Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAHASA INDONESIA

BAHASA RAGAM ILMIAH


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas presentasi kelompok Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
Ary Putra Bilgisthi NIM 190810101060
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Deva Krista Aranda NIM 190903102014
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Yesrun Eka Setyobudi NIM 190210302096
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dosen Pembimbing:
Dra. Endang Sri Wijayanti, M. Pd

UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa adalah sarana komunikasi oleh karena setiap hari munisa
melakukan aktivitas komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Manusia tidak
dapat lepas dari bahasa. Dalam berkomunikasi seseorang perlu memperhatikan
keragaman penggunaan bahasa. Salah satu ragam yang terdepan dalam bahasa
alaha ragam bahasa ilmiha. Ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa yang
digunakan untuk kegiatan yang bersifat ilmiah. Dengan latar belakang seperti itu
maka bahsa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional yang digunakan oleh
bangsa Indonesia. Meskipun di setiap daerah mempunyai bahasa masing-masing,
namun untuk mempersatukan rakyat di daerah mereka berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia.
Tidak semua orang bisa berbahasa dengan ejaan yang benar, maka dari itu
Bahasa Indonesia wajib dipelajari oleh setiap warga negara baik pelajar maupun
mahasiswa. Dalam bahasan bahasa Indonesia di mana ragam bahasa yaitu variasi
bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan
ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa
lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan
ngobrol, puisi, pidato, ceramah, dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Ragam Bahasa Ilmiah?
b. Bagaimana ciri-ciri Ragam Bahasa Ilmiah?
c. Bagaimana contoh-contoh Ragam Bahasa Ilmiah?
d. Apa saja Fungsi Diksi dalam Ragam Bahasa Ilmiah?
e. Bagaimana penggunaan Kalimat Efektif dalam Ragam Bahasa Ilmiah?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahasa Ragam Ilmiah


Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahasa
juga menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi
masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan
sehingga mampu menyesuaikan dengan adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat.
Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan
juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku
seseorang
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia
yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan
untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempatnya,
bahasa Indonesia diharapkan menjadi media aktif untuk komunikasi ilmiah, baik
secara tertulis maupum lisan.

2.1.1 Ciri-ciri Bahasa Ragam Ilmiah


a. Cendekia
Ciri cendekia yang dimaksud adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan
karya ilmiah mampu mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Hal ini
diwujudkan dalam penyusunan atau pengorganisasian bahasa secara sistematis,
artinya teratur dan runtut sehingga menunjukkan kelogisan berpikir seseorang
atau penulis.

b. Lugas dan Logis


Ciri lugas yag dimaksud adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah harus bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda, sedangkan ciri
logis adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah sesuai
dengan logika atau dapat diterima oleh akal sehat. Hal itu membantu penulis
dalam memahami gagasan atau pola pikir penulis.

c. Jelas
Maksudnya Bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara
tepat dan jelas. Maka setiap gagasan harus diungkapkan secara langsung
sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas.
d. Padat dan Ringkas
Padat yang dimaksud adalah gagasan atau pola pikir yang akan diungkapkan
tidak tercampur unsur-unsur lain yang tidak ada hubungannya atau tidak
diperlukan. Ringkas yang dimaksud adalah Bahasa Indonesia yang digunakan
dalam penulisan karya ilmiah harus singkat, tidak menggunakan kata-kata yang
tidak diperlukan atau kata-kata yang berlebihan.

e. Formal dan Objektif


Formal yang dimaksud mengacu pada pandangan bahwa komunikasi ilmiah
melalui tulisan ilmiah merupakan komunikasi formal atau resmi sehingga
bahasa yang digunakan harus bahasa yang formal. Artinya, bahasa yang
digunakan haruslah bahasa yang berlaku dalam situasi formal atau resmi pada
struktur bahasa yang mencakup seluruh tataran struktur kebahasaan.
Penggunaan bahasa seperti itulah yang menunjukkan ciri objektif, yaitu dapat
diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum.

f. Gagasan sebagai Pangkal Tolak


Maksudnya adalah bahasa yang digunakan dalam peenulisan karya ilmiah
harus berorientasi pada gagasan atau pola pikir, bukan pada penulis. Gagasan
sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas penulis. Artinya, penggunaan
bahasa tersebut secara dominan harus bertolak pada objek yang dibicarakan
dan bukan pada penulis secara pribdai. Maka objektivitas harus ditandai
dengan upaya penulis untuk menghindari penggunaan kata saya, kami, dan
kita.

g. Penggunaan Istilah Teknis


Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud adalah bahasa yang digunakan
dalam penulisan karya ilmiah harus berfungsi sebagai wacana teknis, artinya
sesuai dengan bidang keilmuannya yang dilengkapi dengan perostilahan teknis
yang meliputi penulisan angka, lambang, dan istilah sesuai dengan bidang
ilmu.

h. Konsisten
Maksudnya adalag bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah mulai
dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar dan terluas (keseluruhan
struktur bahasa) harus ajeg. Artinya adalah taat asas atau selalu menggunakan
bentuk-bentuk atau unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir tulisan.
2.1.2 Contoh-contoh Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Keseluruhan ciri bahasa ragam ilmiah seperti yang telah disebutkan harus
terwujud dalam karya tulis ilmiah yang dibuat oleh penulis. Maka perlu
diperhatikan pemaparan contoh-contoh peenulisan karya ilmiah berikut yang
disajikan dalam bentuk yang salah sekaligus bentuk yang benar.

a. Cendekia
Contoh:
 Kemajuan informasi pada era gobalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi
pergeseran nilai-nilai oral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat
yang masuk ke Negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sama dengan
nilai-nilai budaya moral bangsa Indonesia,
Bandingkan
 Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena masuknya pengaruh
budaya barat ke Indonesia.

b. Lugas dan Logis


Contoh:
 Kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk
ceritanya digunakan sebagai media penyebaran agama. Maka di masa
sekarang lebih tepat apabila penanaman budi pekerti dalam cerita wayang
melalui pengajaran apresiasi.
Bandingkan
 Pada zaman Sunan Kalijaga, kesenian wayang, termasuk ceritanya
digunakan sebagai media penyebaran agama, sekarang, kesenian wayang
digunakan sebagai media penanaman budi pekerti melalui apresiasi.

c. Jelas
Contoh:
 Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah
lakunya dalam sehari-hari.
Bandingkan
 Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-
hari.

d. Padat dan Ringkas


Contoh:
 Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid
dalam keluarga.
Bandingkan
 Pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan
orang tua.

e. Formal dan Objektif


Contoh:
 Menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan
menghindari kesamaan dan ketaksaan dalam penungkapan. (1989)
Bandingkan
 Menurut Moeliono (1989), bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari
kesamaan dan ketaksaan dalam pengungkapan.

f. Gagasan sebagai Pangkal Tolak


Contoh:
 Kita semua tahu bahwa pendidikan itu di lingkungan keluarga sangat
penting dalam menanamkan moral Pancasila.
Bandingkan
 Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting
dalam penanaman moral Pancasila.

g. Penggunaan Istilah Teknis


Contoh:
 Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan
mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan
pangan internasional Codex Alimentarius Comission untuk diterapkan di
industri pangan.
Bandingkan
 Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem penjamin
mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan
pangan internasional Codex Alimentarius Comission (CAC) untuk
diterapkan di industri pangan.

h. Konsisten
Contoh:
 Pelucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia.
Untuk mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
Bandingkan
 Pelucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia.
Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
2.2 Diksi
Dalam kegiatan berbahasa, diksi atau pilihan kata merupakan aspek yang
sangat penting karena pilihan kata yang tidak tepat selain dapat menyebabkan
ketidakefektifan bahasa yang digunakan, juga dapat mengganggu kejelasan
informasi yang disampaikan. Pilihan kata yang tidak tepat juga akan
menyebabkan kesalahpahaman terhadap informasi dan rusaknya situasi
komunikasi juga tidak jarang disebabkan oleh penggunaan pilihan kata yang tidak
tepat.
Diksi atau plilihan kata mencakup pengertian kata–kata mana yang harus
dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan
kata–kata yang tepat atau menggunakan ungkapan–ungkapan, dan gaya mana
yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

2.2.1 Fungsi-fungsi Diksi


 Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
 Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
 Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
 Menciptakan suasana yang tepat.
 Mencegah perbedaan penafsiran.
 Mencegah salah pemahaman.
 Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
.
2.2.2 Syarat/Kriteria
Menurut Mustakim (2015) agar dapat mengungkapkan gagasan, pendapat,
pikiran, atau pengalaman secara tepat, dalam berbahasa lisan maupun tulis
pemakai bahasa hendaknya dapat memenuhi beberapa persyaratan atau kriteria di
dalam pemilihan kata sebagai berikut.
a. Ketepatan, berkaitan dengan kemampuan memilih kata untuk mengungkap
gagasan secara tepat dan diterima juga oleh pembaca atau pendengar secara
tepat.
b. Kecermatan, berkaitan dengan kemampuan memilih kata dengan cermat,
artinya mampu memahami kata-kata yang mubazir atau kata-kata yang
kehadirannya tidak diperlukan.
c. Keserasian berkaitan dengan kemampuan menggunakan kata-kata yang sesuai
dengan konteks dan lazim dalam pemakaian bahasa itu.
2.2.3 Teknik Pemilihan Kata
1) Memilih kata-kata dalam bentuk baku karena dalam bahasa Indonesia
banyak ditemukan juga kata-kata yang tidak baku.
2) Menghindari kata-kata yang termasuk jargon atau prokem atau slang,
karena kata-kata tersebut tidak termasuk kata-kata baku, kecuali sebagai
data.
3) Menghindari pemakaian kata-kata di mana, yang mana, yang digunakan
sebagai kata penghubung.
4) Memilih kata-kata yang lugas atau bermakna denotatif bukan makna
konotatif atau kias atau metaforis.
5) Memilih kata-kata bersinonim yang paling tepat, yang memungkinkan satu
tafsiran makna yang paling sesuai dengan konteks dan maksud penulis.
6) Memilih kata-kata yang tidak berkonotasi emotif.
7) Memilih kata dengan tepat, terutama kata ganti, kata kebijakan dan
kebijaksanaan, dan kata dari dan daripada.
8) Memilih kata dalam bentuk frasa dengan tepat.
9) Menghindari penggunaan frasa yang bersinonim secara bersamaan.

2.3 Penggunaan Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.

2.3.1 Ciri-ciri Kalimat Efektif

a. Kesepadanan Struktur
Kesepadanan struktur adalah kesepadanan atau keseimbangan antara
pikiran/gagasan dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan struktur ini ditunjukkan oleh adanya kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
1) Kalimat Mempunyai Subyek dan Predikat yang Jelas.
2) Tidak Terdapat Subyek yang Ganda.
3) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
4) Predikat kalimat tidak didahului kata yang.

b. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
itu. Artinya, apabila bentuk kata pertama menggunakan nomina, bentuk kedua,
ketiga, dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
c. Ketegasan
Ketegasan disebut juga penekanan adalah suatu perlakuan penonjolan pada
ide pokok kalimat.

d. Kehematan
Kehematan adalah hemat dalam menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu. Dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan
subjek.

e. Kecermatan
Kecermatan adalah cermat dalam membuat kalimat dengan pilihan kata
yang tepat sehingga tidak menimbulkan tafsiran ganda atau salah.

f. Kepaduan
Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi
yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

g. Kelogisan
Kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai
dengan ejaan atau kaidah tata bahasa yang berlaku.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ragam Bahasa Ilmiah sangatlah peenting untuk penulisan Karya Ilmiah.
Maka penulis perlu untuk mengetahui, belajar, dan mengerti mengenai ranah-
ranah penggunaanya serta ciri-ciri Ragam Bahasa Ilmiah yang mencakup ciri
cendekia, lugas dan logis, jelas, padat dan ringkas, formal dan objektif, gagasan
sebagai pangkal tolak, menggunakan istilah teknis, dan konsisten. Dan juga perlu
diperhatikan untuk penggunaan diksi dan kalimat efektif. Supaya karya ilmiah
yang akan disusun dapat sesuai dengan kaidah yang benar ataupun tepat.

3.2 Saran
Menyikapi dari pentingnya Ragam Bahasa Ilmiah dalam penyusunan
sebuah karya tulis ilmiah. Namun, banyak orang yang tidak tahu bahkan tidak
mempedulikan tata cara menyusun karya ilmiah yang benar. Bahkan mereka juga
turut mengabaikan Ragam Bahasa Ilmiah sebagai unsur yang sangat penting
dalam penggunaanya. Maka, sebaiknya kita mempelajari kembali Ragam Bahasa
Ilmiah supaya karya tulis yang akan disusun bisa sesuai dan benar.

Anda mungkin juga menyukai