Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN MEDIA PRAKTIKUM HIDROPONIK RAKIT APUNG DAN

RASIO NUTRISI YANG BERBEDA UNTUK PERTUMBUHAN SELADA

Dewi Rasyati, Entin Daningsih, Reni Marlina


Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan
Email: drasyati@gmail.com

Abstract
This study aimed to determine the feasibility of a laboratory work media. The
media was design using static and dynamic floating raft hidroponics with
different nutrient ratio on subchapter growth and development of living things.
The research was Research and Development (R&D), which consisted of six
stages namely potential and problems, data collection, product design, design
validation, design revision of and limited product trial. This research was
modified by adding media validation stages. The validation and student
response questionnaires together with student laboratory worksheet were
research instruments. Validation was done by media and material expert and
categorized as feasible with a pecentage of 100%. Base on the results of the
students response questionnaires showed that students strongly agreed with a
pecentage of 96.5%. Therefore static and dynamic floating raft hydroponic
with different nutrient ratio could be used for a learning laboratory work.

Keyword : Laboratory Work, Floating Raft Hydroponic, Feasibility, Student


Responses

PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah interaksi dan praktikum. Menurut Juniarti (2009),
proses untuk mengungkapkan ilmu praktikum merupakan kegiatan untuk
pengetahuan oleh pendidik dan peserta membuktikan teori atau konsep dengan
didik yang menghasilkan suatu hasil menggali keaktifan dan kreatifitas sisa
belajar (Hakim, 2009).‘Pembelajaran melalui pembuktian teori dan fakta.
dengan pendekatan saintifik adalah Berdasarkan hasil wawancara dengan
pembelajaran yang terdiri atas kegiatan guru biologi kelas XII di SMAN 7
mengamati (untuk mengidentifikasi Pontianak, praktikum yang dilakukan
masalah yang ingin diketahui), pada materi pertumbuhan dan
merumuskan pertanyaan dan merumuskan perkembangan hanya sebatas fase
hipotesis, mengumpulkan data/informasi perkecambahan pada tanaman kacang
dan menarik kesimpulan serta hijau dan hanya dengan satu parameter
mengkomunikasikan hasil yang terdiri pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi
dari kesimpulan dan juga temuan lain di tanaman, sementara untuk fase
luar rumusan masalah untuk memperoleh selanjutnya yaitu fase vegetatif
pengetahuan, keterampilan dan sikap. (pertumbuhan akar, batang dan daun)
Langkah-langkah tersebut dapat tidak diamati. Penanaman yang sering
dilanjutkan dengan kegiatan mencipta dilakukan saat praktikum yaitu
(Permatasari,2014). Salah satu metode menggunakan tanah sebagai media tanam,
pembelajaran yang menarik dalam ternyata menurut Taiz dan Zeiger (2012)
pendekatan saintifik adalah metode hal tersebut memiliki kelemahan yaitu

1
sulitnya mengatur unsur hara esensial optimal dalam menopang perrumbuhan
pada tanah. Selain itu, karena penanaman selada (Lactuca sativa).
menggunakan media tanah, peserta didik Selanjutnya penelitian yang
juga sulit untuk melakukan pengamatan dilakukan oleh Asikin (2011) yang
akar. Sehingga peserta didik kurang membandingkan dua seistem hidroponik
mendapatkan informasi mengenai yaitu NFT dan Rakit apung dikarenakan
pertumbuhan serta faktor eksternal yang perbedaan yang mendasar antara kedua
mempengaruhinya seperti nutrisi. sistem yatu aliran nutrisi. Hasil penelitian
Selanjutnya dari permasalahan tersebut menunjukan bahwa sistem hidroponik
maka dikembangkan suatu media yang Rakit apung menunjukan pertumbuhan
dapat membantu proses pengamatan, tanaman yang berbeda nyata
sehingga pengamatan dapat dilakukan dibandingkan dengan NFT. Namun ada
pada seluruh organ vegetatif yang beberapa kelemahan dalam penelitian ini
meliputi panjang akar, tinggi tanaman, yaitu, ukuran sistem yang memerlukan
dan jumlah daun dengan lebih mudah. ruang yang cukup luas, memerlukan
Melihat adanya kekurangan jika keterampilan yang memadai untuk
melakukan penenaman menggunakan merakit sistem, biaya perakitan sistem
tanah, maka perlu dicari alternatif media yang cukup mahal serta memerlukan
tanam yang baik yang dapat membantu pasokan listris secara terus menerus.
proses pengamatan siswa. Salah satu Penggunan sistem rakit apung yang
alternatif yang dapat digunakan adalah menunjukan perbedaan pertumbuhan
hidroponik. Menurut Prastio (2015), tanaman secara signifikan pada penelitian
“hidroponik adalah sistem bertanam di Asikin (2011), sesuai dengan pendapat
media air, tanpa menggunakan tanah”. Bachri (2017) yang menyatakan bahwa
Bercocok tanam dengan hidroponik dapat keuntungan menggukan sistem rakit
dilakukan dengan menggunakan air apung yaitu akar tanaman dapat menyerap
sebagai media tanamnya sehingga dapat nutrisi secara langsung dan terus menerus,
dilakukan pengamatan secara menyeluruh penggunaan larutan nutrisi lebih hemat
terhadap tanaman, termasuk bagian akar serta perawatan tanaman yang mudah
tanaman. Selain itu dengan menggunakan karena tidak perlu dilakukan
media hidroponik, proses pengamatan penyemprotan secara berkala. Kemudian
terhadap pertumbuhan tanaman juga Sutanto (2015) juga mengatakan bahwa
mudah. Bercocok tanam dengan media pembuatan sistem rakit apung tidak
hidroponik juga tidak membutuhkan lahan memerlukan biaya yang mahal, dan
yang luas, dan sangat memungkinkan penggunaan listrik tidak secara terus
untuk dilakukan pada tempat yang menerus.
memiliki lahan terbatas seperti sekolah. Kemudian berdasarkan hasil
Penelitian mengenai pengembangan penelitian Asikin (2011) dan kelebihan
media praktikum menggunakan dari sistem rakit apung, Permatasari
hidroponik sudah pernah dilakukan. (2012) melakukan penelitian dengan
Beberapa penelitian mengenai menguji efektifitas media hidroponik rakit
pengembangan media hidroponik sebagai apung sebagai penopang pertumbuhan
media praktikum yaitu yang dilakukan tanaman selada yang diimplementasikan
oleh Winata (2011) meneliti penggunaan dalam multimedia powerpoint interaktif
pupuk Urea, Gandasil B, Gandasil D, dalam pembelajaran di sekolah, hasil
SP36 dan KCl sebagai alternatif nutrisi pengujian menunjukan bahwa media
yang diimplementasikan pada sistem hdroponik yang dikembangkan dalam
hidroponik sebagai media praktikum di multimedia powerpoint interakif sangat
sekolah. Akan tetapi komposisi larutan efektif digunakan dalam pembeljaran
nutrisi yang digunakan masih belum disekolah.

2
Setelah mengkaji beberapa penelitian kegiatan dan media praktikum yang
sebelumnya yang dilakukan oleh Winata digunakan pada materi pertumbuhan dan
(2011), Asikin (2011) dan Permatasari perkembangan. Kemudian mempelajari
(2012) menunjukan sistem rakit apung silabus kurikulum 2013 yang terkait
dirakit dengan cara yang cukup sederhana dengan materi pertumbuhan dan
sehingga berpotensi untuk kembali perkembangan. Serta mencari metode
dikembangkan sebagai media praktikum praktikum yang dapat menunjukan
di sekolah dengan ukuran yang lebih pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif
sederhana dan disesuaikan dengan (akar, batang dan daun).
kebutuhan praktikum disekolah. Tahap kedua yaitu pengumpulan
Berdasarkan uraian diatas maka data/informasi melalui studi literatur dan
dilakukan penelitian mengenai sistem pra-riset untuk mencari informasi
hidroponik rakit apung yang dimodifikasi mengenai materi pertumbuhandan
menggunakan wadah yang lebih kecil, perkembangan serta informasi tentang
dengan dua metode yatu statis dan hidroponik. Studi literatur mempelajari
dinamis, masa penanaman yang penelitian pengembangan media
disesuaikan dengan waktu praktikum hidroponik yang telah dilakukan
disekolah serta larutan nutrisi yang juga sebelumnya, mempelajari artikel-artikel
diracik dari pupuk anorganik yang beredar hidroponik serta membaca buku yang
dipasaran, dengan judul penelitian berkaitan dengan hidroponik. Kemudian
“Pengembangan Dua Metode Hidroponik dilakukan kegiatan pra-riset untuk
Rakit Apung Sebagai Media Praktikum menguji larutan nutrisi yang diracik dari
Materi Pertumbuhan dan Perkembangan”. pupuk anorganik yang diperoleh dari
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah pasar pertanian pontianak yaitu NPK 16-
untuk mengetahui kelayakan sistem 16-16, Gandasil D dan KCl. Hasil dari
hidroponik rakit apung statis dan dinamis kegiatan pra-riset diperoleh tiga rasio
sebagai media praktikum di sekolah dan nutrisi yang dapat digunakan dalam
respon siswa terhadap panggunaan media penelitian yaitu Nutrisi I ( 0,4 g NPK; 0.6
praktikum hidroponik rakit apung statis g Gandasil D, dan 0,2 g KCl), Nutrisi II (
dan dinamis. 0,4 g NPK; 0.6 g Gandasil D, dan 0,3 g
KCl) dan Nutrisi III ( 0,4 g NPK; 0.6 g
METODE PENELITIAN Gandasil D, dan 0,4 g KCl), kemudian
Penelitian ini menggunakan metode sebagai pembanding juga digunakan
Research and Development (R &D) yang larutan nutrisi standar yaitu AB mix
dimodifikasi dari Sugiono (2015). sebagai Nutrisi IV (5 ml larutan A dan 5
Penelitian ini hanya menggunakan 6 ml larutan B).
tahapan dari 10 tahapan yang terdapat Tahap ketiga yaitu melakukan desain
dalam metode R&D yaitu : (1) potensi produk prototipe). Berdasarkan hasil
dan masalah, (2) pengumpulan pengumpulan data dan informasi, maka di
data/informasi, (3) desain produk, (4) rancang suatu produk hidroponik rakit
validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji apung statis dan dinamis yang sesuai
coba produk. Namun dalam penelitian ini kebutuhan praktikum di sekolah dan dapat
setelah tahap revisi desain dimodifikasi menopang pertumbuhan tanaman.
dengan menambahkan tahap validasi Hidroponik rakit apung statis dirakit
produk, kemudian dilanjutkan dengan dengan menggunakan gelas plastik
tahap uji coba produk. berdiameter ± 6cm, styrofoam, spons dan
Tahap pertama yang dilakukan yaitu rak penopang. Sedangkan hidroponik rakit
mengidentifikasi potensi dan masalah apung dinamis dirakit dengan
dengan mewawancarai guru biologi kelas menggunakan wadah berukuran 10 x 18
XII SMAN 7 Pontianak mengenai

3
cm, styrofoam, spons, aerator, selang dan HASIL DAN PEMBAHASAN
pipa T, serta rak penopang. PENELITIAN
Tahap keempat yaitu memvaidasi Penelitian ini dilakukan dalam enam
desain produk. Validasi ini dilakukan tahapan Research and Development
untuk mengetahui apakah desain (R&D) yang dirincikan sebagai berikut.
hidroponik rakit apung statis dan dinamis
layak untuk diujicobakan. Validasi 1.Potensi dan Masalah
dilakukan oleh tiga orang (2 orang guru Setelah dilakukan wawancara
Biologi dan 1 dosen Pendidikan Biologi) dengan guru mata pelajaran biologi kelas
sebagai ahli materi dan tiga orang (2 XII di SMAN 7 Pontianak diketahui
orang Komunitas Hidroponik dan 1 orang bahwa praktikum yang dilakukan pada
dosen Fakultas Pertanian) sebagai ahli materi pertumbuhan dan perkembangan
media. Hasil validasi dianalisis hanya sebatas fase perkecambahan pada
mengguanakan skala Guttman dengan tanaman kacang hijau dan hanya dengan
kriteria jawaban LD (Layak Digunakan) satu parameter pertumbuhan yang diamati
atau TLD (Tidak Layak Digunakan). yaitu tinggi tanaman, sementara untuk
Tahap kelima yaitu tahap revisi fase selanjutnya yaitu fase vegetatif
desain, apabila terdapat kesalahan atau (pertumbuhan akar, batang dan daun)
kekurangan pada desain hidroponik rakit tidak diamati. Penanaman yang sering
apung statis dan dinamis maka akan dilakukan saat praktikum yaitu
dilakukan perbaikan desain. menggunakan tanah sebagai media tanam,
kemudian tahap validasi produk, ternyata menurut Taiz dan Zeiger (2012),
produk yang telah direvisi maka akan hal tersebut memiliki kelemahan yaitu
kembali divalidasi untuk mengetahui sulitnya mengatur unsur hara esensial
kelayakan dari produk tersebut sebelum pada tanah. Selain itu, karena penanaman
diujicobakan. Validasi dilakukan oleh tiga menggunakan media tanah, peserta didik
orang (2 orang guru Biologi dan 1 dosen juga sulit untuk melakukan pengamatan
Pendidikan Biologi) sebagai ahli materi terhadap akar. Sehingga peserta didik
dan tiga orang (2 orang Komunitas kurang mendapatkan informasi mengenai
Hidroponik dan 1 orang dosen Fakultas pertumbuhan serta faktor eksternal yang
Pertanian) sebagai ahli media. mempengaruhinya seperti nutrisi.
Tahap terakhir dalam penelitian ini Kemudian setelah mempelajari silabus
adalah uji coba produk yang terbagi kurikulum 2013, diketahui bahwa materi
menjadi dua tahapan, yaitu uji coba pertumbuhan dan perkembangan terdapat
terbatas yang melibatkan peran aktif pada KD 4.1 Merencanakan dan
darienam orang siswa SMAN 7 Pontianak melaksanakan percobaan tentang faktor
dan uji coba rancangan produk. Pada eksternal yang memengaruhi faktor
tahap uji coba produk terbatas, juga internal dalam proses pertumbuhan dan
dilkukan pengambilan data respon siswa perkembangan tanaman, dan melaporkan
yang dilakukan dengan menggunakan secara tertulis dengan menggunakan
angket respon siswa. Angket respon yang tatacara penulisan ilmiah yang benar.
digunakan menggunakan skala Likert
yang terdiri atas 4 kriteia jawaban, 2.Pengumpulan Data/Informasi
yaitu(SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Pengumpulan data/informasi
Tidak Setuju dan (STS) Sangat Tidak dilakukan dengan studi literatur dan pra-
Setuju. Kemudian juga dilakukan riset. Berdasarkan hasil studi literatur,
penilaian hasil belajar siswa selama diketahui bahwa Tallei, Rumengan, dan
melakukan kegiatan praktikum yang Adam menyatakan bahwa, “hidroponik
meliputi aspek kognitif, afektif dan merupakan solusi di bidang pertanian
psikomotorik. dengan menggunakan teknologi sederhana

4
untuk memudahkan masyarakat dalam Dan oleh Permatasari (2012)
bercocok tanam. Hidroponik mampu melakukan penelitian dengan menguji
menghasilkan produksi tanaman yang efektifitas media hidroponik rakit apung
lebih terjamin kebebasannya dari hama sebagai penopang pertumbuhan tanaman
penyakit yang berasal dari tanah, dapat selada yang diimplementasikan dalam
dijadikan profesi baru sebagai mata multimedia powerpoint interaktif dalam
pencaharian bagi petani dan masyarakat pembelajaran di sekolah, hasil pengujian
yang tidak memiliki pekerjaan, menunjukan bahwa media hdroponik yang
meningkatkan pemenuhan sumber gizi dikembangkan dalam multimedia
keluarga dan masyarakat, dan apabila powerpoint interakif sangat efektif
diusahakan dalam skala besar dapat digunakan dalam pembelajaran disekolah.
meningkatkan ekspor produksi Sedangkan hasil wawancara di
hortikultura segar dan berkualitas tinggi sekolah menunjukan bahwa kegiatan
sehingga dapat menambah devisa Negara praktikum materi pertumbuhan dan
(Tallei, Rumengan, dan Adam, 2012). perkembangan makhluk hidup hanya
Hal tersebut menunjukan bahwa dilakukan sampai fase perkecambahan.
hidroponik hanya terkenal dibidang Hal tersebut belum cukup untuk
pangan dan budidaya. Namun, juga perlu menjelaskan proses pertumbuhan yang
diketahui bahwa saat ini sistem memiliki beberapa parameter
hidroponik juga sudah mulai pertumbuhan yang dapat diamati seperti
dikembangkan dalam bidang pendidikan panjang akar, tinggi tanaman dan jumlah
sebagai media dalam kegiatan praktikum daun.
untuk membantu kegiatan pembelajaran di
sekolah. Seperti yang dilakukan oleh 3.Rancangan Desain
Winata (2011) meneliti penggunaan Rancangan media praktikum
pupuk Urea, Gandasil B, Gandasil D, hidroponik rakit apung statis dan dinamis
SP36 dan KCl sebagai alternatif nutrisi merupakan modifikasi dari hidroponik
yang diimplementasikan pada sistem rakit apung pada umumnya yang dibuat
hidroponik sebagai media praktikum di dengan bahan sederhana seperti wadah
sekolah. Akan tetapi komposisi larutan plastik bekas, selang, triplek, dan aerator.
nutrisi yang digunakan masih belum Hidroponik rakit apung statis dan dinamis
optimal dalam menopang perrumbuhan juga dirancang sesuai dengan kebutuhan
selada (Lactuca sativa). praktikum pada materi pertumbuhan dan
Kemudian oleh Asikin (2011) yang perkembangan.
membandingkan dua seistem hidroponik Pada pembuatan rancangan desain
yaitu NFT dan Rakit apung dikarenakan yang pertama, sistem hidroponik
perbedaan yang mendasar antara kedua dirancang tanpa menggunakan rak triplek
sistem yatu aliran nutrisi. Hasil penelitian sebagai penopang wadah, namun hanya
menunjukan bahwa sistem hidroponik menggunakan tali sebagai penyangga.
Rakit apung menunjukan pertumbuhan Akan tetapi rancangan desain tersebut
tanaman yang berbeda nyata masih tidak kokoh untuk menopang
dibandingkan dengan NFT. Namun ada wadah plastik, sehingga wadah plastik
beberapa kelemahan dalam penelitian ini mudah tumbang.
yaitu, ukuran sistem yang memerlukan Kemudian baru dirancang sistem
ruang yang cukup luas, memerlukan dengan menggunakan rak triplek sebagai
keterampilan yang memadai untuk penopang, sehingga sistem menjadi kokoh
merakit sistem, biaya perakitan sistem tanpa khawatir wadah akan tumbang dan
yang cukup mahal serta memerlukan larutan akan tumpah. Berikut ini adalah
pasokan listris secara terus menerus. gambar dari rancangan sistem hidroponik

5
rakit apung statis dan dinamis yang dapat Keterangan :
dilihat pada gambar 1 dan gambar 2. 1. Wadah pelastik
2. Bak kayu penopang sistem
3. Aerator.
4. Selang aerator yang mengalirkan
gelembung udara.

4.Validasi Desain (Prototipe)


2 Setelah rancangan sistem hidroponik
1
rakit apung statis dan dinamis selesai
dibuat, selanjutnya dilakukan validasi.
Gambar 1. Rancangan Sistem Validasi rancangan sistem dilakukan oleh
Hidroponik Rakit Apung Statis 2 ahli yaitu ahli materi yang akan menilai
kelayakan rancangan sistem sebagai
media praktikum di sekolah dan ahli
media yang akan menilai kelayakan
sistem sebagai penunjang pertumbuhan
tanaman. Ahli materi dalam penelitian ini
yaitu 2 orang guru Biologi SMA dan 1
orang dosen Pendidikan Biologi.
Sedangkan ahli media dalam penelitian ini
adalah 2 orang anggota Komunitas
Hidroponik dan 1 orang dosen Fakultas
Gambar 2 : Rancangan Sistem Pertanian Universitas Tanjungpura. Hasil
Hidroponik Rakit Apung Dinamis dari validasi rancangan sistem hidroponik
rakit apung statis dan dinamis dapat
dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 berikut.

Tabel 1. Hasil Validasi Rancangan Sistem Hidroponik Metode Rakit Apung


Statis dan Dinamis oleh Ahli Media.
Aspek Indikator penilaian Penilaian validator
Statis Dinamis
V1 V2 V3 V1 V2 V3
1. Sistem hidroponik rakit
1 1 1 1 1 1
apung mudah untuk dirakit
2. Wadah dan gelas plastik
yang diwarnai tidak tembus 1 1 1 1 1 1
cahaya.
3. Sambungan antara selang
Perakitan
tipe T pada rakit apung
hidroponik 1 1 1
dinamis tersambung dengan
rakit apung
baik.
4. Wadah plastik kokoh ketika
gelembung udara 1 1 1
didistribusikan
5. Frekuensi gelembung udara
1 1 1
optimum
P 100 100 100 100 100 100
P rata-rata 100 % 100 %
Keterangan : V1 :Dosen Pertanian
V2 :Komunitas Hidroponik
V3 :Komunitas Hidroponik
P :Persentase

6
Hasil validasi dengan persentase 100 banyak dibandingkan warna lainnya.
% pada sistem hidroponik metode rakit Wadah yang berisi larutan nutrisi
apung statis dan dinamis, menunjukan dihindarkan dari cahaya dengan alasan
bahwa prototipe termasuk kategori layak, untuk meminimalisir kemungkinan
sehingga prototipe sistem hidroponik tumbuhnya alga yang dapat menghalangi
metode rakit apung statis dan dinamis akar memperoleh nutrisi. Selaras dengan
layak di uji cobakan dilapangan. pendapat Mulyanto (2010) yang
Untuk indikator pertama yaitu menyatakan bahwa alga memiliki sifat
hidroponik rakit apung mudah untuk heterotrof sehingga sangat membutuhkan
dirakit memperoleh persentase skor cahaya dan CO2 untuk tumbuh.
sebesar 100%, hal ini dikarenakan sistem Indikator yang ketiga adalah
ini sangat mudah dirakit oleh siswa, sambungan selang dengan pipa T
dengan rak penopang yang telah terhubung dengan baik sehingga
difasilitasi oleh pihak sekolah, siswa gelembung udara dapat terdistribusi
hanya tinggal meletakkan gelas dan dengan baik. Gelembung udara yang
wadah plastik pada rak yang telah terdistribusi degan baik dapat
disediakan tanpa harus dilekatkan meningkakan kadar oksigen dalam sistem
menggunakan lem, kemudian dimasukan sehingga akar akan lebih mudah
nutrisi sampai batas yang tersedia di menyerap partikel nutrisi di dalam sistem.
wadah, dan diletakan styrofoam yang Sesuai dengan pendapat Istiqomah (2016)
telah dilubangi di bagian atas larutan. yang menyatakan bahwa keberadaan
Untuk sistem dinamis ada tahapan oksigen dalam hidroponik sangat penting,
tambahan, yaitu siswa diminta untuk rendahnya kandungan oksigen
menyambungkan aerator dengan selang, menyebabkan permeabilitas sel menurun,
selanjutnya selang selang dengan pipa T sehingga dinding sel sulit untuk ditembus.
dan pada ujung rangkaian menuju wadah Akibatnya tanaman akan kekurangan air
diberi stone aerator. Hal tersebut juga dan layu.
sesuai dengan pendapat Sutanto (2015) Indikator yang keempat yaitu sistem
yang menyatakan bahwa sistem rakit rakit apung tetap kokoh ketika gelembung
apung merupakan sistem hidroponik yang udara dari mesin aerator didistribusikan.
relatif mudah untuk dirkit dan Walaupun mesin tersebut menimbulkan
diaplikasikan. adanya getaran, tetapi wadah yang
Indikator kedua yaitu gelas dan digunakan didak begeser ataupun
wadah plastik yang diwarnai tidak tembus tumbang, sehingga tetap kokoh dan
cahaya sehingga tidak mengakibatkan mampu digunakan untuk menopang
tumbuhnya alga di dalam sistem yang tanaman.
dapat mengganggu proses pertumbuhan Indikator kelima adalah frekuensi
tanaman. Wadah plastik yang digunakan gelembung udara optimum. Ketika sistem
diwarnai ndengan cat putih bertujuan sudah terpasang dan mesin aerator pada
untuk memantulkan cahaya agar cahaya sistem dinamis dinyalakan, stone aerator
tidak masuk ke dalam sistem, hal ini pada masing-masing wadah plastik
sesuai dengan pendapat Amri (2010) yang mampu membuat gelembung udara
menyatakan bahwa warna putih memiliki dengan optimal dan tidak ada stone
kemampuan memantulkan cahaya lebih aerator yang sumbat.

7
Tabel 2. Hasil Validasi Rancangan Sistem Hidroponik Metode Rakit
Apung Statis dan Dinamis oleh Ahli Materi.
Aspek Indikator penilaian Penilaian validator
Statis Dinamis
V1 V2 V3 V1 V2 V3
Kesesuaian 1. Alat dan bahan mudah
hidroponik rakit didapat. 1 1 1 1 1 1
apung dengan
kriteria media 2. Media bersifat
pembelajaran reusable (dapat 1 1 1 1 1 1
digunakan kembali)
P 100 100 100 100 100 100
P rata-rata 100 % 100 %
Keterangan : V1: Guru SMAN 7 Pontianak
V2: Guru SMAN 3 Pontianak
V3: Dosen FKIP Biologi Untan
P : Persentase Skor
menyatakan media pembelajaran yang
Hasil validasi dengan persentase 100 baik memiliki nilai fleksibility yang tinggi
% pada sistem hidroponik metode rakit dalam penggunaan.
apung statis dan dinamis, menunjukan
bahwa prototipe termasuk kategori layak, 5.Revisi Desain
sehingga prototipe sistem hidroponik Berdasarkan hasil validasi prototipe
metode rakit apung statis dan dinamis oleh ahli media maupun ahli materi,
layak di uji cobakan dilapangan. menunjukan persentase skor sebesar
Berdasarkan tingkat mudah atau 100% tanpa komentar, sehingga tidak
tidaknya alat dan bahan yang digunakan dilakukan revisi desain sistem hidroponik
diperoleh, alat dan bahan pada sistem ini metode rakit apung statis dan dinamis.
sangat mudah didapat, dapat Dan dilanjutkan pada tahapan selanjutnya
menggunakan wadah dan gelas plastik dalam penelitian ini yaitu validasi
bekas, sedangkan selang, pipa T dan produk.
aerator dapat diperoleh di toko ikan hias
dengan harga terjangkau(45.000-55.000). 6.Validasi Produk
hal ini sesuai dengan pendapat Wibawa Untuk mengetahui kelayakan
(2007) yang menyatakan bahwa salah satu hidroponik rakit apung statis dan dinamis
kriteria dari media pembelajaran yang sebagai media praktikum pada materi
baik adalah media yang ketersediaannya pertumbuhan dan perkembangan. Maka
mudah didapat. Dan dengan biaya dilakukan validsi oelh ahli materi yang
pengadaan yang terjangkau. terdiri atas 2 orang guru Biologi kelas XII
Sistem ini juga sangat mudah untuk dan 1 orang dosen Pendidikan Biologi
dibongkar pasang, alat dan bahan yang FKIP Universitas Tanjungpura, serta ahli
digunakan tahan lama sehingga dapat media yang terdiri atas 2 orang anggota
digunakan kembali untuk beberapa kali komunitas hidroponik dan 1 orang dosen
pemakaian dalam praktikum. Sesuai Fakultas Pertanian. Hasil validasi produk
dengan pendapat Mukti (2005) yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

8
Tabel 3. Hasil Validasi Produk oleh Ahli Media

Aspek Indikator penilaian Penilaian validator


Statis Dinamis
V1 V2 V3 V1 V2 V3
1. Hidroponik rakit apung mampu
Kesesuaian 1 1 1 1 1 1
menopang tanaman
hidroponik rakit
2. Hidroponik rakit apung mampu 1
apung untuk 1 1 1 1 1
mendukung pertumbuhan tanaman.
menunjang
3. Gelembung dapat terdistribusi
pertumbuhan
dengan baik. 1 1 1
tanaman.
P 100 100 100 100 100 100
P rata-rata 100% 100%
Keterangan : V1 : Dosen Pertanian
V2 : Komunitas Hidroponik
V3 : Komunitas Hidroponik
P :Persentase

Dari tampilan data pada tabel 3 dapat Indikator kedua juga mendapatkan
diketahui bahwa persentase skor 100 % kategori layak, sistem hidroponik rakit
pada sistem hidroponik metode rakit apung metode statis maupun dinamis
apung statis dan dinamis, menunjukan mampu mendukung pertumbuhan
bahwa produk termasuk kategori layak, tanaman selada. Yang terbukti dengan,
sehingga desain sistem hidroponik metode selama 2 minggu masa setelah transfer,
rakit apung statis dan dinamis layak di uji tidak ditemukan tanaman selada yang
cobakan dilapangan. Adapun penjelasan mati.
setiap indikator adalah sebagai berikut: Indikator ketiga juga mendapatkan
Indikator penyataan pertama kategori layak, karena gelembung dapat
mendapatkan kriteria layak, karena gelas terdistribusi dengan baik ke setiap wadah
dan wadah plastik mampu menopang pada sistem rakit apung metode dinamis
pertumbuhan tanaman selada selama 2 dan tidak terdapat pipa ataupun stone
minggu setelah transfer. aerator yang tersumbat.

Tabel 4. Hasil Validasi Produk oleh Ahli Materi


Aspek Indikator penilaian Penilaian validator
Statis Dinamis
V1 V2 V3 V1 V2 V3
1. Media dapat membantu mencapai
1 1 1 1 1 1
tujuan pembelajaran.
2. Media dapat membantu guru
menjelaskan konsep pertumbuhan. 1 1 1 1 1 1
Kesesuaian media
hidroponik rakit 3. Media dapat membantu guru untuk
apung dengan meningkatkan keterampilan siswa 1 1 1 1 1 1
proses pembelajaran dalam percobaan pertumbuhan
4. Media dapat mempermudah proses
pengamatan terhadap keseluruhan
1 1 1 1 1 1
bagian organ vegetatif tanaman
(akar, batang dan daun).
P 100 100 100 100 100 100
P rata-rata 100% 100%

9
Keterangan : V1 : Dosen Pertanian
V2 : Komunitas Hidroponik
V3 : Komunitas Hidroponik
P : Persentase

Berdasarkan tampilan data pada Tabel 4 dilihat, membantu proses pembelajaran,


diketahui bahwa diperoleh persentase skor bermanfaat dan terstukrur.
sebesar 100 % pada sistem hidroponik
metode rakit apung statis dan dinamis, Adapun produk yang divalidasi dapat
menunjukan bahwa produk termasuk dilihat pada gambar 5 dan gambar 6.
kategori layak, sehingga prototipe sistem
hidroponik metode rakit apung statis dan
dinamis layak di uji cobakan dilapangan.
Indikator pertama yaitu media dapat
membantu guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Arysad (2011) yang menyatakan
bahwa fungsi dari media pembelajaran
adalah sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi pembelajaran yang
lebih efektif sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Indikator kedua yaitu media dapat
membantu guru dalam menjelaskan konsep
pertumbuhan tanaman. Sesuai dengan
Gambar 5. Sistem Hidroponik Rakit
pendapat Hamalik (2008) yang menyatakan
Apung Statis
bahwa salah satu manfaat dari media
pembelajaran adalah mengkongkritkan
konsep-konsep materi yang abstrak ataupun
sulit dipahami.
Indikator ketiga yaitu media membantu
guru untuk meningkatkan keterampilan
siswa dalam percobaan pertumbuhan. Hal
ini didukung oleh pendapat Nurseto (2011)
yang menyatakan bahwa untuk
menghasilkan situasi pembelajaran yang
baik, maka perlu memberikan kesempatan
pada siswa untuk merespon dan
mengaplikasikan materi yang disampaikan,
maka dari itu guru maupun siswa harus
semaksimal mungkin memanfaatkan
penggunaan media pembelajaran.
Indikator keempat yaitu media dapant Gambar 6. Sistem Hidroponik Rakit
mempermudah proses pengamatan Apung Dinamis
seluruh organ vegetatif tanaman yang
meliputi akar, batang dan daun. Sesuai
dengan pendapat Nurseto (2011) yang
menyatakan bahwa prinsip dari
pengembangan mdia pembelajaran
diantaranya yaitu menarik, mudah

10
7.Uji Coba Terbatas yang mempengaruhi pertumbuhan dan
Selanjutnya yaitu tahap uji coba perkembangan makhluk hidup, kemudian
terbatas dilakukan untuk mengetahui siswa memberikan respon terhadap uji
respon siswa sebagai calon pengguan coba yang telah dilakukan.
terhadap media praktikum hidroponik Untuk mengatahui hasil respon siswa
rakit apung statis dan dinamis. siswa terhadap media praktikum hidropnik rakit
mencoba menggunakan sistem apung statis dan dinamis dapat dilihat pada
hidroponik rakit apung metode statis dan Tabel 5.
dinamis sebagai media praktikum faktor

Tabel 5. Hasil Respon Siswa Terhadap Media Praktikum Hidroponik Rakit Apung
Statis dan Dinamis
No Pernyataan SS S TS STS Jumlah
skor
1 Saya senang melakukan praktikum pertumbuhan dengan 6 - - - 24
menggunakan hidroponik rakit apung.
2 Saya lebih memahami konsep pertumbuhan setelah 6 - - - 24
melakukan praktikum pertumbuhan dengan menggunakan
media hidroponik rakit apung.
3 Saya mudah dalam melakukan pengukuran pertumbuhan 6 - - - 24
dengan menggunakan media hidroponik rakit apung.
4 Saya dapat meningkatkan keterampilan mengukur 4 2 - - 22
pertumbuhan tanaman dengan menggunakan media
hidroponik rakit apung.
5 Saya dapat membedakan pertumbuhan yang dipengaruhi 5 1 - - 23
oleh perbedaan rasio nutrisi dan metode rakit apung yang
digunakan.

6 Saya dapat mengetahui pengaruh faktor eksternal terhadap 4 2 - - 22


pertumbuhan dengan menggunakan hidroponik rakit apung.
Total skor 139
Persentase 96,5 %
Hasil analisis respon peserta didik respon senang dari siswa sebagai syarat
terhadap hidroponik rakit apung metode untuk mewujudkan suasana pembelajaran
statis dan dinamis, dan meyatakan bahwa yang nyaman dan menyenangkan. Hal
respon peserta didik sangat kuat sehingga tersebut terbukti pada saat melakukan
sangat setuju jika hidroponik rakit apung praktikum siswa tidak kesulitan dalam
statis dan dinamis digunakan sebagai melakukan pengamatan dan pengukuran.
media praktikum pertumbuhan dan Indikator yang kedua siswa lebih
perkembangan tumbuhan dengan memahami konsep pertumbuhan setelah
persentase respon peserta didik sebesar melakukan praktikum menggunakan
96.5%. media hidroponik rakit apung. Hal ini
Berikut ini adalah penjelasan dari sesuai dengan fungsi media pembelajaran
setiap indikator. Indikator pertama yang dikemukakakan oleh Dale (2007)
menyatakan siswa senang melakukan yang menyatan media pembelajaran
praktikum menggunakan media memiliki fungsi untuk meningkatkan
hidroponik rakit apung. Hal ini sesuai kualitas pembelajaran, dan
dengan prinsip media pembelajaran yang mengkongkritkan konsep yang abstrak
dikemukakan oleh Nurseto (2011) yang sehingga dapat mengurangi verbalisme
menyatakan salah satu prinsip dari medi dalam pmbelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran yaitu menarik. Degeng praktikum siswa mampu menganalisis
(2013) juga menyatakan bahwa pertumbuhan yang terjadi pada tanaman
penggunaan media pembelajaran dalam selada yang ditanam dalam media
penyampaian materi harus menimbulkan hidroponik rakit apung.

11
Indikator yang ketiga yaitu siswa siswa dalam melakukan pengukuran
mudah dalam melakukan pengukuran panjang akar serta tinggi tanaman,
pertumbuhan dengan menggunakan media menghitung jumlah daun dan membuat
hidroponik rakit apung. Dalam kegiatan grafik, nilai yang di peroleh adalah 4 dan
praktikum siswa dapat dengan mudah 3,84 dengan predikat sangat baik. Nilai
mengukur seluruh organ vegetatif tersebut diperoleh karena siswa mampu
tanaman tanpa harus mencabut dan melkukan pengukuran dan pembuatan
membersihkan tanaman terlebih dahulu. grafik dengan baik sesuai dengan kegiatan
Indikator keempat yaitu siswa praktkum yang dilakukan.
mampu meningkatkan keterampilan Penilaian yang terakhir yaitu
mengukur pertumbuhan tanaman. Ketika penilaian terhadap aspek afektif yang
dilakukan kegiatan praktikum siswa menilai sikap kerja sama, kedisiplinan dan
mampumelakukan pengukuran dengan ketelitian, dari hasil penilaian diperoleh
baikn dan benar sesuai dengan langkah predikat sangat baik. Nilai tersebut
kerja yang disediakan. diperoleh dari hasil kerja sama yang baik
Indikator kelima yaitu siswa mampu dalam kelompok, kedisiplinan dalam
membedakan pertumbuhan tanaman yang melakukan kegiatan praktikum, serta
dipengaruhi oleh rasio nutrisi dengan ketelitian yang baik dalam melakukan
menggunakan media hidroponik rakit kegiatan praktikum terutama dalam
apung. Dari kegiatan praktikum yang melakukan pengukuran.
dilakukan, siswa mampu menunjukan
rasio nutrisi yang baik bagi pertumbuhan SIMPULAN DAN SARAN
tanaman berdasarkan hasil pengukuran Simpulan
yang dilakukan. Media praktikum hidroponik rakit
Dan indikator keenam yaitu siswa apung statis dan dinamis layak digunakan
mengetahui faktor eksternal terhadap dengan persentase hasil validasi sebesar
pertumbuhan tanaman dengan 100% dan hasil respon siswa dengan
menggunakan media hidroponik rakit persentase sebesar 96.5%.
apung. Dari kegiatan praktikum yang
lakukan, siswa mampu menganalisis Saran
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Dalam penelitian ini telah dilakukan
dari tanaman selada yang diamati. uji coba produk terbatas dengan nilai
Untuk mendukung hasil respon validasi dan respon siswa yang tinggi,
siswa, juga dilakukan observasi terhadap disarankan untuk penelitian berikutnya
hasil belajar selama siswa melakukan melakukan uji coba pemakaian produk di
kegiatan praktikum. Observasi yang sekolah untuk melihat efektifitas dari
dilakukan meliputi aspek kognitif, media praktikum hiroponik rakit apung
psikomotorik dan afektif. dalam pembelajaran.
Dari hasil penilaian aspek kognitif,
siswa mendapatkan nilai yang tinggi yaitu UCAPAN TERIMA KASIH
sebesar 87,5 dan 79. Observasi aspek Kepada Kepala Laboratorium
kognitif dilakukan dengan memberikan Pendidikan Biologi FKIP Universitas
soal tertulis yang mengukur kemampuan Tanjungpura yang telah memfasilitasi
siswa terhadap hasil praktikum yang sebagian peralatan yang digunakan dalam
meliputi mementukan metode dan rasio penelitian.Penelitian ini merupakan
nutrisi hidrponik yang baik bagi bagian dari payung penelitian Hidroponik
pertumbuhan tanaman berdasarkan hasil sebagai media praktikum yang
pengukuran yang dilakukan. memfasilitasi sebagian peralatan
Penilaian aspek psikomotorik hidroponik.
dilakukan dengan menilai kemampuan

12
DAFTAR RUJUKAN Media Pembelajaran Pada Materi
Amri,D. 2010. Komparasi Rangkaian Pertumbuhan dan Perkembangan
Sensor Garis dengan LM741 dan Tumbuhan di Kelas XII SMA. Skripsi
TLC274 pada Robot Mobil Pengikut Universitas Tanjungpura.
Garis. Jurnal Rekayasa Sriwijaya. Permatasari, E.A. 2014. Implementasi
Vol 19, No. 1 (2010). Pendekatan Saintifik dalam
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Kurikulum 2013 pada Pembelajaran
Jakarta: Rajawali Press. Sejarah. Jurnal IJHE. vol 1, No. 3
Asikin, N. 2011. Pengaruh Sistem (2014).
Hidroponik dan Hara terhadap Prastio, U. 2017. Panen Sayuran
Selada (Lactuca sativa) serta Hidroponik Setiap Hari. Jakarta : PT
Implementasinya dalam Pembuatan Agro Media Pustaka.
Film Hidroponik sebagai Media Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pembelajaran pada Materi Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bioteknologi di Kelas XII SMA. Bandung: Alfabeta.
Skripsi Univesitas Tanjungpura. Sutanto, T. 2015. Rahasia Sukses Budi
Bachri, Z. 2017. Kangkung Hidroponik. Daya Tanaman dengan Metode
Jakarta : Penebar Swadaya. Hidroponik. Depok: Bibit Publisher.
Hakim, M. 2009. Prinsip-prinsip Desain Taiz, L dan Zeiger, E. 2012. Fisiologi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Tumbuhan Edisi 5. Sunderland :
Hamalik. 2008. Media Pembelajaran. Sinauer Associates.
Ghalia Indonesia. Tallei, R. Rumengan, S dan Adam, M.
Istiqomah. 2016. Pengaruh berbagai Nilai 2012. Pengaruh Pupuk Hyponex,
EC terhadap Pertumbuhan Akar Vitabloom, Dan Gandasil D
Selada pada Hidroponik Rakit Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Apung. Jurnal UINSGD. Vol 9, No.2 Tomat (Lycopersicum Esculentum
(2016). Mill) Varietas Mutiara Dengan
Juniarti. 2009. Penerapan Model Teknik Hidroponik Irigasi Tetes.
Pembelajaran Lesson Study Jurnal Bioprospek.Vol 1, No.13
Practicum Wisata untuk (2012).
Meninggkatkan Penguasaan Konsep Wibawa, S. 2007. Media Pembelajaran.
dan Berpikir Keatif Siswa Kelas X Yogyakarta : Kaukaba.
SMAN 1 Langgam Pelalawan. Jurnal Winata, R. 2011. Studi Hara dan Sistem
Geliga Sains. Vol 3, No.1 (2009). Hidroponik untuk Pertumbuhan
Mukti, K . 2005. Belajar dan Selada (Lactuca sativa) Serta
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Implementasinya dalam Pembuatan
Cipta. Multimedia Powerpoint Interaktif
Mulyanto, A. 2010. Mikroalga (Chlorella pada Submateri Pengaruh Faktor
sp) sebagai Agensia Penambat Gas Eksternal Terhadap Pertumbuhan
Karbon Dioksida. Jurnal Hidrosfir Tumbuhan di kelas XII SMA. Skripsi
Indonesia. Vol 5, No.2 (2010). Universitas Tanjungpura.
Nurseto, T. 2011. Membuat Media
Pembelajaran yang Menarik. Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan. Vol 8,
No.1 (2011).
Permatasari, R. 2012. Efektivitas
Multimedia Powerpoin Interaktif
Pertumbuhan dan Perkembangan
Selada (Lactuca sativa) dalam
Hidroponik Rakit Apung Sebagai

13

Anda mungkin juga menyukai