Anda di halaman 1dari 11

1.

Ngaben – Hindu Bali

Ngaben adalah salah satu upacara pemakaman paling unik yang ada di Bali. Dalam

acara ini, jenazah akan dibakar bersama dengan benda-benda unik seperti patung,

bunga, persembahan, dsb. Ngaben dilakukan sebagai simbol keikhlasan dari

keluarga untuk melepas kepergian. Selain itu, ngaben juga digunakan untuk

melepas roh dari keduniawian dan juga mengembalikan unsur Panca Maha Butha ke

alam semesta. Oh ya, setiap tahun ngaben selalu menarik banyak sekali wisatawan

untuk datang. Bahkan bule dari luar negeri sangat antusias saat mengikuti rangkaian

acaranya.
2. Rambu Solo -Toraja

Rambu Solo’ adalah salah satu upacara adat yang sangat besar di Tana Toraja. Suku

yang ada di sini akan melakukan upacara pemakaman secara besar-besaran.

Upacara rambu solo biasanya memerlukan persiapan hingga bertahun-tahun bagi

mereka yang kurang mampu. Bagi yang berasal dari bangsawan persiapan akan

berlangsung selama beberapa bulan saja. Pada upacara ini, keluarga akan

melakukan penyembelihan banyak sekali kerbau. Hewan ini biasanya didapatkan

dengan harga mahal sehingga tidak jarang rambu solo’ memerlukan dana hingga

miliaran rupiah.
3. Pembakaran Jenazah dan Potong Jari – Suku Dani

Sebagai salah satu penghuni lembah Baliem, Suku Dani memiliki banyak sekali

tradisi yang unik terutama untuk urusan kematian. Di suku, saat kematian seorang

anggota keluarga tiba, beberapa di antara mereka akan memotong ruas jari. Tradisi

unik dan agak ngeri ini dilakukan sebagai ungkapan rasa sakit dan sedih. Setelah

memotong jari, mereka akan mandi di lumpur lalu mengelilingi jenazah yang dibakar

dalam keadaan menangis.


4. Upacara Pemakaman Marapu – Sumba

Ada yang unik dari upacara yang dilakukan oleh warga dengan keyakinan Marapu di

Pulau Sumba. Saat keluarga meninggal, mereka akan melakukan upacara yang

cukup besar. Biasanya dalam upacara ini juga akan menyembelih hewan ternak

untuk jamuan tamu yang datang. Bagi masyarakat marapu, tidak menyelenggarakan

upacara pemakaman akan membuat keluarga jadi sial. Oh ya, jenazah orang yang

telah tiada akan dimasukkan dalam sebuah kubur baru agar segera bersatu dengan

leluhurnya di surga.
5. Tiwah – Suku Dayak

Tiwah adalah salah satu ritual pemakaman paling unik di kawasan Kalimantan

Tengah dan dilakukan oleh suku Dayak. Upacara pemakaman tiwah  dilakukan

setelah jenazah dikubur selama beberapa tahun sehingga tinggal tulangnya saja.

Upacara ini dilakukan untuk menyempurnakan jenazah di upacara terakhir sehingga

keterikatan dengan dunia nyata bisa segera dilepaskan. Upacara Tiwah biasanya

dilakukan selama berhari-hari dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.


6. Sirang-Sirang – Suku Batak Marga Sembiring

Sirang-sirang adalah salah satu upacara pemakaman dengan cara dibakar yang

terjadi di Sumatra khususnya Batak Sembiring. Di masa lalu, saat pengaruh Hindu

masih melekat dengan kuat, masyarakat di sini melakukan upacara pembakaran

jenazah dengan cukup besar. Biasanya jenazah akan dibakar di dekat dengan

sungai. Setelah jenazah menjadi abu, beberapa orang akan melarungnya ke dalam

air sungai. Oh ya, pelarung abu harus mandi dengan bersih agar tidak kena sial atau

diikuti roh dari jasad yang dibakar


7. Pemakaman Trunyan – Bali

Pemakaman trunyan dikenal sangat unik sehingga menarik banyak sekali wisatawan

dunia untuk datang. Di tempat ini, jenazah tidak dikubur di dalam tanah seperti yang

banyak dilakukan di dalam tanah. Mereka yang sudah meninggal akan ditaruh di

atas tamah. Mereka hanya akan ditutup dengan anyaman bambu agar tidak terlihat

dari luar. Oh ya, pemakaman di Trunyan ini sama sekali tidak menimbulkan bau

busuk. Pohon-pohon yang ada di sekitar sini dipercaya menyerap bau busuk dari

mayat.
8. Mumifikasi – Suku Asmat

Suku Asmat yang terletak di Papua memiliki satu upacara pemakaman yang unik jika

dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Beberapa orang yang memiliki

kedudukan tinggi seperti kepala suku atau panglima perang akan dimakamkan

menjadi sebentuk mumi. Tubuh mereka akan diolesi oleh zat tertentu lalu diletakkan

di atas perapian sehingga terkena asap secara perlahan-lahan. Setelah beberapa

tahun, mayat yang diposisikan duduk ini akan berwarna hitam dan disimpan di

rumah pria untuk kelak dikeluarkan jika ada tamu yang datang.
9. Kuburan Bayi dalam Pohon – Toraja

Kubur bayi di dalam pohon Tarra terletak di kawasan Kambira, Tana Toraja. Bayi

yang meninggal dan belum memiliki gigi akan dimasukkan ke dalam pohon yang

penuh getah. Prosesi pemakaman ini sering disebut dengan Passiliran dan dilakukan

secara sederhana, berbeda dengan Rambu Solo. Dipilihnya pohon Tarra sebagai

maka karena pohon ini memiliki getah yang banyak. Getah ini diibaratkan sebagai air

susu dan ruangannya dianggap sebagai rahim. Oh ya, pengembalian bayi ke dalam

pohon Tarra juga dilakukan agar kelak bayi ini bisa lahir lagi dari rahim ibu yang

sama.
10. Makam di atas Tanah – Dayak Benuaq

Berbeda dengan suku lain di Indonesia yang memakamkan keluarga di dalam tanah

atau dikremasi. Suku Dayak Benuaq memakamkan keluarga di samping rumah.

Jenazah dimasukkan di dalam sebuah kota kayu yang memiliki ukuran di dalamnya.

Setelah jenazah ada di sana selama beberapa tahun dan tinggal tulang, maka

dibongkar dan diletakkan ke tempat yang jauh lebih permanen. Upacara ini

dilakukan beberapa tahun sekali dengan acara yang cukup besar dan dipenuhi

nyanyian-nyanyian yang mendoakan keluarga yang telah meninggal.

Pemakaman adalah sesuatu yang sakral bagi beberapa suku di Indonesia. Mereka

rela mengeluarkan banyak sekali uang untuk membuat acara yang sangat meriah.

Bagi keluarga yang telah ditinggalkan, mengantar mereka yang meninggal dengan

baik akan membuat hidup mereka menjadi lebih baik. Selain itu, arwah dari orang

yang meninggal akan lebih cepat menuju akhirat sesuai dengan kepercayaan

masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai