Anda di halaman 1dari 89

PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA INFORMASI TENTANG ASI


EKSKLUSIF, PRODUKSI ASI, DAN TRADISI BUDAYA
DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI
USIA 0-6 BULAN

(Studi Dipolindes Desa Blumbungan Pamekasan)

Oleh :

ANISA AULIA PUTRI


NIM. 19153020008

PROGRAM STUDI DIPLOMA DIV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2019
HUBUNGAN INFORMASI TENTANG ASI EKSKLUSIF, PRODUKSI ASI,
DAN TRADISI BUDAYA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA
BAYI USIA 6-7 BULAN

(Studi Dipolindes Desa Blumbungan Pamekasan)

PROPOSAL

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi Diploma IV


Kebidanan

Oleh :

ANISA AULIA PUTRI


NIM. 19153020008

PROGRAM STUDI DIPLOMA DIV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2019

ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Proposal dengan judul:

HUBUNGAN INFORMASI TENTANG ASI EKSKLUSIF, PRODUKSI ASI,


DAN TRADISI BUDAYA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA
BAYI USIA 6-7 BULAN
(Studi Dipolindes Desa Blumbungan Pamekasan)

Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Sains


Terapan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES Ngudia Husada Madura,
sejauh yang saya ketahui bukanlah merupakan tiruan atau duplikasi dari Proposal
yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan di lingkungan STIKES Ngudia Husada Madura maupun di perguruan
tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya
dicantumkan sebagaimana mestinya.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian
hari diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar.

Bangkalan, 23 Desember 2019

ANISA AULIA PUTRI


NIM. 19153020008

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal dengan judul:

HUBUNGAN INFORMASI TENTANG ASI EKSKLUSIF, PRODUKSI ASI,


DAN TRADISI BUDAYA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA
BAYI USIA 6-7 BULAN
(Studi Dipolindes Desa Blumbungan Pamekasan)

Dibuat untuk melengkapi persyaratan menjadi Sarjana Kebidanan pada Program


Studi Diploma IV Kebidanan STIKes Ngudia Husada Madura. Proposal ini telah
diperiksa, dikonsulkan dan siap untuk diujikan pada sidang ujian Proposal pada
tanggal 31 Desember 2019 dan dinyatakan memenuhi syarat syah sebagai
Proposal pada Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes Ngudia Husada
Madura.

Bangkalan, 23 Desember 2019

Pembimbing

Dr. Zakkiyatus Zainiyah, M.Keb


NIDN : 0704127802

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal dengan judul:

HUBUNGAN INFORMASI TENTANG ASI EKSKLUSIF, PRODUKSI ASI,


DAN TRADISI BUDAYA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA
BAYI USIA 6-7 BULAN
(Studi Dipolindes Desa Blumbungan Pamekasan)

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Terapan


Kebidanan pada Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes Ngudia Husada
Madura. Proposal ini akan diseminarkan pada tanggal 31 Desember 2019
dihadapan tim penguji Proposal Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes
Ngudia Husada Madura Bangkalan dan telah diperbaiki sesuai dengan saran dan
masukan yang diberikan dari pembimbing.
Bangkalan, 06 Januari 2020

Tim Penguji

Ketua : Hamimatus Zainiyah, S.ST., M,Pd., M.Keb (…………………….)

Anggota : Heni Ekawati, S.Kep., Ns., M.Kep (…………………….)

Anggota : Zakkiyatus Zainiyah, M.Keb (…………………….)

Mengetahui,
Ketua Prodi DIV Kebidanan
STIKes Ngudia Husada Madura

Lelly Aprilia Vidayati S.SiT.,M.Kes


NIDN. 0729048401

v
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat,

hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Proposal ini dengan

judul “Hubungan Informasi tentang ASI Eksklusif, Produksi ASI, dan

Tradisi budaya dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-7

Dipolindes Desa Blumbungan Pamekasan”. Proposal ini di ajukan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menumpuh ujian Diploma Kebidanan. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini masih banyak kekurangan dan

masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang

penulis miliki.

Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan Proposal ini, penulis

sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun kearah

perbaikandan penyempurnaan Proposal ini. Cukup banyak kesulitan yang yang

penulis temui dalam penulisan Proposal ini, tetapi Alhamdulillah dapat penulis

atasi dan terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Mustofa Haris, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Ngudia Husada

Madura Bangkalan.

2. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep., Ns., M.Kes Selaku ketua STIKes Ngudia Husada

Madura Bangkalan.

3. Lelly Aprilia Vidayati, S.SiT., M.Kes., selaku kaprodi DIV Kebidanan

STIKes Ngudia Husada Madura.

vi
4. Dr. Zakkiyatus Zainiyah, M. Keb selaku pembimbing yang telah sabar dalam

membimbing saya dan bersedia meluangkan waktunya untuk saya.

5. Tim penguji atas sarannya demi kesempurnaan Proposal ini di Prodi DIV

STIKes Ngudia Husada Madura.

6. Kepada Polindes Desa Blumbungan Kabupaten Pamekasan. yang telah

memberikan kesempatan untuk saya melakukan penelitian.

7. Kedua orang tua tercinta yang tak henti – hentinya membantu, terus

mendukung, menyemangati, dan memberikan tetesan cinta yang tak ternilai

hingga kami sampai pada saat ini.

8. Teman – teman seperjuangan DIV STIKes Ngudia Husada Madura, sahabat –

sahabat tersayang.

Bangkalan, 23 Desember 2019

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN DALAM............................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah..................................................................................4
1.2.1. Faktor Internal................................................................................4
1.2.2. Faktor Internal................................................................................5
1.2.3. Faktor Produksi ASI.......................................................................6
1.3. Batasan Masalah........................................................................................7
1.4. Rumusan Masalah.....................................................................................8
1.5. Tujuan Penelitian.......................................................................................8
1.5.1. Tujuan Umum................................................................................8
1.5.2. Tujuan Khusus...............................................................................8
1.6. Manfaaf penelitian.....................................................................................8
1.6.1. Manfaat teoritis..............................................................................8
1.6.2. Manfaat Praktis..............................................................................9
1.7. Penelitian Terdahulu..................................................................................9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................11
2.1. Konsep Dasar ASI Eksklusif...................................................................11
2.1.1. Pengertian.....................................................................................11
2.1.2. Manfaat ASI.................................................................................11
2.1.3. Macam-macam ASI.....................................................................15
2.1.4. Kandungan ASI............................................................................16
2.1.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.........18
2.1.6. Informasi tentang ASI Eksklusif oleh Petugas Kesehatan...........23
2.2. Konsep Dasar Informasi Kesehatan........................................................24
2.2.1. Pengertian Informasi Kesehatan..................................................24
2.2.2. Strategi Informasi Kesehatan.......................................................25

viii
2.2.3.
Ruang Lingkup Informasi Kesehatan..........................................26
2.2.4.
Media Dalam Memberikan Informasi Kesehatan........................27
2.2.5.
Metode Dalam Memberikan Informasi Kesehatan......................29
2.2.6.
Pengertian Informasi ASI Eksklusif............................................31
2.2.7.
Hubungan Informasi Tentang ASI Eklusif dengan ASI Eksklusif
......................................................................................................33
2.3. Konsep Dasar Produksi ASI....................................................................34
2.3.1. Fisiologi Laktasi...........................................................................34
2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI........................35
2.3.3. Frekuensi dan lama menyusui bayi..............................................37
2.3.4. Langkah-langkah menyusui yang benar......................................39
2.3.5. Tanda Bayi Cukup ASI................................................................40
2.3.6. Hubungan Produksi ASI dengan pemberian ASI Eksklusif........42
2.4. Konsep Dasar Tradisi Budaya.................................................................43
2.4.1. Pengertian.....................................................................................43
2.4.2. Mitos – mitos atau Kepercayaan..................................................44
2.4.3. Hubungan Tradisi budaya dengan ASI eksklusif.........................44
2.5. Kerangka konsep.....................................................................................45
2.6. Hipotesis penelitian.................................................................................47
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................48
3.1. Desain Penelitian.....................................................................................48
3.2. Identifikasi Variabel................................................................................49
3.3. Definisi Operasional................................................................................50
3.3.1. Populasi........................................................................................51
3.3.2. Sampel..........................................................................................52
3.3.3. Besar Sampel................................................................................52
3.3.4. Tehnik Sampling..........................................................................54
3.4. Waktu dan tempat Penelitian...................................................................54
3.5. Alat Pengumpulan Data...........................................................................54
3.6. Etika Penelitian........................................................................................54
3.7. Pengolahan Data......................................................................................56
3.8. Analisa Data............................................................................................61
3.9. Kerangka Kerja........................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................63

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Identifikasi masalah.............................................................................4


Gambar 2.1 Kerangka Konsep hubungan Informasi tentang ASI eklusif produksi
ASI, budaya dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi..................45
Gambar 3.1 Rumus Sampel...................................................................................52
Gambar 3.2 Kerangka Kerja (Frame Work)..........................................................62

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu................................................................................9


Tabel 2.1 Komponen dalam Kolostrum................................................................16
Tabel 3.1 Definisi Populasi dan sampel.................................................................50
Tabel 3.2 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Hipotetik..............57
Tabel 3.3 Klasifikasi pengetahuan.........................................................................58
Tabel 3.4 Klasifikasi dukungan tenaga kesehatan dan sosial budaya....................60

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan.............................................................65


Lampiran 2 Surat Balasan Studi Pendahuluan.......................................................66
Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden.........................................67
Lampiran 4 Pernyataan Bersedia Menjadi Responden..........................................68
Lampiran 5 Kuesioner ...........................................................................................69

xii
DAFTAR SINGKATAN

WHO World Health Organization


UNICEF United Nations Childrens Fund
HIV Human Immunodeficiency
AIDS Acquired Immuno deficiency Syndrome
ASI Air Susu Ibu
BKKBN Badan kependukan Keluarga Berencana Nasional

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi

sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral.

(Aswita, dkk 2018). Pemberian ASI Eksklusif dapat mengurangi risiko

kematian pada bayi karena ASI mengandung kolostrum yang kaya akan

antibodi untuk daya tahan tubuh. Selain itu, ASI juga mengandung zat

penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan mengganggu enzim di usus

(Kemenkes RI, 2016).

World Health Organization (WHO) dan United Nations Childrens

Fund (UNICEF) merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberikan hanya

diberikan ASI paling sedikit selama 6 bulan. ASI Eksklusif dianjurkan pada

beberapa bulan pertama karena ASI tidak terkontaminasi dan mengandung

banyak zat gizi yang dibutuhkan anak pada usia tersebut (Aswita, dkk 2018).

Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada tahun 2016

adalah sebesar 53,6%, sedangkan pada tahun 2017 yaitu 76,1% hal ini

mengalami peningkatan sebesar 22.5% dari tahun sebelumnya, meskipun

telah mengalami peningkatan hal ini masih di bawah target nasional yang

telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan tahun 2017 yaitu 78%

(Kemenkes, 2017).

1
2

Data prevalansi Jawa Timur menurut Profil Kesehatan tahun 2017

capaian ASI Eksklusif sebesar 75.7%. Data Dinas Kesehatan Kabupaten

Pamekasan capaian ASI Ekslusif sebesar 56,8%. Salah satu Puskesmas yang

capaian ASI Ekslusifnya rendah adalah Puskesmas Larangan Pamekasan

yaitu sebesar 47%. Salah satu desa yang capaian ASI Eksklusif rendah adalah

Desa Blumbungan Pamekasan yaitu sebesar 33%. Sedangkan pemberian MP-

ASI 70%. Hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan ibu yang

mempunyai anak usia 6-7 bulan sebanyak 10 orang menunjukkan bahwa 4

bayi mendapatkan ASI Eksklusif dan 6 yang lain tidak diberi ASI Eksklusif.

Ibu dari 6 bayi menyatakan bahwa ASI mereka tidak mencukupi sehingga

bayi rewel.

Penyebab utama rendahnya pemberian ASI Eksklusif di Indonesia

dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif antara lain usia,

pengetahuan, kondisi kesehatan ibu, persepsi ibu tentang kurangnya produksi

ASI yang dapat menghambat pemberian ASI Eksklusif dan lain sebagainya

(Aswita, dkk 2018).

Faktor eksternal juga sangat berperan penting dalam pemberian ASI

Eksklusif antara lain tingkat pendidikan ibu, dukungan petugas kesehatan,

dukungan keluarga, status pekerjaan, serta meningkatnya promosi susu

formula sebagai pengganti ASI melalui iklan-iklan di media massa. Faktor

eksternal lain adalah sosial budaya faktor mempengaruhi ibu untuk


3

memberikan ASI secara Eksklusif karena sudah menjadi budaya dalam

keluarganya (Haryono dan Ningsih, 2014).

Dampak positif pemberian ASI Eksklusif sangat luas dan beragam

terutama bagi ibu dan bayi. Manfaat ASI bagi bayi yaitu sebagai

perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal, menurunkan risiko kematian

bayi akibat diare dan infeksi, sumber energi dan nutrisi, serta mengurangi

angka kematian dikalangan anak-anak yang kekurangan gizi. Manfaat

pemberian ASI bagi ibu yaitu mengurangi risiko kanker ovarium dan

payudara, membantu kelancaran produksi ASI, sebagai metode alami

pencegahan kehamilan dalam enam bulan pertama setelah kelahiran, dan

membantu mengurangi berat badan lebih dengan cepat setelah kehamilan

(WHO, 2016)

Dalam menanggulangi rendahnya cakupan ASI Eksklusif pemerintah

telah memprioritaskan program pemberian ASI khususnya ASI Eksklusif,

melalui gerakan nasional peningkatan pemberian ASI. Pemberian ASI sangat

berperan penting untuk tumbuh kembang bayi dan mengandung antibodi

yang berfungsi melawan  penyakit  dan membantu menyempurnakan sistem

kekebalan tubuh bayi (Aswita, dkk 2018).


4

1.2. Identifikasi Masalah

Faktor internal
1. Usia
2. Pengetahuan
3. Kondisi kesehatan ibu
Faktor Eksternal
1. Pendidikan
2. Dukungan petugas kesehatan
3. Dukungan keluarga
4. Status Pekerjaan
5. Pomosi susu Formula
6. Tradisi budaya Masih Ada bayi usia 0-6
bulan yang tidak
diberikan ASI Eksklusif
di Polindes Desa
Faktor Produksi ASI Blumbangan 33%
1. Makanan
2. Psikologis ibu
3. Perawatan payudara
4. Penggunaan Alat kontrasepsi

Gambar 1.1 Identifikasi masalah, Sumber : (Haryono dan

Setianingsih, 2024), (Wiji, 2013),

Berdasarkan Identifikasi masalah tersebut diatas peneliti menguraikan

ada beberapa faktor yang menghambat pemberian ASI eksklusif pada anak.

1.2.1. Faktor Internal

1. Usia Ibu

Produksi ASI ibu yang berusia 19-23 tahun umumnya memiliki

produksi ASI yang lebih cukup dibandingkan ibu yang berusia lebih tua

( Rahayu, ddk., 2015)

2. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan

dan dapat diingat. Informasi tersebut bisa berasal dari pendidikan


5

formal mau non formal percakapan, membaca, dan pengalaman hidup

menyusui anak sebelumnya. (Haryono dan Setianingsih, 2014)

3. Kondisi kesehatan ibu

Kondisi kesehatan ibu mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam

keberlangsungan proses menyusui.

1.2.2. Faktor Internal

1. Pendidikan

Pendidikan akan mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang

berpendidikan tinggi akan lebih mudah menerima suatu ide baru

dibandng dengan ibu yang berpendikan lebih rendah . Sehingga

promosi dan informasi mengenai ASI Eksklusif dengan mudah dapat

diterima dan dilaksanakan (Haryono dan Setianingsih, 2014).

2. Dukungan petugas kesehatan

Petugas kesehatan yang professional bisa menjadi faktor pendukung ibu

dalam memberikan ASI. Dukungan tenaga kesehatan kaitannya dengan

nasehat kepada ibu untuk memberikan ASI pada bayinya menentukan

keberlanjutan ibu dalam pemberian ASI (Haryono dan Setianingsih,

2014)

3. Dukungan Keluarga

Dukungan dari lingkungan keluarga termasuk suami, orang tua, ataupun

saudara lainnya sangat menentukan keberhasilan dalam

menyusui.Karena pengaruh keluarga berdampak pada kondisi ibu


6

sehingga secara tidak langsung mempengarui produksi ASI (Haryono

dan Setianingsih, 2014)

4. Status pekerjaan

Pekerjaan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif dimana ibu

yang tidak bekerja berpeluang memberikan ASI eksklusif 16,4 kali

dibandingkan ibu yang bekerja (Septiani, 2017)

4. Pomosi susu Formula

Meningkatnya Promosi susu formula sebagai pengganti ASI melalui

iklan-iklan di media massa (Haryono dan Setianingsih, 2014)

5. Nilai-nilai atau Adat budaya

Adat budaya akan mempengaruhi ibu untuk memberikan ASIsecara

Eksklusif sudah menjadi budaya dalam keluarganya (Haryono dan

Setianingsih, 2014)

1.2.3. Faktor Produksi ASI

1. Makanan

Makanan yang dimakakan seorang ibu yang sedang dalam menyusui

tidak lansung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang

dihasilkan. Dalam tubuh , terdapat cadangan berbagai zat gizi yang

dapat digunkan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika

makanan ibu terus menerus tidak mengandungcukup zat gizi yang

diperlikan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat ASI tidak

akan dapat bekerja dengan sempurna sehingga berpengaruh terhadap

produksi ASI (Khasanah, 2011)


7

2. Psikologis ibu

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Saat menyusui,

Seorang ibu memerlukan ketenangan pikiran dan sebaiknya jauh dari

perasaan tertekan (setres) karena akan berpengaruh terhadap produksi

ASI dan kenyamanan bayi saat menyusu (Khasanah, 2011).

3. Perawatan payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan yaitu

dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.

Pengurutan tersebut diharapkan apabila terdapat penyumbatan pada

saluran dalam payudara dapat dihindarkan sehingga pada waktu ASI

akan keluar dengan lancar (Khasanah, 2011).

4. Penggunaan Alat kontrasepsi

Bagi ibu yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil

yang mengandung hormon esterogen karena hal ini dapat mengurangi

jumlah produksi ASI, bahkan menghentikan produksi ASI secara

Keseluruhan (Khasanah, 2011).

1.3. Batasan Masalah

Karena keluasan masalah dan keterbatasann waktu peneliti hanya

membatasi pada variabel informasi tentang pemberian ASI Eksklusif,

produksi ASI, Tradisi budaya dengan pemberian ASI Eksklusif


8

1.4. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara informasi tentang ASI Eksklusif dengan

pemberian ASI Eksklusif di Polindes Desa Blumbungan Pamekasan?

2. Apakah ada hubungan antara produksi ASI dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Polindes Desa Blumbungan Pamekasan ?

3. Apakah ada hubungan antara Tradisi budaya dengan pemberian ASI

Eksklusif di Polindes Desa Blumbungan Pamekasan?

1.5. Tujuan Penelitian

1.5.1. Tujuan Umum

Menganalisis Hubungan antara informasi tentang pemberian ASI

Eksklusif, Produksi ASI, Tradisi budaya dengan pemberian ASI Eksklusif

di Polindes Desa Blumbungan Pamekasan

1.5.2. Tujuan Khusus

1. Menganalisis Hubungan Informasi tentang ASI Eksklusif dengan

pemberian ASI Eksklusif di Polindes Desa Blumbungan Pamekasan.

2. Menganalisis Hubungan antara Produksi ASI dengan pemberian ASI

Eksklusif di Polindes Desa Blumbungan Pamekasan

3. Menganalisis Hubunga antara Tradisi budaya dengan pemberian ASI

Eksklusif di Polindes Desa Blumbungan Pamekasan.

1.6. Manfaaf penelitian

1.6.1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

kebidanan maternitas tentang pentingnya informasi pemberian ASI


9

Eksklusif, Produksi ASI, dan Tradisi budaya.

1.6.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai informasi

tentang pemberian ASI Eksklusif, Produksi ASI, dan Tradisi budaya. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk

mengetahui seberapa besar informasi tentang pemberian ASI Eksklusif,

Produksi ASI, Tradisi budaya dan selanjutnya baik dari bagi petugas

kesehatan maupun pemerintah dapat menentukan strategi yang tepat

dalam peningkatan pemberian ASI Eksklusif berdasar hubungan informasi

tentang Asi eksklusif yang telah diteliti.

1.7. Penelitian Terdahulu

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

Penulis dan
tahun Variabel desain
No Judul Penelitian Hasil
penelitian penelitian Penelitian

Pengaruh Paket Yuni Motivasi Quasi Ada pengaruh


edukasi sayang ibu Sandra ibu dan Eksperiment pemberian
terhadap motivasi Dewi Pemberian dengan Motivasi
ibu dalam Siti Rofiqah ASI Ekslusif pendekatan terhadap
1. pemberian ASI Tahun pre and post Pemberian
Eklusif di kabupaten 2019 test ASI Eklusif
pekalongan nonequevalent
control Group

Analisis social Fetty Fitria Sosial Penelitian Unsur unsur


Budaya Dalam Ruslan Budaya dan Kualitatif yang
pemberian ASI pada Majid pemberian dengan menyangkut
2. bayi di kecamatan Tahun 2017 ASI pendekatan penilaian
Lawa Kabupaten Fenomenologi tentang
Muna Barat kepercayaan

3. Pandangan social Dwirina Social Rancangan Jika ibu


Budaya terhadap Herfila Budaya dan Kualitatif berpikiran
tentang ASI Eklusif tahun 2016 ASI positif akan
Eksklusif mendukung
dalam
pemberian
10

ASI ekslusif
Faktor faktor yang Aswita Faktor Penelitian Responden
mempengaruhi Amir, faktor yang observasional dengan yang
pemberian ASI pada Nursalim mempengar dengan member AASI
Neonatal DI RSIA tahun 2018 uhi menggunakan pada bayi
Pertiwi Makassar pemberian Rancangan diantaranya
ASI pada Cross responden
Neonatal Sectional yang bersalin
4.
Study pervaginam,
yang
melakukan
IMD,
pengetahuan
yang baik

Pemberian ASI dan Agus Pemberian Pendekatan Permasalahan


MP-ASI terhadap Hendra Al ASI dan deskriptif dalam ASI dan
5.
pertumbuhan bayi Rahmat MP-ASI Analitik MPASI
Usia 6-24 bulan tahun 2017
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar ASI Eksklusif

2.1.1. Pengertian

ASI Eksklusif adalah menyusui bayi secara murni, bayi hanya

diberi ASI saja selama 6 bulan tampa makan tambahan seperti susu

formula, madu, teh, air putih, dan tanpa pemebrian makanan tambahan lain

seperti pisang, bubur, biscuit ataupun nasi tim. Setelah 6 bulan barulah

bayi diberikan makanan pendamping ASI dengan ASI tetap diberikan

sampai bayi usia 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013)

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi dalam larutan protein,

laktosa, dan garam-garam yang di sekresi oleh kedua kelenjar payudara

ibu, yang berguna sebagai makanan utama bagi bayi. (Haryono dan

Setianingsih, 2014)

Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terpenting yang

dibutuhkan oleh setiap bayi idealnya diberikan secara eksklusif selama 6

bulan dan dilanjutkan makanan pendamping sampai usia 2 tahun

(Wulandari dan Iriana, 2016).

2.1.2. Manfaat ASI

ASI memberi banyak manfaat tidak hanya untuk kehidupan bayi

saja, akan tetapi pemberian ASI akan memberi dampak positif bagi

ibu dan keluarga.

11
12

Menurut Siregar (2018) manfaat ASI adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Pemberian ASI bagi Bayi

a) Mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi

yang dilahirkan.

b) Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memenuhi

kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.

c) ASI mengandung zat pelindung / antibodi yang melindungi

terhadap penyakit.

d) Dengan diberikannya ASI saja meminimalkan sampai enam

bulan, maka dapat menyebabkan perkembangan psikomotorik bayi

lebih cepat.

e) ASI dapat menunjang perkembangan penglihatan

f) Dengan diberikannya ASI, maka akan memperkuat ikatan batin

ibu dan bayi.

g) Mengurangi kejadian karies dentis dikarenakan kadar laktosa yang

sesuai dengan kebutuhan bayi.

h) Mengurangi kejadian maloklusi akibat penggunan dot yang lama

i) Dengan diberikannya ASI, maka akan memperkuat ikatan batin

ibu dan bayi.

j) Mengurangi kejadian karies dentis dikarenakan kadar laktosa yang

sesuai dengan kebutuhan bayi.

k) Mengurangi kejadian maloklusi akibat penggunan dot yang lama.


13

2. Manfaat lain pemberian ASI Eksklusif bagi bayi :

a) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan

pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan.

b) Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai

zat anti kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan

mengurangi terjadinya diare, sakit telinga, dan infeksi saluran

pernapasan.

c) Melindungi anak dari serangan alergi.

d) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan

otak sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai.

e) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.

f) Membantu pembentukan rahang yang bagus.

g) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada

anak, dan mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.

h) Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI

eksklusif akan lebih bisa cepat berjalan.

i) Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional,

kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.

3. Manfaat pemberian ASI bagi ibu

a) Mengurangi terjadinya perdarahan dan anemia

Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan

terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang karena

pada ibu menyusui terjadi penigkatan kadar oksitosin yang


14

berguna juga untuk kontraksi/penutupan pembulu darah sehingga

perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini pun akan mengurangi

kemungkinan terjadinya anemia karena kekurangan zat besi.

b) Menunda kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan

cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum

haid, 98% tidak akan hamil pada bulan pertama setelah melahirkan

dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

c) Mengecilkan rahim

Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan membantu

rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini

akan lebih cepat dibanding pada ibu yang tidak menyusui.

d) Lebih cepat langsing kembali

Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan

mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan

demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat

kembali ke berat badan sebelum hamil.

e) Mengurangi risiko terkena kanker

Beberapa penelitia menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi

kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila

semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2

tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan

berkurang sampai sekitar 25%.


15

4. Manfaat ASI bagi keluarga

a) Aspek Ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan

untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih jarang sakit, sehingga

mengurangi biaya untuk berobat.

b) Aspek Psikologis

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,

sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendapatkan

hubungan kasih bayi dalam keluarga.

c) Aspek Kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan di mana saja dan

kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak,

botol, dan dot yang harus dibersihkan.

2.1.3. Macam-macam ASI

a. Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali keluar, berwarna kekuning-

kuningan. Banyak mengandung protein dan antibodi.

Menurut Setianingsih dan Haryono, (2014) komponen yang

terdapat dalam kolostrum:


16

Tabel 2.1 Komponen dalam Kolostrum

Komposisi Kepentingan
Kaya Antibodi Perlindungan terhadap infeksi dan alergi.
Banyak leokosit Perlindungan terhadap infeksi.
Pengeluaran mekonium (kotoran bayi) danmembantu
mencegah terjadinya ikterus
Purgatif
( peyakit kuning), Membantun pematangan usus dan
mencegah alergi intoleransi.
Menurunkan keparahan infeksi dan mencegah
Kaya Vitamin A
penyakit mata.
Sumber : Haryono, Setyaningsih., 2014

b. Air Susu Masa Persalinan

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur. Terjadi

pada hari ke 4-10, berisi karbohidrat dan lemak serta volume ASI

meningkat.

c. Air Susu matur

Merupakan cairan yang berwarna putih kekuningan, mengadung semua

nutrisi. Terjadi pada hari ke 10 sampai seterusnya.

2.1.4. Kandungan ASI

ASI merupakan cairan nutrisi yang unik, spesifik dan kompleks

dengan komponen imunologis dan komponen pemacu pertumbuan. ASI

mengandung sebagian besar air sebanyak 87.5% oleh karena itu bayi yang

mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada

ditempat suhu panas selain itu, berbagai komponen yang terkandung

dalam ASI antara lain (Siregar (2018).

a. Protein

Protein adalah bahan baku untuk tumbuh, kwalitas protein

sangat penting selama tahun pertama kehidupan bayi, karena pada saat
17

ini pertumbuhan bayi paling cepat. Air susu ibu mengandung protein

khusus yang dirancang untuk pertumbuhan bayi manusia. ASI

mengandung total protein lebih rendah tapi lebih banyak protein yang

halus, lembut, dan mudah dicerna. Komposisi inilah yang membentuk

gumpalan lebih lunak yang mudah dicernah dan diserap oleh bayi.

b. Lemak

Lemak ASI adalah komponen yang dapat berubah-ubah

kadarnya. Kadar lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan

kalori untuk bayi yang sedang tumbuh. ASI yang pertama kali keluar

disebut susu mulai (foremilk. cairan ini kira-kira mengandung 1-2 %

lemak dan tampak encer. ASI berikutnya disebut susu belakang

(hindmilk) yang mengandung lemak paling sedikit tiga seperempat kali

lebih banyak dari pada susu formula. Cairan ini memberikan hampir

seluruh energi.

c. Karbohidrat

Laktosa merupakan komponen utama karbohidrat dalam ASI.

Kandungan laktosa dalam ASI lebih banyak dibandingkan dengan susu

sapi. Selain merupakan sumber energi yang mudah dicerna, beberapa

laktosa diubah menjadi asam laktat, asam ini membentu mencegah

pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan membantu dalam

penyerapan kalsium dan mineral lainnya.


18

d. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya

relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Kadar

kalsium, natrium, kalsium, fosfor, dan klorida yang lebih rendah

dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dengan jumlah itu sudah cukup

untuk memenuhi kebutuhan bayi.

e. Air

ASI terdiri dari 88% air. Air berguna untuk melarutkan zat-zat

yang terdapat di dalamnya. ASI merupakan sumber air yang secara

metabolik aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan

rangsangan haus dari bayi.

f. Vitamin

Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap, vitamin A, D, dan

C cukup, sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam

panthothenik kandungannya kurang.

2.1.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif

dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal

1. Faktor Internal

a. Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengeluaran ASI pada ibu. Ibu yang berusia <35 tahun lebih banyak

memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu yang lebih tua, tetapi


19

ibu yang berusia >20 tahun produksi ASInya juga kurang banyak

karena dilihat dari tingkat kematurannya. Ibu yang menghasilkan

cukup ASI yaitu berumur 19-23 tahun dibandingkan dengan ibu-ibu

yang berusia 35 tahun (Dwi Rahayu, ddk., 2015)

b. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari stimulasi informasi yang

diperhatiakan dan diingat. Informasi tersebut bisa bersal dari

pendidikan formal maupun non formal, percakapan membaca

mendengarkan radio, menonton televise, dan pengalaman hidup.

Contoh pengalaman hidup yaitu menyusui sebelumnya (Haryono dan

Setianingsih, 2014).

c. Kondisi kesehatan ibu

Masalah-masalah kesehatan yang muncul pada ibu yang

menyusui menyebabkan muncul keraguan dalam diri ibu, apakah ia

mampu atau tidak untuk memberikan ASI kepada bayinya, kondisi

tersebut pada akhirnya akan berujung kepada proses kegagalan

pemberian ASI Eksklusif. Masalah kesehatan yang sering dirasakan

ibu pada saat menyusui adalah pembengkakan pada payudaranya.

Pembengkakan payudara terjadi karena edema ringan oleh

hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk

didalam payudara. Penumpukan ASI didalam payudara disebabkan

karena bayi tidak menyusu dengan kuat, posisi pada payudara yang

salah sehingga proses menyusu tidak benar, dan terdapat puting susu
20

yang datar atau terbenam.

d. Produksi ASI

Produksi ASI merupakan salah satu alasan utama seorang ibu

untuk penghentian pemeberian ASI secara dini, ibu merasa dirinya

tidak mempunyai kecukupan produksi ASI untuk kebutuhan bayinya

dan mendukung kenaikan berat badan bayi yang adekuat.

Dalam proses menyusui seorang ibu dipengaruhi oleh dua

hormon yaitu Prolaktin dan Oksitosin. Hormon prolaktin adalah

hormon yang berperan dalam produksi ASI, karena produksi ASI

akan terganggu jika ibu menyusui mengalami kegelisahan dan

ketidaknyamanan secara psikologis. Keadaan psikilogis ibu sangat

berpengaruh terhadap kelancaran produksi ASI, keadaan ibu setelah

melahirkan masih mengalami kesulitan untuk menyusui. Bahkan

beberapa penelituan menemukan bahwa ibu yang merasa pesimitis

mengalami gangguan produksi ASI. Sebaliknya perasaan nyaman

dan ada ikatan emosional antara ibu dan bayi saat proses menyusui,

merangsang produksi ASI karena semakin sering bayi menghisap

payudara ibu maka makin banyak ASI yang diproduksi (Kamariyah,

2014)

Proses produksi ASI juga dipengaruhi beberapa faktor

diantaranya adalah nutrisi, perawatan payudara, psikologis ibu,

isapan bayi, dan penggunaan alat kontrasepsi.


21

2. Faktor Eksternal

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu aspek sosial yang

dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Pendidikan akan

mempengaruhi seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu

yang datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan lebih

tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan

yang tidak berpendidikan. Pendidikan akan mendorong seseorang

untuk mengetahui sesuatu hal, seorang ibu yang mempunyai

pendidikan yang tinggi cendurung mengetahui manfaat ASI

dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah (Lindawati, 2019)

b. Dukungan petugas kesehatan (Informasi Kesehatan)

Ibu yang mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan

memfasilitasi dan mendorong ibu untuk memberikan ASI Eksklusif

23,8 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak

mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan (Septiani, dkk., 2017)

c. Dukungan Keluarga

Dukungan membuat seseorang membuat seseorang memiliki

kepercayaan diri dalam membuat keputusan. Kepercayaan ini akan

menumbukan rasa aman, percaya diri, dan keberanian sehingga

dukungan emosi yang diberikan keluarga merupakan salah satu

pendorong seseorang untuk membuat suatu keputusan, dalam hal ini

adalah keputusan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.


22

Suami dan keluarga dapat berperan aktif dalam pemeberian

ASI dengan cara memberikan dukungan emosional atau praktis

lainnya. Keberhasilan ibu tidak lepas dari peran serta keluarga.

Dimana disebutkan bahwa semakin besar dukungan ang ibu

dapatkan untuk terus menyusui secra eksklusif, maka semakin besar

pula kemampuan ibu untuk terus bertahan menyusui bayinya

(Lindawati, 2019).

d. Status Pekerjaan

Pada ibu yang aktif bekerja, upaya pemberian ASI Eksklusif

seringkali mengalami hambatan lantaran singkatnya masa cuti hamil

dan melahirkan mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI

Eksklusif berakhir mereka sudah harus kembali bekerja, inilah yang

menjadikan bayi tidak memperoleh ASI secara Eksklusif, serta

banyak ibu yang bekerja beranggapan bahwa ASI nya tidak

mencukupi kebutuhan bayi saat ibu bekerja sehingga ibu-ibu

memberikan ASI tambahan berupa susu formula (Bahriyah, dkk.,

2017).

e. Susu Formula

Banyak iklan susu formula dimedia massa yang bersaing

dalam memberikan nutrisi unggulan untuk bayi memberikan dampak

negative bagi pemberian ASI Eksklusif (Haryono dan Setianingsih,

2014).
23

f. Tradisi Budaya

Adat budaya akan mempengaruhi ibu untuk memberikan

ASI secara eksklusif karena sudah menjadi budaya dalam

keluarganya. Salah satu adat budaya yang masih banyak dilakukan

di masyarakat yaitu adat selapanan, dimana bayi diberi sesuap bubur

dengan alasan untuk melatih alat pencernaan bayi (Haryono dan

Setianingsih, 2014).

2.1.6. Informasi tentang ASI Eksklusif oleh Petugas Kesehatan

Dukungan tenaga kesehatan adalah kenyamanan fisik dan

psikologis, perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya

yang diterima individu dari tenaga kesehatan. Dukungan tenaga kesehatan

dapat berwujud dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan

informasi. Tenaga kesehatan merupakan sumber dukungan sosial yang

berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan dan

memiliki peran yang sangat cepat berubah. Dukungan kepada ibu menjadi

satu faktor penting dalam pemeberian ASI ekskklusif.

Tenaga kesehatan menjelaskan pentingnya memberikan ASI secara

ekslusif, zat gizi atau kandungan yang terdapat pada ASI serta manfaat

dari ASI yang antara lain ASI itu murah, tidak repot untuk membuatnya,

sebagai faktor anti infeksi, serta dapat menjalin hubungan kasih sayang

yang lebih erat antara ibu dan anak (Windari, dkk., 2017).
24

2.2. Konsep Dasar Informasi Kesehatan

2.2.1. Pengertian Informasi Kesehatan

Menurut Kemenkes, 2015 Pengertian informasi adalah sekumpulan

data atau fakta yang telah diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga

menjadi sesuatu yang mudah dimengerti dan bermanfaat bagi

penerimanya. Dari definisi tersebut dapat kita pahami bahwa kata

“informasi” memiliki arti yang berbeda dengan kata “data”. Data adalah

fakta yang masih bersifat mentah atau belum diolah, setelah mengalami

proses atau diolah maka data itu bisa menjadi suatu informasi yang

bermanfaat. Informasi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi

pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik,

dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan

lingkungan yang baik bagi kesehatan. Pada dasarnya tujuan utama

Informasi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu:

1. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat

2. Peningkatan perilaku masyarakat

3. Peningkatan status kesehatan masyarakat

Tujuan informasi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :

1. Tujuan Program Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai

dalam periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status

kesehatan.

2. Tujuan Pendidikan Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai

untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada.


25

3. Tujuan Perilaku Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus

tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu tujuan perilaku

berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.

2.2.2. Strategi Informasi Kesehatan

Berdasarkan rumusan WHO (1994), dalam Notoatmodjo (2012),

Informasi kesehatan secara global terdiri dari tiga hal, yaitu :

1. Advokasi (advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar

orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap tujuan yang

akan dicapai. Dalam konteks informasikesehatan, advokasi adalah

pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di

berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut

dapat mendukung program kesehatan yang kita inginkan.

2. Dukungan sosial (social supporrt)

Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari

dukungan sosial melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan

utama kegiatan ini adalah agar tokoh masyarakat sebagai penghubung

antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan

masyarakat penerima program kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan

sosial antara lain pelatihan-pelatihan para tokoh masyarakat, seminar,

lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.


26

3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

Pemberdayaan merupakan strategi informasikesehatan yang

ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan

adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan untuk diri mereka sendiri. Bentuk kegiatan ini

antara lain penyuluhan kesehatan, keorganisasian dan pengembangan

masyarakat dalam bentuk koperasi, pelatihan-pelatihan untuk

kemampuan peningkatan pendapatan keluarga.

2.2.3. Ruang Lingkup Informasi Kesehatan

Ruang lingkup informasi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan

kesehatan menurut Notoatmodjo (2012), meliputi :

1. Informasikesehatan pada tingkat promotif.

Sasaran informasikesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah

pada kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu

meningkatkan kesehatannya.

2. Informasikesehatan pada tingkat preventif.

Sasaran informasi kesehatan pada tingkat ini selain pada orang yang

sehat juga bagi kelompok yang beresiko. Misalnya, ibu hamil, para

perokok, para pekerja seks, keturunan diabetes dan sebagainya. Tujuan

utama dari informasikesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah

kelompok-kelompok tersebut agar tidak jatuh sakit , (primary

prevention).
27

3. Informasi kesehatan pada tingkat kuratif.

Sasaran informasikesehatan pada tingkat ini adalah para penderita

penyakit, terutama yang menderita penyakit kronis seperti asma,

diabetes mellitus, tuberculosis, hipertensi dan sebagainya. Tujuan dari

informasikesehatan pada tingkat ini agar kelompok ini mampu

mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah (secondary

prevention).

4. Informasi kesehatan pada tingkat rehabilitatif.

Sasaran pokok pada informasikesehatan tingkat ini adalah pada

kelompok penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit.

Tujuan utama informasi kesehatan pada tingkat ini adalah mengurangi

kecacatan seminimal mungkin. Dengan kata lain, informasikesehatan

pada tahap ini adalah pemulihan dan mencegah kecacatan akibat dari

suatu penyakit (tertiary prevention).

2.2.4. Media Dalam Memberikan Informasi Kesehatan

Media bantu lihat (visual) yang berguna dalam menstimulasi indra

mata pada waktu terjadinya proses pendidikan. Dimana media bantu lihat

ini dibagi menjadi 2 yaitu media yang diproyeksikan misalnya slide, film,

film strip dan sebagainya, sedangkan media yang tidak diproyeksikan

misalnya peta, buku, leaflet, bagan dan lain sebagainya. fungsi yang

didapatkan dari media visual, diantaranya fungsi atensi, fungsi afektif,

fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Fungsi atensi sendiri

dimaksudkan untuk menarik dan mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi


28

terhadap isi pelajaran yang berhubungan dengan makna visual yang

ditampilkan atau dapat berupa teks pelajaran.

Fungsi afektif berhubungan dengan tingkat kenyamanan siswa

dalam membaca atau melihat gambar yang sedang dibaca dimana dari

teks dan gambar tersebut dapat menggugah rasa emosi dan sifat siswa

misalnya informasi yang menyangkut sosial dan ras. Fungsi kognitif media

visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang menggungkapkan

bahwa lambang visual atau gambar mempelancar pencapaian tujuan untuk

memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam

gambar

Media bantu dengar (audio) dimana merangsang indra pendengaran

sewaktu terdapat proses penyampaian, misalnya radio, piring hitam, pita

suara Media lihat-dengar seperti televisi, video cassete dan lain

sebagainya. fungsi audio merupakan suatu proses penyampaian pesan yang

hanya didapat melalui pendengaran yang dapat merangsang proses

pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan dari para siswa untuk

memperoleh bahan ajar (Hamdani, 2017).

Semakin banyak panca indra yang digunakan, semakin banyak dan

semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Hal ini

menunjukkan bahwa keberadaan alat peraga dimaksudkan mengerahkan

indera sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga memudahkan

pemahaman. Menurut penelitian para ahli, pancaindera yang paling banyak

menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata (kurang lebih 75% - 87%),


29

sedangkan 13% - 25% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan

melalui indra lainnya. Perpaduan saluran informasi melalui mata 75% dan

telinga 13% akan memberikan rangsangan yang cukup baik sehingga dapat

memberikan hasil yang optimal.

2.2.5. Metode Dalam Memberikan Informasi Kesehatan

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara menyampaikan sebuah materi

pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak

ramai Adapun menurut Usman yang dimaksud dengan metode ceramah

adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim

disampaikan oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai

suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru bilamana

diperlukan metode ceramah merupakan metode yang paling banyak

dikritik dari seluruh metode pembelajaran yang digunakann namun

justru terus menjadi metode yang sering digunakan. Hal ini

dikarenakan metode ceramah dapat melakukan hal-hal berikut ini:

1) Membantu penerima informasi atau peserta didik memperoleh

informasi yang sulit diperoleh dengan cara-cara lain dimana jika

peserta didik tersebut mempelajari suatu materi akan memakan

waktu hingga berjam-jam lamanya.

2) Membantu penerima informasi dalam memadukan informasi dengan

sumber-sumber yang berbeda.


30

3) Ketika waktu perencanaan terbatas untuk menyusun konten,

ceramah justru menghemat waktu dan tenaga.

4) Ceramah dapat bersifat fleksibel dan hampir dapat dilakukan pada

semua bidang.

5) Metode ceramah relatif sederhana dibandingkan dengan metode

metode lainnya.

2. Media Leaflet

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan

kalimat kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-

gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat.

Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu

masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga,

gambaran tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet

dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan

dilakukan seperti pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.

Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana di tempat

cetak seperti di photo-copy. Leaflet merupakan media penyampaian

informasi atau pesan melalui lembaran yang dilipat dengan ukuran

relatif kecil. Penyebarannya dilakukan dengan cara dibagi-bagikan.

Kegunaan dan keunggulan dari media leaflet adalah

1) Pembaca dapat mempelajari informasi yang diberikan secara

mandiri.

2) Pembaca dapat melihat isinya pada saat santai.


31

3) Informasi dapat dibagikan kepada keluarga dan teman.

4) Dapat memberikan detail yang tidak memungkinkan disampaikan

secara lisan.

5) Sederhana dan dapat sangat murah

6) Pembaca dan pendidik dapat menggunakanya bersama-sama untuk

mempelajari informasi yang rumit

2.2.6. Pengertian Informasi ASI Ekklusif

Informasi maupun pengalaman yang didapat seseorang terkait

pemberian ASI Eksklusif dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut

dalam memberikan ASI Eksklusif. Karena Informasi dapat meningkatkan

pengetahuan ibu dan keluarga sehingga mampu dapat mengubah perilaku

ibu dalam pemberian ASI Ekklusif.

Ketidak pahaman ibu mengenai kolostrum yakni ASI yang keluar

pada hari pertama hingga kelima atau ketujuh. Kolostrum merupakan

cairan jernih kekuningan yang mengandung zat putih telur atau protein

dengan kadar tinggi serta zat anti infeksi atau zat daya tahan tubuh

(immunoglobulin) dalam kadar yang lebih tinggi ketimbang ASI

matureyaitu ASI yang berumur lebih dari tiga hari. Kebiasaan membuang

kolostrum karena ada anggapan bahwa kolostrum merupakan susu basi

lalu menggantinya dengan susu formula atau makanan lainnya

(Prasetyono, 2012).
32

Adapun beberapa fungsi informasi adalah sebagai berikut:

1. Menjadi Sumber Pengetahuan Baru

Informasi valid yang didapatkan oleh seseorang dapat menjadi

pengetahuan baru dan menambah wawasan di bidang tertentu. Misalnya

informasi mengenai cara mengatasi masalah kesehatan yang didapatkan

dari konten di internet. Mungkin informasi tersebut adalah sesuatu yang

umum dan sudah banyak diketahui orang. Namun, mungkin saja ada

seseorang yang belum mengetahui informasi tersebut.

2. Menghapus Ketidakpastian

Kurangnya informasi tentang sesuatu akan menimbulkan ketidak

pastian. Untuk menghapus ketidakpastian tersebut maka diperlukan

informasi lengkap dan valid dari sumber terpercaya.

3. Sebagai Media Hiburan

Informasi juga dapat berfungsi sebagai media hiburan bagi masyarakat.

Misalnya informasi mengenai objek wisata di suatu tempat yang

disajikan dengan bahasa dan gambar-gambar yang menarik.

4. Sebagai Sumber Berita

Suatu informasi mengenai hal tertentu bisa dipakai sebagai sumber

berita yang disampaikan kepada khalayak. Misalnya, informasi tentang

Asian Games yang didapatkan dari media Televisi, Radio, dan situs

berita online.
33

5. Untuk Sosialisasi Kebijakan

Informasi adalah komponen penting dalam berkomunikasi dengan

pihak lain. Salah satunya adalah untuk menyampaikan suatu kebijakan

dari pemerintah kepada masyarakat yang dilakukan dengan cara

sosialisasi.

6. Untuk Mempengaruhi Khalayak

Penyampaian informasi melalui media massa biasanya dilakukan untuk

mempengaruhi khalayak. Misalnya informasi mengenai suatu produk

melalui Televisi yang tujuannya agar masyarakat mengenal dan tertarik

untuk menggunakannya.

7. Menyatukan Pendapat

Diera media sosial seperti sekarang ini, sangat mudah untuk

menyampaikan pendapat ke ruang publik. Namun, tidak semua

pendapat tersebut sesuai dengan fakta yang ada.

2.2.7. Hubungan Informasi Tentang ASI Eklusif dengan ASI Eksklusif

Informasi tentang ASI Eklusif yang didapat seseorang terkait

pemberian ASI Eksklusif dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut

dalam memberikan ASI Eksklusif. Karena Informasi dapat meningkatkan

pengetahuan ibu dan keluarga, sehingga mampu dapat mengubah perilaku

ibu dalam pemberian ASI Ekklusif. Salah satu manfaat informasi adalah

menjadi sumber pengetahuan dan menambah wawasan di bidang tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian (Dewi, dkk., 2019) yang telah

dilakukan sebelumnya mayoritas Responden tidak mendapat informasi


34

yang cukup tentang pemberian ASI Eksklusif, Sehingga mengakibatkan

rendahnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekklusif. Yang

berdampak pada prilaku yang salah dalam pemberian ASI Eksklusif.

2.3. Konsep Dasar Produksi ASI

2.3.1. Fisiologi Laktasi

Selama kehamilan, hormon esterogen dan progesterone

menginduksi perkembangan alveolus dan duktus laktiferus didalam

payudara. Sesudah bayi dilahirkan, disusul kemuan terjadinya peristiwa

penurunan kadar hormon esterogen. Penurunan kadar esterogen ini

nantinya juga akan mendorong naiknya kadar prolaktin, hormon yang

mengambil peranan penting dalam proses menyusui.

Menyusui merupakan proses kompleks. Dengan mengetahui

bagaimana payudara menghasilkan ASI akan membantu para ibu mengerti

proses menyusui sehingga dapat menyusui secara ekskklusif ASI

diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan reflex. Ketika bayi

mulai menghisap ASI, akan terjadi dua reflex yang akan menyebabkan

ASI keluar. Hal ini disebut dengan reflek reflex pembentukan atau reflek

prolaktin yang dirangsan oleh hormon prolaktin dan reflek pengeluara ASI

atau disebut let down refleks.

Produksi ASI merupakan hasil perangsangan dari payudara hormon

prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior. Bila bayi

menghisap maka ASI akan dikeluarkan dari sinus laktiferus. Proses

penghisapan akan merangsang ujung saraf disekitar payudara untuk


35

membawa pesan kelenjar hipofise anterior untuk memperoduksi hormon

prolaktin. Prolaktin kemudian akan di alairkan ke kelenjar payudara untuk

merangsang pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan reflelks pembentukan

ASI atau reflek prolaktin.

Hormon oksitsin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar

hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara

dirangsang oleh isapan bayi. Oksitosin akan dialirkan melalui darah

menuju ke payudara yang akan merangsang kontrasi otot disekeliling

alveoli dan memeras ASI keluar. Hanya ASI dalam sinus laktiferus yang

dapat dikeluarkan oleh bayi atau ibunya. Oksitosin dibentuk lebih cepat

dibandingkan prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan

mengalir untuk diisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat berkeinginan

menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja

dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI.

Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi ASI, padahal payudara

tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar. Efek oksitosin

lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan,

sehingga dapat membantu mengurangi perdarahan. (Haryono, 2014).

2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI

1) Makanan

Seorang ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan

menurunnya jumlah ASI dan akhirnya produksi ASI berhenti. Hal ini

disebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan dan gizi yang


36

dikonsumsi ibu tidak memungkin untuk menyimpan cadangan lemak

dalam tubuhnya, akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI

dan sebagai energy selama menyusui.

2) Psikologi ibu

Faktor Psikis dimana masa nifas merupakan salah satu fase

yang memerlukan adaptasi psikologis. Peurabahan peran seorang

ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab

bertambah dengan adanya bayi yang baru lahir. Dorongan dan

perhatian anggota keluarga lainnya merupakkan dorongan positif

untuk ibu (Mitrami, dkk., 2017)

3) Perawtan payudara

Perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke 7-8

memegang peranan penting dalam menyusui bayi. Payudara yang

terawatt akan memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan bayi dan dengan perawatan payudara yang baik, maka

putting tidak akan lecetsewaktu diisap bayi. Perawatan fisik payudara

menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut

selama 6 minggu terakir kehamilan.pengurutan tersebut diharapakan

apa terdapat penyumbatan pada duktus laktifeus dapat dihindarkan

sehingga pada waktunya ASI keluar dengan lancar.

4) Pengunaan alat kontrasepsi

Saat ini terdapat alat kontrasepsi yang mengandung horman

esterogen dan dan yang tidak mengandung hormon estrogen. Jenis


37

progestin, obat ini bekerja dengan jalan menekan pembentukan

hormon dari otak sehingga mencegah terjadinya ovulasi. Obat

suntikan ini sangat cocok sangat cocok diberikan pada ibu-ibu yang

sedang menyusui karena cara kerjanya tidak mengganggu laktasi.

Untuk jenis pil ada yang hanya mengandung progesterone tapi juga

ada yang mengandung esterogen dan progesterone.

Jenis pil yang tidak mengganggu laktasi adalah yang

mengandung progesterone saja. Kontrasepsi progestin merupakan

suatu metode kontrasepsi yang hanya mengandung hormon

progesterone.

BKKBN merekomendasikan kontrasepsi mini pil untuk para

ibu dalam masa menyusui. Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon

prolatktin, tetapi fungsi belum mampu merangsang pengeluaran ASI

apabila dihalangi oleh esetrogen. Hormon esterogen dapat mengurangi

kerja prolaktin sehingga produksi ASI menurun, sedangkan hormon

progesterone dapat mengurangi sintesis alfa laktbulin yang

mengakibatkan pembentukan sugar milk dan sekresi ASI yang makin

berkurang (Pranajaya dan Rudiyanti, 2017).

2.3.3. Frekuensi dan lama menyusui bayi

Menyusui meruapakan suatu aktivitas yang bisa mendatangakan

kebahagian terendiri bagi ibu. Yang memang menjadi kodratnya, untuk

mendukung keberhasilaan menyusui, ia perlu mengetahui tehnik menyusui

yang baik dan benar. Salah satu penyeab kegagalan menyusui adalah
38

karena ibu membatasi lama dan frekuensi menyusui atau dengan kata lain

menyusui dengan dijadwalkan. Petugas kesehatan dulu sering menasehati

ibu untuk menyusui dalam waktu sangat singkat, misalnya 2-3 pada

beberapa hari pertama dan 5-10 menit di hari-hari kemudian.

Menyusui yang dijadwalkan akan berikibat kurang baik karena

ispan bayi sangat berpegaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.

Dengan menyusui tanapa jadwal yang sesuai dengan kebutuhan bayi maka

akan mencegah timbulnya masalah menyusu. Selain tu bagi ibu yang

bekerja dianjurkan agar lebih seringmenysui pada malam hari sehingga

akan memicu produksi ASI.

Dalam dua hari pertama, produksi ASI belum banyak sehingga ibu

tidak perlu menyusui terlalu lama, tetapi cukup beberapa menit saja untuk

merangsang keluarnya ASI keluarnya ASI. Pada hari-hari berikutnya, bayi

yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI

dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi

tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan tetapi

mempunyai pola tertentu setelah 1- minggu kemudian.

Banyak bayi yang selesai menyusu dalam waktu 5-10 mnit, tetapi

sering ada yang lama hingga setengah jam. Hal ini tidak menjadi masalah

karena kebutuhan menyusu tiap bayi berbeda – beda. Untuk menjaga

keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali

menyusui haus dengan kedua payudara (khasanah, 2011)


39

2.3.4. Langkah-langkah menyusui yang benar

Menurut, Khanasah (2011) ada beberapa langkah atau tahapa yang

perlu diperhatiakan yang perlu diperhatikan oleh ibu ketika akan menyusui

bayinya. Adapun langkah-langkah bear adalah sebagai berikut :

a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan

di sekitar puting lalu berbaring dengan santai.

b. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seleruh tubuh

bayi, jangan hanya leher dan bahunya karena akan membuat bayi

kurang nyaman. Al dan tubuh bayi rus, adapkan bayi ke dad ibu

sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting payudara. Setela itu,

dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi keputing

payudaranya, dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

c. Segera dekatkan bayi ke payudara ibu sehingga bibir bawah bayi

terletak dibawah puting payudara.

d. Ketika menyusui, sentuh bibir bayi dengan ujung putting sehingga bayi

membuka mulutnya sendiri hingga sampai bagian besar (bagian

berwarna coklat). Gerakan rahang dan bunyi tegukan memastikan ia

menyusui dalam posisi yang betul.

e. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada

payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar, dan bibir bawah bay membuka

lebar. Ketika menyusui, sentuh bibir bayi dengan ujung puting hingga

bayi membuka mulut. Biarkan ia membuka mulutnya sendiri hingga

sampai bagian besar areola.


40

f. Jika bayi beralih payudara, alihkan bayi pada satu payudara sehingga ia

berhenti menghisap. Cara melepaskannya yang sedang menyusui adalah

dengan memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut

bayi dengan perlahan-lahan, atau tekan dagu bayi ke bawah dengan

lembut. Angkat bayi, sendawakan dirinya dan mengalihkannya ke

payudara sebelah. Setelah itu, teruskan menyusui sehingga ia merasa

kenyang. Untuk menyusui yang berikutnya, dimulai dari payudara yang

terasa berat dengan susu.

g. Selepas menyusui, masukkan ujung jari kelingking ibu di ujung mulut

bayi untuk menghentikan isapan.

h. Sendawakan bayi setiap kali selesai menyusui. Menyendawakan

diperlukan untuk mengeluarkan udara dari lambung bayi agar tidak

muntah sehabis menyusu. Maka dari itu pastikan ibu menyediakan kain

atau handuk. Menyendawakan bayi dilakukan dengan cara bayi

digending tegak dengan bersandar pada bahu ibu, lalu ditepuk bayi

perlahan-lahan.

2.3.5. Tanda Bayi Cukup ASI

Terkadang masih banyak ibu yang meragukan apakah ASI yang

diberikan kepada bayi telah cukup atau tidak. Banyak ibu beranggapan jika

bayi tidur pada saat menyusui maka bayi suah bisa dikatakan cukup ASI.

Menurut Wiji (2013) bayi dikatakan cukup ASI bisa menunjukkan

tanda-tanda sebagai berikut :


41

a. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan

ASI 8-10 kali pada 2-3 minggu pertama.

b. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi

warna lebih muda pada hari kelima setelah lahir

c. Bayi akan buang air kecil setidaknya 6-8 kali sehari

d. Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI

e. Payudarara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis

f. Warna bayi merah dan kulit terasa kenyal

g. Pertumbuhan Berat Badan (BB) bayi dan Tinggi Badan (TB) sesuai

dengan grafik pertumbuhan

h. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motorinya sesuai dengan

rentang usianya)

i. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangin dan tidue dengan

cukup

j. Bayi menyusu dengan kuat, kemudian melemah dan tertidur pulas

2.3.6. Tanda-tanda produksi ASI lancar

Pengeluaran ASI dikatakan lancar apabila produksi ASI berlebihan

yang ditandai dengan ASI menetes dan memancar deras saat dihisap bayi

(Purwanti, 2014).

Menurut Astutik 2013, ada beberapa kriteria yang bisa digunakan

untuk mengetahui jumlah ASI lancar atau tidak diantaranya sebagai

berikut :
42

a. ASI yang banyak yang dapat merembes keluar melalui puting susu,

b. Sebelum disusukan pada bayi, payudara terasa tegang

c. Jika ASI cukup, maka bayi akan tidur atau tentang selama 3-4 jam

setelah menyusui

d. Bayi akan berkemih sekitar 8 kali sehari

e. Berat badan bayi bertambah sesuai dengan pertambahan usia

f. Bayi menyusu paling sedikit 10 kali dalam 24 jam

g. Bayi sering BAB berwarna kekuningan

h. Payudara terasa kosong pada saat selesai menyusui

i. Ibu dapat dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi

menelan ASI

j. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi, mulai

menyusu

2.3.7. Hubungan Produksi ASI dengan pemberian ASI Eksklusif

Produksi ASI merupakan hasil perangsangan dari payudara yang

dipengaruhi oleh dua hormon prolaktin dan oksitosin. Produksi ASI akan

terganggu jika ibu menyusui mengalami kegelisahan dan ketidaknyaman

secara psikologis.

Berdarsakan hasil penelitan (Kamariyah, 2014) ada hubungan

antara kondisi psikologis ibu dengan kelancaran produksi ASI. Kondisi

pikologis ibu yang baik dapat berdampak baik bagi ibu untuk kelancaran

produksi ASI. Keadaan psikologis ibu yang baik akan memotivasi untuk

menyusui banyinya sehingga hormon yang berperan pada produksi ASI


43

akan meningkat karena produksi ASI dimulai dari proses menyusui akan

merangsang merangsang produksi ASI.

2.4. Konsep Dasar Tradisi Budaya

2.4.1. Pengertian

Sosial budaya adalah kebiasaan dan kepercayaan seseorang dalam

pemberian ASI Eksklusif. Adapun kebiasaan ibu yang tidak mendukung

pemberian ASI adalah kebiasaan memberikan susu formula sebagai

pengganti ASI apabila bayi ditinggal ibunya atau bayi rewel dan kebiasaan

memberikan makan padat pada bayin sebelum usia 6 bulan agar bayi cepat

kenyang dan tidak rewel sedangkan kepercayaan ibu yang tidak

mendukung pemeberian ASI adalah seperti adanya kepercayaan minum

wejah (sejenis minuman dari daun – daunan tertentu) dengan keyakinan

bahwa ASI akan lebih banyak keluar. Salah satu mitos kebudayaan yang

beredar dalam pemberian ASI Eksklusif adalah salah kaprah yang

menganggap bahwa menyusui merupakan perilaku primitif (Hidayati,

2013)

Pemeberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Artinya setiap

pemberin ASI dari ibu kepada anaknya akan berhubungan dengan sosial

budaya yang ada dimasyarakat. Perilaku dibentuk dari kebiasan yang

diwarnai oleh sosial budaya. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh

oleh kebiasaan lingkungan serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik

secara langsung maupun tidak langsung.


44

Kepercayaan yang sosial budaya datang dari apa yang dilihat dan

apa yang diketahui. Sekali kepercayaan telah terbentuk maka ia akan

menjadi dasar penegetahuan seseorang mengenai apa yang dapat

diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan dapat terus berkembang dari

pengalaman pribadi, apa yang diceritakan orang lain dan kebutuhan

emosional merupakan determin utama terbentuknya kepercayaan.

Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan seseorang terhadap terhadap hal

tersebut tergantung dari kuatnya kepercayaan yang diturunkan oleh nenek

moyang dan pengalaman yang dimiliki (c).

2.4.2. Mitos – mitos atau Kepercayaan

Menurut Hidayati, 2013 ada beberapa mitos – mitos atau

kepercayaan adalah sebagai berikut :

a. Kolostrum tidak baik bahkan bahaya untuk bayi.

b. Bayi membutuhkan teh khusus atau cairan sebelum menyusui

c. Bayi tidak mendapatkan cukup makanan cukup makanan atau cairan

bila hanya diberi kolostrum atau ASI.

d. Sebagian ibu percaya bahwa bayi membutuhkan banyak makanan atau

cairan untuk pertumbuhannya, sehingga seorang ibu akan berusaha

memebrikan makanan selain ASI untuk mencukupi kebutuhan tersebut


45

2.4.3. Hubungan Tradisi budaya dengan ASI eksklusif

Tradisi budaya adalah kebiasaan dan kepercayaan seseorang dalam

pemberian ASI Eksklusif. Berdasrakan hasil pelitian yang telah dilakukan

sebelumnya terdapat hubungan antara faktor budaya dengan keberhasilan

ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Wonosari. Faktor budaya

sanagat berpengaruh dalam keberhasilan pemberian ASI.


46

2.5. Kerangka konsep

Faktor Internal

Usia

Pengetahuan Kelenjar Hormon


Hipofise Prolaktin
Kondisi Kesehatan Ibu Anterior Keluarnya
Isapan ASI
Produksi ASI bayi Kelenjar
Hipofise Hormon
posterior oksitosin

Faktor Eksternal
Pendidikan
Dukungan Keluarga
Status pekerjaan
Dukungan Petugas/ Meningkatkan pengetahuan Mengubah Sikap dan Prilaku
Informasi
Tradisi dan budaya Prilaku
Kebisaan dan Merubah langsung
Kepercayaan Prilaku

Prilaku tidak
langsung

Pemberian ASI Eksklusif

Gambar 2.1 kerangka konsep hubungan Informasi tentang ASI Eksklusif produksi
ASI, budaya dengan pemberian asi eklusif pada bayi.
Sumber : (Haryono dan Setianingsih 2014), (Aswita, 2018), (Wiji,
2013)

Keterangan :

: Variabel yang di teliti

: Variabel Tidak di teliti

: Proses Terjadinya
47

Dari Kerangka Konsep diatas dapat disimpulkan bahwa kejadian

pemberian ASI Eksklusif disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari Usia, Pengetahuan, Kondisi

kesehatan ibu, Produksi ASI. Sedangkan faktor Eksternal terdiri dari

Pendidikan, Dukungan petugas kesehatan/Informasi, Dukungan keluarga,

status pekerjaan, Promisi susu formula, Tradisi budaya.

Informasi pemberian ASI dapat mempengaruhi terhambatnya

pemberian ASI Eksklusif, karena Ibu yang mendapatkan informasi atau

dukungan dari tenaga kesehatan akan menentukan keberlanjutan ibu dalam

pemberian ASI. Pada produksi ASI biasanya disebabkan oleh hasil isapan

bayi yang dipengaruhi oleh kelenjar hipofises anterior dan kelenjar hipofises

posterior sehingga menghasilkan hormon prolaktin dan oksitosin yang

merangsang keluarnya ASI.

Tradisi budaya juga merupakan salah satu faktor penghambat

pemberian ASI Eksklusif karena disebabkan oleh kebiasaan dan kepercayaan

seseorang dan merubah perilaku baik secara lansung maupun tidak langsung.

Salah satu perilaku secara langsng yaitu Kepercayaan sering diperoleh dari

orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu

berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

Sedangkan salah satu perilaku secara tidak langsung yaitu Kepercayaan yang

sosial budaya datang dari apa yang dilihat dan apa yang diketahui. Sekali

kepercayaan telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar penegetahuan


48

seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu.

Kepercayaan dapat terus berkembang dari pengalaman pribadi, apa yang

diceritakan orang lain dan kebutuhan emosional merupakan determin utama

terbentuknya kepercayaan.

2.6. Hipotesis penelitian

Hipotesa Penelitian atau bisa disebut hipotesis penelitian adalah

jawaban sementara terhadap pertanyaan – pertanyaan Penelitian. Jadi para

peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujan untuk

menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar

dapat membuat kesimpulan – kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan

(darwis, 2010).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : “ada hubungan Informasi tentang ASI Eksklusif dengan pemberian

ASI di Polindes Desa Blumbungan Pamekasan”

Ha : “ada hubungan Produksi ASI dengan pemberian ASI Eksklusif di

Polindes Desa Blumbungan Pamekasan”

Ha : “ada hubungan Tradisi budaya dengan pemberian ASI Eksklusif di

Polindes Desa Blumbungan Pamekasan”


BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk memperoleh

kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan masah pada dasarnya menggunakan

metode ilmiah. (Notoadmojdo, 2010). Pada bab ini akan dijelaskan tentang desain

penelitian, kerangka kerja, identifikasi variabel, definisi operasional, desain

sampling, pengumpulan data, etika penelitian serta keterbatasan dalam penelitian.

3.1. Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah keseluruhan dan perencanaan untuk

menjawab pertanyaan dan pengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin

timbul selama proses penelitian. (Nursalam, 2009).

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah survey Analitik,

yaitu suatu metode penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. (Notoadmojdo, 2010). Sedangkan

jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik cross Sectional yang

dimana penelitian ini ditujukan untuk mempelajari dinamika Kolerasi antara

Faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Point time approach) artinya,

tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dilakukan terhadap status

karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti

bahwa semua subyek penelitian diamati pada waktu yang sama.

(Notoadmojdo, 2010).

49
50

3.2. Identifikasi Variabel

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah suatu yang digunakan

sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan

penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. (Notoadmojdo,2010).

Variabel penelitian adalah perilaku atau karakteristik yang

memberikan Nilai beda terhadap suatu (benda, manusia dan lain-lain).

Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang

didefinisikan sebagai suatu vasilitas untuk pengukuran atau manipulasi suatu

penelitian (Nursalam, 2009).

1. Variabel Independen ( Bebas)

Variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Suatu kegiatan

atau stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti yang dapat menciptakan

suatu dampak pada variabel dependen. Variabel bebas biasanya diamati

dimanipulasi dan diukur untuk diketahui hubungan atau pengaaruhnya

terhadap variabel lain. (Nursalam, 2009). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah informasi tentang ASI Eksklusif, Produksi ASI, dan

budaya.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel

respon yang akan muncul akibat dari manipulasi dari variabel-variabel

lain. Didalam ilmu tingkah laku variabel terikat adalah aspek tingkah laku
51

yang diamati dari suatu organismeyang di kenai stimulus. Dengan kata

lain, Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas.

(Nursalam, 2009).

Dalam penelitian ini Variabel Dependen adalah Pemberian ASI

Eksklusif pada bayi usia 6-7 bulan.

3.3. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap objek atau

fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang

dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan

cara dimana variabel dapat di ukur dan ditentukan karakteristiknya.

Tabel 3.1 Definisi Populasi dan sampel

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala Hasil Ukuran


Data
Informasi Informasi yang didapatkan Kuesioner Ordinal Mendapatkan
Tentang oleh ibu menyusui tentang Informasi
ASI Eksklusif ASI Eksklusif dengan :
Parameter : Baik ≥ 30
1. Pengertian ASI Eksklusif Cukup ≥ 20 -
2. Manfaat ASI Eksklusif <30
3. Macam-macam ASI Kurang < 20
4. Kandungan ASI
Produksi ASI Menhasilkan ASI yang Kuesioner Ordinal Lancar 10
dikeluarkan melalui Tidak lancar
payudara dan membuat bayi <10
merasa nyaman dan tenang
Parameter :
1. ASI yang banyak dapat
merembes keluar
melalui puting
2. Sebelum disusukan pada
bayi payudara terasa
tegang
3. Jika ASI cukup setelah
52

menyusui maka bayi


akan tertidur selama 3-4
jam
4. Bayi lebih sering
kencing sekitar 8 kali
sehari
5. Berat badan bayi
bertambah seusuai
dengan pertumbuhan
usia
6. Bayi paling sedikit
menyusu 10 kali dalam
24 jam
7. Bayi BAB berwarna
kekuningan
8. Payudara terasa kosong
pada saat selesai
menyusui
9. Ibu dapat mendengar
suara menelan yang
pelan ketika menelan
ASI
10. Ibu dapat merasakan
rasa geli karena aliran
ASI setiap kali bayi
mulai menyusu
Tradisi budaya kebiasaan dan kepercayaan Kuesioner Ordinal Baik ≥ 30
seseorang dalam pemberian Cukup ≥ 20 -
ASI Eksklusif <30
Parameter : Kurang < 20
1. Kolostrum tidak baik
bahkan bahaya untuk
bayi.
2. Bayi membutuhkan teh
khusus atau cairan
sebelum menyusui
3. Bayi tidak mendapatkan
cukup makanan cukup
makanan atau cairan bila
hanya diberi kolostrum
atau ASI.
Pemberian ASI yang diberikan kepada Kuesioner Ordinal ASI Eksklusif
ASI Eksklusif bayi sejak dari lahir sampai Tidak ASI
6 bulan tanpa makanan Eksklusif
tambahan apapun kecuali
obat dan vitamin
53

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti. (Notoadmodjo, 2010). Populasi dalam dalam penelitian ini adalah

bayi umur 6-7 bulan, dipolindes desa blumbungan, Pamekasan tahun 2019

sebanyak 56 orang.

3.4.2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau keseluruhan dari objek yang

diteliti dan dianggap dapat mewakili populasi. Penentuan Kriteria sampel

sangat membantu peneliti untuk bias hasil penelitian. Kriteria Sampel

dapat dibedakan

1) Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

Populasi target yang terjangkau dan akan diteliti

a. Ibu yang mempunyai bayi usia 0-6

2) Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yang memenuhi Kriteria Inklusi dari studi penelitian karena berbagai

sebab

a. Bayi dengan kelainan kongenetal

b. Ibu yang mempunyai penyakit hepatitis, HIV/AIDS

c. Ibu menolak untuk menjadi responden


54

3.4.3. Besar Sampel

Cara menetukan besar sampel dalam peniltian dengan

menggunakan Rumus Lowmeshow dalam nursalam 2009 dibawah ini :

n= Z21-α2 P (1-P) .N

d2(N-1) + Z21-α2 P (1-P)


Gambar 3.1 Rumus Sampel

Keterangan :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

d : drajat ketepatan = 0.1

α : 0,05

ZZ21-α2 P: (1-P)
Standar
.N deviasi normal 1.96
n=
P
d2(N-1) : proporsi
+Z 2 2 0,5%
1-α P (1-P)

1,962 .1-0.052 . 05 (1-0.5) 56


=
0.12 (56-1) + 1,962 . 1-0.052 .0,5 (1-0,5)

1,962 (1-0,0025) 0.5. 0,5. 56


=
0.01.55+ 3,841 .0,9975 . 0.25

3,831. 14
=
1,5079

53,634
= = 35,5 36
1,5079
55

3.4.4. Tehnik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Tehnik sampling merupakan cara yang di tempuh

dalam pengambilan sampel agar memperoleh Sampel yang benar-benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Cara pengambilan sampling

cara yaitu Probabiliy Sampling, dengan teknik Purposive Sampling .

(Nursalam, 2009).

3.5. Waktu dan tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Dipolindes Desa Blumbungan

Pamekasan, Waktu penelitian selama satu bulan.

3.6. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data Adalah suatu proses pendekatan kepada Subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. (Nursalam, 2009).

a. Kuesioner Informasi tentang ASI Eksklusif

Kuesioner tentang Informasi ASI Eksklusif sumbernya peneliti membuat

sendiri, terdiri dari 10 pertanyaan.

b. Kuesioner Produksi ASI

Kuesioner tentang Produksi ASI sumbernya peneliti membuat sendiri,

terdiri dari 10 pertanyaan.


56

c. Kusioner Tradisi Budaya

Kuesioner tentang Tradisi Budaya sumbernya peneliti membuat sendiri,

terdiri dari 10 pertanyaan. Pernyataan positif (foverable) no soal 2, 4, 6, 8,

10 dan pernyataan negatif (foverable) 1, 3, 5, 7, 9

d. Kuesioner Pemberian ASI Eksklusif

Kuesioner tentang Pemberian ASI Eksklusif sumbernya peneliti membuat

sendiri, terdiri dari 10 pertanyaan.

3.7. Validitas dan Reabilitas

3.7.1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010) suatu tes dikatakan valid apabila tes

tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dan dapat dikatakan

valid apabila (p-value) < 0,05.

3.7.2. Uji Reabilitas

Menurut Arikunto (2010) suatu alat ukur dikatakan reliabel jika

alat ukur tersebut memiliki sifat konsisten. Dikatakan reliabel apabila nilai

Alpha Crombach > nilai r tabel.

3.8. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berusaha memperhatikan etika yang

harus dipatuhi untuk pelaksanaanya, mengingat bahwa penelitian ini akan

berhubungan langsung dengan manusia.

1. Nilai Sosial
57

Dalam penelitian ini harus menenuhi standar nilai sosial/ Klinis,

yaitu Terdapat novelty (kebaruan)., memiliki relavansi yang bermakna

dengan masalah kesehatan, memiliki kontribusi terhadap suatu penciptaan

dalam melakukan evaluasi intervensi kebijakan. Sebagai upaya

mendesiminasikan hasil. Menghasilkan pentingnya informasi yang akan

dihasilkan oleh penelitian. Memberikan kontribusi untuk mempromosikan

kesehatan individu atau masyarakat. Menghasilkan alternatif cara

mengatasi masalah atau potensi mengubah keputusan klinis pembuat

kebijakn dari hasil penelitian.

2. Nilai Ilmiah

Penelitian harus mempunyai standart terhadap nilai Ilmiah iuntuk

dapat digunakan, dalam penelitian ini standar ilmiahnya adalah Mengacu

pada kemampuan untuk menghasilkan informasi yang valid dan handal

sesuai dengan tujuan yang dinyatakan dalam proposal penelitian.

3. Rahasia dan privacy

Meminta persetujuan baru ketika ada indikasi munculnya masalah

kesehatan baru selama penelitian. (yang sebelumnya tidak ada). Peneliti

harus konsultasi lanjutan ketika menemukan indikasi penyakit serius

dengan tetap menjaga hubungan peneliti dan subjek. Peneliti menjaga

kerahasiaan temuan tersebut, jika terpaksa maka peneliti harus membuka

rahasia setelah menjelaskan kepada subjek tentang keharusan peneliti

menjaga rahasia dan seberapa besar peneliti telah melanggar.

4. Informed Consent (Persetujuan Subjek ).


58

Terdapat lembar Informed Consent dengan penjelasan yang akan

disampaikan kepada subjek. Terdapat penjelasan proses persetujuan,

menggunakan prosedur yang baik. disertakan rincian isi naskah penjelasan

yang akan diberikan kepada calon subjek meliputi bahasa dan anskah yang

mudah dipahami oleh subjek, menfaat penelitian yng akan dipahami oleh

subjek penelitian.

3.9. Cara Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini, peneliti terlebih dahulu

1. Persiapan Administrasi

a. Mengajukan permohonan ijin kepada Institusi pendidikan Stikes

Ngudia Husada Madura.

b. Permohonan penelitian ini diajukan ke Bidan Dipolindes Desa

Blumbungan Pamekasan

c. Setelah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian, peneliti

melakukan penelitian ke responden ibu yang memiliki bayi usia 0-6

bulan

2. Rencana Penelitian

a. Terlebih dahulu peneliti menghadap ke Bidan untuk menanyakan data

ASI Eksklusif.

3. Pelaksanaan

a. Mempersiapkan Responden

1) Memberikan penjelasan kepada seluruh ibu yang memiliki bayi untuk

bersedia menjadi responden sebagai obyek penelitian.


59

2) Surat Pernyataan Responden

3) Lembar permohonan menjadi responden

4) Lembar persetujuan menjadi responden

b. Pengisian Kuesioner

Peneliti memberikan pengarahan pada responden cara pengisian pada

lembar kuesioner

4. Pengambilan Data

5. Pemeriksaan data dilakukan ditempat pengumpulan data seingga apabila

ada kekurangam dapat segera dilengkapi.

3.10. Pengolahan Data

Data yang terkumpul dari kuesioner yang telah di isi kemudian

diolah dengan tahap :

1. Pemeriksaan data (Editing)

Pemeriksaan data atau editing adalah mengereksi data yang telah

dikumpulkan dari responden berfungsi untuk meneliti kembali apakah alat

penelitian sudah lengkap. Pemeriksaan data dilakukan ditempat

pengumpulan data sehingga apabila ada kekurangan dapat segera

dilengkapi.

2. Skor (Scoring)

Scoring adalah penentuan jumlah skor. Nursyifa (dalam Azwar,

2012) menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil skor rata-rata dengan

kategori tinggi, sedang dan rendah yaitu menghitung besarnya Mean


60

Hipotetik (Mean Teoritik) dan Standar Deviasi (σ) pada jumlah item dan

skor maksimal serta skor minimal pada masing-masing alternatif jawaban.

Skala skor :

Tabel 3.2

Tabel 3.2 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Hipotetik

Interval Ketegori
X < (µ - 1,0 σ ) Kurang
(µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ+ 1,0 σ) Cukup
(µ+ 1,0 σ) ≤ X Baik

Keterangan :

µ= Mean

σ = Standar Deviasi

X= Skor

a. Informasi tentang ASI Eksklusif

Pada variabel pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan dengan

skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Dari penggolongan kategori

analisis berdasarkan mean hipotetik yang sudah disajikan dalam tabel

3.2 diperoleh sebagai berikut :

Jumlah item : 10

Skor tertinggi : 10 x 4 = 40

Skor terendah : 10 x 1 = 10

Mean teoritik = (skor tertinggi + skor terendah ) : 2

= (40 + 10) : 2
61

= 50 : 2

= 25

Standar Deviasi = (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

= (40 – 10) : 6

= 30 : 6

=5

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh M = 25 dan SD = 5.

Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :

Mean – 1,0 SD = 25 – (1,0 x 5)

= 25 – 5

= 20

Mean + 1,0 SD = 25 + (1,0 x 5)

= 25 + 5

= 30

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh distribusi frekuensi

Informasi tentang ASI Eksklusif sebagai berikut :

Tabel 3.3 Klasifikasi Informasi tentang ASI Eksklusif

Distribusi Frekuensi Interval


Kurang < 20
Cukup ≥ 20 - < 30
Baik ≥ 30

b. Produksi ASI

Ya :0

Tidak :1
62

Klasifikasi Produksi ASI

Lancar : 10

Tidak Lancar : <10

c. Tradisi budaya

Untuk menentukan skor pilihan jawaban angket menggunakan

skala Likert. Dikemukakan Azwar (2012) bahwa skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Kriteria pemberian

skor untuk alternatif jawaban untuk setiap item sebagai berikut :

Jawaban Favourable Unfavourable

Sangat setuju (SS) : 4 1

Setuju (S) : 3 2

Tidak setuju (TS) : 2 3

Sangat tidak setuju : 1 4

Pada variabel Tradisi budaya terdiri dari 10 pertanyaan dengan

skor tertinggi 4 dan skor terendah 1.

Jumlah item : 10

Skor tertinggi : 10 x 4 = 40

Skor terendah : 10 x 1 = 10

Mean teoritik = (skor tertinggi + skor terendah ) : 2

= (40 + 10) : 2

= 50 : 2
63

= 25

Standar Deviasi = (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

= (40 – 10) : 6

= 30 : 6 = 5

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh M = 25 dan SD = 5

Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :

Mean – 1,0 SD = 25 – (1,0 x 5)

= 25 – 5

= 20

Mean + 1,0 SD = 25 + (1,0 x 5)

= 25 + 5

= 30

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh distribusi frekuensi

Tradisi budaya sebagai berikut :

Tabel 3.4 Klasifikasi Tradisi budaya

Distribusi Frekuensi Interval


Kurang < 20
Cukup ≥ 20 - < 30
Baik ≥ 30

3. Pemberian Kode (Coding)

Mengkode data membedakan aneka karakter. Pemberian kode

sangat diperlukan terutama dalam rangka dalam pengolahan data baik

secara manual, atau menggunkan computer.


64

a. Informasi tentang ASI Eksklusif

1) Baik :1

2) Cukup :2

3) Kurang : 3

b. Produksi ASI

1) Lancar : 1

2) Tidak Lancar : 2

c. Tradisi Budaya

1) Baik :1

2) Cuku :2

3) Kurang : 3

d. Pemberian ASI

1) ASI Eksklusif :1

2) ASI Eksklusif :2

4. Tabulasi (Tabulating)

Pengorganisasian data sedemikian rupa agar mudah untuk

menjumlahkan disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.

4.1. Analisa Data

1. Analisis Univariate

Analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat dalam penelitian


65

inilah adalah distribusi kasus pemberian ASI Eklusif pada bayi usia 6-7

bulan di polindes desa Blumbungan Pamekasan.

2. Analisis Bivariate

Analisis yang digunakan untuk mencari kolerasi / hubungan anatara

variabel bebas dan variabel terikat. Analisis bevariate dalam penelitian

adalah untuk mengetahui hubungan informasi tentang ASI Eksklusif,

Produksi ASI dan Tradisi budaya dengan Pemberian ASI Eklusif pada bayi

usia 6-7 bulan menggunakan Spearman, dengan taraf kesalahan 5% jika p

hitung < 0.05, maka Ha diterima yaitu hubungan informasi tentang ASI

Eksklusif, Produksi ASI dan Tradisi budaya dengan Pemberian ASI

Eklusif pada bayi usia 6-7 bulan.

3. Analisis Multivariat

Analisis Multivariat dilakukan umtuk mengetahui hubungan lebih dari

suatu variabel independent dengan satu variabel dependent (Notoadmodjo,

2012). Sehingga dapat diketahui secara bersamaan hubungan informasi

tentang ASI Eksklusif, Produksi ASI dan Tradisi budaya dengan

Pemberian ASI Eklusif. Analisis multivariat yang dipakai adalah regresi

logistik dikarenakan variabel terikat berupa variabel kategorik.


66

4.2. Kerangka Kerja

Populasi 56 bayi usia 6-7 bulan

Tehnik Sampling Pourosive Sampling

Sampel 36 anak usia 6-7 bulan

Pengumpulan data
Variabel Independen : Informasi tentang ASI Ekklusif, Produksi
ASI dan Tradisi Budaya
Variabel Dependen : ASI Ekklusif

Pengolaaan Data
Editing
Skoring
Coding
Tabulating

Analisi Data
Univariat : Distribusi Frekuensi
Bivariat :untuk Tabulasi silang
Chi Square

Kesimpulan

Gambar 3.2 Kerangka Kerja (Frame Work)


67

DAFTAR PUSTAKA

Aswita, A., Nursalim, N., & Widyansyah, A., 2018. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemberian Asi Pada Bayi Neonatal Di Rsia Pertiwi
Makassar. Media Gizi Pangan, 25(1), 47-54. (11 November 2019).

Astutik, R., 2014. Payudara dan Laktasi. Ed.2. Jakarta: Salembe Medik

Azwar. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bahriyah, F., Putri, M., & Jaelani, A. K., 2017. Hubungan Pekerjaan Ibu Terhadap
Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sipayung. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2(2),
113-118.

Darwis, H. 2010. Metodelogi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan. Jakarta:


Salemba Medika

Haryono, R., Setianingsih, S., 2014. Manfaat ASI Eksklusif . Ed.1. Yogyakarta :
Sendangadi, Mlati, Sleman.

Hasaniah, Z., 2014. Pengaruh Sectio caesarea Terhadap Keberhasilan ASI


Eksklusif. Bandung Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Hidayati, H. 2013. Hubungan Sosial Budaya dengan keberhasilan pemberian ASI


Eksklusif pada ibu menyusui di Posyandu Wilayah Desa Srigading Sanden
Bantul Yogyakarta, Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Aisyiyah.

Kamariyah, N., 2014. Kondisi psikologi mempengaruhi produksi asi ibu


menyusui di Bps Aski Pakis Sido Kumpul Surabaya. Journal of Health
Sciences, 7(1). (12 November 2019)

Kementrian Kesehatan RI., 2015. Informasi Kesehatan Masyarakat. :Jakarta


Diktorat Kesehatan.

Kementrian Kesehatan RI., 2016. Profil Kesehatan Indonesia. jarkarta:


Kementrian Kesehtan RI

______________________, 2017, Profil Kesehatan Indonesia: Jakarta


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Khasanah, N., 2011. Buku Pintar ASI dan Menyusui., Jakarta: Salsabilla
68

Lindawati, R.., 2019. Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Dukungan


Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif. Faletehan Health
Journal, 6(1), 30-36. (12 November 2019).

Muhammad Hamdani., 2017. 2017.Media Informasi kesehatan bagi


masyarakat . Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2(2),
113-118. (diakses 02 desember 2019).

Notoatmodjo, S., 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT Rineka


Cipta

Notoatmomodjo., S., 2012. Promosi Kesehatan dan prilaku Kesehatan. Edisi


Revisi . Jakarta Rinika Cipta.

Nursalam., 2009. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Selamba Medika

Pranajaya, R., & Rudiyanti, N., 2017. Determinan Produksi ASI pada Ibu
Menyusui. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 9(2), 227-237. (13
November 2019)

Prasetyo. 2012. Informasi tentang ASI. Ed.3. Jakarta: Grandmedia

Purwanti, Preverawati, A, dan Eni, R, 2014. Kapita Selekta ASI dan Menyusui.
Yogyakarta: Nuha Medika

Rahayu, D., Santoso, B., & Yunistari, E., 2015. Produksi ASI Ibu dengan
Intervensi Acupresure Point for Lactation dan Pijat Oksitosin. Jurnal Ners
Vol, 10(1), 9-19.

Septiani, H. U., Budi, A., & Karbito, K., 2017. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui yang bekerja sebagai
tenaga kesehatan. Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2). (13 November
2019).

Siregar, A. N., 2018. Hubungan Motivasi dengan Pemberian ASI Eksklusif Di


Desa Untemungkur Kecamatan Muara Kabupatem Tapanul Utara
(Doctoral dissertation, Institut Kesehatan Helvetia).

Notoatmomodjo., 2012. Promosi Kesehatan dan prilaku Kesehatan. Edisi Revisi .


Jakarta Rinika Cipta.
69

Wiji, R. 2013. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Ed.3. Nuha Medika: Yogyakarta.

Wulandari, F. I., & Iriana, N. R., 2016. Karakteristik Ibu Menyusui yang Tidak
Memberikan ASI Eksklusif di UPT Puskesmas Banyudono I Kabupaten
Boyolali. Jurnal Infokes Universitas Duta Bangsa Surakarta, 3(2).
67

Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :

Yth. Responden

di

tempat

Dengan hormat, Saya mahasiswi PROGRAM STUDI DIPLOMA

IV KEBIDANAN NGUDIA HUSADA MADURA sedang melaksanakan

penelitian kesehatan yang berjudul “Hubungan Informasi tentang ASI

Eksklusif, Produksi ASI, dan Tradisi budaya dengan pemberian ASI

Eksklusif pada Bayi Usia 6-7 Dipolindes Desa Blumbungan Pamekasan”.

Untuk menjaga kelancaran proses penelitian ini, saya sangat mengharapkan

bantuan para responden untuk memberikan informasi atas pernyataan sehubungan

dengan ASI Eksklusif di Polindes Desa Blumbungan Pamekasan.

Semua data yang responden berikan tidak akan berakibat apapun karena

data yang responden berikan terjaga kerahasiaannya.

Bangkalan, November 2019

Peneliti

ANISA AULIA PUTRI


NIM. 19153020008
68

Lampiran 4

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa saya (bersedia/tidak


bersedia) untuk menjadi responden pada penelitian dengan judul berjudul
“Hubungan Informasi tentang ASI Eksklusif, Produksi ASI, dan Tradisi
budaya dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-7 Dipolindes Desa
Blumbungan Pamekasan” yang diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi
DIV Kebidanan STIKes Ngudia Husada Madura.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga anda
bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas
pribadi anda dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya
digunakan untuk keperluan penelitian ini.
Terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.
coret yang tidak perlu

Bangkalan, November 2019

Responden
69

Lampiran 5

KUESIONER
HUBUNGAN INFORMAS TENTANG ASI EKSKLUSIF, PRODUKSI ASI,
DAN TRADISI BUDAYA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA
BAYI USIA 6-7 BULAN
(Studi di Polindes Desa Blumbungan Pamekasan)

No Responden :…………..
Usia :…………..
Pendidikan :…………..
Pekerjaan :…………..
Alamat :…………..
Usia Bayi :…………..

Petunjuk Pengisian : Berilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini bila
pernyataan menurut anda benar

A. Informasi tentang ASI Eksklusif

TIDAK
KADANG-
NO PERTANYAAN SELALU SERING PERNA
KADANG
H

Apakah ibu pernah


membaca tentang
1.
ASI Eksklusif
dibuku atau Koran
Apakah ibu pernah
mendapatkan brosur
2.
tentang ASI
eksklusif
Apakah ibu pernah
mencari atau
mendapatkan
3.
informasi tentang
ASI Eksklusif di
internet
4. Apakah ibu pernah
mendapatkan
informasi tentang
ASI Eksklusif dari
orang tua atau
70

keluarga lainnya
Apakah ibu pernah
mendapatkan
informasi tentang
ASI Eksklusif dari
5.
kader kesehatan
dalam hal
pemberian ASI
Eksklusif
Apakah ibu pernah
mendapatkan
6. penyuluhan tentang
ASI Eksklusif dari
petugas kesehatan
Apakah ibu
diberikan informasi
oleh tenaga
kesehatan untuk
7.
tetap memberika
ASI Eksklusif saja
kepada bayi usia 0-
6 bulan
Apakah ibu pernah
melihat informasi
8. atau berita tentang
ASI EKsklusif
ditelevisi
Apakah ibu pernah
mendapatkan
9. informasi tentang
ASI Eksklusif dari
suami
Apakah ibu pernah
mendapatkan
10. informasi ASI
Eksklusif dari
teman dekat
71

B. Produksi ASI

Petunjuk Pengisian : Berilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini bila
pernyataan menurut anda benar

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah ASI yang banyak dapat
merembes keluar melalui putting susu
Apakah sebelum disusukan pada bayi
2.
payudara terasa tegang
3. Jika ASI cukup, maka bayi akan tidur
selama 3-4 jam
4. Apakah bayi berkemih sekitar 8 kali
perhari
5. Apakah berat badan bayi bertambah
sesuai dengan pertambahan usia
6. Apakah bayi menyusu paling sedikit
10 kali dalam 24 jam
7. Apakah bayi sering BAB warna
kekuningan
8. Apakah payudara terasa kosong
setelah selesai menyusui
9. Apakah ibu dapat mendengar suara
menelan bayi ketika bayi menyusu
10. Apakah ibu dapat merasakan rasa geli
karena aliran ASI setiap kali bayi,
mulai menyusu
72

C. Tradisi Budaya
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini bila
pernyataan menurut anda benar

NO PERTANYAAN SS S TS STS
1. Kolostrum / ASI pertama
adalah basi
2. ASI mengandung zat besi
dengan kadar yang sesuai
dengan kebutuhan bayi
3. Susu formula membuat bayi
lebih sehat dan dapat
mencerdaskan otak
4. Semakin sering bayi menyusu,
semakin banyak ASI yang
dihasilkan
5. Bayi karena lapar dan perlu
diberikan makanan atau
minuman selain ASI
6. Makanan seperti sayuran
adalah makanan yang
dibutuhka oleh ibu menyusui
untuk menghasilkan ASI
7. Bila ibu makan ikan laut, maka
ibu tidak boleh menyusui
karena ASI berbau amis
8. ASI adalah makanan dan
minuman paling alami mudah
dicerna oleh bayi
9. Menyusui dapat membuat
payudara kendur
10. ASI dapat melindungi bayi dari
serangan alergi

Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
73

D. Kusioner tentang ASI Eksklusif


Berilah tanda (√) pada jawaban yang ibu pilih
1. Makanan / minuman apa yang diberikan pada bayi ibu setelah lahir
ASI saja Air tajin

Pisang dan Nasi Madu

Susu formula Air putih

Bubur Biskuit

Telur Buah

2. Apakah ibu pantang makanan atau minuman seperti

Sayuran Mengkonsumsi es

Ikan laut Makanan Pedas

Makanan bersantan Minum susu

Anda mungkin juga menyukai