Anda di halaman 1dari 2

CASE HISTORY

Nyonya Egbewole menderita stroke sekitar 18 bulan yang lalu, dan keluarganya
meminta bantuan perawat untuk mengujungi rumahnya 2 kali sehari serta menjaganya saat
dirumah.
Perawat itu biasanya datang kerumah untuk merawat Nyonya Egbewole disaat
keluarganya pergi berlibur. Stroke menyebabkan Nyonya Egbewole mengalami kelumpuhan
pada bagian kiri tubuh dan memiliki keseimbangan yang buruk. Dia tidak memiliki kesulitan
untuk berbicara tetapi karena wajah bagian kirinya lumpuh terkadang bicaranya cadel dan
juga sering mengeluarkan air liur. Dia mempunyai masalah dalam berkomunikasi non verbal
karena ekspresi wajahnya juga terpengaruh karena stroke.
DIALOGUE
Perawat : Nyonya Egbewole apakah anda mempunyai masalah saat anda
Berbicara ?
Nyonya Egbewole : iya terkadang kurang jelas karena mulut saya tidak bekerja
dengan baik
Perawat : lalu bagaimana perasaan anda saat itu ?
Nyonya Egbewole : saya merasa sangat malu apalagi kalau saja berbicara dengan
orang baru.
Perawat : dan apa yang bisa kami bantu ?
Nyonya Egbewole : saya baik-baik sajaselama orang lain memberi cukup waktu
untuk mengeluarkan kata-kata, tapi saya akan bingung kalau
mereka tidak sabar.
Perawat : akan saya pastikan hal ini tercatat dalam rencana keperawatan
dan semua perawat tahu, untuk memberi anda waktu untuk
berbicara. Apakah anda bertemu dengan terapis wicara setelah
anda terkena stroke.
Nyonya Egbewole : iya, tapi saya tidak bisa melakukan terapi terlalu sering setelah
suami saya meninggal
Perawat : bagaimana kalau kita mencoba melakukan terapi wicara lagi ?
Nyonya Egbewole : kalau itu bisa membantu baiklah saya akan mencobanya
Perawat : baik saya akan membuatkan rujukan

Anda mungkin juga menyukai