Anda di halaman 1dari 36

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Eksperimen


Sebagai Metode Ilmiah” disusun oleh:
nama : Suci Raihana
NIM : 220107500022
kelas : Pendidikan Biologi C
kelompok : VI (enam)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten, maka
dinyatakan diterima.

Makassar, 9 November 2022


Koordinator Asisten Asisten

Amanda Sri Noviyanti, S.Pd Fitri Ramadani


NIM: 1914140004

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Drs. H. Hamka Lodang, M.S


NIP: 196212311987021005
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam adalah bangun pengetahuan yanng menggambarkan
usaha, temuan, wawasan, dan kearifan yang bersifat kolektif dari umat manusia.
Di samping itu, ilmu pengetahuan alam merupakan aktifitas manusia yang
bertujuan menemukan keteraturan alam melalui pengukuran dan eksperimen.
Sebagai bangun pengetahuan, ilmu pengetahuan alam tersusun atas fakta, konsep,
prinsip, hukum dan teori. Sedangkan sebagai aktifitas, ilmu pengetahuan alam
merupakan cara berpikir yang bersifat dinamis dalam rangka menemukan
kebenaran suatu ilmu. Salah satu bahan kajian dalam ruang lingkup ilmu
pengetahuan alam adalah bekerja ilmiah yang meliputi aspek-aspek antara lain;
penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas, dan pemecahan
masalah (Kiay, 2018).
Kangkung (Ipomoea sp.) merupakan tanaman yang termasuk famili
Convolvulaceae yang banyak tumbuh didaerah tropis dan subtropik. Kangkung
terbagi ke dalam empat kelompok. Pertama, kelompok kangkung sawah atau
kangkung air yang dikenal sebagai kelompok Lowland, tumbuh liar di rawa
dangkal dan persawahan. Jenis ini paling banyak dikonsumsi. Kedua, kelompok
kangkung darat (Ipomoea reptana) atau dikenal sebagai kelompok alba, berdaun
lebih sempit dan lebih tahan pada lahan kering, dapat ditanam di tegalan atau di
kebun. Ketiga, kelompok kangkung ungu atau rubra yang memiliki daun berwarna
keunguan atau kemerahan, agak lebar, dan tahan pada lahan kering. Keempat
adalah kelompok kangkung kering atau upland (Umaedi, 2015).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting
dalam kehidupan dan perkembangan suatu spesies. Pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,
bergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi
pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung (Wibowo dan Sitawati,
2017). Salah satu pendudukung proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yaitu penggunaan pupuk, contoh pupuk yang biasa digunakan yaitu limbah air
cucian beras. Selain mudah diperoleh dan tidak memakan biaya, air cucian beras
mengandung banyak nutrisi yang terlarut didalamnya diantaranya adalah protein,
80% vitamin B1, 50% fosfor, dan 60% zat besi. Protein dan vitamin B1 (thiamin)
yang terkandung dalam air cucian beras pada tanaman memiliki peranan yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Wijiyanti dkk, 2019).
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan eksperimen yang berjudul
“Pengaruh Penyiraman Air Cucian Beras terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Kangkung Darat (Ipomoea reptana).”

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu
1. Bagaimana perbandingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kangkung darat (Ipomoea reptana) antara yang menggunakan air biasa dan
yang menggunakan air cucian beras?
2. Bagaimana pengaruh penyiraman air cucian beras terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptana)?

C. Tujuan Pratikum
1. Mengetahui perbandingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kangkung darat (Ipomoea reptana) antara yang menggunakan air biasa dan
yang menggunakan air cucian beras.
2. Mengetahui pengaruh penyiraman air cucian beras terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptana)?

D. Manfaat Pratikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui perbandingan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptana) antara yang
menggunakan air biasa dan yang menggunakan air cucian beras.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh penyiraman air cucian beras
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung darat
(Ipomoea reptana)?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka
1. Eksperimen sebagai Metode Ilmiah
Penerapan pembelajaran ilmu pengetahuan alam tidak jauh berbeda dengan
konsep pembelajaran pada bidang ilmu lainnya. Namun, harus sesuai dengan
hakikat ilmu pengetahuan alam itu sendiri, bahwa mempelajari ilmu pengetahuan
alam harus terjadi proses sains, menghasilkan produk sains dengan melakukan
eksperimen/percobaan. Tujuan mempelajari materi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup adalah untuk mengetahui apa saja faktor yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Dalam mempelajari
materi, banyak metode yang bisa digunakan salah satunya metode ilmiah.
Menggunakan metode ilmiah memungkinkan peneliti dapat melihat secara
langsung dan bisa melakukan pengamatan secara tepat (Eliyani dkk, 2022).
Metode ilmiah atau scientific method adalah metode untuk melakukan
penelitian suatu objek atau merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Metode ilmiah meliputi
kegiatan melakukan pengamatan dan melakukan eksperimen untuk menguji
hipotesis sampai menyimpulkan, mengkomunikasikan hasil. Urutan langkah-
langkah metode ilmiah adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang eksperimen, menyimpulkan dan melaporkan hasil (GTK DIKDAS,
2021).
Eksperimen merupakan kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data dalam menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis.
Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon
yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan
kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat (Kiay, 2018). Dalam suatu
eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu variabel
bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebas adalah suatu variabel
yang secara sengaja diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi. Variabel terikat
adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi.
Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak
berpengaruh terhadap variabel respon (GTK DIKDAS,2021).
2. Kangkung Darat (Ipomoea reptana)
Kangkung merupakan tanaman yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar.
Tanaman ini merupakan tanaman menjalar dengan batang kecil, bulat, panjang
dan berlubang di dalamnya. Tanaman ini berakar tunggang. Bunganya berbentuk
seperti terompet dan berwarna putih atau putih keunguan. Batang kangkung bulat
dan berlubang, berbuku-buku, mengandung air, mudah keluar akar, memiliki
percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar.
Tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat
mata tunas, bentuk daun umumnya runcing, dan berwarna hijau muda hingga
hijau tua. Selama fase pertumbuhan, tanaman kankung dapat berbunga berbuah,
dan berbiji tertuama jenis Kangkung Darat. Buah kangkung berbentuk bulat telur
yang di dalamnya berisi tiga butir biji. Berikut klasifikasi kangkung darat:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliapsida
Ordo : Solanales
Familia : Convovulceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans (Khomsah & Miftahul, 2021).
3. Pertumbuhan dan Perkembangan

4. Tanah merupakan media


tempat tumbuhnya
tanaman. Tanaman
menyerap
5. makanan dari dalam tanah
untuk proses
pertumbuhannya. Sehingga
kesuburan
6. tanaman tergantung pada
kandungan unsur hara dalam
tanah. Unsur hara dapat
7. diserap oleh tanaman dari
dalam tanah adalah unsur
hara yang dalam bentuk
8. tersedia. Tanah
merupakan penyedia
makanan bagi tumbuhan.
Kesuburan
9. tanah adalah aspek
hubungan tanah tanaman,
yaitu pertumbuhan tanaman
10. dalam hubungannya
dengan unsur hara yang
tersedia dalam tanah
11. (Handayanto,
Muddarisna, and Fiqri
2017). Unsur hara tersebut
diperlukan
12. tanaman untuk proses-
proses pertumbuhan seperti
proses fisiologi dan
13. pembentukan struktur
tanaman.
14. Dalam konsep
kesuburan tanah, dikaji
juga bagaimana
kemampuan suatu
15. tanah untuk
menyediakan unsur hara
bagi tanaman dalam
mendukung
16. pertumbuhan dan
produksi tanaman.
Kandungan Unsur hara
dalam tanah
17. tergantung dari batuan
induk serta mineral-mineral
yang terdapat di dalamnya.
18. Mineral yang terdapat
di dalam tanah berbeda-
beda pada setiap wilayah.
19. Perbedaan ini sangat
dipengaruhi oleh bahan
induk pembentuknya serta
20. Tanah merupakan
media tempat tumbuhnya
tanaman. Tanaman
menyerap
21. makanan dari dalam
tanah untuk proses
pertumbuhannya. Sehingga
kesuburan
22. tanaman tergantung pada
kandungan unsur hara dalam
tanah. Unsur hara dapat
23. diserap oleh tanaman
dari dalam tanah adalah
unsur hara yang dalam
bentuk
24. tersedia. Tanah
merupakan penyedia
makanan bagi tumbuhan.
Kesuburan
25. tanah adalah aspek
hubungan tanah tanaman,
yaitu pertumbuhan tanaman
26. dalam hubungannya
dengan unsur hara yang
tersedia dalam tanah
27. (Handayanto,
Muddarisna, and Fiqri
2017). Unsur hara tersebut
diperlukan
28. tanaman untuk proses-
proses pertumbuhan seperti
proses fisiologi dan
29. pembentukan struktur
tanaman.
30. Dalam konsep
kesuburan tanah, dikaji
juga bagaimana
kemampuan suatu
31. tanah untuk
menyediakan unsur hara
bagi tanaman dalam
mendukung
32. pertumbuhan dan
produksi tanaman.
Kandungan Unsur hara
dalam tanah
33. tergantung dari batuan
induk serta mineral-mineral
yang terdapat di dalamnya.
34. Mineral yang terdapat
di dalam tanah berbeda-
beda pada setiap wilayah.
35. Perbedaan ini sangat
dipengaruhi oleh bahan
induk pembentuknya serta
36. Tanah merupakan
media tempat tumbuhnya
tanaman. Tanaman
menyerap
37. makanan dari dalam
tanah untuk proses
pertumbuhannya. Sehingga
kesuburan
38. tanaman tergantung pada
kandungan unsur hara dalam
tanah. Unsur hara dapat
39. diserap oleh tanaman
dari dalam tanah adalah
unsur hara yang dalam
bentuk
40. tersedia. Tanah
merupakan penyedia
makanan bagi tumbuhan.
Kesuburan
41. tanah adalah aspek
hubungan tanah tanaman,
yaitu pertumbuhan tanaman
42. dalam hubungannya
dengan unsur hara yang
tersedia dalam tanah
43. (Handayanto,
Muddarisna, and Fiqri
2017). Unsur hara tersebut
diperlukan
44. tanaman untuk proses-
proses pertumbuhan seperti
proses fisiologi dan
45. pembentukan struktur
tanaman.
46. Dalam konsep
kesuburan tanah, dikaji
juga bagaimana
kemampuan suatu
47. tanah untuk
menyediakan unsur hara
bagi tanaman dalam
mendukung
48. pertumbuhan dan
produksi tanaman.
Kandungan Unsur hara
dalam tanah
49. tergantung dari batuan
induk serta mineral-mineral
yang terdapat di dalamnya.
50. Mineral yang terdapat
di dalam tanah berbeda-
beda pada setiap wilayah.
51. Perbedaan ini sangat
dipengaruhi oleh bahan
induk pembentuknya serta
Tanah merupakan media tempat tumbuhnya tanaman. Tanaman menyerap
makanan dari dalam tanah untuk proses pertumbuhannya. Sehingga kesuburan
tanaman tergantung pada kandungan unsur hara di dalam tanah. Unsur hara
tersebut diperlukan tanaman untuk proses-proses pertumbuhan seperti proses
fisiologi dan pembentukan struktur tanaman. Kesuburan tanah adalah kemampuan
tanah untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman dalam jumlah yang cukup dan
berimbang jumlahnya (Purba dkk, 2021).
Salah satu solusi yang dapat dilakukan agar ketersediaan unsur hara tetap
terjaga perlu dilakukan pemupukan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik
adalah pupuk yang diproses dari limbah organik seperti kotoran hewan, sampah,
sisa tanaman, serbuk gergajian kayu, lumpur aktif, yang kualitasnya tergantung
dari proses atau tindakan yang diberikan. Salah satu sumber yang dapat dijadikan
sebagai pupuk organik untuk memperbaiki unsur hara tanah adalah pupuk organik
yang dibuat dari limbah air cucian beras. Air cucian beras mengandung banyak
nutrisi yang terlarut didalamnya diantaranya adalah protein, 80% vitamin B1, 50%
fosfor, dan 60% zat besi. Protein dan vitamin B1 (thiamin) yang terkandung
dalam air cucian beras pada tanaman memiliki peranan yang penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Protein merupakan sumber utama
unsur N yang berperan penting untuk pertumbuhan vegetatif pada tanaman,
sedangkan vitamin B1, berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme
karbohidrat serta meningkatkan aktivitas hormon yang terdapat dalam jaringan
tanaman, untuk mendorong pembelahan sel-sel baru (Wibowo dan Sitawati,
2017).
Bahan organik tanah dapat mempunyai pengaruh berikut terhadap tanah (Purba
dkk, 2021):
1. Memperbaiki kemampuan tanah menyerap air
2. Memperbaiki struktur tanah melalui peningkatan pembentukan agregat tanah
dan kemantapan agregat tanah.
3. Meningkatkan kompleks jerapan tanah dan Kapasitas tukar kationtanah.
4. Mengurangi fiksasi unsur P pada tanah masam.
5. Menyediakan unsur-unsur hara tanaman secara lengkap dan berimbang,
meskipun dalam jumlah yang terbatas.
6. Menghasilkan CO2 dan asam-asam organik lain yang dapat menaikkan daya
larut unsur-unsur lain seperti Ca, Ka, P.
7. Meningkatkan kegiatan biologi tanah, yang pada akhirnya juga dapat
meningkatkan kesuburan fisik maupun kimia tanah serta suhu tanah.
8. Memperbaiki infiltrasi air yang dapat mengurangi erosi

B. Hipotesis
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan tanaman
kangkung darat yang disiram dengan air cucian beras dengan penyiraman tanaman
menggunakan air biasa. Berikut perumusan hipotesis dari eksperimen ini:
Terdapat engaruh pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kangkung darat.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan metode
yang bersifat eksperimental. Pengumpulan data menggunakan bentuk penelitian,
variabel penelitian dan definisi operasional serta untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan.
B. Variabel Penelitian
Adapun rumusan operasional setiap variabel:
1. Variabel bebas
a. Jenis dan volume air siraman
b. Tanah humus
c. Bibit kangkung darat
d. Cahaya matahari
e. Waktu penyiraman
2. Variabel terikat
a. Pertumbuhan dan perkembangan kangkung darat
3. Variabel kontrol
a. Air ledeng
C. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
timbulnya variabel terikat. Adapun variabel bebas dari penelitian ini adalah:
a. Jenis dan volume air siraman
Jenis air siraman cucian beras yang akan digunakan adalah beras putih
(Oryza sativa) yang merupakan limbah yang berasal dari proses cucian beras
putih yang akan dimasak, sedangkan volume air siraman cucian beras yang
akan digunakan sebanyak 50 mL pada setiap kali penyiraman tanaman
kangkung darat kelompok eksperimen selama 20 hari.
b. Tanah humus
Tanah yang digunakan yaitu tanah humus, tanah yang paling subur untuk
tumbuh-tumbuhan karena memiliki komposisi yang mirip dengan pupuk
kompos. Hal ini karena tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari
pelapukan daun dan juga batang pohon, serta ada percampuran dari kotoran
hewan.
c. Bibit kangkung darat
Bibit kangkung darat yang digunakan adalah bibit yang sudah melewati
tahap perendaman yang meningkatkan kadar air pada benih. Kadar air yang
lebih tinggi dapat memicu benih untuk tumbuh lebih cepat. Bibit diberikan
sebanyak dua biji pada masing-masing gelas kelompok kontrol dan
eksperimen.
d. Cahaya matahari
Cahaya matahari adalah sumber energi pada tanaman dan juga digunakan
untuk berfotosintesis. Pada kelompok eksperimen dan kontrol ditempatkan
pada satu tempat agar cahaya matahari dapat menyinari tanaman secara
bersamaan.
e. Waktu penyiraman
Waktu penyiraman kedua kelompok yaitu pada siang hari pada rentang
pukul 12.05 hingga 14.19, dilakukan satu kali penyiraman setiap hari selama
20 hari.
2. Variabel terikat
a. Pertumbuhan dan perkembangan kangkung darat
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran atau volume sel di
dalam tubuh tumbuhan yang bersifat tidak dapat kembali. Pertumbuhan
vegetatif (tinggi batang dan daun) merupakan proses penting dalam siklus
hidup setiap jenis tumbuhan secara kualitatif. Perkembangan didefenisikan
sebagai suatu proses menuju keadaan yang lebih dewasa seperti semakin
lebarnya daun.
3. Variabel kontrol
a. Air ledeng
Air ledeng yang dimaksud yaitu air biasa yang bersih dan jernih.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas pop ice (6 buah)
b. Sendok semen (1 buah)
c. Spoit 50 ml (2 buah)
d. Timbangan (1 buah)
2. Bahan
a. Bibit kangkung darat (Ipomoea reptana) (12 buah)
b. Air Cucian Beras (150 ml)
c. Air ledeng (150 ml)
d. Label (secukupnya)
e. Tanah (secukupnya)
E. Prosedur kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dilubangi semua gelas yang akan digunakan sebanyak 6 buah.
3. Diberikan penanda menggunakan label pada setiap gelas kontrol dan
eksperimen.
4. Tanah dengan ukuran yang sama dimasukkan ke dalam 6 gelas.
5. Dibuat lubang kecil pada tanah menggunakan ujung pulpen kemudian
dimasukkan sebanyak 2 bji bibit kangkung darat (Ipomoea reptana)
dimasukkan kedalam masing-masing gelas
6. Disiram selama 20 hari tanaman menggunakan air cucian beras sebanyak 50
mL untuk kelompok eksperimen menggunakan spoit 50 mL, sedangkan untuk
kelompok kontrol disiram menggunakan air ledeng sebanyak 50 mL
menggunakan spoit 50 mL. Penyiraman dilakukan satu kali sehari di jam
yang sama setiap harinya.
7. Dilihat dan diamati perkembangan yang terjadi pada tanaman selama 20 hari.
8. Setelah 20 hari, kangkung difoto di atas permukaan tanah dan kemudian
ditimbang berat basahnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
1. Eksperimen
Pengumpulan data dengan eksperimen berarti melakukan suatu kegiatan
percobaan berdasarkan prosedur kerja.
2. Observasi
Kegiatan observasi dan pengambilan data dilakukan sebanyak satu kali yaitu
pada hari ke-20. Pengambilan data terkait berat basah tanaman kangkung data
dituliskan pada tabel pengamatan 4.1 dan 4.2. parameter yang diamati pada
tanaman kangkung di antaranya berat basah tanaman pada perlakuan dan
kontrol pada tanaman kangkung dengan cara menimbang berat basah pada
hari terakhir pengamtan menggunakan timbangan analitik.
3. Dokumentasi
Tujuan dari kegiatan dokumentasi adalah untuk mempeoleh data berupa foto
atau gambar menganai perubahan-perubahan tanaman kangkung setelah
diberikan perlakuan berupa penyiraman air cucian beras dan air ledeng pada
tanaman kangkung. Selain itu, dokumentasi juga digunkan untuk mendukung
penelitian yang dilakukan bahwa percobaan dan data yang disajikan adalah
benar adanya, valid, dan akurat.
G. Teknik Analisis Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka untuk menentukan analisis
dari data digunakan teknik analisis data kuantitatif dengan metode analisis
statistik deskriptif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Berat Basah Tanaman Kangkung Kelompok
Perlakuan

Wadah Berat Basah (g)


1 0,27
2 0,19
3 0,29
Jumlah 0,75
Rata-rata 0,25

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Berat Basah Tanaman Kangkung Kelompok


Kontrol

Wadah Berat Basah (g)


1 0,28
2 0,34
3 -
Jumlah 0,62
Rata-rata 0,20

B. Pembahasan
Praktikum ini dengan judul “Eksperimen sebagai Metode Ilmiah yang
Bertujuan untuk Melatih dan Membiasakan Mahasiswa Menerapkan
Keterampilan Proses Sains berupa Eksperimen (Percobaan) secara sistematis dan
terkontrol dalam memecahkan suatu masalah biologi.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara individual, ketiga kangkung
darat yang diberi perlakuan penyiraman air cucian beras (eksperimen) tidak lebih
berat daripada kangkung yang hanya diberi perlakuan air biasa (kontrol).
Sedangkan secara kolektif, rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan salah satu sampel mati sehingga tidak
dapat dilakukan pengukuran.
Berdasarkan pemberian air cucian beras, didapatkan pertumbuhan tanaman
kangkung darat (Ipomoea reptana). Adapun pengamatan berat basah tanaman
yang dilakukan pada hari ke-20 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Berat Basah Tanaman Kangkung
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2 Eksperimen
0.15 Kontrol
0.1
0.05
0
Wadah 1 Wadah 2 Wadah 3

Hasil penelitian ini berbeda dengan yang ditemukan oleh Wardiah dkk (2014)
dalam Karimah (2022) yang menyatakan bahwa pemberian limbah air cucian
beras memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman kangkung
pada umum 10 dan 20 HST. Hal ini diduga bahwa terdapat human error oleh
praktikan maupun hal lain yang menyebabkan kemungkinan perbedaan asupan
cahaya matahari pada kedua kelompok. Adapun kemungkinan faktor kesalahan
lain yaitu media tanam yang belum maksimal.
. Air cucian beras mengandung banyak nutrisi yang terlarut didalamnya
diantaranya adalah protein, 80% vitamin B1, 50% fosfor, dan 60% zat besi.
Protein dan vitamin B1 (thiamin) yang terkandung dalam air cucian beras pada
tanaman memiliki peranan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Protein merupakan sumber utama unsur N yang berperan penting untuk
pertumbuhan vegetatif pada tanaman, sedangkan vitamin B1, berfungsi sebagai
koenzim dalam metabolisme karbohidrat serta meningkatkan aktivitas hormon
yang terdapat dalam jaringan tanaman, untuk mendorong pembelahan sel-sel baru
(Wibowo dan Sitawati, 2017).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu :
1. Pada pengukuran di hari ke-20, secara individual, kelompok eksperimen
tidak lebih berat daripada kelompok kontrol. Sedangkan secara kolektif,
rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal
ini dikarenakan salah satu sampel mati sehingga tidak dapat dilakukan
pengukuran.
2. Pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan kangkung darat tidak
memberikan engaruh yang signifikan karena hasil tumbuhnya tidak
berbeda jauh, bahkan lebih kurang daripada kelomok kontrol.
B. Saran
1. Laboratorium
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan oleh praktikan dengan
baik agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.
2. Asisten
Memberikan bimbingan yang lebih kepada praktikan untuk
meminimalisir terjadi kesalahan dalam laboratorium.
3. Praktikan
Menjalankan prosedur praktikum dan menggunakan alat dengan baik
dan benar agar praktikum berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Eliyani, Okta, Mitha, Putri Vidayanti, Destia, Rahmadani, Riyani, Reza, Dwi
Putri, & Purna, Bayu Nugroho. 2022. Pendampingan Implementasi
Pembelajaran Ipa Sekolah Dasar Dengan Pertumbuhan Kangkung Darat
Menggunakan Pupuk Organik Berbahan Dasar Kotoran Kambing. Jurnal
Griya Cendikia, Vol. 7(1).

GTK DIKDAS, Tim. 2021. Modul Belajar Mandiri Calon Guru. Jakarta:
Kemendikbud.

Karimah, Sayyidatul. 2022. Pengaruh Pemberian Air Cucian Beras Terhadap


Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans) [skripsi].
Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Khomsah, Ma’rifatul, & Miftachul Chusnah. 2021. Efektivitas Berbagai Media


Tanam terhadap Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir)
dengan Hidroponik Sistem DFT (Deep Flow Technique). Jombang:
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.

Kiay, Marhamah I. 2018. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa


Dengan Metode Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ipa Di Smp Negeri 4
Gorontalo. JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Vol.
3(2).

Purba, Tioner., Hadian, Ningsih., Purwaningsih., Junaedi, Abdussalam.,


Gunawan, Bambang., Junaeriah., Firgiyanto, Refa., Arsi. 2021. Tanah dan
Nutrisi Tanaman. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Umaedi, Aang. 2015. Meraup Untung dari Kangkung: Bertanam dengan Siklus
Panen Harian. Serang: Pustaka Bina Putra.

Wibowo, Hardi Yanto & Sitawati, Sitawati. 2017. Respon Tanaman Kangkung
Darat (Ipomoea Reptans Poir) Dengan Interval Penyiraman Pada Pipa
Vertikal. Plantropica: Journal Of Agricultural Science, Vol. 2(2).

Wijiyanti, Pipit, Endah, Dwi Hastuti, & Sri, Haryanti. 2019. Pengaruh Masa
Inkubasi Pupuk dari Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. 4(1).
DOKUMENTASI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai