JURNAL : KNOWLEDGE AND BEHAVIOUR HEALTH SCHISTOSOMIASIS AT HIGHLANDS COMMUNITY
SIGI LINDU IN SENTRAL SULAWESI
ANALISA JURNAL
1. Antropologi kebudayaan dan kesehatan
Schistosomiasis merupakan suatu fenomena penyakit yang kompleks dan berpengaruh terhadap kehidupan suatu komunitas. Schistosomiasis adalah salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Lindu, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Penduduk di Lindu sebelumnya sangat mempercayai bahwa penyebab penyakit ini berasal dari makhluk halus penghuni hutan dan penyakit turunan nenek moyang dahulu. Pada tahun 1968 – 1970 masyarakat Lindu diserang oleh satu wabah penyakit sehingga mengorbankan ratusan jiwa manusia yang meninggal dunia terutama penduduk di daeran Anca. Kemudian kepala desa Anca melaporkan masalah ini kepada pihak kesehatan, dan sampailah informasi schistosomiasis sampai ke badan WHO, sehingga pada tahun 1970 diadakanlah penelitian di sekitar dataran Lindu terutama di areal persawahan dan perkebunan warga. Dari hasil penelitian mengenai penyakit ini, didapatkanlah hasil bahwa penyakit ini disebabkan oleh parasit cacing schistosomiasis. Informasi hasil penelitian ini telah disampaikan pada penduduk Lindu berikut cara pencegahan dan penularannya. Melalui informasi ini mengubah paradigma penduduk Lindu mengenai penyebab penyakit schistosomiasis ternyata bukanlah berasal dari makhluk halus penghuni hutan dan bukan pula penyakit turunan nenek moyang. 2. Konsep RS dan kebudayaan Pada jurnal ini disebutkan bahwa peran tenaga kesehatan dapat diterima baik oleh masyarakat Lindu. Dibuktikan dengan terselenggaranya pengobatan secara rutin yang dilakukan setiap enam bulan oleh petugas laboratorium untuk masyarakat Lindu. Tindakan untuk pencegahan juga sudah disampaikan oleh petugas kesehatan meskipun pada kenyataannya masih didapatkan masyarakat yang tidak melakukan tindakan pencegahan dan hanya mengutamakan pengobatan saja 3. Etiologi penyakit dalam antropologi kesehatan Penyakit schistosomiasis ini telah dilakukan penelitian pada tahun 1970 oleh WHO dan didapatkan hasil bahwa penyebab penyakit ini bukanlah berasal dari mahkluk halus ataupun turunan nenek moyang seperti yang sudah diyakini oleh masyarakat Lindu akan tetapi berasal dari parasit cacing schistosomiasis dan ditularkan oleh siput (keong). Penyakit ini adalah penyakit menular yang dapat mengakibatkan kematian. Penularan penyakit ini terjadi saat berenang, menyebrangi, mandi di air bersih yang terkontaminasi dengan parasit schistomiasis. 4. Persepsi sehat dan sakit Dalam jurnal ini tidak diceritakan bagaimana persepsi masyarakat Lindu mengenai kondisi sehat dan sakit. Namun dalam jurnal ini disebutkan bahwa penduduk Lindu memiliki pengetahuan tentang gejala orang yang terinfeksi penyakit schistosomiasis. Mereka mengatakan bahwa gejala orang yang terinfeksi schistosomiasis adalah gatal – gatal, gejala muntah, pusing, demam dan sakit kepala. 5. Peran dan perilaku pasien Peran masyarakat dalam jurnal ini disampaikan bahwa mereka mengetahui penyebab penyakit schistosomiasis, namun kurang berperan dalam pencegahan penularan penyakit ini. Disebutkan dalam jurnal ini perilaku masyarakat Lindu dalam upaya pencegahan sangat kurang. Saat dilakukan observasi oleh peneliti rata – rata petani di Lindu saat bekerja di sawah tidak menggunakan sepatu boot dengan alasan sepatu mereka sering tertanam di dalam lumpur sehingga menimbulkan kemalasan untuk memakainya. Padahal sepatu boot merupakan alat perlindungan diri yang harus digunakan saat melewati areal fokus keong dan lumpur. Masyarakat juga masih memiliki kebiasaan mandi dan buang air besar di sungai dan aliran – aliran air yang mengandung parasit schistosomiasis. 6. Nyeri Tidak disebutkan dalam jurnal ini mengenai nyeri.