakan indonesia.

Indralaya, 27 Maret 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 3
Latar Belakang.................................................................................... 3
Rumusan Masalah............................................................................... 3
Tujuan................................................................................................. 3
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................ 4
Enzim.................................................................................................. 4
Enzim Lipase...................................................................................... 8
Sisi aktif enzim lipase......................................................................... 9
Mekanisme Hidrolisis Triasilgliserol................................................. 11
Mikroorganisme penghasil enzim lipase............................................ 13
Aplikasi enzim lipase.......................................................................... 13
Pengaruh berkurangnya Enzim Lipase dalam tubuh manusia............ 17
KESIMPULAN............................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Enzim adalah golongan protein yang disintesis oleh sel hidup dan
mempunyai fungsi penting sebagai katalisator dalam setiap reaksi
metabolisme yang terjadi pada organisasi hidup. Enzim juga merupakan
biokatalisator yang menunjang berbagai proses industri. Hal ini disebabkan
enzim mempunyai efisiensi dan efektifitas yang tinggi, reaksinya tidak
menimbulkan produk samping, serta dapat digunakan berulangkali dengan
teknik amobilisasi (Lehninger, 1995).
Salah satu jenis enzim yang mempunyai peran penting dalam
pertumbuhan bioteknologi adalah enzim lipase. Enzim ini memiliki sifat
khusus dapat memecahkan ikatan ester pada lemak dan gliserol. Selain itu,
lipase mempunyai kemampuan mengkatalis reaksi organik baik didalam
media berair maupun dalam media non air (Sumarsih, 2004). Enzim lipase
sangat berperan dalam pemisahan asam lemak dan pelarutan noda minyak
pada alat industri agar minyak dapat dilarutkan dalam air. Beberapa reaksi
yang dikatalisis oleh enzim lipase diantaranya adalah reaksi hidrolisis,
alkoholisis, esterifikasi dan interesterifikasi (Dosanjh dan Kaur, 2002).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah enzim dan peranannya,
enzim lipase, sisi aktif enzim lipase, mekanisme hidrolisis triasilgliserol,
mikroorganisme penghasil enzim lipase, aplikasi enzim lipase dan pengaruh
berkurangnya Enzim Lipase dalam tubuh manusia.

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
mengetahui enzim dan peranannya, enzim lipase, sisi aktif enzim lipase,
aplikasi enzim lipase dan pengaruh berkurangnya Enzim Lipase dalam tubuh.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Enzim
Reaksi-reaksi yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup
bekerja secara optimal pada suhu 30°C (suhu ruang), misalnya pada suhu
tubuh tumbuhan. Sedangkan di dalam tubuh hewan homoitermis berlangsung
pada suhu 37°C. Pada suhu tersebut proses oksidasi akan berjalan lambat.
Agar reaksi-reaksi berjalan lebih cepat diperlukan katalisator. Katalisator
adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat tersebut tidak ikut
bereaksi. Dalam sel makhluk hidup, reaksi- reaksi kimia dapat berlangsung
dengan cepat karena adanya katalisator hidup atau biokatalisator, yaitu enzim.
Enzim merupakan pengatur suatu reaksi. Bahan tempat enzim bekerja disebut
substrat.
1. Susunan Enzim
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian,
yaitu bagian protein dan bagian yang bukan protein. Bagian protein
disebut apoenzim, bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh
oleh suhu dan keasaman. Bagian yang bukan protein disebut gugus
prostetik (aktif), terdiri atas kofaktor atau koenzim. Kofaktor berasal dari
molekul anorganik, yaitu logam, misalnya besi, tembaga, dan seng.
Sedangkan koenzim merupakan gugus prostetik terdiri atas senyawa
organik kompleks, misalnya NADH, FADH, koenzim A, dan vitamin B.
2. Ciri-ciri Enzim
Enzim merupakan suatu protein yang bekerja secara khusus, dapat
digunakan berulang kali, rusak oleh panas yang tinggi, terpengaruh oleh
pH, diperlukan dalam jumlah sedikit, dan dapat bekerja secara bolak-
balik.
a. Protein
Sebagian besar enzim (kecuali ribozime), adalah protein. Dengan
demikian sifat-sifat yang dimilikinya sama dengan sifat sifat protein,
yaitu: menggumpal pada suhu tinggi dan terpengaruh oleh pH.

4
b. Bekerja secara khusus
Enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu, dan tidak
dapat mempengaruhi reaksi lainnya. Sebagai contoh: di dalam usus
rayap terdapat protozoa yang menghasilkan enzim selulase sehingga
rayap dapat hidup dengan makan kayu karena dapt mencerna selulosa
(salah satu jenis karbohidrat/polisakarida). Sebaliknya manusia tidak
dapat mencerna kayu, meskipun mempunyai enzim amilase, yaitu
enzim yang dapat mencerna amilum/pati (yang juga merupakan jenis
polisakarida). Enzim amilase dan selulase masing-masing bekerja
secara khusus.
c. Dapat digunakan berulang kali
Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah
pada saat terjadi reaksi. Meskipun dalam jumlah sedikit, adanya enzim
dalam suatu reaksi yang dikatalisirnya akan mempercepat reaksi,
karena enzim yang telah bekerja dalam reaksi tersebut dapat
digunakan kembali.
d. Rusak oleh panas
Enzim adalah suatu protein yang dapat rusak oleh panas disebut
denaturasi. Kebanyakan enzim rusak pada suhu di atas 50°C. Reaksi
kimia akan meningkat dua kali lipat dengan kenaikan suhu sebesar
10oC. Kenaikan suhu di atas suhu 50°C tidak dapat meningkatkan
reaksi yang dikatalisir oleh enzim, tetapi justru menurunkan atau
menghentikan reaksi tersebut. Hal ini disebabkan enzimnya rusak
sehingga enzim tersebut tidak dapat bekerja. Demikian juga apabila
kita memesan enzim-enzim dari perjalanan, dan enzim tersebut
disimpan dalam lemari es. Suhu rendah tidak merusak enzim tetapi
hanya menonaktifkannya saja.
e. Diperlukan dalam jumlah sedikit
Oleh karena enzim berfungsi sebagai mempercepat reaksi, tetapi tidak
ikut bereaksi, maka jumlah yang dipakai sebagai katalis tidak perlu
banyak. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali, selama
molekul tersebut tidak rusak.

5
f. Dapat bekerja bolak-balik
Umumnya enzim dapat bekerja secara bolak-balik. Artinya, suatu
enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-
senyawa lain, dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-
senyawa itu menjadi senyawa semula. Pada tumbuhan, proses
fotosintesis menghasilkan glukosa. Apabila glukosa yang dihasilkan
dalam jumlah banyak, maka glukosa tersebut diubah dan disimpan
dalam bentuk pati. Pada saat diperlukan, misalnya untuk pertumbuhan,
pati yang disimpan sebagai cadangan makanan tersebut diubah
kembali menjadi glukosa.
g. Kerja enzim dipengaruhi lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh pada kerja enzim adalah suhu, pH,
hasil akhir, dan zat penghambat.
1) Suhu
Enzim bekerja optimal pada suhu 30°C atau pada suhu tubuh dan
akan rusak pada suhu tinggi. Biasanya enzim bersifat nonaktif
pada suhu rendah (0°C atau di bawahnya), tetapi tidak rusak. Jika
suhunya kembali normal enzim mampu bekerja kembali.
Sementara pada suhu tinggi, enzim rusak dan tidak dapat berfungsi
kembali.
2) pH
Enzim bekerja optimal pada pH tertentu, umumnya pada pH
netral. Pada kondisi asam atau basa, kerja enzim terhambat. Agar
enzim dapat bekerja secara maksimal, pada penelitian atau
percobaan yang menggunakan enzim, kondisi pH larutan dijaga
agar tidak dapat berubah, yaitu dengan menggunakan larutan
penyangga (buffer).
3) Hasil akhir
Kerja enzim dipengaruhi oleh hasil akhir. Hasil akhir yang
menumpuk menyebabkan enzim sulit untuk bertemu dengan
substratnya. Semakin menumpuk hasil akhirnya, semakin juga
melambat kerja enzimnya.

6
4) Zat penghambat
Zat yang dapat menghambat kerja enzim disebut zat penghambat
atau inhibitor. Zat tersebut memiliki struktur seperti enzim yang
dapat masuk ke substrat, atau ada yang memiliki struktur seperti
substrat sehingga enzim salah masuk ke penghambat tersebut.
3. Cara Kerja Enzim
Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika suatu
molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat, maka akan
menempel pada enzim.Tempat menempelnya molekul substrat pada
enzim disebut sisi aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul
produk. Ada 2 teori mengenai kerja enzim, yaitu:
a. Teori gembok anak kunci (key-lock)
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk
satu jenis substrat saja Substrat sesuai dengan sisi aktif seperti gembok
kunci dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja
secara spesifik. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena
panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi.
Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.
b. Teori cocok terinduksi (induced fit)
Sisi aktif enzim lebih fleksibel dalam menyesuaikan struktur substrat.
Ikatan antara enzim dan substrat dapat berubah menyesuaikan dengan
substrat.
4. Inhibitor
Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible
dan irreversible. Inhibitor reversible dibedakan menjadi inhibitor
kompetitif dan nonkompetitif
a. Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim.
Inhibitor ini besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif
enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula
kala) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi dari
substrat.

7
b. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan
substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini
menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak
sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin
menghambat kerja enzim penyusun dinding sel bakteri. Inhibitor ini
bersifat reversible tetapi tidak dapat dihilangkan dengan
menambahkan konsentrasi substrat.
c. Inhibitor irreversibel
Inhibitor ini berikatan dengan sisi aktif enzim secara kuat sehingga
tidak dapat terlepas. Enzim menjadi tidak aktif dan tidak dapat
kembali seperti semula (irreversible). Contohnya,
diisopropilfluorofosfat yang menghambat kerja asetilkolin-esterase.

B. Enzim Lipase
Lipase merupakan kelompok enzim yang secara umum berfungsi
dalam hidrolisis lemak, mono-, di-, dan trigliserida untuk menghasilkan asam
lemak bebas dan gliserol. Enzim ini juga digunakan untuk hidrolisis
triasilgliserol menjadi diasilgliserol dan asam lemak bebas. Diasilgliserol
adalah ester gliserol digunakan sebagai bahan pengemulsi dan penstabil
produk makanan, kosmetika dan farmasetika. (Seniwati Dali:2009)
Enzim lipase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis rantai
panjang trigliserida. Enzim ini memiliki potensi untuk digunakan
memproduksi asam lemak, yang merupakan prekursor berbagai industri
kimia. Lipase diklasifikasikan sebagai enzim hidrolase yang menghidrolisis
trigliserida menjadi asam lemak bebas, gliserida parsial (monogliserida),
digliserida dan gliserida seperti pada gambar berikut.

8
Enzim lipase telah banyak dikenal memiliki cakupan aplikasi yang
samgat amat luas dalam bidang bioteknologi, seperti bidang biomedikal,
pestisida, bidang pengolahan limbah, bidang industri makanan, badan
biosensor, bahan detergen, untuk industri kulit dan industri olahan kimia
(memproduksi asam lemak dan turunan turunannya).
Enzim lipase pada tubuh dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan
kemudian dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase
juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangatlah sedikit. Cara kerja
enzim lipase yaitu Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa
dengan molekul kompleks yang berukuran sangat besar ukurannya. Molekul
lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah
lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah
molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih
sederhana dan sangat lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam
air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening yang disebut
limfe.
Lipase sebagai katalis untuk reaksi esterifikasi dapat diperoleh dari
species mikrobia ataupun tanaman. Nelson dkk. (1996) melakukan
”screening” lipase dari banyak spesies mikroba dalam kemampuannya
melakukan transesterifikasi trigleserida dengan alkohol rantai pendek menjadi
alkil ester. Lipase Mucor miehei ternyata paling efisien mengubah trigliserida
menjadi alkil ester dengan alkohol primer, sedangkan lipase dari Candida
antartica paling efisien untuk transesterifikasi trigliserida dengan alkohol
sekunder menghasilkan alkohol ester bercabang. Lipase ini juga terbukti
efektif untuk transesterifikasi minyak nabati dan bahan baku lain yang
mengandung asam lemak tinggi menjadi derivat alkil ester.

C. Sisi aktif enzim lipase


Lipase juga disebut dengan serin hidrolase yang bekerja pada urutan
G-X1-S-X2-G, dimana G-glycine, S-serine, X1-histidin dan X2-asam glutamat
atau aspartat. Fungsi biologis lipase adalah mengkatalisis proses hidrolisis
dari triacylglycerols menjadi asam lemak bebas.

9
Dari gambar diatas dapat dilihat komponen sisi aktiv dari enzim lipase yang
teridiri dari Serin-77, Aspartat-133 dan Histidin-156. Berikut adalah struktur
dari asam amino serin, aspartat dan histidin.
O O O
H H H
H3N C H3N C
H3N C
C O C O
C O
CH2 CH2
CH2 Histidin
C
O OH N
OH
Serin As. aspartat HN

Interaksi residu Asp atau Glu bermuatan negatif memungkinkan


residu tersebut untuk bertindak sebagai basis umum yang dapat menangkap
sebuah proton dari gugus hidroksil situs aktif Serin. Sehingga dihasilkan ion
alkoksida yang nukleofilik terhadap residu Serin untuk menyerang gugus
karbonil substrat ester membentuk perantara asil-enzim. Komponen penting
lainnya untuk mekanisme katalitik adalah oxyanion-hole yang terdiri dari
donor ikatan H (kebanyakan ikatan kelompok N-H). Lubang oxyanion
membantu untuk menstabilkan reaksi antara selama katalisis ketika oksigen
karbonil membawa muatan parsial negatif. Proses aktivasi serin oleh histidin
dan asp/glu lipase dapat digambarkan seperti dibawah ini.
H2 Ser
Ser inactive C +
H
Active
His
CH2
CH2
H N
NH O H2
O C
His
H
Ser H N
Active NH
CH2

O H2
C
His

H N
NH
H+

H2
Ser inactive C
His
CH2
N
NH
O

10
D. Mekanisme Hidrolisis Triasilgliserol
Secara umum proses pemutusan ikatan ester oleh lipase dapat
digambarkan seperti berikut ini.

Dari gambar di atas maka dapat kami tuliskan mekanisme reaksi dari
hidrolisis triasilgliserol secara umum seperti berikut ini.

CH2
H2
O C
R His
C
O
H2C
O N
R H NH
CH
O
C
H2C
O
O
R
C

O
H2
C
His

H2C CH CH2 N NH
H
O
O O
O C
C C Ser
O O
R O R
R

11
O

Ser O R
H2C CH CH2
O
O OH O H
O C
C H
R O R
N

CH2
N
H
His

O O

Ser Ser O R
O R
HO

O H

H
H

N N

CH2 CH2
N N
H H
His His

H2
C O
Ser
H
O
N
+ R OH
CH2
N As. lemak
H
His
Lipase
E. Mikroorganisme penghasil enzim lipase

12
Kelompok yeast yang dapat manghasilkan lipase adalah dari
Candida rugosa dan dari kelompok jamur adalah Aspergillus niger dan
Penicillium aurantiogriseum. Adapun pada kelompok bakteri, lipase yang
dihasilkan a dalah dari genera Bacillus, Aeromonas,
Pseudomonas, Alcaligenes, Arthrobacter, Chromobacterium, Serratia,
Vibrio,Aeromonas, dan Staphyloccus.
Di antara sumber lipase baik berasal dari tumbuhan, hewan dan
mikroba, ternyata lipase mikroba yang paling banyak digunakan. Hal ini
disebabkan karena mikroba dapat dengan mudah dibudidayakan dan lipase
dapat mengkatalis berbagai reaksi hidrolisis dan sintetis. Lipase digunakan
dalam berbagai bidang bioteknologi, seperti pengolahan makanan dan susu
(keju pematangan, pengembangan rasa, EMC teknologi), deterjen, farmasi
(naproxen, ibuprofen), agrokimia (insektisida, pestisida) dan oleokimia
(hidrolisis lemak dan minyak, sintesis biosurfaktan ) industri. Lipase dapat
lebih dimanfaatkan di daerah baru di mana mereka dapat berfungsi sebagai
biocatalysts potensial.

F. Aplikasi enzim lipase


1. Lipase dalam industri susu
Lipase digunakan secara ekstensif dalam industri susu untuk
hidrolisis lemak susu. Aplikasi saat ini meliputi peningkatan rasa dari
keju, percepatan pematangan dari keju, pembuatan produk keju-suka, dan
lipolisis lemak mentega, dan pembuatan cream. Sedangkan penambahan
lipase terutama lisis rantai pendek (C4 dan C6) asam lemak yang
mengarah ke pengembangan rasanya, aroma yang tajam, pelepasan rantai
menengah (C12 dan C14) asam lemak cenderung memberikan rasa sabun
untuk produk. Selain itu, asam lemak bebas mengambil bagian dalam
reaksi kimia sederhana di mana mereka memulai sintesis bahan rasa lain
seperti senyawa aceto-asetat, ß-keto asam, metil keton, ester rasa, dan
lactones.

2. Lipase dalam deterjen

13
Penggunaan enzim dalam sabun bubuk masih tetap menjadi
pemasaran terbesar untuk industri enzyme. Tren di seluruh dunia
terhadap suhu pencucian yang lebih rendah telah menyebabkan
permintaan jauh lebih tinggi untuk formulasi deterjen rumah tangga.
program skrining terakhir intensif, diikuti oleh manipulasi genetik, telah
menghasilkan pengenalan beberapa persiapan yang cocok, misalnya,
Novo Nordisk's Lipolase (lipase Humicola disajikan dalam Aspergillus
oryzae).
3. Lipase di industri oleokimia
Ruang lingkup penerapan lipase pada industri oleokimia sangat
besar karena menghemat energi dan meminimalkan degradasi termal
selama hidrolisis, glycerolysis, dan alcoholysis. Miyoshi Minyak dan
Lemak.Co Jepang, melaporkan penggunaan komersial cylindracea lipase
Candida dalam produksi sabun. Pengenalan generasi baru enzim murah
dan sangat termostabil dapat mengubah keseimbangan ekonomi yang
mendukung penggunaan lipase.
Kecenderungan saat ini di industri oleokimia adalah suatu gerakan
menjauh dari menggunakan pelarut organik dan emulsifiers. Berbagai
reaksi yang melibatkan hidrolisis, alkoholisis, dan glycerolysis telah
dilakukan langsung dalam campuran substrat menggunakan berbagai
lipase amobil. Ini telah menghasilkan produktivitas yang tinggi serta
terus menerus menjalankan proses. Hidrolisis enzimatis mungkin
menawarkan harapan terbesar untuk membelah lemak tanpa investasi
yang besar dalam peralatan mahal serta pengeluaran dalam jumlah besar
energy termal.
4. Lipase dalam sintesis trigliserida
Nilai komersial lemak tergantung pada komposisi asam lemak
dalam struktur mereka. Sebuah contoh khas dari campuran trigliserida
tinggi nilai-asimetris adalah mentega kakao. Potensi lipase 1,3-
regiospecific untuk pembuatan pengganti mentega, coklat diakui oleh
Unilever dan Fuji Oil. Ulasan komprehensif pada teknologi ini, termasuk
analisis komposisi produk yang ditemukan. Pada prinsipnya, pendekatan

14
yang sama berlaku untuk sintesis banyak lainnya terstruktur triglycerides
properti memiliki dietic atau nutrisi yang berharga, lemak misalnya, susu
manusia. Ini trigliserida dan lemak fungsional serupa mudah diperoleh
dengan acidolysis dari fraksi minyak kelapa sawit yang kaya 2-palmitoil
gliserol dengan asam lemak tak jenuh (s).
Acidolysis, dikatalisis oleh lipase 1,3-spesifik, digunakan dalam
penyusunan produk nutrisi penting yang umumnya mengandung lemak
rantai asam menengah. Lipase sedang diselidiki secara ekstensif
sehubungan dengan modifikasi minyak bernilai tinggi asam lemak tak
jenuh ganda seperti asam arakidonat, asam eicosapentaenoic, dan asam
docosahexaenoic. Pengayaan substansial di kandungan asam lemak tak
jenuh ganda fraksi mono-gliserida telah dicapai oleh alkoholisis lipase-
katalis atau hydrolysis.
5. Lipase dalam sintesis surfaktan
Poligliserol dan karbohidrat ester asam lemak banyak digunakan
sebagai detergen industri dan sebagai pengemulsi dalam berbagai besar
formulasi makanan (spread yang rendah lemak, saus, es krim,
mayonnaises). Enzymic sintesis surfaktan fungsional yang sama telah
dilakukan pada suhu sedang (60-80 ° C) dengan regioselectivity sangat
baik.
Adelhorst et al telah melakukan esterifikasi pelarut-bebas dari
sederhana alkil-glikosida menggunakan asam lemak cair dan lipase
amobil antarctica Candida. Fregapane et al diperoleh mono-dan di-esters
dari monosakarida dalam hasil tinggi, menggunakan asetal gula sebagai
bahan awal. Lipase dari A. terreus mensintesis biosurfaktan oleh
transesterifikasi antara minyak alami dan gula alcohol. Lipase juga dapat
mengganti phospholipases dalam produksi lysophospholipids. Lipase
MieheiMucor telah digunakan untuk transesterifikasi fosfolipid dalam
berbagai alcohol primer dan sekunder. Lipase juga mungkin berguna
dalam sintesis berbagai macam surfaktan bio-degradable amfoter, ester
asam amino yaitu berbasis, dan amides.
6. Lipase dalam sintesis bahan-bahan untuk produk perawatan pribadi

15
Unichem Internasional baru-baru ini meluncurkan produksi
palmitat isopropyl miristat, isopropil, dan 2-ethylhexyl palmitate untuk
digunakan sebagai emolien dalam produk perawatan pribadi seperti
minyak kulit dan krim anti sinar matahari, dan sabun mandi. Ester Wax
memiliki aplikasi serupa dalam produk perawatan pribadi dan sedang
diproduksi secara enzimatis, menggunakan lipase C. cylindracea, dalam
sebuah batch bioreactor.

7. Lipase di farmasi dan bahan kimia pertanian


Utilitas lipase dalam penyusunan synthons kiral baik diakui dan
didokumentasikan. Beberapa proses baru saja dikomersialkan yang telah
dijelaskan oleh Sainz-Diaz et al., dan Davis et al. Resolusi asam 2-
halopropionic, bahan awal untuk sintesis herbisida phenoxypropionate,
adalah proses berdasarkan esterifikasi selektif (S)-isomer dengan butanol,
yang dikatalisis oleh lipase pankreas babi dalam hexane anhidrat. Contoh
lain yang mengesankan dari aplikasi komersial lipase dalam resolusi
campuran rasemat adalah hidrolisis epoxyester alcohol. Produk reaksi,
ester (R)-glisidil dan (R)-glycidol dapat segera dikonversi ke (R) - dan
(S)-glycidyltosylates yang intermediet menarik bagi penyusunan optik
blocker ß aktif-dan berbagai macam produk lainnya. Sebuah teknologi
yang sama telah dikomersialisasikan untuk menghasilkan 2 (R), glycidate
3 (S)-methylmethoxyphenyl, yang intermediate kunci dalam pembuatan
obat kardiovaskular optik Diltiazem murni.
Lipase memiliki aplikasi sebagai katalis industri untuk resolusi
alkohol rasemat dalam penyusunan beberapa prostaglandin, steroid, dan
analog nukleosida carbocyclic. Regioselective modifikasi senyawa
organik polifungsional daerah lain belum berkembang pesat aplikasi
lipase, khususnya di bidang AIDS treatment. Lipase dari A. carneus dan
A. terreus menunjukkan kemo-dan regiospecificity di hidrolisis
peracetates dari farmasi penting polifenolik compounds. Lipase juga
berguna dalam sintesis dari sucralose sweetner buatan oleh hidrolisis
regioselective dari Octa-acetylsucrose.
8. Lipase dalam sintesis polimer

16
Stereoselektivitas lipase berguna untuk sintesis polymer optik aktif.
Polimer ini adalah reagen asimetris, dan digunakan sebagai pernyerap. Di
bidang kristal cair, monomer yang sesuai dapat dibuat dengan
transesterifikasi lipase-katalis dari alcohol, yang dengan alkohol rasemat
bisa disertai dengan resolution. Penggunaan glycidyltosylates kiral untuk
persiapan crystal feroelektrik cair juga telah dilaporkan. Dengan
demikian, enzim ini telah melakukan diversifikasi penggunaan komersial,
baik dalam hal skala dan proses. Lipase telah bekerja dengan sukses di
industri makanan serta teknologi tingkat tinggi dalam produksi bahan
kimia dan farmasi. Selanjutnya, enzim ini memiliki potensi di bidang
baru, untuk lipase misalnya telah berhasil telah digunakan dalam
pembuatan kertas - ternyata, perlakuan pulp dengan lipase menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi dan kebutuhan pembersihan berkurang.
Demikian pula, enzim juga telah digunakan dalam hubungan dengan
koktail mikroba untuk pengobatan limbah lemak yang kaya dari pabrik es
krim.
G. Pengaruh berkurangnya Enzim Lipase dalam tubuh manusia
Karena enzim lipase mencerna lemak dan vitamin lemak terlarut.
Orang yang kekurangan enzim lipase akan memiliki kecenderungan
kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, kesulitan kehilangan berat dan diabetes
atau kecenderungan glukosuria (gula dalam urin tanpa gejala diabetes). Hasil
penelitian dari beberapa kecenderungan ini adalah penyakit jantung.
Karena enzim lipase memerlukan koenzim, klorida, orang yang
kekurangan lipase memiliki kecenderungan terhadap hipoklorida (klorida
rendah dalam kesetimbangan elektrolit kita). Kondisi ini bisa dengan mudah
diatasi dengan lipase. Akan tetapi sering kali ahli nutrisi merekomendasikan
menggunakan HCl betaine yang mungkin menempatkan stres asam pada
darah yang menyebabkan ketidakmampuan menyediakan alkalinitas yang
diperlukan untuk mengaktifkan enzim pankreas tubuh. Enzim lipase
membutuhkan pH tinggi untuk aktif diantara enzim-enzim makanan. Itulah
sebabnya mengapa lemak sulit dari semua makanan untuk dicerna tubuh.

17
Orang gemuk dapat dibantu dengan mengambil suplemen lipase.
Akan tetapi masalah lemak masih ada, yaitu mengambil kombinasi makanan
yang mengandung enzim lipase yang secara bertahap akan mengurangi
ukuran batu empedu sehingga mengurangi gejala tetapi tidak menyembuhkan
intolerasi lemak seperti operasi tidak menyembuhkan penyakit. Enzim lipase
akan membantu mencegah suatu kondisi apabila orang yang tidak toleran
terhadap lemak mengurangi konsumsi lemak.

18
BAB III
PENUTUP

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan lipase merupakan kelompok


enzim yang secara umum berfungsi dalam hidrolisis lemak untuk menghasilkan
asam lemak bebas dan gliserol. sumber lipase berasal dari tumbuhan, hewan dan
mikroba. Lipase mikroba yang paling banyak digunakandisebabkan mikroba dapat
dengan mudah dibudidayakan dan lipase dapat mengkatalis berbagai reaksi
hidrolisis dan sintetis. Lipase digunakan dalam berbagai bidang bioteknologi,
seperti pengolahan makanan dan susu (keju pematangan, pengembangan rasa,
EMC teknologi), deterjen, farmasi (naproxen, ibuprofen), agrokimia (insektisida,
pestisida) dan oleokimia (hidrolisis lemak dan minyak, sintesis biosurfaktan )
industri.
1.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Enzim dan Peranannya. http://www.chem-is-try.org. (Akses


13 September 2012)
Dosanjh, N.S., dan Kaur, J. 2002. Immobilization, Stability and esterification
Studies of A Lipase From Bacillus sp. Journal Biotechnology and
Applied Biochemistry. Vol. 36. Hlm 7-12. Punjab University.
Chandigarh
Lehninger, A.L. 1995. Dasar-dasar Biokimia I. Erlangga. Jakarta
Mutiara Indah. 2004. Enzim. USU digital library. http://usu.ac.id. (Akses 12
September 2012)
Seniwati Dali, dkk. 2009. Pengaruh Substrat dan Ion Logam Terhadap Aktivitas
Enzim Lipase dari Aspergillus oryzae pada Kopra Berjamur. Majalah
Farmasi dan Farmakologi Vol. 13 No.3. Universitas Hasanuddin
Makassar
Sumarsih, S. 2002. Uji Aktivitas Lipolitik Beberapa Bakteri Hasil Isolasi dari
Pelabuhan Tanjung Perak dan Produksi Lipase dari Strain Terpilih.
JIPTUNAIR. Surabaya

20

Anda mungkin juga menyukai