PERUSAHAAN
investasi awal
= jumlah tahun untuk pengembalian modal
net kas masuk per tahun
Keuntungan bersih
=Nilai pengembalian investasi
Investasi awal
c. Rasio rugi-laba
Metode sederhana untuk menghitung pengembalian modal adalah
rasio rugi-laba, yaitu rasio dari keuntungan dan kerugian. Rumus
untuk rasio rugi-laba adalah sebagai berikut:
Total Keuntungan
=Rasio rugi laba
Total Kerugian
Nilai saat ini dari arus kas yang diperkirakan – biaya awal investasi
= nilai bersih saat ini
e. Indeks keuntungan
Digunakan untuk membandingkan keuntungan dari investasi
alternatif; di hitung dengan membagi nilai saat ini dari total arus
kas masuk dari investasi dengan biaya awal investasi.
A. Analisis Portofolio
Selain menggunakan anggaran modal, cara lain yang dipakai dalam
memilih satu diantara banyak proyek alternatif adalah
mempertimbangkan perusahaan memiliki portofolio dari aplikasi yang
potensial. Masing-masing aplikasi memiliki keuntungan dan kerugian.
B. Model-model Skoring
Metode yang cepat dan kadang kala meyakinkan dan berasal dari
keputusan mengenai pemilihan sistem alternatif adalah model skoring.
Model skoring memberikan kepada sistem alternatif sebuah skor
tunggal berdasarkan tingkat dimana sistem tersebut memenuhi tujuan
yang telah ditetapkan. Salah satu penggunaan utama model skoring
adalah dalam identifikasi kriteria pemilihan dan berat
relatifnya.Model-model Penetapan Harga Opsi Riil
B. Data
Data di dalam sistem memiliki tingkat inakurasi dan inkonsistensi
yang tinggi. Informasi pada bidang-bidang tertentu mungkin saja
mengandung kesalahan atau ambigu, atau diorganisasi dengan baik
untuk tujuan bisnis. Informasi yang dibutuhkan untuk fungsi bisnis
tertentu mungkin tidak bisa diakses karena data tidak lengkap.
C. Biaya
Sebagian sistem beroperasi dengan baik, namun biaya unuk
mengimplementasikannya dan menjalankannya pada basis produksi
bisa melebihi nilai yang sudah dianggarkan. Proyek sistem lainnya
mungkin sangat boros untuk diselesaikan. Dalam kedua kasus tersebut,
pengeluaran-pengeluaran berlebihan tidak bisa dinilai dengan nilai
bisnis yang ditunjukkan dari informasi yang disediakan.
D. Pengoperasian
Sistem tidak berjalan dengan baik. Informasi tidak tersedia dengan
cepat dan efisien karena operasi komputer yang menangani proses
informasi terhambat. Pekerjaan yang sering dibatalkan akan
mengakibatkan kerugian dan penundaan atau ketidaksesuaian jadwal
yang sudah ditetapkan untuk pengiriman informasi. Suatu sistem
online mungkin secara operasional tidak mencukupi karena waktu
responnya terlalu lama.
NILAI KONSUMEN
I. Pengertian
Kotler dan Keller (2009: 14) menyatakan bahwa nilai konsumen merupakan
kombinasi kualitas, pelayanan, harga dari suatu penawaran produk. Nilai
terhantar pada konsumen adalah selisih antara jumlah nilai bagi konsumen
dan jumlah biaya dari konsumen, dan jumlah nilai bagi konsumen adalah
sekelompok keuntungan yang diharapkan konsumen dari barang atau jasa
tertentu.
Menurut Best dalam (Sumarwan, dkk; 2010: 30), nilai konsumen merupakan
benefit yang diperoleh konsumen dikurangi biaya pembelian. Berdasarkan
konsep ini, nilai konsumen bersumber dari benefit ekonomi, benefit
konsumen, dan benefit emosional. Benefit ekonomi bersumber dari
keunggulan harga dan biaya selain harga pembelian seperti biaya akuisisi,
penggunaan kepemilikan, pemeliharaan, dan perbaikan serta biaya
pembuangan. Benefit konsumen bersumber dari penampilan produk, layanan
dan reputasi. Benefit emosional adalah keunggulan produk dalam memenuhi
kebutuhan emosional konsumen yang terkait dengan kebutuhan psikologis,
tipe – tipe kepribadian konsumen, dan nilai personal konsumen.
Menurut Hanny dalam Vanessa (2007:65) Nilai adalah harga murah, apapun
yang diinginkan dari suatu produk, kualitas yang diterima konsumen atas
biaya yang telah dikeluarkan dan apa yang diperoleh konsumen dari yang
telah mereka berikan.
Nilai konsumen adalah preferensi yang dirasakan oleh konsumen atas atribut
produk, kinerja, dan konsekuensi yang timbul dari pemakaian fasilitas untuk
memenuhi sasaran dan maksudnya (A. B. Susanto dalam Vanessa, 2007:66).
Menurut Gale (1994) dalam Alida (2007:74) nilai konsumen adalah persepsi
konsumen terhadap nilai atas kualitas yang ditawarkan relatif lebih tinggi dari
pesaing akan mempengaruhi tingkat loyalitas konsumen, semakin tinggi
persepsi nilai yang dirasakan oleh konsumen, maka semakin besar
kemungkinan terjadinya hubungan (transaksi). Dan hubungan yang
diinginkan adalah hubungan yang bersifat jangka panjang, sebab usaha dan
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diyakini akan jauh lebih besar
apabila harus menarik konsumen baru atau konsumen yang sudah
meninggalkan perusahaan, daripada mempertahankannya.
Nilai konsumen atau nilai customer atau customer value adalah selisih
antara manfaat yang diperoleh customer dari suatu produk atau jasa dengan
upaya dan pengorbanan yang dilakukannya untuk mendapatkan dan
menggunakan produk itu.
Suatu produk atau jasa yang dibeli customer dari perusahaan semakin
memuaskan jika customer itu mendapatkan nilai (value) yang tinggi. Bagi
customer, nilai (value) atau nilai produk atau jasa yang ditawarkan suatu
perusahaan memiliki dua dimensi:
Dengan kata lain, customer berada dalam posisi "bisa memilih". Istilah
customer value sangat populer dalam dunia bisnis masa kini yang sangat
kompetitif. Customer value semakin penting untuk dipertimbangkan oleh
perusahaan dan menjadi bagian integral strategi perusahaan, khusurnya dalam
strategi pemasaran produknya.Secara historis, dalam ilmu ekonomi konsep ini
dikenal sebagai utility barang dan jasa.
I. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis ( strategic planning ) berkaitan dengan pembuatan
keputusan mengenai sasaran dan strategi jangka panjang dari suatu
organisasi. Rencana strategi berorientasi eksternal yang kuat dan mencakup
bagian yang besar dari organisasi. Eksekutif senior bertanggung jawab untuk
pengembangan dan pelaksanaan rencana strategis, meskipun mereka biasanya
tidak merumuskan atau menerapkan semua rencana tersebut sendiri.
Sasaran strategis ( strategic goals ) merupakan target utama atau hasil akhir
yang berhunbungan dengan upaya jangka panjang, nilai, dan
pertumbuhanorganisasi. Manajer strategis-manajer tingkat atas-biasanya
membuat sasaran-sasaran yang merefleksikan keefektifan ( memberikan
output yang sesuai ) dan afesiensi ( rasio output terhadapinput yang tinggi ).
Sasaran-sasaran strategis umumnya meliputi berbagai ukuran pertumbuhan
pangsa pasar, keuntungan, imbal hasil investasi, kuantitas dan kualitas hasil,
produktivitas, layanan konsumen, kontribusi terhadap masyarakat. Suatu
organisasi biasanya memiliki sejumlah sasaran strategis yang saling
memperkuat. Sebagai contoh, sebuah pabrik computer mungkin memiliki
sasaran strategis untuk meluncurkan sejumlah produk baru dalam suatu
karangka waktu tertentu, dengan kualitas yang lebih tinggi, dan dengan
meraih pangsa pasar yang lebih besar.
Strategi ( strategy ) adalah suatu pola dari aksi dan penempatan sumber daya
yang ditujukan untuk mencapai berbagai sasaran dan organisasi. Strategi yang
diterapkan oleh suatu organisasi merupakan suatu upaya untuk menyesuaikan
kemampuan dan sumber daya organisasi dengan kesempatan yang terdapat
dalam lingkungan eksternalnya; artinya, setiap organisasi memiliki sejumlah
kekuatan dan kelemahan.
5. Penerapan strategi
Banyak organisasi mulai memperluas proses manajemen strategis yang
sifatnya lebis partisipatif ke masalah implementasi .manajer pada semua
tingkatan dilibatkan dalam perumusan strategi dan identifikasi serta
pelaksanaan cara-cara untuk menerapkan strategi baru. Eksekutif senior
tetap akan mengatur proses penerapannya secara keseluruhan, namun
mereka memberikan lebih banyak tanggung jawab dan otoritas kepada
pihak lain dalam organisasi. Secara umum, penerapan strategimelibatkan
empat langkah yang berkaitan:
Langkah 1: mendefinisikan tugas strategi
Langkah 2: menilai kapabilitas organisasi
Langkah 3: mengembangkan suatu agenda penerapan
Langkah 4: menciptakan suatu rencana penerapan
6. Pengendalian strategis
Komponen akhir dari proses manajemen strategis adalah pengendalian
(kontrol) strategis. Sistem pengendalian strategis merupakan merupakan
sistem yang dirancang untuk mendukung manajer dalam mengevaluasi
kemajuan organisasi sehubungan dengan strateginya dan, ketika
ketidaksesuaian, melakukan tindakan-tindakan korektif.