Anda di halaman 1dari 8

SOAL PENGETAHUAN LINGKUNGAN DAN

KETERAMPILAN PROBLEM SOLVING


Nama : Naily Adniya Rochmy
NIM : 180341617575

Petunjuk
1. Lembar tes ini berisi 10 soal uraian.
2. Bacalah soal dengan cermat dan teliti.
3. Jawablah sesuai dengan perintah pada soal yang diberikan.
4. Waktu mengerjakan soal selama 50 menit.
5. Masing-masing soal memiliki skor maksimal 4.

A. Soal Keterampilan Problem Solving


Wacana 1. Pencemaran Sungai Sudah Lampu Kuning
Malang (RadarMalang.id) - Pemerintah Kota Malang khawatir dengan kasus pencemaran air
sungai di tengah kota. Pasalnya, di sejumlah sungai sering terlihat tumpukan sampah. Pada peringatan
Hari Sungai Sedunia, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang risau dengan sungai di tengah dan
pinggiran kota yang tercemar sampah. Jika terus dibiarkan, pencemaran lingkungan akan berdampak
pada buruknya air dan udara di Kota Malang. Plt Kepala DLH menyatakan, pencemaran air sungai di
Kota Malang memang belum berbahaya. Parameter yang dipakai yaitu Chemical Oxygen
Demand (COD).
Pencemaran air sungai akan berdampak pada kesehatan masyarakat. Meskipun pencemaran
sungai sekarang masih kategori ringan, DLH berusaha segera mencari solusi pencegahan pencemaran.
Data DLH Kota Malang tahun 2018, ada 27 lokasi yang menjadi perhatian pengendalian kualitas air. Di
antaranya Sungai Brantas beserta anak sungainya yaitu Sungai Metro, Amprong, Bango, Kasin, dan
Mewek.
Sumber: Shidiq, F. 31 Juli 2019. Pencemaran Sungai Sudah Lampu Kuning. RadarMalang.id
(https://radarmalang.id/pencemaran-sungai-sudah-lampu-kuning/)
Jawablah pertanyaan nomor 1-3 berdasarkan wacana 1!
1. Berdasarkan wacana di atas, identifikasikan pemasalahan apa saja yang mungkin terjadi akibat
pencemaran air sungai?
2. Sebutkan dan jelaskan masing-masing solusi penyelesaian masalah yang mungkin dilakukan untuk
mengatasi permasalahan pada nomor 1! (minimal 4)
3. Pilihlah satu solusi dari nomor 2! Jelaskan alasan rasional pemilihan solusi tersebut!

Wacana 2. Kampung Warna-Warni Malang, Dulu Kumuh Sekarang Jadi Tempat Wisata
Malang (bbc.news) - Kampung Jodipan dihuni warga pendatang yang mendirikan rumah di
tanah milik Negara. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono sempat
mengunjungi Kampung Warna-Warni pada 23 September 2016. Pada kunjungannya, beliau
memberikan toleransi bagi warga yang tinggal di titik tertinggi di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS)
Brantas. Untuk memindahkan warga yang tinggal di pinggiran sungai, Pemerintah Kota Malang telah
membangun rusun sewa di Kelurahan Buring, Kedungkandang, Kota Malang. Tetapi hingga kini dari
dua blok baru terisi satu blok yang diperuntukkan bagi 400 keluarga.
Pemerintah Kota Malang mendata terdapat sebanyak 17 kawasan permukiman kumuh di
Malang. Diperkirakan sekitar 15% atau 31.000 jiwa bermukim di bantaran sungai. Berdasarkan Data
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang luas permukiman kumuh mencapai 603 hektar
tersebar di 29 kelurahan dari total 57 kelurahan. Pemerintah Kota Malang mendapat dana dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar 30 miliar rupiah untuk penanganan
perkampungan kumuh. Dana tersebut digunakan untuk perbaikan sanitasi, penerangan jalan, drainase,
dan pasokan air minum.
Sumber: Widanto, E. 16 Oktober 2016. Kampung Warna-Warni Malang, Dulu Kumuh Sekarang Jadi
Tempat Wisata. BBC.com
(https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/10/161016_majalah_kampung_warna_warni_malang)
Jawablah pertanyaan nomor 7-9 berdasarkan wacana 2.
4. Berdasarkan wacana di atas, identifikasikan pemasalahan lingkungan apa saja yang mungkin terjadi
di permukiman akibat kepadatan penduduk?
5. Sebutkan dan jelaskan masing-masing solusi penyelesaian masalah yang mungkin dilakukan untuk
mengatasi permasalahan pada nomor 7! (minimal 4)
6. Pilihlah satu solusi dari nomor 5! Jelaskan alasan rasional pemilihan solusi tersebut!

B. Soal Pengetahuan Lingkungan


7. Karakterstik sungai dapat ditinjau secara fisika, kimia, dan biologi. Jelaskan parameter masing-
masing karaktersitik tersebut!
8. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Nangin, dkk (2015) diketahui air Sungai Suhuyon, Sulawesi
Utara pada bagian hilir ditemukan organisme Tubifex, Chironomus, dan Scatella. Kondisi pada
bagian hilir yaitu kurangnya penetrasi cahaya, arus lambat, dan substrat berlumpur. Bagaimana
kualitas sungai ditinjau dari keberadaan makrozoobentos?
9. Berdasarkan data diketahui bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berdekatan dengan
pemukiman penduduk memiliki pencemaran yang lebih tinggi daripada daerah hulu. Mengapa hal
tersebut terjadi?
10. Berdasarkan data diketahui bahwa kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung lingkungan.
Jelaskan mengapa kepadatan penduduk di permukiman kumuh dapat menyebabkan permasalahan
lingkungan? Berikan analisis secara fisik dan sosial.
1. Beberapa pemasalahan yang mungkin terjadi akibat pencemaran air sungai :
- Banyaknya jumlah konsentrasi sedimen yang terdapat dalam aliran air terdiri atas
sedimen merayap dan sedimen melayang.
- Kekeruhan aliran air yang diakibatakan oleh unsur- unsur muatan sedimen, baik bersifat
mineral atau organik.
- Minimnya gas terurai dalam sungai. Kandungan gas oksigen terurai dalam air
mempunyai peranan menentukan untuk kelangsungan hidup organisme akuatis dan
untuk berlangsungnya proses reaksi kimia yang terjadi di dalam badan perairan. Gas
terurai dalam aliran air yang perlu mendapat perhatian adalah oksigen (O), karbon
dioksida (CO2) dan nitrogen (N).
2. Solusi untuk mengatasi permasalahan diatas yaitu :
- Jangan membuang sampah rumah tangga di sungai. Kelola sampah rumah tangga
dengan baik seperti mendaur ulang sampah menjadi produk yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Membuat berbagai produk seperti tas daur ulang, dompet daur
ulang, dan aksesoris. Selain itu, juga perlu digerakkan untuk membuang sampah di
tempat yang sesuai dengan jenisnya seperti sampah plastic, kertas, dan B3. Hal ini
dilakukan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dikarenakan sampah dicampur
menjadi satu.
- Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat sekitar mengenai pentingnya
menjaga sungai dan tidak mencemari sungai. Selain itu, memberikan pelatihan
bagaimana memanfaatkan sungai sengan sebaik mungkin dan cara menanggulangi
sampah yang mencemari sungai
- Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk
meningkatkan konservasi air bawah tanah.
- Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3. Limbah B3 merupakan
limbah yang membawa dampak yang sangat buruk terutama bagi ekosistem yang ada
di sungai dan masyarakat yang menggunakan air sungai untuk kebutuhan. Hal ini bisa
dilakukan dengan memberikan tanaman enceng gondok di sungai, eceng gondok dapat
menyerap logam-logam berat yang ada di sungai.
3. Solusi yang paling efektif adalah tidak membuang sampah rumah tangga di sungai. Sampah
rumah tangga dikelola dengan baik dan diusahakan menanam pohon di pinggiran sungai.
Dengan cara tersebut perlu adanya peran dari berbagai pihak baik pengelola maupun
masyarakat, dibuat aturan dan sanksi mengenai membuang sampah di sungai perlu
ditegakkan lebih baik lagi agar seluruh elemen dapat lebih menjaga sungai. Pengelolaan
sampah denan baik seperti daur ulang akan menambah penghasilan masyarakat sekitar,
sampah yang diolah dengan baik maka akan menjadi nilai ekonomis yang tinggi.
4. Pemasalahan lingkungan apa saja yang mungkin terjadi di permukiman akibat kepadatan
penduduk adalah sebagai berikut.
- Tidak adanya jarak antar rumah serta tingginya yang tidak sama menyebabkan terdapat beberapa rumah yang
tidak terkena sinar matahari secara langsung.
- Jarak antara rumah satu dengan rumah lainnya sangat lah dekat dan berdempet maka proteksi kebakaran relatif
rendah dan api akan cepat menyebar dari rumah satu ke rumah yang lain.
- Jalanan lingkungan pun menjadi berantakan dan sempit, serta sistem drainasenya buruk.
- Semua lahan yang tersisa digunakan untuk membuat bangunan yang baru sehingga RTH sangan minim dan
hanya sedikit ditemukannya tanaman.
5. Solusi dari permasalahan lingkungan di permukiman padat penduduk adalah :
- Relokasi ke tempat yang telah disediakan pemerintah, namun solusi ini dianggap sangat susah karena sebagian
besar warga enggan untuk meninggalkan tempat tersebut karena mungkin sudah beberapa generasi yang
menempati kampung tersebut. Agar terwujud solusi ini pemerintah juga diharapkan untuk bertindah tegas yaitu
dengan adanya pemaksaan agar warga mau untuk direlokasi, karena memang sesuatu hal baru bisa berjalan
saat pemaksaan sudah dilakukan.
- Lalu disediakan beberapa alat pemadam kebakaran pada titik tertentu untuk mengatasi pemadaman api karena
kampun ini tidak ada akses untuk mobil pemadam kebakaran sehinga sulit dijangkau saat terjadi kebakaran.
- Pemukiman yang padat ini menyebabkan pula limbah dan sampah yang semakin banyak pula, maka solusi
yang tepat adalah dengan menghentikan kebiasaan warga untuk membuang sampah dan limbah dengan
sembarangan. Penghentian ini tentunya dengan cara yang pertama pensosialisasian pentingnya membuang
sampah pada tempatnya serta pensosialisasian keuntungan serta kerugian dari membuang sampah pada
tempatnya. Kerugian ini bisa berupa dampak bagi lingkungan dan diri sendiri maupun berupa hukuman serta
denda yang diberlakukan. Dan keuntungan juga sama dengan kerugian bisa berupa kebaikan yang didapat oleh
lingkungan dan diri sendiri maupun reward pada setiap warga yang mematuhi peraturan tersebut.
- Untuk menambah suplai oksigen pada kampung tersebut bisa ditanamn tumbuhan kecil seperti sayuran atau
tanaman hias yang dapat ditanam pada pot kecil yang sedikit memakan tempat atau bisa juga dengan
digantung.
6. Salah satu solusi yang efektif yaitu relokasi ke tempat yang telah disediakan pemerintah, meskipun sulit karena
sebagian besar warga enggan untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, pemukiman padat penduduk dapat cepat
teratasi serta dengan diadakan nya relokasi maka fungsi kali Brantas akan kembali normal dan tidak terjadi banjir
7. Karakterstik sungai dapat ditinjau secara fisika, kimia, dan biologi. Parameter kimia yang digunakan terdiri atas DO,
BOD, dan COD dan pH. Keempat parameter tersebut merniliki keterkaitan sam sarna lain.
a. Dissolved Oxygen (DO) merupakan oksigen terlarut dalam suatu perairan. Oksigen terlarut di dalam air
bersumber dan adanya kontak antara permukaan air dengan udara dan dan proses fotosintesis.
b. Biologycal Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis adalah
banyaknva oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan
bahan organik yang mudah terurai. BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh respirasi aerob
mikroorganisme.
c. Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimiawi menggambarkan jumlah total oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologis
maupun yang sukar didegradasi secara biologis menjadi CO2 dan H20.
d. Derajat Keasarnan (pH) adalah ukuran untuk menentukan sifat asarn dan basa.

Parameter Fisika
a. Total Suspended Solid (TSS) atau padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air,
tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap. Padatan tersuspensi terdiri dan partikel yang ukuran maupun
beratnya lebih kecil dan pada sedimen, seperti bahan-bahan organik tertentu, tanah liat dan lainnya.
Keberadaan partikel menurunkan intensitas cahaya yang tersuspensi dalam air.
b. Total Dissolved Solid (TDS) atau padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mernpunyai ukuran Iebih
kecil dan padatan tersuspensi. Bahan-bahan terlarut pada perairan alarni tidak bersifat toksik tetapi jika
berlebihan dapat rneningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya
matahari ke dalam air dan dapat berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan.
Parameter Biologi
Parameter biologi yang digunakan adalah keberadaan organisme bakteri colform dan makrozoobentos yang
berperan sebagai bioindikator

8. Cacing Sutera (Tubifex tubifex) hidup dan berkembang biak lebih cepat apabila ada limbah organik. Hal ini
didukung oleh Khairuman, dkk.(2010), menyatakan bahwa cacing Tubifex tubifex menyukai dasar perairan yang
banyak mengandung bahan-bahan organik terlarut merupakan habitat kesukaannya. Perairan yang memiliki bahan
pencemar tinggi akan memiliki pH yang rendah. Rendahnya pH air menunjukkan banyaknya limbah yang
dibuang ke badan sungai dan tidak dapat terpulihkan secara alamiah (self purification) oleh air sungai.
Permasalahan lain yang timbul akibat keberadaan organisme ini yaitu minim nya oksigen yang terkandung di perairan
akibat kebutuhan oksigen oleh cacing tubifex tersebut.
9. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berdekatan dengan pemukiman penduduk memiliki pencemaran yang lebih tinggi
daripada daerah hulu karena tingkat erosi hulu sungai lebih tinggi apabila dibandingkan dengan bagian tengah dan
hilir. Tingginya erosi di bagian hulu membawa residu yang disebut sedimen pada daerah dibawahnya.
10. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dapat berakibat terhadap menurunnya kemampuan daya dukung dan
daya tampung lingkungan baik lahan, air, maupun udara. Pemanfaatan penggunaan lahan harus memerhatikan
karakteristik lahan, sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan hidup seprti banjir, longsor, dan kekeringan.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka bertambah pula jumlah permintaan terhadap kebutuhan lahan yang
digunakan untuk kebutuhan sosial dan ekonomi terutama pemukiman. Sernakin meningkatnya aktivitas pembangunan
ekonomi, perubahan tata guna lahan, dan meningkatnya pertumbuhan penduduk telah mengakibatkan tingginya
tekanan kawasan sungai terhadap lingkungan

Anda mungkin juga menyukai