101216052
T.GEOLOGI I
A. Beberapa aspek perbedaan antara civil law dan common law, yaitu sebagai berikut:
1) Berdasarkan sejarah terbentuknya
Civil Law terbentuk dari tradisi Roman-Germania pada abad sekitar 450 SM yang saat itu
disebut dengan “twelve tables of Rome”. Sistem hukum ini kemudian tersebar ke penjuru
dunia karena semakin meluasnya Keraajan Romawi. Kemudian hukum ini dikodifikasi oleh
Kaisar Yustinus pada abad 534 M. Hukum Romawi ini digunakan sebagai dasar dari hukum
nasional masing-masing negara. Pada Tahun 1986 Negara Perancis menyebut hukum ini
“code Napoleon” sementara negara Jerman menyebutnya “Civil Code”.
Common Law terbentuk berdasarkan tradisi dan berkembang dari prinsip yang sudah dibuat
sebelumnya yang digunakan oleh hakim yang menyelesaikan masalah.
2) Berdasarkan sumbernya
Common Law berasal dari putusan-putusan hakim atau pengadilan (judicial decision).
Civil Law bersumber dari undang-undang yang dibuat oleh pemegang kekuasaan legislatif
dan dari norma dan kebiasaan yang hidup dalam masyarakat.
4) Berdasarkan penggolongannya
Civil Law dibagi menjadi dua bidang yaitu bidang Hukum Publik dan Hukum Privat. Hukum
Publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang
penguasa atau negara serta hubungan-hubungan antara masyarakat. Hukum publik meliputi
hukum tata negara, hukum administrasi negara, dan hukum pidana.Hukum Privat mencakup
peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan antara individu dengan individu
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hukum Privat meliputi hukum perdata, hukum sipil,
dan hukum dagang.
Common Law juga dibagi menjadi Hukum Publik dan Hukum Privat. Namun, pada Hukum
Privat lebih dimaksudkan sebagai kaida-kaidah hukum tentang hak milik, tentang orang,
perjanjian, dan perbuatan melawan hukum. Sementara Hukum Publik memiliki pengertian
yang sama.
Di Indonesia menganut sistem Civil law artinya ada hukum tertulis dan bersifat mutlak yang
harus dipatuhi. Salah satu penerapan hukum tersebut dalam dunia geologi yaitu Izin usaha
pertambangan yang diatur dalam Undang-undang No.4 Tahun 2009. Conto lain yaitu dalam
izin usaha panas bumi yang sering kali mengalami hambatan karena panas bumi umumnya
berada pada Kawasan Hutan Lindung atau Hutan Konservasi. Hukum yang mengatur segala
kegiatan pada Hutan Konservasi yaitu Undang-undang No.5 Tahun 1990.