Anda di halaman 1dari 45

KOMPLIKASI KELAHIRAN

PADA SAPI

Dr. drh Langgeng Priyanto M.Si

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
Kelahiran normal (inisiasi dan tahap-tahap
kelahiran) pada sapi.
Berbagai bentuk komplikasi kelahiran.
Metode pemeriksaan, diagnosa, dan penanganan
kasus komplikasi kasus kelahiran.
TAHAP TAHAP KELAHIRAN
1. Tahap pertama ( 6-12 jam )
Kontraksi uterus ( 10-15 menit )
Pembukaan servik
Amnion terdorong keluar
DISTOKIA
 Distokia adalah kesulitan dalam proses melahirkan yang
diakibatkan oleh faktor induk atau fetus, sehingga untuk terjadinya
kelahiran diperlukan bantuan manusia.
 Faktor induk yang menyebabkan distokia antara lain :
Induk masih dara, Servik tdk membuka, Tulang pelvis,
Kelumpuhan, Inertia uteri, Torsio uterus dan Prolap ( 25% )
pada anak faktor kebesaran fetus dan salah posisi
(75 % Toelihere ., 1985)

 Kejadian distokia pada sapi lebih dari 12 % (Febrianila., 2018);


kejadian ini lebih banyak pada ternak sapi perah dibandingkan
pada sapi potong.
DISTOKIA
didefinisikan sebagai proses kelahiran yang
berkepanjangan dan sulit sehingga
membutuhkan bantuan (Abera, 2017).

 Distokia terjadi ketika terdapat kegagalan


dalam satu atau lebih dari tiga komponen
utama proses kelahiran, yaitu
 Kekuatan mendorong (expulsive forces),

 Kecukupan jalan kelahiran (birth canal


adequacy),

 Ukuran dan posisi fetus (Noakes et al., 2001).


LATAR BELAKANG
 Insidensi distokia sekitar 10% pada sapi yg telah
melahirkan dan mencapai 30 % pada sapi dara
yang pertama kali melahirkan (Tenhagen et al.,
2007).
 Data kejadian distokia pada sapi berdasarkan
pelaporan yang masuk ke iSIKHNAS dari 30
November 2016 sampai 27 Februari 2017 di
Provinsi Jawa Timur, Jogjakarta, Jawa Barat, dan
Banten masing-masing 220 kasus (29,2%), 12
kasus (34,3%), 56 kasus (11,4%), dan 1 kasus
(3,8%) (Suryanto dan Isnaini, 2017).
08/05/18
08/05/18
08/05/18
PENYEBAB DISTOKIA

Maternal (25% Toelihere ., 1985)

1. Induk masih dara

2. Servik

3. Tulang pelvis

4. Kelumpuhan

5. Inertia uteri

6. Torsio uterus

7. Prolap
RONGGA TULANG PELVIS KECIL
OPERASI 7 JANUARI 2015 08/05/18
PENYEBAB DISTOKIA Fetal (75% Toelihere ., 1985)

1. Kebesaran
2. Salah posisi
08/05/18
PENANGANAN DISTOKIA

1. Reposisi
2. Tarik Paksa
3. Fetotomi

Operasi Secar

TARIK PAKSA
08/05/18

REPOSISI
08/05/18

R
E
P
O
S
I
S
I
08/05/18

REPOSISI DAN
TARIK PAKSA
08/05/18

REPOSISI BAGIAN
KEPALA
08/05/18

REPOSISI KAKI DEPAN


TARIK KAKI
08/05/18

KALAU SUSAH
DIMAJUKAN DULU
08/05/18

REPOSISI BAGIAN KAKI


BELAKANG
08/05/18

POSISI SULIT PERLU


PENANGANAN EKSTRA
KEADAAN DISTOKIA DGN KESULITAN
08/05/18
TARIK PAKSA

KONSEP TARIK
PAKSA

Saat menggunakan rantai, tempatkan satu lingkaran


rantai di bagian atas fetlock anak sapi dan lingkaran
lainnya diatas teracak anak sapi
FETOTOMI DILAKUKAN KALAU ANAK SDH MATI

Fetotomi adalah metode pemotongan fetus yg sdh


mati menjadi potongan-potongan kecil yang akan
dengan mudah melewati kanal kelahiran.
08/05/18
08/05/18
08/05/18
08/05/18
08/05/18
PENANGANAN YANG HARUS DIPERHATIKAN

PENEGUHAN
DIAGNOSA
PROGNOSA
RONGGA TULANG PELVIS KECIL
08/05/18
PERAWATAN PASCA DISTOKIA

 Pemberian antibiotik dapat dilakukan beberapa pilihan


antibiotik yang dapat melawan bakteri-bakteri yang
sering muncul di dalam uterus pasca partus antara lain
procaine penicillin G dengan atau tanpa
dihidrostreptomisin, amoxicillin, ceftiofur atau
oksitetrasiklin.
 Induk harus kembali dilakukan pemeriksaan 24-48 jam
pasca DISTOKIA dengan melihat suhu tubuh, tanda
kesakitan, nafsu makan, konsistensi feces.
PERAWATAN PASCA DISTOKIA

 Perawatan induk pasca operasi antara lain pembersihan


luka operasi menggunakan antiseptic, injeksi oksitosin (20-
40 IU) secara intramuscular untuk menstimulasi involusi
uteri, injeksi kalsium boroglukonas secara intravena untuk
mencegah hipokalsemia dan memfasilitasi involusi uteri,
PERAWATAN PASCA OPERASI

 Pemeriksaan organ reproduksi dapat


dilakukan 3 minggu pasca partus karena
kasus endometritis sering kali terjadi setelah
kasus distokia
 Inseminasi buatan dapat dilakukan kembali
setelah 60 hari pasca partus dan biasanya
telat
KESIMPULAN

 Kasus distokia pada sapi sudah sering dilaporkan dan


biasanya telat didalam penanganannya
 Perlu dasar ilmu dan keberanian mengambil tindakan
 Dengan peneguhan diagnosa yang bagus tingkat keberhasilan
penanganan pada sapi diatas 95 %
 Harus mempertimbangkan waktu pelaksanaan IB
08/05/18

TERIMAKASIH
Dr. drh Langgeng Priyanto

LANGGENG ANGGITOBUMI

HP. 082120026397

Disampaikan Di BVET Bukit Tinggi 7-8 September 2021


Secar di Mesuji Makmur Kab. OKI.mp4 secar dibelitang.xspf
DAFTAR PUSTAKA
https://www.facebook.com/vsurgeon/posts/fetotomy-or-embryotomy-in-cattlefetotomy-is-the-
methods-of-dividing-a-dead-fetus/871090352927030/

Noakes D.E, Timothy J.P, Gary C.W.E, 2016. Reproduksi dan Obstetri Veteriner. Saunder-Elsevier
Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Jackson P. GG., 2013. Handbook Obstetri Veteriner. Saunder-Elsevier Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.

Majeed, A. F., Taha, M. B., & Azawi, O. I. (1992). Caprine caesarean section. Small Ruminant
Research, 9(1), 93-97.

Newman, K. D., & Anderson, D. E. (2005). Cesarean section in cows. Veterinary Clinics: Food Animal
Practice, 21(1), 73-100.

Scott, P. R. (1989). Ovine caesarean operations: a study of 137 field cases. British Veterinary
Journal, 145(6), 558-564

Toelihere, M.R., 1985. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. Jakarta.Penerbit Universitas
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
 https://beef.unl.edu/documents/RBC-Symposium/2019/RBCS-2019-15-Correcting-Malpresentation
s-at-Calving.pdf

 https://veteriankey.com/bovine-surgical-procedures/

 http://vetstudentresearch.blogspot.com/2015/10/uterine-torsion-in-cattle.html

 https://slideplayer.com/slide/9525584/

 https://www.vin.com/apputil/content/defaultadv1.aspx?id=3844942&pid=11139&

 http://vetstudentresearch.blogspot.com/2015/08/how-to-deliver-calf-in-abnormal.html

 Febrianila, R., Mustofa, I., Safitri, E. and Hermadi, H.A., 2018. Kasus distokia pada sapi potong di
Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang Tahun 2015 dan 2016. Ovozoa Journal of Animal
Reproduction, 7(2), pp.148-151.
ALAT YANG DIBUTUHKAN
 Alat:10bh spuit 10ml, 1bh Clipper, 1bh Gunting lurus dan tumpul2,

 1bh gunting lurus tumpul tajam, 1bh gunting bengkok tumpul2,

 4bh arteri clam, 2bh pinset anatomis, 2bh pinset chirurgis, 1bh scalpel ,

 4bh allys forcep, 2bh curve needle cutting, 2bh needle lurus curve cutting

 1 bhNedle holder, 1bh uterus holder, benang cutgut plain/chromic 2 USP

 Cutgut plain/chromic 7metric, benang nilon (nonabsorbable) 7metric.

 Bahan/obat2n: Lidocain 2%, larutan aquades, Penstrep, antibiotik, antibiotik bolus,


analgesik antipiretik, vitamin, vitamin ADE, ATP, iodine,

 larutan infus, kapas/tampon, 3bh bascom, duk modifikasi, kain handuk bersih,
handscoon, celemek operasi modifikasi, masker medis, penutup kepala u operasi.
08/05/18

Anda mungkin juga menyukai