Anda di halaman 1dari 3

BLOK 15

SISTEM OBGYN DAN GENITALIA

Vaginosis Bakterialis Anamnesis: Differential Diagnosis:


Anamnesis menggambarkan riwayat sekresi vagina terus- • Trikomoniasis
menerus dengan bau yang tidak sedap. Kadang penderita • Kandidosis
mengeluh iritasi pada vagina disertai disuria/dispareunia, atau Vulvovaginalis
nyeri abdomen.

Kriteria klinis untuk bakterial vaginosis yang sering disebut


sebagai kriteria Amsel (1983) yang berpendapat bahwa terdapat
tiga dari empat gejala, yaitu :
1. Adanya sekret vagina yang homogen, tipis, putih, melekat pada
dinding vagina dan abnormal.
2. pH vagina > 4,5
3. Tes amin yang positif, yang mana sekret vagina yang berbau
amis sebelum atau setelah penambahan KOH 10% (Whiff test).
4. Adanya clue cells pada sediaan basah (sedikitnya 20 dari
seluruh epitel) Gejala diatas sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis

Pemeriksaan Fisik:
• Tanda-tanda vital (keadaan umum , tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh)
• Menunjukkan sekret vagina yang tipis dan sering
berwarna putih atau abu-abu, viskositas rendah atau
normal, homogen, dan jarang berbusa
• Tidak ditemukan inflamasi pada vagina dan vulva
Pemeriksaan Penunjang:
• Ukur pH vagina ( pH vagina pada Vaginosis Bakterialis
menurut kriteria Amsel : pH > 4.5 )
• Pada pemeriksaan sediaan basah , terdapat sel Clue . Sel
Clue adalah sel epitel vagina yang dikelilingi oleh bakteri
pada tepinya. Pemeriksaan sediaan basah dibuat dengan
meneteskan duh tubuh serta NaCl 0,9% pada kaca objek.
Setelah itu. kaca objek diperiksa di bawah mikroskop;
• Uji Whiff (+). Uji Whiff menggunakan KOH 10%.
Teteskan duh tubuh vagina pada kaca objek kemudian
teteskan KOH l 0%. Dikatakan positif apabila bau amis
muncul.

Rincian Penyakit :
• Patogenesis

Vaginosis bakterialis terjadi karena ketidakseimbangan flora


normal dalam vagina. Flora normal vagina yang didominasi oleh
Lactobacil/us sp. Digantikan oleh bakteri bakteri anaerob, seperti
Gardnerella vaginalis. Mobiluncus species, dan Mycoplasma
hominis. Bakteri-bakteri tersebut akan memecah glukosa yang ada
pada mukosa vagina dan menghasilkan duh tubuh yang berbau
amis.
Bau tersebut disebabkan oleh adanya amin yang menguap bila
cairan vagina menjadi basa. Cairan seminal yang basa (pH 7,2)
menimbulkan terlepasnya amin dari perlekatannya pada protein
dan amin yang menguap menimbulkan bau yang khas

• Manifestasi Klinis

- Bersifat asimtomatis pada 50% kasus;


- Duh tubuh vagina berwarna putih keabu-abuan, cair, dan
banyak;
- Duh tubuh yang berbau amis.
Tatalaksana :
Pada vaginosis bakterialis asimtomatis tidak diperJukan obat,
kecuali pada kasus kehamilan risiko tinggi (riwayat kelahiran
prematur).
Berikut ini adalah pilihan pengobatan pada kasus simtomatis:
• Metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari per oral atau
metronidazol 2 g per oral dosis tunggal;
• Gel metronidazol 0, 7 5% l kali per hari selama 5 hari
secara intravagina;
• Klindamisin 2 x 300 mg selama 7 hari diberikan per oral.
Klindamisin topikal sebaiknya tidak digunakan pada
perempuan hamil.
• Untuk kasus berulang diberikan metronidazol 500 mg
selama 10-14 hari per oral.

Alur Tata Laksana Duh Tubuh pada Kehamilan ( WHO , 2008 )


Keterangan : IMS , Infeksi menular seksual ;
BV , Bakterial Vaginosis

Daftar Pustaka :
1. Boardman LA. Kennedy CM. Benign vulvovaginal disorders. Dalam: Gibbs RS, Karlan BY. Haney AF.
Nygaard IE, penyunting. Danfonh·s obstetrics and gynecology. Edisi ke-10. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins: 2008.
2. Cunningham F. Leveno K. Bloom S. Spong CY. Dashe J. penyunting. William obstetrics. Edisi ke-2 4.
Philadelphia: McGraw-Hill: 2014.
3. World Health Organization (WHO). Vaginal discharge (bacterial vaginosis. vulvovaginal candidiasis.
trichomoniasis) Geneva: WHO: 2008. h.1-16.

Anda mungkin juga menyukai