Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengertian Bakteri Staphylococcus aureus


Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan bakteri coccus gram positif, susunannya
bergerombol dan tidak teratur seperti anggur. S. aureus tumbuh pada media cair dan
padat seperti NA (Nutrien Agar) dan BAP (Blood Agar Plate) dan dengan aktif
melakukan metabolisme, mampu fermentasi karbohidrat dan menghasilkan bermacam-
macam pigmen dari putih hingga kuning. S. aureus dapat ditemukan pada permukaan
kulit sebagai flora normal, terutama disekitar hidung, mulut, alat kelamin, dan sekitar
anus. Dapat menyebabkan infeksi pada luka biasanya berupa abses merupakan kumpulan
nanah atau cairan dalam jaringan yang disebabkan oleh infeksi. Jenis-jenis abses yang
spesifik diantaranya bengkak (boil), radang akar rambut (folliculitis). Infeksi oleh
S.aureus bisa menyebabkan sindroma kulit. Infeksi S. aureus dapat menular selama ada
nanah yang keluar dari lesi atau hidung. Selain itu jari jemari juga dapat membawa
Infeksi S. aureus dari satu bagian tubuh yang luka atau robek. Luka adalah kerusakan
pada struktur anatomi kulit yang menyebabkan terjadinya gangguan kulit. Contoh yang
paling mudah jika jari tangan kita tersayat oleh pisau, maka luka yang timbul akan
menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit sehingga kulit tidak lagi dapat melindungi
struktur yang ada dibawahnya. Infeksi pada luka dapat terjadi jika luka terkontaminasi
oleh debu atau bakteri, hal ini disebabkan karena luka tidak dirawat dengan baik. Salah
satu bakteri yang menyebabkan infeksi pada kulit luka yaitu bakteri S. aureus . Infeksi
yang disebabkan oleh S.aureus dapat terjadi secara langsung maupun tak langsung.
Bakteri ini menghasilkan nanah oleh sebab itu bakteri disebut bakteri piogenik.
Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan nama spesies yang merupakan bagian dari
genus Staphylococcus. Bakteri ini pertama kali diamati dan dibiakan oleh Pasteur dan
Koch, kemudian diteliti secara lebih terinci oleh Ogston dan Rosenbach pada era tahun
1880-an. Nama genus Staphylococcus diberikan oleh Ogston karena bakteri ini, pada
pengamatan mikroskopis berbentuk seperti setangkai buah anggur, sedangkan nama
spesies aureus diberikan oleh Rosenbach karena pada biakan murni, koloni bakteri ini
terlihat berwarna kuning-keemasan. Rosenbach juga mengungkapkan bahwa S. aureus
merupakan penyebab infeksi pada luka dan furunkel. Sejak itu S. aureus dikenal secara
luas sebagai penyebab infeksi pada pasien pascabedah dan pneumonia terutama pada
musim dingin atau hujan.
Ciri khas infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah :
radang supuratif (bernanah) pada jaringan lokal dan cenderung menjadi abses.
Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah furunkel pada kulit dan impetigo
pada anak-anak.
Infeksi uperfisial ini dapat menyebar (metastatik) ke jaringan yang lebih dalam
menimbulkan osteomielitis, artritis, endokarditis dan abses pada otak, paru-paru, ginjal
serta kelenjar mammae. Pneumonia yang disebabkan S. aureus sering merupakan suatu
infeksi sekunder setelah infeksi virus influenza. S. aureus dikenal sebagai bakteri yang
paling sering mengkontaminasi luka pasca bedah sehingga menimbulkan komplikasi.
Sumber pencemaran pada infeksi pascabedah ini diantaranya berasal dari penderita
carrier yaitu dokter, perawat atau petugas kesehatan yang terlibat dalam perawatan dan
pembedahan pasien dan peralatan medis yang terkontaminasi. Bila terjadi bakteriemia,
infeksi dapat bermetastasis ke berbagai organ. Patogenesis infeksi S. aureus merupakan
hasil interaksi berbagai protein permukaan bakteri dengan berbagai reseptor pada
permukaan sel inang. Penentuan faktor virulen mana yang paling berperan sulit dilakukan
karena demikian banyak dan beragam faktor virulen yang dimiliki S. aureus. Untuk
mengurangi resiko infeksi oleh kuman S. aureus adalah dengan mengembalikan fungsi
dari bagian tubuh yang terluka, mengurangi risiko terjadinya infeksi dan meminimalkan
terbentuknya bekas luka dengan cara melakuka beberapa tindakan dasar seperti mencuci
tangan, membersihkan luka, membersihkan kulit disekitar luka, menutup luka, mengganti
perban sesering mungkin dan pemakaian gel yang mengandung antibiotic.

Anda mungkin juga menyukai