Anda di halaman 1dari 13

PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.

) SECARA
HIDROVERTIKULTUR DAN WICK SYSTEM MENGGUNAKAN POC

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:
EKA SEPTI WULANDARI
A420160113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
ii
ii
iii
PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L) SECARA
HIDROVERTIKULTUR DAN WICK SYSTEM MENGGUNAKAN POC

Abstrak
Metode hidrovertikultur dan wick system merupakan salah satu alternatif yang
digunakan dalam hidroponik. Penggunaan POC sebagai pengganti nutrisi an
oganik berbahan kimia karena kandunagn N, P, dan K. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui pertumbuhan tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) secara
hidrovertikultur dan wick system menggunakan POC. Penelitian ini menggunakan
metode yang digunakan dalam penelitian ini Rancangan Acak Lengkap (RAL)
pola faktorial dengan dua faktor dan analisi data yang digunakan adalah Two Way
Anova. Faktor pertama yaitu penggunaan metode hidroponik (M)berupa
hidrovertikultur (M1) dan wick system (M2). Faktor kedua yaitu jenis poc yang
digunakan (P). P1=POC Paitan, P2=POC Lamtoro, dan P3=POC Kelor. Hasil
penelitian yang paling baik terhadap pertumbuhan tanaman yaitu pada perlakuan
M2P2 dengan menggunakan metode wick system serta nutrisi berupa POC
Lamtoro terhadap tinggi tanaman yaitu 3 cm, jumlah daun yaitu 3 helai, dan
panjang akar yaitu 3.83 cm. Hasil uji Two Way Anova penggunaan metode
hidroponik tidah terdapat pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy dan
penggunaan POC memberikan pengaruh terhadap pertumbuahan tanaman. Dapat
disimpulkan bahwa Pertumbuhan tanaman pakcoy secara wick system lebih baik
dan penggunaan POC Lamtoro berpenagruh terhadap pertumbuhan tanaman
pakcoy.

Kata kunci: Hidroverikultur, Wick System, POC, Tanaman Pakcoy.

Abtract
Hydroverticulture methods and the wick system are alternatives used in
hydroponics. The use of POC as a substitute for chemical inorganic nutrients due
to the content of N, P, and K. The aim of this study was to determine the growth
of pakcoy (Brassica rapa L.) plants by hydroverticulture and wick system using
POC. This study uses the method used in this study a completely randomized
design (CRD) factorial pattern with two factors and the data analysis used is Two
Way Anova. The first factor is the use of the hydroponic (M) method in the form
of hydroverticulture (M1) and the wick system (M2). The second factor is the type
of poc used (P). P1 = POC Paitan, P2 = POC Lamtoro, and P3 = POC Moringa.
The best results of research on plant growth were M2P2 treatment using the wick
system method and nutrition in the form of POC Lamtoro on plant height, namely
3 cm, number of leaves, 3 strands, and root length of 3.83 cm. The results of the
Two Way Anova test using the hydroponic method showed no effect on the
growth of pakcoy plants and the use of POC had an effect on plant growth. It can
be concluded that the growth of pakcoy plants using the wick system is better and
the use of POC Lamtoro affects the growth of pakcoy plants.

Keywords: Hydrovericulture, Wick System, POC, Pakcoy Plant.

1
1. PENDAHULUAN
Sayuran merupakan salah satu hasil komonditas hortikultura yang penting
dalam memenuhi kebutuhan gizi. Kesadaran masyarakat Indonesia akan
kesehatan dan mengkonsumsi sayuran sangat tinggi.. Sayuran yang
berwarna hijau tua merupakan sayuran yang mengandung zat besi dan
karotin. Sayur-sayuran yang berupa buah mengandung banyak air dan
kandungan vitaminya kurang tetapi mengandung mineral yang cukup,
sehingga untuk menambah kadungan karotin perlu adanya satyuran daun
(AAK,1992) Salah satu jenis sayuran hijau yang sering di cari masyarakat
adalah pakcoy.
Semakin tingginya pertumbuhan penduduk mnegakibatkan lahan
pertanian semakin berkurang atau menjadi sempit. Solusi yang tepat dapat
dilakukan vertikultur dalam pertanian. Salah satu teknik budidaya tanaman
pakcoy dapat dilakukan secara vertikultur adalah dengan hidroponik.
Budidaya hidroponik merupakan salah satu cara penanaman yang
dilakukan dengan menggunakan air sebagai media tanamnya tanpa
menggunakan tanah. Keuntungan yang diperoleh dengan adanya budidaya
secara hidroponik antara lain menghemat lahan, mempercepat
pemanenan, perawatnnya sangat mudah dan tidak menegnal musim.
Sistem hidroponik memanfaatkan air sebagai media pemberian unsur hara
atau nutrisi yang dibututuhkan oleh tanaman. Larutan nutrisi yang
digunakan harus tepat dalam segi komposisi dan suhu, nutrisi dibagi
menjadi dua yaitu unsur makro dan mikro (Setiawan,2017).
Dalam budidaya tanaman secara hidroponik dapat menggunakan
beberapa sistem antaralain secara vertikultur dan wick system. Sistem
vetikultur merupakan sistem hidroponik dengan posisi vertikal
menggunakan pengairan NFT. Sistem pengairan NFT merupakan metode
yang dilakukan di green house dan termasuk metode hidroponik sederhana
dengan mengalirkan air, oksigen, dan nutrisi secara terus menerus.
Tanaman yang di guanakan disangga sedemikan rupa agar tanaman
menyentuh nutrisi yang digunakan (Heriwibowo,2014).Sedangkan sistem
apung atau Wick system merupakan sisitem hidroponik yang paling yang
mengandalkan prinsp kapilaritas air menggunakan kain sebagai perantara.
Keunggulan dari Wick system adalah tidak memerlukan perawatan
khusus, mudah dirakit, portabel, murah, dan cocok di lahan yang terbatas.
Selain memiliki keunggulan sistem ini juga mempunyai kelemahan yaitu
hasil panen yang realatif sedikit, keterbatasan jenis tanaman, dan nutrisi
mudah mengendap (Titondp,2015).

2
Budidaya tanaman terkhsus hidroponik harus memperhatikan
nutrisi yang digunakan dalam pertumbuhan tanaman. Penggunaan nutrisi
dapat berasal dari nutrisi organik dan kimia. Nutrisi yang digunkan pada
umunya dalam sistem hidroponik adalah AB mix, sedangkan nutrisi
organik dapat bersal dari pupuk organik carir. Menurut Wantanto (2017)
kandugan unsur hara daun paitan N total 4.02, P 0.59%, K 3.96%.
Sehingga dapat dimanfaatkan debagai nutrisi hidroponik sesuai dengan
penelitian Asnawi (2014) penggunaan pupuk cair dari paitan dapat
meningkatkan kan tinggi tanaman,luas daun,berat segar tanaman dan berat
yang dikonsumsi pada tanaman sawi hijau. Kandungan unsur hara daun
lamotoro diantaranya N 2-4.3%, P 0.2-0.4 5, K 1.3-4%(Sutanto,2002)
sesuai dengan Roidi (2016) pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
berpengaruh terhdapat pertumbuhan jumlah daun, berat basah, dan berat
kering tanaman pakcoy. Selain itu Menurut Moji ( 2018 ) kandungan daun
kelor meliputi N 2.46%, P 0,22 %, K 1.13% dapat dimanfaatkan sebagai
nutrisi hidroponik Menurut Suhastyo (2019) dengan pemberian mol daun
kelor mampu meningkatkan tinggi tanaman pada tanaman sawi panggoda.
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertaik untuk membuat sebuah penelitian
mengenain “ Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Secara
Hidovertikultur dan Wick System Menggunakan POC”

2. METODE
Penelitian ini di laksanakan dirumah Eka Septi Wulandari dengan
alamat Ngering 25/12, Bakung, Jogonalan, Klaten. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan maret hingga bulan juli 2020. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu penggunaan metode
hidroponik (M)berupa hidrovertikultur (M1) dan wick system (M2). Faktor
kedua yaitu jenis poc yang digunakan (P). P1=POC Paitan, P2=POC
Lamtoro, dan P3=POC Kelor..Teknik pengumpulan data menggunakan
metode eksperimen dengan menggunakan parameter tinggi tanaman,
jumlah daun, dan panjang akar.tanaman pakcoy yang di lakukan Di Balai
Desa Ngering, Jogonalan, Klaten. Analisi data yang di lakukan yaitu
analisis parametrik berupa Two Way Anova.

3
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan tentang pertumbuhan
tanaman pakcoy secara hidrovertikultur dan wick system menggunakan
poc sebagai nutrisi hidroponik adalah sebagai berikut (gambar 1).

3.1. Hasil Penelitian

Gambar 1. Grafik Hasil Penelitian Rerata Pertumbuhan Tanaman Pakcoy


Secara Hidrovertikultur dan Wick System Menggunakan POC Selama 3
minggu.

3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan dilihat dari
(Gambar 1.) penggunaan metode wick system lebih baik dibandingkan
dengan metode hidrovertikultur terhadap pertumuhan tanaman pakcoy.
Pertumbuhan tanaman paling tinggi yaitu pada perlakuan M2P2 dengan
tinggi 2.66 cm,jumlah daun 2 helai, dan panjang akar 3.83 cm. Pada hasil
percobaan hasil tanaman yang baik yaitu dengan metode wick system
Menurut Nirmalasari (2018) pertumbuhan kakung pada desain wick
system lebih baik dibandingan dengan desain NFT dilihat dari hasil
pengukuran berupa jumlah daun, panjang daun,lebar daun , dan tinggi
tanaman. Sesuai dengan Narulita (2019) bahwa sistem terbaik dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy secara hidroponik adalam
wick system.

4
a. Tinggi tanaman

(a) (b)
Gambar 2. Tinggi Tanaman Pakcoy (a) wick system dengan POC lamtoro
(b) hidrovertikultur POC Paitan

Hasil analisis penelitian tinggi tanaman pakcoy dengan perlakukan


dua metode tidak terdapat pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
pakcoy, tetapi dengan berbagai jenis poc memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy karena tinggi tanaman paling
tinggi pada perlakuan M1P3 yang menggunakan POC Paitan yaitu
sebesar 2.66 cm dengan metode wick system (Gambar 2). Sedangkan
tinggi tanaman paling rendah yaitu pada perlakuan M1P1 yaitu 1.83
cm menggunakan metode hidrovertikultur dengan penambahan POC
paitan. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor lingkungan,
fisiologis, dan genetik tanaman yang mempengaruhi pertumbuhan
tinggi tanaman pakcoy, yaitu antara lain cahaya. Faktor cahaya dapat
memepengaruhi kinerja dari hormon auksin menurut Gardner (2008)
hormon auksin berperan penting dalam pertumbuhan dan memacu
perpanjangan sel, jika terkena caha matahari auksin menjadi tidak
aktif.
Tanaman pakcoy yang ditanam secara hidroponik berada di dalam
green house yang memiliki intensitas cahaya berlebihan dapat
mempengaruhi kinerja homon sehingga tinggi tanaman pakcoy
terhambat. Selain faktor eksternal dari tanaman pakcoy berupa cahaya,
penggunaan nutrisi hidroponik juga mempengaruhi tinggi tanaman
pakcoy. Menurut lingga (2003) Nitrogen dalam jumlah cukup berperan
dalam mempercepat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
khususnya batang dan daun karena unsur nitrogen berperan dalam
pembentukan sel, jaringan, dan organ. Selain itu menurut Septirosya
(2019) pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dapat
meningkatkan tinggi tanaman dikarenkan kandungan unsur hara N

5
pada pupukorganik cair daun lamtoro (1.196 g/100 ml) yang telah
mencukupi untuk kebutuhan vegetatif tanaman.
b. Jumlah Daun

(a) (b) (c)


Gambar 3. Jumlah Daun Tanaman Pakcoy (a) wick system POC
Lamtoro (b) Hidrovertikultur POC paitan (c) Wick System POC
Paitan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh menunjukan bahwa


perlakuan yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan jumlah daun
tanaman pakcoy yaitu pada perlakuan M1P3 dengan rerata jumlah
daun 2 helai menggunakan metode wick system dan nutrisi POC
Lamtoro (Gambar.3). Sedangkan pertumbuhan jumlah daun paling
rendah M1P1dengan pada penggunaan metode hidrovertikultur dengan
penambahan nutrisi poc berupa paitan dan pada perlakuan M2P1 yang
menggunakan metode wick system dengan penambahan nutrisi poc
paitan yang memiliki rata-rata pertumbuhan yang sama yaitu 1 helai.
Pertambahan jumlah helain daun pada tanaman pakcoy menunjukan
bahwa kebutuhan unsur hara makro dan mikro dibutuhkan tanaman
dalam penambahan jumlah daun. Sesuai dengan penelitian Oviyanti
(2016) dikarenakan adanya kandungan unsur hara Nitrogen yang baik
dapat memepercepat proses fotosintesis sehingga pembentukan organ
daun menjadi lebih cepat serta daun berwarna hijau tua. Menurut
Septiana (2017) karena adanya kandungan nitrogen dan magnesium
dalam petai cina (lamtoro) menyebabkan meningkatnya pertumbuhan
jumlah daun pada tanaman sawi. Selain unsur hara N yang diperluan
dan jumlah daun unsur hara K juga beperan penting dalam
pertumbuhan jumlah daun. Menurut Meirina (2014) menyatakan
bahwa unsur K beperan penting dalam membuka dan menutupnya
stomata serta berperan dalam berbagai enzim yang terlibat dalam
sintesis protein berupa karbohidrat, sehingga apa bila jumlah unsur K
meningkat maka karbohidrat juga meningkat sehingga berperan dalam
meningkatnya jumlah helaian daun tanaman.
6
c. Panjang Akar

(a) (b) (c)

Gambar 4. Panjang Akar Tanaman Pakcoy (a) wick system POC


Lamtoro (b) Hidrovertikultur POC Paitan (c) Wick System POC Kelor.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh panjang akar


tanaman paling panjang yaitu pada perlakuan M1P4 dengan nilai 3.83
cm menggunakan metode wick system dengan POC Lamtoro
(Gambar.4.4). Sedangkan pajang akar paling pendek terdapat pada
perlakuan M1P1 yaitu mengunakan metode hidrovertikultur dengan
penambahn nutrisi berupa poc paitan. Dan pada perlakuan M2P2 (pada
perlakuan wick system menggunakan POC Kelor. Panjang pendeknya
akar dipengaruhi oleh kandung Phosfat (P) yang terkandung dalam
nutrisi hidroponik yang digunakan.
Menurut Wantanto (2017) kandungan unsur hara daun paitan P
0.59%. Sehingga dengan kandung P di dalam paitan yang rendah
menyebabkan akar tanaman pakcoy pendek. Hal ini sesuai dengan
penelitian Siregar (2015) yang menyatakan bahwa pemberian Phospat
yang cukup dapat menjadikan perakaran tanaman akan bertambah
banyak dan panjang sehingga meningkatkan keefektifan penyerapan
unsur hara yang di berikan. Menurut Subandi (2015) kekurangan P
dapat mempengaruhi pertumbuhan akar. Pada tingkat konsentrasi hara
yang rendah perakaran mengalami defisensi unsur hara yang rendah
dan dapat menghambat distribusi hara. Defisensi unsur hara dapat
diakibatkan karena kandungan Ph yang cenderung basa. Selain itu
menurut

4. PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah di laukan dapat di simpulkan bahwa:
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dalam pembahasan
dapat di simpulkan bahwa penggunaan metode hidroponik tidak terdapat
pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy. Pemberian POC

7
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy berupa
tinggi, jumlah daun, dan panjang akar. Pertumbuhan tanaman pakcoy
paling baik yaitu menggunakan metode wick system dan POC lamtoro
pada tinggi tanaman 2.66 cm, jumlah daun 2 helai, dan panjang akar 3.83
cm.

DAFTAR PUSTAKA
AAK. (1992). Bertanam Sayuran. Yogyakarta: Kanisius.

Asnawi, H., & Armaini. Pengaruh Nutrisi dan Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy ( Brassica rapa L) dengan
Sistem Hidroponik Sumbu. Jurnal Produksi TANAMAN , 6 (7).

Gardner, F. (2008). Phsylogical of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya).


Jakarta: UI.
Heriwibowo, K. (2014). Hidroponik Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya.

Lingaa. (2003). Petunujuk Penggunaan Pupuk . Jakarta: Penebar Swadaya.


Meirina, T. (2014). Produktivitas Kedelai Yang Diperlukan Dengan Pupuk
Organik Cair Lengkap Pada Dosis Dan Waktu Pemupukan Yang
Berbeda. Laporan .
Moji, Y. A. (2018). Effect of Moring Leaves, Poultry Manure and NPK Fertilizers
on Growth and Yield of Maize (Zea Mays) in Ilorin,Southern Guinea
Savannah of Nigeria. Global Jaournal of Science Frontier Research ,
18 (2).

Narulita, N. (2019). Pengaruh Sistem dan Konsentrasi Nutrisi Terhadap


Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.)
Secara Hidroponik. BERNAS Agricultural Research Journal , 15 (3).

Nirmalasari, R., & Fitriana. (2018). Perbandingan Sistem Hidroponik Antara


Desain Wick (Sumbu) dengan Nutrient Film Tehnique (NFT)
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Ipomoeaaquatica. Jurnal
Ilmu Alam dan Lingkungan , 9 (18).
Oviyanti, F. (2016). PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR
DAUN GAMAL (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth ex Walp.)
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea
L.). Jurnal Biota , 2 (1).
Septiana, A. (2017). Pengaruh Pupuk Organik Cair Daun Petai Cina (Leucaena
leucocephala (Lam.) De Wit.) terhadap Pertumbuhan Tanaman Caisim
8
(Brassica juncea L.) dan Sumbangannya pada Pembelajaran Biologi
SMA . Proseding Seminar Nasional IPA .

Septirosya, T. &. (2019). Aplikasi Pupuk Organik Cair Lamtoro Terhadap


Pertumbuhan Hasil Tanaman Tomat. Agroscript , 1 (1).
Setiawan, H. (2017). Kiat Sukses Budidaya Cabai Hidroponik. Yogyakarta: Bio
Genesis.
Siregar, R. (2015). Pengujian Beberapa Nutrisi Hidroponik Pada Selada (Lactuca
sativa L.) Dengan Teknologi Hidroponik Sistem Rakit Apung (TTST)
Termodifikasi. Jurnal Teknik Pertanian Lampung , 65 (72).
Subandi, M. (2015). “Pengaruh Berbagai Nilai Conductivity terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Bayam (Amaranthus sp.) pada Hidroponik
Sistem Rakit Apung (Floating Hydroponics System). J. UIN Sunan
Gunung Jati , 9 (2).
Sutanto, R. (2002). Penerapan Pertanian Organik. Yogyakrta: Kanisius.

Tintondp. (2015). Hidroponik Wick System. Jakarta: Penebar Swadaya.


Wananto, A. Y. (2017). Produktivitas Pakcoy (Brassica rapa L) Dapat
Ditingkatkan Dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Aplikasi
Pupuk Tithonia diversifolia (Ki pahit). Skripsi Departemen Agronomi
dan Hortikultura Fakultas Pertanian ITB.

Anda mungkin juga menyukai