Anda di halaman 1dari 2

B sistem pemerintahan parlementer

Setelah kita membahas sistem pemerintahan presidensial seperti yang diterapkan


Indonesia saat ini, sekarang kita bahas tentang sistem pemerintahan parlementer.
Sistem parlementer adalah sistem pemerintahan dimana parlemen memiliki peranan
penting dalam pemerintahan. Parlementer memiliki wewenang dalam mengangkat
Perdana Menteri dan dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Sistem parlemen Dapat Memiliki seseorang
presiden dan Seorang perdana menteri yang berwenang terhadap jalannya
pemerintahan dalam sistem parlementer tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas
antara cabang eksekutif dan cabang legislatif.

Sistem parlementer digunakan untuk mengawasi eksekutif oleh legislatif jadi kekuasaan
parlemen lebih besar daripada kekuasaan eksekutif dalam sistem ini dewan menteri
atau kabinet bertanggung jawab kepada parlemen lebih lanjut diuraikan system
menggambarkan keadaan di mana lembaga eksekutif bertanggung jawab kepada
lembaga legislatif membuat lembaga eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif melalui
mosi tidak percaya. Akan tetapi karena eksekutif atau perdana menteri memiliki
kedudukan yang kuat karena berasal dari suara mayoritas parlemen maka Perdana
Menteri sulit untuk dijatuhkan.

Sistem pemerintahan parlemen itu dengan istilah the parlementer eksekutif yang ciri-
cirinya sebagai berikut 1 anggota kabinet adalah anggota parlemen ciri ini berlaku antara
lain Inggris dan Malaysia sedang di negara-negara lain ciri ini sudah mengalami
modifikasi. 2 anggota harus mempunyai pandangan politik yang sama dengan parlemen
ciri ini antara lain berlaku di Inggris sedang negara-negara yang tidak menganut sistem
dua partai hal itu sering dilakukan melalui kompromi di antara partai-partai yang
mendukung kabinet. 3 adanya politik berencana untuk dapat mewujudkan programnya
hari ini tampak universal 4 Perdana Menteri dan kabinet nya harus bertanggung jawab
kepada badan legislatif atau parlemen 5 para menteri mempunyai kedudukan di bawah
perdana menteri.

sistem parlementer mempunyai kriteria adanya hubungan antara legislatif dengan


eksekutif di mana satu dengan yang lainnya dapat saling mempengaruhi mempengaruhi
di sini adalah bahwa salah satu pihak mempunyai kemampuan kekuasaan atau power
capacity untuk menjatuhkan pihak lain dari jabatannya. Alam R Ball dalam menanam
akan sistem pemerintahan parlementer ini dengan sebutan the parliament of
government dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1 Kepala Negara hanya mempunyai
kekuasaan nominal 2 pemegang kekuasaan eksekutif yang sebenarnya adalah Perdana
Menteri bersama-sama kabinetnya tiga badan legislatif dipilih untuk bermacam-macam
periode yang saat pemilihan nya ditetapkan oleh kepala negara atas saran dari perdana
menteri.

Dalam sistem pemerintahan parlementer ada dua kelembagaan eksekutif yaitu eksekutif
yang menjalankan dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan dan
eksekutif yang tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas penyelenggaraan
pemerintahan.
Penyebab kegagalan pemerintahan parlementer antara lain 1 kepala negara
memperoleh kekuasaan penuh 2 parlemen bubar 3 ada kekuatan di luar parlemen yang
mengatur suara parlemen. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer yang pertama
parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif 2
anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemilu
3 pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai
pemimpin kabinet 4. Perdana Menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksanakan
kekuasaan eksekutif 5 titik kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat
bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen kepala negara
tidak sekaligus sebagai kepala pemerintah.
Negara-negara yang ada di dunia dengan sistem pemerintahan presidensial antara lain
antigua and barbuda the bahamas,, karena ada, Dominica, Grenada, bulgaria, Denmark,
Jamaika, Canada, Barbados dan masih banyak lagi.
Kelebihan sistem pemerintahan parlementer yang pertama pembuat kebijakan dapat
ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif
dan legislatif dua garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
publik jelas 3 adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap Kabinet sehingga
kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan sistem pemerintahan parlementer yang pertama kedudukan badan
eksekutif atau kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga
sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen 2 kelangsungan kedudukan
badan eksekutif atau kabinet tidak biasa ditentukan berakhir sesuai dengan masa
jabatannya di kabinet dapat mengendalikan parlemen 4 parlemen menjadi tempat
kaderisasi bagi jabatan jabatan eksekutif.

Anda mungkin juga menyukai