Anda di halaman 1dari 3

Nama : Veronika Anita Sari Laia

Kelas : D 3.2 PSIK

Nim : 170204084

KASUS

Mrs X, Umur 70 tahun. Masuk RS : 27 Maret 2015. Keluhan waktu masuk RS adalah penurunan
kesadaran ± 2 jam sebelum masuk RS pasien tertabrak sepeda motor, klien kemudian dibawa ke
Rumah Sakit Islam, bicara meracau, muntah (+). Mekanisme trauma tidak diketahui, pingsan (+),
setelah itu pasien tidak pernah sadar/ penuh kembali. Muntah (+), perdarahan/luka dikepala (+),
perdarahan di telinga(-), hidung (-), terdapat warna lebam di sekitar mata. Dicurigai ada kebiruan
sekitar leher. Diagnosa waktu masuk CKB dengan ancaman herniasi.

GCS E1M1V1. Oksigen terpasang 3 liter/menit melalui nasal kanul, terpasang suction. Hasil
AGD (23/3/20) : Ph 7.43/PCO2 21.9/PO2 245.9/Sat O2 99.7. HCO3 14.7/Total CO2 15.4 BE
-7.3/Standar base Excess -9.8/Standar HCO3 18.5. Hasil rontgen thorax ditemukan kardiomegali
dan infiltrat pada kedua lapang paru. Hasil EKG terlihat sinus tachicardia, anterolateral infark
dan ST elevasi. Pasien terpasang NGT, diit cair 1800 kkal Hb 12.3, GDS 277 mg/dl. Pasien
terpasang ETT, kateter urine, terdapat luka pada jari tangan, kaki kiri klien, hasil pemeriksaan
Leukosit 23/3/20 ; 29.300. Hasil CT Scan disimpulkan bahwa terdapat multiple lesi infark
dikorona radiate kanan – kiri, kapsula eksterna dan lobus parietal oksipital kanan, atropi cerebri.
TD 180/100 mmHg. Nadi 90x/menit. Suhu 37.1ºC . Reflek fisiologis kanan +2/+3, kiri +2/+3,

Pertanyaan :
1. Apakah pasien ini dapat digolongkan kedalam fraktur Basis Cranii? Apakah tanda2 fraktur
Basis Cranii
2. Bagaimanakan pengkajian kekritisan pada pasien ini?
3. Jelaskan masalah keperawatan utama dan intervensi keperawatan pada pasien ini?

JAWABAN
1. Pasien dengan fraktur basis crania biasa dijumpai dengan tanda-tanda:
 Otorrhea/keluarnya cairan dari telinga
 memar pada daerah belakang telinga (battle sign)
 Rhinorrhea/hidung berair dan memar di sekitar mata (raccoon eyes).
 Kehilangan kesadaran, dan tanda-tanda lain yang tergantung darikeparahan fraktur
yang diderita.
 Mual
 Muntah
 Wajah mencong
 GangguanMendengar

2. Pemeriksaan Fisik Umum


(pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi )
Pemeriksaan fisik pertama kali diutamakan pada evaluasi A (airways), B (breathing), dan
C (circulation)
-Dapat disertai dengan cedera lain dan penurunan kesadaran
Pemeriksaan lokalis
Gambaran Khas :
-Retro aurikular/Mastoid Ecchymosis (Battle sign)
-Periorbital Ecchymosis (Raccoon eyes)
- Clear Rhinorea
- Clear Otorhea
-Hemotimpanum

Pemeriksaan Neurologis (jika didapatkan)


-Tingkat kesadaran Glasgow Coma Scale (GCS)
-Lesi N III,IV,VI
-Lesi N VII
-Lesi N VIII

Pemeriksaan penunjang
-CT Scan Kepala
-X-foto kepala
-X-foto vertebra servikal
-X-foto thoraks
-Lab Beta 2 Transferrin
-CT-Scan Whole Body

3. - Ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d cedera sekunder


Intervensi :
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Monitor adanyakebingungan, perubahan pikiran, keluhan pusing, pinsan
3. Monitor status neurologidengan ketat dan bandingkandengan nilai normal
4. Monitor karakteristik cairanserebrospinal : warna,kejernihan, konsistensi
5. Monitor TIK
6. Posisikan tinggi kepalatempat tidur 30 derajat ataulebih
7. Batasi cairan
8. Dorong keluarga/orang yang penting untuk bicara pada pasien
9. Kolaborasi pemberian obat

- Ketidakefektifan pola napas b.dgangguanneurologis (mis.,trauma kepala)


Intervensi :
1. Observasi TTV
2. Monitar aliran oksigen
3. Buka jalan napas dengantekhnik chin lift atau jawthrust
4. Posisikan pasien untukmemaksimalkan ventilasi
5. Masukkan alatnasoparyngeal airway atauoropharyngeal airway
6. Informasikan pada pasiendan keluarga tentang teknikrelaksasi untuk memperbaiki
pola nafas
7. Kolaborasi dengan dokterdalam pemberian terapi obatdan pemberian oksigen

Anda mungkin juga menyukai