Anda di halaman 1dari 8

Efektivitas Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.

) Dengan Menggunakan
Metode Hidroponik Sistem Wick

Nursakinah Islamiaih1, Kaharuddin2, Arief Sirajuddin S2


Jurusan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Politeknik Pembangunan Pertanian
Gowa, Jl. Malino KM 7, Romanglompoa, Kecamatan Bontomarannu,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
E-mail : n u r s a k i n a h i s la mi a h 1 1 @ g ma i l . c o m

ABSTRACT
The wick system is a simple hydroponic method in plant cultivation that utilizes the
capillarity principle or a hydroponic system using a flannel axis as a link between nutrients in
the water and plants.
The objective of this study was to find out the effectiveness of growing lettuce (Lactuca
sativa L.) using the hydroponic method with the wick system. This research was a requirement
or final project to complete studies at the Agricultural Development Polytechnic
(POLBANGTAN) of Gowa.
Results of this study examining the cultivation of lettuce plants using the wick system
indicated that the average plant height was 12.17 cm, the average number of leaves was 10.92,
and the average plant wet weight was 21.75 grams. After that, the researcher conducted the
extension activities for the Female Farmer Group in Paenre Lompoe Village. Furthermore, the
evaluation was carried out after these extension activities, in which the results indicated an
increase in the knowledge, attitudes, and skills of farmers by 58.4%, 56.4%, and 45.0%,
respectively. Moreover, the effectiveness of the extension activities reached a percentage score
of 79.9%, classified in the effective category.
Keywords: Lettuce Plants, Hydroponic Method with Wick System, Female Farmer Group.

ABSTRAK
Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik wick atau sistem sumbu merupakan tipe dari
sistem hidroponik yang sederhana yang memanfaatkan prinsip kapilaritas atau sistem
hidroponik menggunakan sumbu berupa kain flanel sebagai penghubung antara nutrisi yang
ada di air dengan tanaman.
Tujuan pelaksanaan kajiwidya tugas akhir yaitu untuk mengetahui efektivitas
pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L.) dengan menggunakan metode hidroponik
sistem wick serta sebagai syarat atau tugas akhir untuk menyelesaikan studi di Politeknik
Pembangunan Pertanian Gowa.
Hasil dari pelaksanaan kajiwidya tugas akhir yaitu teknik budidaya tanaman selada
menggunakan hidroponik sistem wick untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan
keterampilan kelompok wanita tani di desa paenre lompoe, serta hasil rata-rata yang di peroleh
dari kajiwidya tersebut adalah tinggi tanaman 12.17 cm, jumlah daun 10,92 lembar dan, berat
basah tanaman 21,75 gram artinya kajiwidya efektivitas pertumbuhan tanaman selada (Lactuca
sativa L.) dengan menggunakan metode hidroponik sistem wick dan secara tidak langsung
memiliki peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dan setelah melakukan
penyuluhan terjadi peningkatan presentase pada kelompok wanita tani yaitu pengetahuan
58.4%, sikap 56.4%, dan keterampilan 45.0% dengan efektifitas penyuluhan yang di
laksanakan berada pada kategori efektif dengan presentase 79,9 %.
Kata Kunci : Tanaman Selada. Hidroponik Sistem Wick. Kelompok Wanita Tani.
PENDAHULUAN Pelaksanaa kajian
Sistem wick ini adalah salah satu sistem Rancangan kajiwidya yang dilaksanakan di
hidroponik yang paling sederhana sekali dan Desa Buhung Bundang Kecamatan Bontotiro
biasanya digunakan oleh para pemula.Sistem Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan
ini termasuk pasif, karena tidak ada bagian- dengan menggunakan Rancangan Acak
bagian yang bergerak. Nutrisi mengalir ke Kelompok (RAK), terdiri dari 4 perlakuan dan
dalam media pertumbuhan dari dalam wadah 3 ulangan, sehingga didapatkan 12 jumlah
perlakuan dengan pemberian dosis :
menggunakan sejenis sumbu.
P0 = Tanpa perlakuan / kontrol
Pada sistem Hidroponik, tingkat
P1 = 2,5 ml nutrisi ABMIX + 1L air = 6,5 - 7,0
pertumbuhan tanaman hidroponik adalah 30-50
pH dan 600 – 700 ppM
persen lebih cepat dari tanaman menggunakan P2 = 5 ml nutrisi ABMIX + 1L air = 6,5 – 7,0
media tanah, tumbuh dibawa kondisi yang pH dan 750 – 850 ppM
sama.Selain itu, pasokan oksigen ekstra dalam P3 = 7,5 ml nutrisi ABMIX + 1L air = 6,5 – 7,0
media tumbuh hidroponik, sangat membantu pH dan 900 – 1200 ppM
untuk merangsang pertummbuhan akar – akar 1. Teknik Pengumpulan data
tanaman.Tanaman yang banyak mengandung a. Data Primer
oksigen dalam akar juga mampu menyerap Pengumpulan data primer dilakukan
nutrisi lebih cepat.Nutrisi dalam sistem dengan cara wawancara langsung kepada
hidroponik yang dicampur langsung dengan air petani dan observasi atau pengamatan
dan dikirim secara langsung ke sistem langsung pada obyek yang dikaji.
akar.Tumbuhan tidak harus mencari di tanah b. Data Sekunder
untuk nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi tanaman Pengumpulan data sekunder
akan selalu terpenuhi dari waktu ke waktu. dilakukandengan mengunjungi Kantor
Secara umum, tanaman yang tumbuh dengan Desa dan BPP serta instansi terkait untuk
sistem hidroponik adalah tanaman sehat dan mencari data penunjang dalam pelaksanaan
tumbuh besar kajian
Memberikan informasi kepada masyarakat c. Populasi dan sampel
mengenai Efektivitas pertumbuhan tanaman Populasi yang diambil dalam
selada (Lactuca sativa L.) dengan pelaksanaan penyuluhan adalah jumlah
menggunakan Metode hidroponik sistem wick. keseluruhan kelompok tani dengan
METODE PELAKSANAAN mengunkan teknik purvosipe sampling
(sampling pertimbangan), yaitu
Tempat dan Waktu ditentukan secara langsung dengan
Kajiwidya ini dilaksanakan di Kajian ini
pertimbangan kebutuhan materi serta
dilaksanakan di Desa Buhung Bundang
melihat potensi yang berasal dari
Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba,
Kelompok Wanita Tani Kecamatan
Sulawesi Selatan. Waktu pelaksanaan
Gantarang Kabupaten Bulukumba.
kajiwidya berlangsung pada bulan April sampai
Sampel yang digunakan adalah satu
dengan Juni 2022. Lokasi penyuluhan
kelompok tani yaitu 25 orang
dilaksanakan di kelompok Wanita tani
2. Analisis Data
kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.
Hasil pengamatan kajian dianalisis
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan bantuan Statistical Productand
Gunting, atau cutter,dan Solder, bahan yang Service Solution (SPSS For Windows
digunakan adalah Botol plastik bekas air Version).Model RAK, Analisis data yang
mineral,kain flanel,bibit tanaman selada,nutrisi digunakan adalah Analisis data yang
hidroponik abmix, media tanam (Busa Sofa). digunakan adalah Uji F (analisis varians)
dengan rumus sebagai berikut:
Yij = μ + τi +εij diberikan dengan menggunakan Rating Scale
Keterangan: atau skala nilai kemudian diolah dan ditabulasi
 Yij = respon atau nilai pengamatan dari dengan menggunakan garis Continuum
perlakuan ke-i dan ulangan ke-j (Padmowihardjo, 2002).
 μ = nilai tengahumum Materi yang disampaikan dilakukan 2 kali
yaitu evaluasi awal untuk mengukur tingkat
 Ti = pengaruh perlakuanke-i
pengetahuan, keterampilan dan sikap awal
 εij = pengaruh galat percobaaan dari
(Pree test) responden terhadap hasil kajian
perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
dilakukan pada pendataan responden, dan
 i = perlakuan 1, 2, 3,4 evaluasi akhir (Post test) untuk mengukur
 j = ulangan 1, 2,3 Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap
Jika ada perbedaan yaitu pengaruh nyata dilakukan pada akhir penyuluhan dengan
atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan metode kelompok.
uji beda nyata terkecil (BNT) dengan rumus A. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut: Hasil kajian untuk mengetahui efektivitas
√2.kuadrat tengah galat pertumbuhan tanaman selada (Lactuca Sativa
BNT α = tα (v) x
Ulangan L.) menggunakan metode hidroponik sistem
Keterangan: wick dengan parameter pengamatan tinggi
tα (v) : nilai baku yang terdapat pada taraf tanaman,jumlah daun,dan berat basah. Tinggi
uji α dan derajat bebas galat v n = total tanaman 12 cm, jumlah daun 11,33, berat basah
perlakuan 35 gram. Pengujian larutan nutrisi ABMix pada
3. Parameter Pengamatan budidaya tanaman selada ini dengan
1) Tinggi tanaman menngunakan metode hidroponik sistem wick
Tinggi tanaman diukur dengan ini menggunakan 4 perlakuan dimana P0 =
menggunakan penggaris mulai dari pangkal Kontrol/tanpa perlakuan, P1 = 2,5 mL nutrisi
batang sampai daun tertinggi setelah ABMIX + 1L air = 6,5-7,0 pH dan 400–700
diluruskan. Pengukuran dilakukan sebanyak ppM,P2 = 5 mL nutrisi ABMIX + 1L air = 6,5
3 kali dimulai pada saat tanaman berumur 7, –7,0 pH dan 750–850 ppM, P3 = 7,5 mL nutrisi
14 dan 21, 28,dan 35 Hari Setelah Pindah ABMIX + 1L air = 6,5–7,0 pH dan 900–1200
Tanam (HSPT). ppM dapat dilhat pada uraian berikut :
2) Jumlah daun a) Tinggi Tanaman
Pengamatan jumlah daun dilakukan pada Hasil tinggi tanaman pada perlakuan
daun yang telah membuka sempurna. pemberian dosis nutrisi yang berbeda pada
Pengamatan dilakukan pada saat tanaman setiap wadah percobaan dapat dilihat pada
berumur 7, 14, 21,28 , dan 35 Hari Setelah lampiran 4-8. Data tersebut menunjukkan
Pindah Tanam (HSPT). bahwa pada perlakuan pemberian dosis nutrisi
3) Berat basah segar yang berbeda memberikan pertumbuhan
Penimbangan berat basah segar tanaman tanaman yang berbeda pula. Dari pengukuran
Selada dilakukan setelah panen. tinggi tanaman pada umur 7 HSPT sampai 35
Pengamatan dilakukan dengan cara HSPT dapat dilihat pada tabel 6.
menimbang tanaman sampel pada alat Tabel 6. Rata rata tinggi tanaman selada
timbangan pada setiap perlakuan masing- Tinggi Tanaman Selada Umur 7-35 HSPT
Perlakuan 7 14 21 28 35
masing.
P0 5.00a 4.17a 4.83a 5.17a 5.5a
Evaluasi Penyuluhan P1 7.75b 7.67b 8.33b 9b 11b
Evaluasi Penyuluhan dilakukan untuk P2 8.75c 9.33c 10c 10.83c 12.17b
P3 9.88d 10.5c 11.17d 12.33c 14.17c
mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan
umur 7-35 HSPT (cm)
keterampilan responden terhadap materi yang
Keterangan: Angka-angka pada kolom yang Hasil pengamatan berat basah pada
sama, diikuti dengan huruf yang sama berarti perlakuan pemberian nutrisi dengan dosis yang
tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT berbeda pada setiap wadah percobaan dapat
Tabel menunjukkan bahwa tinggi tanaman dilihat pada lampiran 13. Data tersebut
pada perlakuan pemberian dosis nutrisi yang menunjukkan bahwa pada perlakuan
berbeda menunjukkan bahwa pada umur 7 pemberian nutrisi tanaman dengan dosis yang
HSPT P0, P1, P2, dan P3 berbeda nyata, berbeda menghasilkan jumlah daun yang
kemudian pada umur 14 HSPT p2 dan p3 tidak berbeda pula. Dari pengukuran berat basah
berbeda nyata tetapi berbeda nyata dengan p0 pada umur 35 HSPT dapat dilihat pada tabel 8.
dan p1, pada umur 21 HSPT p0,p1,p2, dan p3 Tabel 8.Diagram Rata rata berat basah
berbeda nyata, pada umur 28 HSPT p2 dan p3 tanaman selada umur 35 HSPT
tidak berbeda nyata tetapi berbeda nyata dengan Berat Basah 35 HSPT
p0 dan p1, pada umur 35 HSPT p1 dan p2 tidak Perlakuan Rata rata
berbeda nyata tetapi berbeda nyata dengan p0 P0 10a
dan p3. P1 16ab
a) Jumlah Daun
P2 25.33b
Hasil pengamatan jumlah daun pada
P3 35.67c
perlakuan pemberian nutrisi dengan dosis yang
Keterangan: Angka-angka pada kolom yang
berbeda pada setiap wadah percobaan dapat sama, diikuti dengan huruf yang sama berarti
dilihat pada Lampiran 9-12. Data tersebut tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT
menunjukkan bahwa pada perlakuan pemberian
Tabel 8 menunjukkan bahwa pemberian
nutrisi tanaman dengan dosis yang berbeda nutrisi dengan dosis yang berbeda pada setip
menghasilkan jumlah daun yang berbeda pula.
perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda
Dari pengukuran jumlah daun pada umur 7 - 35 pula pada umur 35 hari HSPT menunjukkan
HST dapat dilihat pada Tabel 7. bahwa p0, p1, p2, dan p3 berbeda nyata.
Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 7-35 HSPT c) Uji Wilcoxon
Perlakuan 7 14 21 28 35 a. Tingkat Pengetahuan
P0 4.67a 5.67a 7a 7.33a 7.33a
P1 5.67a 6.33a 7.33a 8.67a 10ab
Tabel 9. Hasil Uji Wilcoxon Tingkat
P2 7.33b 8.33b 9.67b 10.67b 11.33b Pengetahuan
P3 8.67c 9.67c 11.33c 12.67c 15c
Mea
Tabel 7. Jumlah Daun Tanaman Selada N Sum of Ranks
n Rank
umur 7-35 HSPT Post Test - Negativ
Keterangan: Angka-angka pada kolom yang Pre Test e Ranks 0a .00 .00

sama, diikuti dengan huruf yang sama berarti Positive 13.0


25b 325.00
tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT Ranks 0
Tabel menunjukkan bahwa jumlah daun Ties 0c

pada umur 7 HSPT p0 dan p1 tidak berbeda Total 25

nyata tetapi berbeda nyata dengan p2 dan p3, Sumber : Data Primer diolah Tahun 2022
pada umur 14 HSPT p0 dan p1 tidak berbeda Berdasarkan uji wicoxon pada tabel 10
nyata tetapi berbeda nyata dengan p2 dan p3, diatas bahwa terdapat 25 responden yang
pada umur 21 HSPT p0 dan p1 tidak berbeda mengalami peningkatan pengetahuan, dan tidak
nyata tetapi berbeda nyata dengan p2 dan p3, responden yang mengalami tingkat penurunan
pada umur 28 HSPT p0 dan p1 tidak berbeda pengetahuan
nyata tetapi berbeda nyata dengan p2 dan p3 Tabel 10. Hasil Penjabaran uji wilcoxon
pada umur 35 HSPT p0,p1,p2,dan p3 berbeda Tingkat Pengetahuan
nyata
b) Berat basah (g)
Post Test - Pre Test Mean Sum of
N Rank Ranks
Z -4.464a
Post Test - Negative
0a .00 .00
Asymp. Sig. (2- Pre Test Ranks
.000
tailed) Positive
25b 13.00 325.00
Ranks
Berdasarkan uji wilcoxon pada tabel 11
Ties 0c
hasil nilai signifikansi (2-tailed) yaitu 0,000
Total 25
menunjukkan bahwa < 0,005 dapat dikatakan
bahwa terjadi peningkatan sikap yang Sumber : Data Primer diolah Tahun 2022
signifikan setelah dilaksanakan kegiatan Berdasarkan uji wilcoxon pada tabel 13
penyuluh terdapat 25 responden yang mengalami
b. Tingkat Sikap peningkatan keterampilan dan tidak ada
Tabel 11. Uji Wilcoxon Tingkat Sikap responden yang mengalami penurunan tiingkat
keterampillan
Mean Sum of Tabel 14. Hasil Penjabaran uji wilcoxon
N Rank Ranks tingkat keterampilan
Post Test - Pre Test Negative
Ranks
0a .00 .00
Post Test - Pre Test
Positive
Ranks
25b 13.00 325.00 Z -4.412a

Ties 0c Asymp. Sig. (2-tailed)


.000
Total 25
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2022
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2022
Berdasarkan penjabaran uji wilcoxon
Berdasarkan uji wilcoxon pada tabel 12
tabel 13 hasil nilai signifikansi (2-tailed) yaitu
diatas bahwa terdapat 25 responden yang
0,000 menunjukkan < 0,005 dapat dikatakan
mengalami peningkatan sikap dan tidak ada
bahwa terjadi peningkatan keterampilan yang
responden yang mengalami penurunan tingkat
signifikan setelah dilaksanakan penyuluhan.
sikap
B. Pembahasan Hasil Kajian
Tabel 12.Hasil penjabaranUji Wilcoxon
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan
Tingkat Keterampilan
selama kegiatan kajiwidya dengan mengukur
Post Test - Pre Test
parameter tinggi tanaman,jumlah daun, dan
Z -4.434a berat basah tanaman selada yang dapat dilihat
Asymp. Sig. (2- dari empat perlakuan dan tiga kali ulangan
.000
tailed) diuraikan sebagai berikut :
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2022 1. Pertumbuhan tinggi tanaman selada
Berdasarkan penjabaran uji wilcoxon menggunakan metode hidroponik sistem
pada tabel 13 hasil nilai signifikansi (2-tailed) wick
yaitu 0,000 menunjukkan bahwa < 0,005 dapat Pertumbuhan tanaman selada
dikatakan bahwa terjadi peningkatan sikap sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel
yang signifikan setelah dilaksanakan 6. Perlakuan yang terbaik yang
penyuluhan mendapatkan hasil pertumbuhan tinggi
c. Tingkat Keterampilan tanaman adalah P3, dibandingkan dengan
Tabel 13. Uji Wilcoxon Tingkat perlakuan lainnya hal ini tentunya
Keterampilan dipengaruhi oleh pemberian dosis nutrisi
AB Mix yang tepat. Tinggi tanaman
merupakan ukuran tanaman yang sering
diamati, baik sebagai indikator pertumbuhan
maupun sebagai parameter yang digunakan
untuk mengukur pengaruh lingkungan atau yang akan dievaluasi terhadap petani yaitu
perlakuan yang diterapkan. Ini didasarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
kenyataan bahwa tinggi tanaman 444-162
x 100% = 83,43 % (Sangat Efektif)
merupakan ukuran pertumbuhan yang Rumus: EP = (25.4.5)-162
paling mudah
452-160 x 100% = 85,88 % (Sangat Efektif)
dilihat (Hakim, 2009). Rumus: EP =
2. Pertumbuhan Jumlah Daun selada (25.4.5)-160

menggunakan metode hidroponik sistem 393-168


wick Rumus: EP = x 100% = 67,77 % ( Efektif)
(25.4.5)-168
Pertumbuhan tanaman selada
sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel Perhitungan menggunakan rumus
7.Perlakuan yang terbaik yang mendapatkan (Padmowihardjo,2002) dapat diketahui bahwa
hasil pertumbuhan jumlah daun adalah P3 efektivitas pelaksanaan penyuluhan adalah 79,9
dibandingkan dengan perlakuan lainnya % secara umum berada pada kategori sangat
Menurut Buntoro (2014), fakktor efektif.
eksternalmerupakan faktor yang disebabkan KESIMPULAN DAN SARAN
dari luar tanaman dapat berupa faktor A. Kesimpulan
fisiologis dan genetika tanaman. Semua hara Berdasarkan hasil uraian yang telah
yang terkandung pada nutrisi hidroponik dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa :
adalah unsure esensial yang diperlukan 1) Efektivitas pertumbuhan tanaman selada
tanaman dalam pertumbuhan dan (Lactuca sativa L.) dengan perlakuan P3(
perkembangannya. 7,5 ml nutrisi ABMIX + 1L air = 6,5 – 7,0
3. Pertumbuhan Berat basah tanaman selada pH dan 900 – 1200 ppM) memberikan
menggunakan metode hidroponik sistem pengaruh pertumbuhan tanaman yang
wick terbaik yaitu rata rata tinggi tanaman 12
Pertumbuhan tanaman selada cm, jumlah daun 11,33 helai ,dan berat
sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 8. basah 35 g
Perlakuan yang terbaik yang mendapatkan 2) Respon para anggota kelompok wanita tani
hasil berat basah tanaman selada adalah P3 tentang materi yang disampaikan
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. mengalami peningkatan pada aspek
Hal ini disebabkan karena tinggi tanaman pengetahuan 58,6% dari 32% meningkat
dan jumlah daun sangat berpengaruh pada menjadi 90,4%,sikap 56,4 % dari 32,4%
bobot berat basah tanaman. Semakin besar meningkat menjadi 88,8%, dan
tinggi tanaman dan semakin banyak jumlah keterampilan 45% dari 33,6% meningkat
daun, maka bobot berat segar tanaman menjadi 78,6 %, sedangkan efektivitas
selada semakin meningkat. penyuluhan yaitu 79,9% berada pada
Hal ini di sebabkan kontribusi hara dan kategori sangat efektif.
penyinaran untuk proses fotosintetis yang B. Saran
dapat mempercepat pertumbuhan fisik 1) Perlu adanya kajian lanjutan mengenai
tanaman sehingga tanaman memberikan efektivitas pertumbuhan tanaman selada
hasil yang lebih besar terhadap produksi menggunakan metode hidroponik sistem
tanaman( Murniyati dan safriani 2013). wick untuk mendapatkan rekomendasi
EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN yang tepat.
Pelaksanaan evaluasi penyuluhan dilakukan 2) Kepada para penyuluh perlu dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat adopsi pendampingan serta memfasilitasi para
petani terhadap kajian materi yang anggota kelompok wanita tani agar
disampaikan, baik sebelum maupun sesudah pengembangan budidaya tanaman selada
melakukan penyuluhan. Adapun aspek-aspek
dapat meningkat dan bermanfaat serta Lingga,P 2007. Hidroponik Bercocok Tanam
dapat diterapkan dengan baik. Tanpa Tanah. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA M Saroh. 2017. Pengaruh Jenis Media Tanam


Dan Larutan AB Mix Dengan
Alqurbatulillah. 2021. Pemberdayaan Konsentrasi Berbeda Pada
Masyarakat Melalui Edukasi Pertumbuhan Dan Hasil Produksi
Pemanfaatan Lahan Pekarangan. UIN Tanaman Selada (Lactuca Sativa L)
Sunan Gunung Djati Bandung. Dengan Hidroponik Sistem Sumbu

Cahyana, Iyan. 2020 penyuluhan pertanian Mardikanto, Totok, 2009. Sistem penyuluhan
secara ringkas pertanian metode dan Teknik
(Online),https://medium.com/penyul penyuluhan pertanian. Fakultas
uh-pertanian/penyuluhan-pertanian- pertanian UNS. Surakarta.
secara-ringkas-90e0b605ace6.
Mardikanto, Totok. 2010. Sistem Penyuluhan
Pertanian. Program Studi
Cybex. 2019. Hidroponik Sederhana Sistem
Wick (Online) Pemberdayaan Masyarakat Program
Studi Pascasarjana, Universitas
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/
Sebelas Maret. Surakarta.
artikel/84645/Hidroponik-
Sederhana-Sistem-Wick/, diakses 23
Marlina. 2015.Pengaruh media tanam granul
Februari 2022.
dari tanah liat terhadap
pertumbuhan sayuran hidroponik
Susilawati, 2019. Dasar Dasar Bertanam
Secara Hidroponik. UPT Penerbit sistem sumbu jurnal teknik
pertanian lampung
dan Percetakan Universitas
Sriwijaya : Palembang.
Pasandaran,Efendi. 2017. Menuju
Pertanian Modern Berkelanjutan.
Paiman, 2015. Rancangan Percobaan untuk
Pertanian rancangan acak lengkap IAARD PRESS : Jakarta
(RAL), rancangan tersarang (RT),
Rodiyana, R. 2018. Analisis Model
rancangan acak lengkap kelompok
Cooperative Learning Type
(RALK), rancangan bujur sangkar latin
Student Facilitator and
(RBL).
Explaining Terhadap Hasil
Belajar Siswa Sekolah. Jurnal
Fatimah 2016. 8 sistem hidroponik yang harus
diketahui bagi pemula (Online)
Riyanto, Slamet. 2022 Kekurangan dan
https://kebunpintar.id/blog/8-sistem-
Kelebihan Sistem Hidroponik Wick
hidroponik-yang-harus-diketahui-bagi-
Pada hidroponik sistem Wick.
pemula
Raharjo, Sahid. 2020 Uji Linearitas
Haryanto. 2020. Metode penyuluhan pertanian
Menggunakan Grafik Scatter Plot
(Online) http://pertanian-
dengan SPSS.
mesuji.id/metode-penyuluhan-pertanian.

Herwibowo,K., Budiada, N,S. 2014. R Nurrahman.2021. Upaya Pemanfaatan


Lahan Pekarangan Rumah Untuk
Hidroponik sayuran untuk hobi bisnis.
Budidaya Sayuran Secara
Jakarta : Penebar Swadaya
Hidroponik. Universitas
J Siregar. 2015. Pengujian Beberapa Nutrisi Muhammadiyah Jakarta.
Hidroponik Pada Selada Dengan
Teknologi Hidroponik Sistem Terapung. Rosliani,Sumarni.2005. Budidaya Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Lampung Sayuran Dengan Sistem Hidroponik.
Sugara,K. 2012 Budidaya Selada Keriting,
Selada Lollo Rossa,dan Selada
Romane Secara Aeroponik Di
Amazinfg Farm, Lembang, Bandung.
Skripsi. Fakultas Pertanian Bogor
Soleh,A.N., 2020. Upaya Pemanfaatan Lahan
Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Rumah Untuk Budidaya Tanaman
Sayuran Sebagai Penyedia Pangan di
Masa Pandemi di Desa Panjunan Kec.
Petarukan. Kab. Pemalang. Pemalang
: Universitas Negeri Semarang.

Supriyono,Yudi. 2009. Perencanaan Produksi


Sayuran Hidroponik.

Zamriyetti, 2019. Pertumbuhan dan Produksi


Tanaman Sawi ( Brassica juncea L.)
dengan Aplikasi Beberapa Konsentrasi
Nutrisi AB Mix dan Monosidium
Glutamat pada Sistem Tanam
Hidroponik Wick.

Anda mungkin juga menyukai