Anda di halaman 1dari 7

Tugas Critical Review Jurnal Penelitian

Impact of green revolution on rice cultivation practices and production system : A


case study in Sindang Hamlet, Rancakalong Village, Sumedang District, West Java,
Indonesia
(Dampak Revolusi Hijau Terhadap Praktik Budidaya Padi Dan Sistem Produksi : Studi
Kasus Di Dusun Sindang, Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat,
Indonesia)
Mata Kuliah Pertanian Berkelanjutan

Dosen Pengajar : Ir. SABARUDDIN, M.Sc., PH.D

Di Susun Oleh:
MUHAMMAD ISNAINI
05022622226006

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyusun dan menyajikan tugas ini
dengan judul “ Impact of green revolution on rice cultivation practices and production
system: A case study in Sindang Hamlet, Rancakalong Village, Sumedang District, West
Java, Indonesia (Dampak Revolusi Hijau Terhadap Praktik Budidaya Padi Dan Sistem
Produksi : Studi Kasus Di Dusun Sindang, Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang,
Jawa Barat, Indonesia)”.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pertanian Berkelanjutan”
Semester Ganjil Tahun 2022. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan tugas ini dan dapat
menjadi acuan dalam menyusun tugas-tugas selanjutnya.

Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan tugas ini terdapat kesalahan
pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami
maksud penulis.

Palembang, Oktober 2022

Penulis
CRITICAL REVIEW JURNAL PENELITIAN
PENDAHULUAN

Jurnal penelitian yang dianalisis untuk direview “ Impact of green revolution on rice
cultivation practices and production system: A case study in Sindang Hamlet,
Rancakalong Village, Sumedang District, West Java, Indonesia (Dampak Revolusi Hijau
Terhadap Praktik Budidaya Padi Dan Sistem Produksi : Studi Kasus Di Dusun Sindang,
Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia)” yaitu jurnal
penelitian karya dari Rahmi Aulia Hidayat, Mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu
Lingkungan, Universitas Padjajaran; Johan Iskandar dan Ruhyat Partasasmita,
Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Padjajaran; Budhi Gunawan, Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik.

Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan menganalisis praktek


budidaya padi sawah dengan sistem konvensional yang berdasarkan Pengetahuan
Ekologi Tradisional (TEK) dan sistem kepercayaan dan Program Panca Usaha Tani
yang dicanangkan Pemerintah Republik Indonesia setelah terjadinya Revolusi Hijau.
Penelitian ini dilakukan di Dusun Sindang Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang
Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan informasi dari penulis artikel ini bahwa petani
disana masih menggunakan atau menentukan jadwal tanam padi berdasarkan
kepercayaan leluhurnya (adat istiadat) atau primbon dengan istilah jawa pranoto
mongso. Pranoto mongso merupakan system penanggalan atau kalender yang
dikaitkan dengan kegiatan pertanian khususnya bercocok tanam biasanya ditentukan
dengan melihat fenomena alam seperti peredaran matahari atau astronomi
perbintangan. Dengan melihat hal tersebut, penulis ingin memberikan edukasi terkait
program pemerintah yaitu intensifikasi melalui panca usaha tani yaitu penggunaan
Varietas Padi Berhasil Tinggi (VIP), penyediaan pupuk kimia anorganik, penggunaan
pestisida sintetik, pengembangan dan perbaikan irigasi, serta perbaikan metode.
metode penanaman padi dilaksanakan secara intensif. Penelitian ini hanya dilakukan
di Dusun Sindang karena dikenal sebagai dusun yang memiliki keanekaragaman padi
lokal paling tinggi (Warsiti 2009). Jumlah rumah tangga petani di Dusun Sindang
adalah 196. Berdasarkan Lynch et al. (1974), 64 rumah tangga dipilih sebagai
informan. Dari 64 responden tersebut, 54 responden memiliki sawah, sedangkan 10
rumah tangga adalah buruh di sawah (Deep).

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan etnoekologi pada penekanan proses
perubahan yang berkaitan dengan system pengelolaan sawah (Newing et al, 2011;
Albuquerque et al. 2014; Iskandar dan Iskandar 2016; Iskandar 2018). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran, kombinasi teknik kualitatif
dan kuantitatif, meliputi observasi, wawancara semi terstruktur, dan wawancara
terstruktur terhadap 64 responden. Analisis data dilakukan dengan cara cek silang,
rangkuman, dan sintesa data yang dikumpulkan dengan berbagai metode, yaitu
wawancara semi terstruktur, wawancara terstruktur, observasi partisipatif, dan data
sekunder, yang dijadikan narasi deskriptif yang memuat perubahan pengelolaan padi
termasuk lokal. kultivar padi yang masih ditanam hingga saat ini, bagaimana petani
melakukan pengelolaan padi dan ritual terkait pengelolaan pertanian di Dusun
Sindang, Desa Rancakalong. Setelah mengetahui perubahan tersebut, juga dilakukan
analisis dampak perubahan pada aspek ekonomi dan ekologi. Untuk melihat
keberlanjutan usahatani dari segi produksi, dilakukan analisis R/C yang
membandingkan pendapatan dari sawah dengan input yang diberikan. Sastrapraja
dkk. (1989), erosi plasma nutfah baik kultivar padi lokal maupun spesies tanaman
lainnya patut diwaspadai karena dapat menimbulkan dampak sosial dan ekologis.
Dalam tulisan ini akan dibahas empat hal tersebut, yaitu perbandingan produksi beras
lokal dengan beras unggul, perbandingan produksi beras sebelum dan sesudah
revolusi hijau, perbandingan produksi berdasarkan luas lahan sawah, dan dampak
perubahan harga beras. praktek pertanian.

Berdasarkan hasil kajian penelitian tersebut diatas maka didapatkan bahwa terdapat
perbandingan input dan output dalam budidaya padi sebelum dan sesudah revolusi
hijau (Tabel 1), hasil produksi dari tanam padi lokal dan padi unggul di tahu2019
(Tabel 2), dan hasil produksi berdasarkan luas lahan sawah di dusun Sindang Desa
Rancakalong Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Tabel 3).

Dari tabel 1 Perbandingan input dan output pertanian padi sebelum dan sesudah
revolusi hijau, hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya revolusi hijau membawa
perubahan pada sistem pertanian di Indonesia yaitu budidaya padi secara
konvensional menuju budidaya padi secara modern. Indikatornya adalah penggunaan
benih unggul, pestisida sintetis/kimiawi, pupuk sintetis, dan alat mesin pertanian
seperti Traktor dan Mesin Penggilingan. Perubahan pola bertani sebelum revolusi
hijau dan sesudah revolusi hijau dapat dilihat dari yang sebelumnya menggunakan
alat mekanis manual untuk membersihkan atau menyiangi rumput di lahan sawah
maka sesudah revolusi hijau dimudahkannya dengan penggunaan herbisida dalam
mengendalikan rumput di lahan sawah, pengolahan tanah juga biasanya petani hanya
menggunakan cangkul untuk membajak sawah maka dengan adanya perkembangan
teknologi maka membajak sawah menggunakan traktor.

Dari tabel 2 diatas tidak terlihat perbedaan yang signifikan terhadap penggunaan
benih padi lokal dan benih padi unggul. Hal ini terjadi kemungkinan karena
penggunaan parameter yang sama tetapi yang signifikan adalah hasil gabah dan beras
penggunaan benih padi lokal lebih tinggi dibandingkan dengan benih padi unggul.
Kejadian tersebut perlu pengkajian lebih lanjut mengapa itu bisa terjadi. Apakah
terdapat faktor x yang mempengaruhi hasil produksi?
Pada tabel 3 diatas menunjukkan bahwa semakin luas tanah yang digarap petani
maka semakin besar penggunaan biaya produksinya. Berdasarkan R/C rasio semakin
luas lahan yang digarap maka semakin besar keuntungan yang didapat. Artinya hasil
produksi berbanding lurus dengan luas lahan yang digarap.

Berdasarkan dari paparan penulis dalam jurnal penelitian ini, ada beberapa hal yang
menjadi kekuatan dan kelemahan pada penerapan system budidaya padi yang ada di
dusun Sindang Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Unsur kekuatan
system budidaya padi adalah adanya sumber daya manusia yang berpendidikan
memadai dan ketersediaan jumlah perangkat keras serta jaringan. Dan unsur
kelemahannya adalah belum adanya penanggung jawab untuk keamanan dan
kerusakan, belum adanya system terpadu dan masih mahalnya akses terhadap
fasilitas pendukung teknologi oleh sebagian masyarakat.
Dari parameter yang menjadi acuan dalam menentukan pola system budidaya padi
tidak semua parameter mendapat penilaian baik, ada beberapa hal yang perlu
dibenahi dan ditingkatkan kualitasnya yaitu input dan output penggunaan benih
unggul yang belum efektif karena belum difungsikan secara maksimal. Kualitas hasil
produksi dengan penggunaan teknologi budidaya modern masih rendah maka perlu
peningkatan mutu dan kinerja semua pihak agar dapat memberikan dampak dan hasil
yang positif bagi masyarakat.

KRITIK DAN SARAN

Penulis dalam penelitian ini adalah Rahmi Aulia Hidayat yaitu Mahasiswa Program
Pascasarjana Ilmu Lingkungan, Universitas Padjajaran; Johan Iskandar dan Ruhyat
Partasasmita, Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Padjajaran; Budhi Gunawan, Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik. Menurut analisa saya, dengan melihat latar belakang pendidikan
penulis berasal, penulis tersebut mempunyai kualifikasi yang cukup di bidang yang
dia teliti.

Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul
penelitian, nama penulis, abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metode, hasil dan
pembahasan, kesimpulan, saran, dan daftar pustaka. Judul penelitian yang digunakan
oleh penulis juga cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa yang
akan diteliti. Pada bagian abstrak menurut saya sudah baik, karena penulis mampu
menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian,
metodologi dan hasil yang didapatkan serta mencantumkan kata kunci. Namun, jurnal
ini tidak memberikan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.

Menurut analisa saya, metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini sudah
tepat sesuai dengan focus penelitian yang tujuannya mendokumentasikan dan
menganalisis praktek budidaya padi sawah dengan sistem konvensional yang
berdasarkan Pengetahuan Ekologi Tradisional (TEK) dan sistem kepercayaan dan
Program Panca Usaha Tani yang dicanangkan Pemerintah Republik Indonesia setelah
terjadinya Revolusi Hijau, yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu
penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks
social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang
mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010: 9). Jadi,
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif maksudnya adalah penelitian ini
mendesripsikan, menggambarkan mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel
dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.
Penelitian kualitatif pendekatan deskriptif menafsirkan dan menuturkan data yang
bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi
di dalam masyarakat, hubungan antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh
terhadap suatu kondisi, dan lain-lain.

Pada bagian penulisan hasil penelitian dan pembahasan, menurut penelaah terdapat
beberapa typo karena ada beberapa kalimat yang sama digunakan berulang oleh
penulis dan menurut penelaah hal itu akan mengurangi kekuatan jurnal penelitian ini.
Selain itu, materi yang ditulis pada bagian pembahasan juga kurang mendalam dan
saran saya bagi penulis agar lebih memperbanyak koleksi kosa kata supaya kalimat
yang ditulis lebih menarik dibaca dan mudah dipahami.

Jurnal penelitian ini termasuk cukup bagus, pada bagian penutup sudah memuat
kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Penulis juga mencantumkan saran-saran
sebagai harapan untuk kondisi subjek penelitian menjadi lebih baik, sebagai salah
satu solusi dari permasalahan yang terjadi. Setelah menganalisa secara keseluruhan,
menurut saya jurnal penelitian ini secara sistematika sudah cukup bagus karena
penulis telah mengikuti aturan penulisan yang benar namun dari segi teori masih
banyak kekurangan. Penulis perlu menambah literatur-literatur untuk dijadikan
bahan pembanding dalam melakukan penelitian karena dilihat dari daftar pustaka
yang dicantumkan penulis tidak terdapat jurnal-jurnal penelitian terdahulu sebagai
bahan pembanding. Dalam sebuah penelitian sumber pustaka tidak hanya bersumber
dari buku, tetapi juga bersumber dari jurnal-jurnal, internet, sumber hukum,
makalah/paper, surat kabar, majalah, dll.

Berdasarkan kajian ini, dapat disimpulkan bahwa program Revolusi Hijau telah
menyebabkan berbagai perubahan dalam system pengelolaan usahatani padi di
Dusun Sindang. Sebelum program Revolusi Hijau, Petani mempraktekkan Low
External Input and Sustainable Agriculture (LEISA) dan Sistem Pertanian Organik.
Berbagai input untuk pertanian padi adalah benih padi lokal, pupuk organik dan
pestisida lokal yang tersedia di desa, dan tidak perlu membayar/mengeluarkan biaya
tambahan. LEISIA menurut Reijntjes et al. (1992) meliputi (i) Memastikan kondisi
tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman, khususnya dengan mengelola bahan
organic dan meningkatkan kehidupan di dalam tanah; (ii) Mengoptimalkan
ketersediaan penyeimbang aliran hara, khususnya melalui pengikatan nitrogen,
pemompaan hara, dan penggunaan pupuk eksternal sebagai pelengkap; (iii)
Meminimalkan kerugian akibat radiasi matahari, udara dan air dengan mengelola
iklim mikro, pengelolaan air, dan pengendalian erosi; (iv) Meminimalkan serangan
hama dan penyakit terhadap tumbuhan dan hewan melalui pencegahan dan
pengobatan yang aman; (v) Komplementer dan sinergis dalam pemanfaatan sumber
daya genetik yang mencakup keterpaduan dalam usahatani terpadu sistem dengan
tingkat keragaman fungsional yang tinggi.

Namun, setelah Program Revolusi Hijau, penduduk desa Dusun Sindang


mempraktikkan sistem pertanian dengan Input Eksternal Tinggi (HEIA) yang
bergantung pada input buatan dalam tingkat yang signifikan, seperti benih padi
modern, pupuk anorganik, pestisida sintetis, dan energi fosil. , yang berasal dari luar
desa dan umumnya harus dibeli. Sistem budidaya ini berdampak negatif terhadap
faktor sosial ekonomi dan ekologi.

REFERENCE/ DAFTAR PUSTAKA

Lumbrajan, Parlindungan. 2018. Sistem Pertanian Berkelanjutan (1). Universitas


HKBP Nomensen, Medan. Makalah diseminarkan pada Seminar Periodik Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen, 1997. Page 14 halaman

Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah. 2011. Konsep Dan Implementasi Pembangunan
Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161. 13 halaman
Adnan Albahry. 2021. Inovasi Kelembagaan Pertanian Menghadapi Tantangan
Pertanian Berkelanjutan dalam buku “Pengelolaan Sumberdaya Menuju Pertanian
Modern Berkelanjutan. Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (BRIN). 23 halaman

Forum Komunikasi Profesor Riset: Mewujudkan pertanian berkelanjutan: Agenda


Inovasi Teknologi Kebijakan/ Penelaah, Tahlim Sudaryanto, Ismeth Inounu, Irsal
Las, Elna Karmawati, Sjamsul Bahri, Bahagiawati A Husin, I Wayan Rusastr.—Ed.
Ke 1.,--Jakarta: IAARD Press, 2018 VIII, 576 hlm.; 21 cm

M, Irsal . 2011. Skripsi “Strategi Menuju Pertanian Berkelanjutan : Studi pada


Pertanian Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L. di Desa Ta’bingjai
Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto”. Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai