Biasanya Ma'nene dilakukan setelah panen besar pada Agustus. Meski demikian, ada
pula yang melakukannya pada September, setahun setidaknya ada tiga kali.
Kebo-keboan di Banyuwangi, Jawa Timur
Kebo-keboan digelar untuk memohon kesuburan sawah dan hasil panen yang
melimpah. Tradisi ini dijalankan masyarakat Banyuwangi, khususnya Suku Osing.
Setiap tahunnya, kamu bisa melihat Kebo-keboan di Desa Alasmalang dan Aliyan
pada 10 Muharram atau Suro.
Acara dimulai dengan mengarak orang yang kerasukan roh gaib untuk dibawa ke
Rumah Kebudayaan Kebo-keboan. Terakhir, akan ada Dewi Kesuburan dan Dewi Sri
yang menaburkan benih padi kepada para petani dan kebo.
Omed-omedan di Bali
Omed-omedan bukan tradisi ciuman seperti yang terlihat di media sosial, melainkan
saling tarik-menarik. Tradisi ini hanya boleh dilakukan anggota baru masuk
perguruan tinggi hingga yang belum menikah. Bagi yang sedang berhalangan
dilarang untuk ikut serta.
Ikipalin di Papua
Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, punya cara cukup ekstrem dalam
mengungkapkan kesedihannya. Ketika ada anggota keluarga atau kerabat yang
meninggal, mereka akan memotong jarinya. Hal ini dilakukan untuk mencegah
malapetaka yang membuat nyawa hilang terulang kembali.
Ikipalin dilakukan menggunakan benda tajam, seperti pisau, kapak, parang, atau
lainnya. Untungnya, seiring dengan terbukanya Suku Dani, kini mulai banyak orang
yang meninggalkannya.
Tatung di Singkawang, Kalimantan Barat
Layaknya debus, kamu yang belum terbiasa akan ngeri melihat tradisi Tatung di
Singkawang. Dalam meramaikan Cap Go Meh Singkawang, ada ratusan orang yang
melakukan tradisi tersebut. Tatung sendiri punya makna roh dewa dari bahasa
Hakka.
Keturunan Tionghoa di Bagan Siapiapi, Riau, punya tradisi spesial setiap Juni
bernama Bakar Tongkang. Awalnya, tradisi ini menjadi bentuk keputusasaan
masyarakat Tionghoa untuk menetap di sebuah wilayah.
Pasola digelar dalam menyambut masa tanam. Zaman dahulu, mereka percaya
bahwa dengan adanya kecelakaan saat acara berlangsung, hal ini menjadi pertanda
baik bagi hasil pertanian. Hingga kini, mereka tetap bertarung saat Pasola guna
menjaga tradisi leluhur.
Rambu Solo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Tana Toraja memang punya banyak tradisi unik, apalagi yang berhubungan dengan
kematian. Bagi mereka, Rambu Solo menjadi ritual yang harus dilakukan saat ada
yang meninggal. Kalau tidak dilakukan, mereka percaya arwahnya akan memberikan
kemalangan kepada orang yang ditinggalkan. Sebelum ritual dimulai, orang yang
meninggal hanya akan dianggap sakit.
Suku Mentawai punya tradisi menato tubuhnya yang disebut Titi. Menato tubuh di
sana tidak semudah seperti kebanyakan di kota besar. Persiapannya membutuhkan
waktu berbulan-bulan.
Mereka akan mengadakan ritual upacara yang dipimpin dukun adat. Selanjutnya,
tuan rumah harus mengadakan pesta dengan menyembelih babi dan ayam.
Motif tatonya juga tak sembarangan, karena fungsinya sebagai identitas dan jati diri
Suku Mentawai. Mereka melakukannya secara tradisional dengan cara menusuk
dengan jarum bertangkai kayu. Jarumnya terbuat dari tulang hewan atau kayu karai
yang diruncingkan.
Seba di Banten, Jawa Barat
Tak jauh dari kota modern, Suku Baduy Dalam tetap menjaga tradisinya berjalan
kaki tanpa kendaraan. Bahkan, setiap tahunnya, mereka punya tradisi Seba. Tradisi
berjalan kaki dari Rangkasbitung sejauh 100 kilometer untuk bersilaturahmi.