FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
A. Latar Belakang
Permasalahn di bidang pertanian merupakan hal yang tidak ada habis-habisnya.
Sehingga hal ini menjadi factor penghambat perkembangan pertanian di dunia khususnya
di indonesa. Permaslahan yang terjadi diantaranya merupakan masalah degradasi lahan,
lahan marginal, dan kurangnya pengembangan penerapan teknologi dalam bidang
pertanian. Luas lahan pertanian cendrung berkurang setiap tahunnya akibat adanya alih
fungsi lahan. Pada tahun 2009 luas lahan berkurang 97 Ha. Hal ini dikarenakan lahan
dialokasikan ke lahan non pertanian.
Di daerah perkotaan, dengan segala kesibukan yang dihadapi masyarakat di
perkotaan membuat mereka tidak sempat untuk bertani, apalagi tidak tersedia cukup
lahan alias tidak punya ruang untuk bersentuhan dengan budidaya pertanian. Belum lagi
sering kita lihat pada pemukiman yang cukup padat dan hemat lahan, bagaimana
menumbuhkan hobi dan usaha pertanian, khususnya bagi ibu rumah tangga, kaum remaja
atau para pensiunan?,saat ini berbagai cara dilakukan seiring dengan perkembangan
teknologi. Hal ini dilakukan agar tercipta suatu inovasi baru pengembangan pertanian
dengan berbagai penerapan system teknologi.
Vertikultur mungkin menjadi satu solusi. Sesuai dengan asal katanya dari bahasa
Inggris, yaitu vertical dan culture, maka vertikultur adalah cara pertanian baik indoor
maupun outdoor, karena kepemilikan lahan terbatas yang dirancang sedemikian rupa
sehingga berposisi vertikal atau bertingkat. Ini merupakan konsep penghijauan yang
diintroduksikan di perkotaan yang mulai gersang dan pengap. Memanfaatkan sedikit
lahan dalam sistem ini tidak jauh berbeda dengan menanam pohon seperti di kebun,
sawah atau dalam polibag sekalipun.
Vertikultur dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal
sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan
lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman
sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan
memanfaatkan tempat secara efisien. Secara estetika, taman vertikultur berguna sebagai
penutup pemandangan yang tidak menyenangkan atau sebagai latar belakang yang
menyuguhkan pemandangan yang indah dengan berbagai warna.
Dalam perkembangan selanjutnya, teknik vertikultur juga dimanfaatkan untuk
bercocok tanam di pekarangan yang sempit bahkan tidak memiliki pekarangan sedikit
pun.
Bercocok tanam secara vertikultur sebenarnya tidak berbeda dengan bercocok
tanam di kebun maupun di ladang. Mungkin sekilas bercocok tanam secara vertikultur
terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat sederhana. Tingkat kesulitannya tergantung dari
model yang digunakan. Model yang sederhana, mudah diikuti dan dipraktekan. Bahkan
bahan-bahan yang digunakan mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan oleh ibu-ibu
rumah tangga.
Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal. Namun ide ini akan merangsang
seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di pekarangan yang sempit
sekalipun. Dengan struktur vertikal, akan memudahkan pengguna membuat dan
memeliharanya. Dari pernyataan di atas maka dipandang perlu untuk melakukan
pengembanagan budidaya secara vertikultur di Indonesia.
B. Tujuan
C. Metode
Metode yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini adalah dengan mencari
sumber-sumber yang ada di internet, dan juga mengambil sumber-sumber pustaka.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. Unsur kesehatan
a. Penting untuk kebutuhan jasmani
b. Sebagai sumber vitamin dan mineral
c. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga
d. Sebagai sumber ptotein nabati
e. Berdampak pada fungsi fisiologis tubuh
3. Unsur perdagangan
a. Hasilnya dapat diperjualbelikan
b. Bermanfaat sebagai mata pencaharian penduduk
4. Pemeliharaan tanaman
Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya mahluk hidup yang lain. Tanaman
memerlukan perhatian dan kasih sayang. selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu
pemukunan, dan juga pengendalian hama penyakit. Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah
pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi. Disarankan agar
sayuran buah seperti cabe, tomat tidak mudah rontok sebaiknya menambahkan KCL satu sendok
teh atau sendok makan tergantung besar kecilnya pohon. Pemberian KCL setiap 5 sampai 6
bulan sekali. di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal. Limbah dapur
atau daun-daun kering bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi. Pupuk bokashi
adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang dan lain-lain)
dengan teknologi EM yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah
dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi adalah hasil fermentasi bahan
organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa digunakan sebagai pupuk.
Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan dimasukkan ke dalam lubang.
Kalau lubanganya sudah penuh sampah dibakar dan sebagai pupuk. Dengan catatan pupuk
kotoran hewan yang digunaakan hendaknya sudah tidak berbau, kerinf, dan steril.
Saat.
5. Pemanenan
Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam, seledri,
kemangi, selada, kangkung, dan sebagainya). Apabila kita punya tanaman sendiri dan
dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila panen dilakukan dengan mengambil daunnya
saja. dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen berulang-
ulang.
B. Kelebihan Vertikultur
Kelebihan sistem pertanian vertikultur:
(1) Efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan
sistem konvensional,
(2) Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida,
(3) Kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil,
(4) Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu.
(5) Mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman,
(6) Adanya atap plastik memberikan keuntungan (a) mencegah kerusakan karena hujan, (b)
menghemat biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi penguapan.
C. Kekurangan Vertikultur
Namun dalam prakteknya sistem pertanian vertikultur terdapat kekurangan. Kekurangan sistem
pertanian vertikultur:
(1) Investasi awal cukup tinggi.
(2) Sistem penyiraman harus kontinyu serta memerlukan beberapa peralatan tambahan, misalnya
tangga sebagai alat bantu penyiraman, dll.
(3) memerlukan keterampilan khusus
(4) hanya bisa dikembangkan pada tanaman hortikultura
(5) rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara yang tinggi akibat tingginya
populasi tanaman adanya atap plastik.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Anonim.2013.http://greenleafub.blogspot.com/2013/07/vertikultur-solusi-bertanam-di-
lahan.html diakses tanggal 07 Maret 2014
Nurfahmi.2013.http://nurfahmiakhmad96.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-manfaat-
vertikultur.html diakses tanggal 07 Maret 2014
Anonim. 2011.
http://nidandriani.blogspot.com/2011/06/budidaya-vertikultur-sebagai
Anonim.
http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/index.phpbawaan=teknologi/isi_teknolo
i&id_menu=4&id_submenu=19&id=52. Diakses 06 Maret 2014
Pertanyaan Diskusi
1. Sekar (20130210042)
Ada perbedaan tidak pertumbuhan tanaman pada media yang berbeda?
Jawab : Tidak ada, karena yang paling berpengaruh adalah jumlah tanaman dan
kandungan unsur hara. Jumlah tanaman harus sebanding dengan luasnya media,
begitupun unsur haranya.
2. Tosa alavie ( 20130210070)
Bagaimana cara penanggulangan hama pada vertikultur?
Jawab : Jika gulma ditanggulangi dengan cara dicabut langsung, dan jika ada hama
lalat putih disemprot pestisida secukupnya.
3. Raqin Maraya (20130210064)
Bagaimana jarak tanam pada vertikultur? Benih cabai disemai dulu tidak?
Jawab : Pada vertikuture jarak tanam tidak ditentukan, tetapi kita harus menyesuaikan
dengan medianya, karena jika terlalu banya dan melebihi batas dari media tersebut
akan terjadi persaingan penyerapan unsur hara pada tanaman. Tanaman cabai harus
disemaikan terlebih dahulu.
4. Joni Prasetyo ( 20130210069)
Bagaiman intensif kemerataan unsur hara dan air kalau air dan unsur haranya
mengalir ke bawah?
Jawab ; Pada media vertikultur menggunakan paralon air tidak terlalu mengendap
dibawah, karena disetiap tanaman ada lubang yang mempengaruhi penguapan air.
Kebutuhan unsur hara juga bisa langsung disemprotkan pada tanaman.
5. Miartun Karmila (20130210078)
Bagaimana pengairan vertikultur piramida?
Jawab : Penyiramanya seperti biasa, karena modelnya bertingkat.
6. Ismail Mukti (20130210061)
Vertikultur itu mengedepankan seni atau budaya?
Jawab : Dua-duanya, selain memiliki nilai seni yang tinggi juga memiliki nilai jual
yang tinggi pula.