Anda di halaman 1dari 20

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

KEHAMILAN REMAJA DAN UNSAFE ABORTION PADA REMAJA

Disusun Oleh :

Anisa Aulia Putri


19153020008

PROGRAM STUDI DIPLOMA DIV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2020
ANALISIS

Kehamilan Remaja dan Unsafe Abortion pada Remaja

1. Analisa Tentang Kehamilan Remaja


Pengetahuan remaja yang kurang tepat membawa remaja kedalam sikap
negative, yang akan menentukan remaja dalam melakukan kegiatan yang tidak
baik seperti melakukan hubungan seksusal diluar nikah.
Kehamilan remaja akan memberikan dampak negative baik dari segi
fisik, psikolois sosial maupun spiritual. Faktor yang melatarbelakangi kehamilan
di luar nikah yaitu sebagai berikut :
a) Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak
b) Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja.
c) Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang
kuat.
Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko yang
terjadi pada kehamilan usia remaja. Petugas kesehatan selaku edukator berperan
dalam melaksanakan bimbingan atau penyuluhan, pendidikan pada klien,
keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan termasuk siswa bidan/keperawatan
tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan
dengan kesehatan reproduksi termasuk mengenai kehamilan usia remaja. Peran
penyuluhan petugas kesehatan dilaksanakan dengan proses pemberian bantuan
yang dilakukan melalui wawancara petugas kesehatan kepada individu yang
sedang mengalami masalah kesehatan. Selaku motivator, petugas kesehatan
berkewajiban untuk mendorong perilaku positif dalam kesehatan, dilaksanakan
konsisten dan lebih berkembang. Untuk peran fasilitator, tenaga kesehatan harus
mampu menjembatani dengan baik antara pemenuhan kebutuhan keamanan klien
dan keluarga sehingga faktor risiko dalam tidak terpenuhinya kebutuhan
keamanan dapat diatasi, kemudian membantu keluarga dalam menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan.

i
Semua peran petugas kesehatan dapat dilaksanakan dalam Program
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang merupakan pelayanan
kesehatan kepada remaja melalui perlakuan khusus yang disesuaikan dengan
keinginan, selera, dan kebutuhan remaja. Namun demikian, hal lain yang dapat
diupayakan adalah pemberian informasi oleh petugas kesehatan saat remaja yang
akan menikah meminta suntik imunisasi calon pengantin. Pada saat inilah
petugas dapat menyampaikan informasi dampak kehamilan di usia remaja, dan
menyarankan remaja yang mau menikah untuk menunda kehamilannya dengan
menggunakan alat kontrasepsi.
2. Analisa Tentang Unsafe Abortion pada Remaja
Unsafe Abortion Merupakan prosedur penghentian kehamilan oleh tenaga
kurang terampil (tenaga medis/non medis), alat tidak memadai, lingkungan tidak
memenuhi syarat kesehatan. Penyebab umum pada unsafe abortion salah satunya
yaitu Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil, Kehamilan di
luar nikah. Sehingga dengan alasan tersebut sebagian remaja melakukan aborsi
yang tidak aman dengan datang ketenaga non medis.
Upaya untuk mencegah aborsi dikalangan remaja :
1. Memberikan edukasi seks dikalangan remaja.Hal ini dikarenakan masih
banyaknya para remaja kita yang mempelajari fungsi reproduksi para sudut
kenikmatannya saja tanpa memandang efek-efek negative dikemudian hari..
2. Menanamkan kembali nilai-nilai moral sosial dan juga keagamaan akan
penting dan mulianya untuk menjaga kehormatan diri.
3. Menguatkan kembali kontrol sosial dimasyarakat
4. Para pelaku yang telah melakukan aborsi juga tak dapat dipandang sebelah
mata

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada Zaman Era Globalisasi ini, ancaman yang sangat tinggi ditemukan
yaitu pada permasalahan remaja. Banyak sekali permasalahan remaja
khususnya yang sangat memperhatinkan tetapi belum dipikirkan atau
ditindaklanjuti oleh pemerintah yaitu salah satunya seperti permasalahan “
Kehamilan Di Bawah Umur 20 tahun “ yang biasanya berakhir dengan adanya
Pernikahan Dini.

Masa remaja merupakan masa peralihan/masa transisi/masa pancaroba


yang penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri.
Kehamilan bisa jadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka
apabila kehamilan itu sendiri tidak/belum diinginkan. masalah kehamilan
remaja cenderung masih kurang untuk negara-negara berkembang
dibandingkan dengan negara-negara maju. Program pendidikan seks di sekolah
memainkan peran besar di kalangan remaja. Tanpa adanya pengetahuan yang
cukup bagi remaja, maka remaja dapat terjun ke hal-hal yang tidak semestinya
seperti seks bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja. Para psikolog
menyatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional yang dapat
mengakibatkan perubahan psikologis dan fisiologis yang cepat. Sejumlah bayi
di panti asuhan diyakini hasil dari kehamilan remaja.

Angka pernikahan usia dini pada usia 15-19 tahun di Indonesia masih
terbilang tinggi. Usia yang terlalu muda untuk hamil tersebut dapat
menyebabkan kehamilan berisiko yang tidak hanya berujung kematian ibu dan
bayi, tetapi juga generasi baru dengan berbagai keterbatasan.

Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu


pengakhiran kehamilan yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai

1
resiko tinggi terhadap keselamatan jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan
oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sangat
diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak memenuhi persyaratan minimal
bagi suatu tindakan medis tersebut.
Tindakan unsafe abortion seperti ini diperkirakan banyak dilakukan
keluarga miskin yang tidak ingin menambah anak. Tanpa mereka sadari, unsafe
abortion dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan reproduksi bahkan
mengakibatkan kematian bagi kaum ibu.
WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta
kejadian aborsi yang tidak aman (unsafe abortion) (WHO, 2010). Sekitar 13%
dari jumlah total kematian ibu di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi
aborsi yang tidak aman. 95% (19 dari setiap 20 tindak aborsi tidak aman) di
antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Tindakan unsafe abortion yang sering dilakukan wanita seperti
melakukan kekerasan fisik seperti berlari, naik sepeda atau naik kuda. Jika
tindakan pertama tidak berhasil, maka wanita tersebut melakukan tindakan
kedua dengan cara mengonsumsi obat-obatan yang dapat menggugurkan
kandungan. Misalnya, wanita tersebut sengaja mengonsumsi obat-obatan yang
dilarang untuk wanita hamil. Bisa juga dengan cara mengonsumsi obat
tradisional seperti nenas muda.
Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko
infeksi, perdarahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan
perforasi yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian apabila tidak
mendapatkan pertolongan yang segera, sehingga kejadian tersebut harus
dicegah dengan memberikan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang
berkukalitas.

2
1.2. Rumusan Masalah
a. Untuk mengetahui pengertian kehamilan remaja
b. Untuk mengetahui faktor terjadinya kehamilan remaja
c. Untuk mengetahui dampak kehamilan remaja
d. Untuk pencegahan kehamilan remaja
e. Untuk mengetahui penanganan kehamilan remaja
f. Menjelaskan definisi unsafe abortion.
g. Menjelaskan penyebab unsafe abortion.
h. Menyebutkan metode yang dilakukan untuk unsafe abortion
i. Menyebutkan ciri-ciri unsafe abortion.
j. Menjelaskan dampak unsafe abortion.
k. Menjelaskan komplikasi unsafe abortion
l. Menjelaskan hukum unsafe abortion
m. Menjelaskan peran bidan dalam menangani unsafe abortion
n. Menjelaskan kriteria yang baik untuk unsafe abortion.

1.3. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang kehamilan remaja yang
sering terjadi saat ini dan memahami tentang unsafe abortion

1.4. Manfaat
Setelah pembaca mengetahui semua tentang apa yang sudah di jelaskan
pada makalah ini, maka diharapkan para pembaca dapat lebih sedikit peduli
dalam permasalahan di kalangan Reamaja saat ini. Dan dapat mengantisipasi
kejadian ini dalam kehidupan sehari – hari, masyarakat maupun sosial.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kehamilan Pada Usia Remaja


2.1.1. Pengertian Kehamilan Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi atau masa
pancaroba yang penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa
mandiri. Kehamilan bisa jadi dambaan tetapi mungkin juga di anggap
malapetaka apabila kehamilan itu sendiri tidak di inginkan.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia
antara 14 – 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Menurut ciri-
ciri perkembangannya, masa remaja di bagi menjadi tiga tahap yaitu masa
remaja awal 10-12 th, masa remaja tengah 13-15 th, masa remaja akhir 16-19
th (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001)
Kehamilan usia dini memuat resiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan
kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa
penolakan secara emosional ketika ibu mengadung bayinya (Ubydillah, 2000).

2.2. Faktor Terjadinya Kehamilan Remaja


2.2.1. Kurangnya Peran Orang Tua Dalam Keluarga
Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap
perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan
ketentraman didalam keluarganya akan cenderung mencari ketentraman di
luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang
banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk
kekesalan mereka terhadap kedua ibu bapaknya

4
2.2.2. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja.
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang
dilakukan di 4 kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan
dengan kisaran usia antara 15 – 24 tahun, kategori masyarakat umum dan
dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah. Didapakan informasi
bahwa sekitar 65% informasi tentang seks didapat dari kawan 35% dari film
porno. Dan hanya 5% yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang
tua.
2.2.3. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang
kuat.
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk
mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak
didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para
remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah
perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang
berlaku.

2.3. Masalah yang Timbul Akibat Kehamilan Remaja


2.3.1. Masalah Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan
perhatian terutama dikalangan remaja. Remaja yang kelak akan menikah dan
menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima
sehinnga dapat menurunkan generasi sehat. Dikalangan remaja telah terjadi
semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus kearah diberalisasi yang
dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan seks yang merugikan
alat reproduksi. Bila pada saatnya diperlukan untuk hamil normal, besar
kemungkinan kesehatan reproduksi sudah tidak optimal dan dapat
menimbulkan berbagai akibat samping kehamilan. Dengan demikian
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya sehingga dapat
mempersiapkan diri untuk hamil dalam keadaan optimal.

5
2.3.2. Masalah Psikologi Pada Kehamilan Remaja
Remaja yang hamil diluar nikah menghadapi berbagai masalah
psikologis yaitu rasa takut, kecewa, menyesal, dan rendah diri terhadap
kehamilannya sehingga terjadi usaha untuk menghilangkan dengan jalan
gugur kandung. Gugur kandung mempunyai kerugian yang paling kecil bila
dibandingkan dengan melanjutkan kehamilan. Sukur bila kehamilannya terjadi
menjelang kehamilan sehinnga segera dilanjutkan dengan pernikahan.
Keadaan akan makin rumit bila pemuda atau laki-laki yang menghamili malah
tidak bertanggung jawab sehingga derita hanya ditanggung sendiri dengan
keluarga. Keluargapun menghadapi masalah yang sulit ditengah masyarakat
seolah-olah tidak mampu memberikan pendidikan moral pada anak gadisnya.
2.3.3. Masalah sosial dan ekonomi keluarga
Perkawinan yang dianggap dapat menyelesaikan masalah kehamilan
remaja tidak lepas dari kemelut seperti:
a. Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan hamilnya dapat
menimbulkan berbagai masalah kebidanan
b. Putus sekolah sehingga pendidikan jadi terlantar
c. Putus kerja, karena berbagai alasan, sehingga menambah sulitnya masalah
sosial ekonomi
d. Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga menimbulkan stres (tekanan
batin)
e. Nilai gizi yang relativ rendah dapat menimbulkan berbagai masalah
kebidanan
Bila remaja memilih untuk mengasuh anaknnya sendiri,masyarakat
belum siap menerima kelahiran tanpa pernikahan berbeda halnya dengan
negara maju seperti Amerika, masyarakat sudah dapat menerima kehamilan
sebagai hasil hidup bersama

6
2.3.4. Dampak Kebidanan Kehamilan Remaja
a. Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja.
misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang
sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat
menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka
kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan
bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan
lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga
umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi
kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan
gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu
kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan
(genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum
obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat
perutnya sendiri.
c. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang
pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena
pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat
besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang
yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.

7
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan
anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-
eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan
perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena
perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur
kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non
profesional (dukun).

2.4. Pencegahan Kehamilan Remaja


1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
2. Kegiatan positif
3. Hindari perbuatan yang memberi dorongan negatif misalnya perilaku sex.
4. Jangan terjebak pada rayuan gombal
5. Hindari pergi dengan orang yang terkenal
6. Mendekatkan diri pada Tuhan
7. Penyuluhan meliputi Kesehatan Reproduksi Remaja, Keluarga Berencana
(alat kontrasepsi, kegagalan dan solusinya), kegiatan rohani dengan tokoh
agama.
8. Bagi pasangan menikah sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi yang
tingkat kegagalannya rendah, misalnya steril, AKBK, AKDR, dan suntik.

2.5. Penanganan Kehamilan Remaja


1. Sikap bersahabat jangan mencibir
2. Konseling kepada remaja dan keluarga meliputi kehamilan dan persalinan.
3. Membantu mencari penyelesaian masalah yaitu dengan menyelesaikan
secara kekeluargaan, segera menikah.
4. Periksa kehamilan sesuai standart

8
5. Gangguan jiwa atau resiko tinggi segera rujuk ke Sp.OG
6. Bila ingin abortus maka berikan konseling resiko abortus.

9
UNSAFE ABORTION

2.6. Pengertian Unsafe Abortian


Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan
yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan
sarana yang tidak memadai, sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan
kematian. (Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI).
Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana
pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur
standar yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
(Behrman Kliegman, 2000:167).
Unsafe abortion adalah prosedur penghentian kehamilan oleh tenaga
kurang terampil (tenaga medis/non medis), alat tidak memadai, lingkungan
tidak memenuhi syarat kesehatan (WHO, 1998).
Dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa
dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan
atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat 2
tidak disebutkan bentuk dari tindakan medis tertentu itu, hanya disebutkan
syarat untuk melakukan tindakan medis tertentu.
Berdasarkan UU Kesehatan RI No. 36 Thn 2009, Pasal 75 bahwa setiap
orang dilarang melakukan aborsi dapat dikecualikan berdasarkan indikasi
kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan dan aturan ini
diperkuat dengan Pasal 77 yang berisi pemerintah wajib melindungi dan
mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75
mengenai tindakan aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak
bertanggung jawab sera bertentangan dengan norma agama dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan
tertentu untuk menyelamatkan ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan)

10
adalah pengertian yang sangat rancu dan membingungkan masyarakat dan
kalangan medis.

2.7. Penyebab
Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya
pelayanan kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa
indikasi medis, seperti :
a. Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
b. Alasan psikososial, dimana ibu tidak sendiri tidak punya anak lagi.
c. Kehamilan di luar nikah.
d. Masalah ekonomi, menambah anak akan menambah beban ekonomi.
e. Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan.
f. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan.
g. Kegagalan pemakaian alat kontrasepsi.

2.8. Metode
Metode aborsi yang tidak aman yang umumnya digunakan di berbagai
negara bervariasi, dari metode teknik medis lanjut yang digunakan oleh dokter
sampai teknik tradisional berbahaya yang digunakan oleh dukun, teman, atau
tetangga yang menolong atau oleh wanita hamil itu sendiri.
Untuk para pelaku abortus yang tidak profesional, upaya yang
dilakukan antara lain adalah memasukkan cairan ke dalam uterus. Cairan yang
digunakan bervariasi, mulai dari air sabun sampai disinfektan rumah tangga
yang dimasukkan melalui semprotan ataupun alat suntik. Di beberapa negara
juga menggunakan pasta yang bersifat abortif yang mengandung zat iritatif.
Sediaan jamu dan obat-obatan per oral juga sering digunakan. Berbagai jamu
dan obat yang diduga bersifat abortif dapat ditemukan di pasaran bebas di
negara-negara berkembang. Di Bangladesh, obat-obat tersebut kemungkinan
mengandung air raksa.

11
Metode lain yang relatif lebih berbahaya adalah memasukkan alat atau
benda asing ke dalam rongga rahim. Di India digunakan pucuk wortel yang
telah dikeringkan; di Philipin alat tesebut adalah pisang atau daun tumbuh-
tumbuhan lokal kalachulchi. Di Ghana, digunakan ranting pohon comelina yang
jika dimasukkan ke dalam rahim akan menyerap air dan mengembang
membuka leher rahim serta menyebabkan abortus. Jenis lain adalah tanaman
Jatropha yang mengandung bahan kimia korosif yang dapat menyebabkan
abortus.
Di Amerika latin, upaya abortus dilakukan dengan memasukkan ujung
kateter yang lentur ke dalam rongga rahim. Ujung yang lain diikatkan di
pangkal paha. Wanita tersebut kemudian disuruh berjalan sehingga ujung
kateter yang berada di dalam rongga rahim bergoyang-goyang menggangu isi
rahim dan merangsang abortus. Ada pula yang menggnakan cairan kina yang
toksik pada bayi dan si ibu. Ada juga para wanita yang melakukan sendiri
dengan memasukkan plastik berongga ke dalam rongga rahim, kemudian
memasukkan alat atau kawat melalui plastik tersebut untuk mengorek rongga
rahim.

2.9. Ciri-Ciri
a. Dilakukan oleh tenaga medis atau non medis
b. Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
c. Kurangnya fasilitas dan sarana
d. Status illegal

2.10. Dampak
a. Dampak sosial
Biaya lebih banyak, dilakukan secara sembunyi - sembunyi.
b. Dampak kesehatan
Bahaya bagi ibu bisa terjadi perdarahan dan infeksi.

12
c. Dampak psikologis
Trauma

2.11. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat tindakan-tindakan yang tidak
aman terhadap kehamilan yang tidak diinginkan misalnya dengan melakukan
abortus provokatus oleh dukun, dengan meminum jamu-jamuan, ramuan.
Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu
pengakhiran kehamilan yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai
resiko tinggi terhadap keselamatan jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan
oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sangat
diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak memenuhi persyaratan minimal
bagi suatu tindakan medis tersebut.
Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko
infeksi, perdarahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan
perforasi yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian apabila tidak
mendapatkan pertolongan yang segera.
Tingginya AKI mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesejahteraan
penduduk  dan secara tidak langsung mencerminkan kegagalan pemerintah dan
masyarakat untuk mengurangi risiko kematian ibu.  Peningkatan kualitas
perempuan merupakan salah satu syarat pembangunan sumber daya manusia.
Strategi untuk menurunkan risiko kematian karena aborsi tidak aman
adalah dengan menurunkan ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman. 
Ini dapat dimungkinkan bila pemerintah mampu menyediakan fasilitas keluarga
berencana yang berkualitas dilengkapi dengan konseling.
Konseling keluarga berencana dimaksudkan untuk membimbing klien
melalui komunikasi dan pemberian informasi yang obyektif untuk membuat
keputusan tentang penggunaan salah satu metode kontrasepsi yang memadukan
aspek kesehatan dan keinginan klien, tanpa menghakimi.  Bagi remaja yang
belum menikah, perlu dibekali dengan pendidikan seks sedini mungkin sejak

13
mereka mulai bertanya mengenai seks.  Namun, perlu disadari bahwa risiko
terjadinya kehamilan selalu ada, sekalipun pasangan menggunakan
kontrasepsi. Bila akses terhadap pelayanan aborsi yang aman tetap tidak
tersedia, maka akan selalu ada ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak
aman.

2.12. Hukum
Menurut KUHP orang yang dapat dihukum adalah orang yang
menggugurkan kandungan seorang wanita, juga wanita yang digugurkan
kandungannya. Sedangkan dalam praktek yang tidak dihukum adalah dokter
yang melakukan aborsi dengan indikasi medis, yaitu dengan tujuan untuk
menyelamatkan jiwa atau menjaga kesehatan wanita yang bersangkutan.
Persoalannya, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) kita yang
merupakan peninggalan masa kolonialisasi Belanda melarang keras
dilakukannya aborsi dengan alasan apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283,
299 serta pasal 346 – 349. Bahkan pasal 299 intinya mengancam hukuman
pidana penjara maksimal empat tahun kepada siapa saja yang memberi harapan
kepada seorang perempuan bahwa kandungannya dapat digugurkan.

2.13. Peran bidan


a. Sex education
b. Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan keagamaan
c. Peningkatan sumber daya manusia
d. Penyuluhan tentang abortus dan bahayanya.

2.14. Kriteria Aborsi yang Aman


a. Dilakukan oleh pekerja kesehatan yang benar-benar terlatih dan
berpengalaman melakukan aborsi
b. Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak.

14
c. Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau
rahim harus steril atau tidak trcemar kuman dan bakteri.
d. Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali
mendapat haid.

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia 14-
19 tahun baik melalui proses pra nikah maupun nikah. Kehamilan pada remaja
dapat disebabkan dari faktor individu, keluarga dan lingkungan sehingga dapat
menimbulkan berbagai dampak dan masalah yang mungkin terjadi baik itu
kepada ibunya maupun kepada janin atau calon bayinya nanti. Untuk itu
diperlukan beberapa cara untuk mencegah kehamilan remaja ini dengan
mengatur berbagai macam strategi untuk mengurangi tingkat kehamilan pada
remaja.

Aborsi yang tidak aman adalah aborsi yang dilakukan oleh orang yang
tidak terlatih atau kompeten sehingga menimbulkan berbagai komplikasi
bahkan kematian. Unsafe Abortion dapat terjadi akibat banyak hal dan dapat
dilakukan berbagai banyak metode. Unsafe abortion dapat menimbulkan
beberapa dampak negative bagi para pelakunya diantaranya dampak fisik,
psikis, sosial dan ekonomi tetapi masih bisa ditangani dengan berbagai langkah
serta melakukan pencegahan semaksimal mungkin

3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini maka penulis sangant berharap agar
pembaca khususnya orang tua selalu memberikan perhatian dan kasih sayang
kepada ana-anaknya utamanya pada remaja sehingga angka kehamilan remaja
dan unsafe abortion dapat dikurangi hingga semaksimal mungkin.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8267937/UNSAFE_ABORTION_2
https://www.academia.edu/7635394/PERMASALAHAN_KEBIDANAN_KOMUNI
TAS_KEHAMILAN_REMAJA_DIBAWAH_USIA_20_TAHUN_KEHAM
ILAN_DINI_DAN_PERNIKAHAN_DINI_DI_KLINIK_BERSALIN_YUL
IANA_JAKARTA_PUSAT

17

Anda mungkin juga menyukai