BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan
balita di negara berkembang. Diperkirakan diare menyebabkan kematian sebanyak 5 juta
anak balita per tahun. Kira-kira 80 % diantaranya terjadi pada umur dua tahun pertama.
Penyebab utama kematian diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan
elektrolit melalui tinjanya.1,2,3
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses berbentuk cair atau
setengah cair – setengah padat dengan demikian kandungan air pada feses lebih banyak dari
biasa. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau lebih dari 3 kali sehari.
Sedangkan definisi diare berdasarkan Seminar Rehidrasi Nasional III (1982) adalah
perubahan konsistensi berak menjadi lembek sampai cair lebih dari 3 – 5 kali per hari. Untuk
bayi dan anak-anak, bila volume berak lebih dari 10 gram / kgBB / hari.4
Secara klinik, dibedakan tiga macam sindroma diare; yaitu diare akut bila awitannya
mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau hari, dapat sembuh kembali
dalam waktu relatif singkat atau kurang dari 14 hari, disentri bila disertai darah dalam tinja,
serta diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Kebanyakan diare bersifat akut,
biasanya berlangsung sekitar
3 – 5 hari. Akan tetapi kira – kira 5 – 15 % kejadian diare berlangsung selama 2 minggu atau
lebih. Pembagian diare menurut Depkes meliputi diare tanpa tanda dehidrasi, dehidrasi ringan
sedang dan dehidrasi berat. Dehidrasi adalah keadaan yang berbahaya karena dapat
menyebabkan penurunan volume darah (hipovolemia), kolaps kardiovaskuler dan kematian
bila tidak diobati dengan tepat. Penyebab diare bisa karena psikis, faktor makanan, konstitusi
dan infeksi baik enteral maupun parenteral. Faktor infeksi merupakan penyakit paling sering
dari diare.1,2,3
Kebanyakan diare muncul pada dua tahun pertama umur anak. Sebelum masa itu,
pemberian ASI merupakan bentuk perlindungan terhadap diare. Angka kejadian tertinggi
terdapat pada kelompok umur 6 – 11 bulan, ketika makanan sapihan mulai diberikan dalam
makanan anak.. Sebanyak 17 % masa kehidupan seorang anak mungkin disertai oleh diare
selama masa puncak permulaan pemberian makanan sapihan.3
Penyebab diare akut pada umumnya mempunyai latar belakang yang majemuk, baik
2
penyebab non infeksi maupun penyebab infeksi. Penyebab non infeksi terutama faktor
makanan, faktor psikis, faktor konstitusi yaitu kondisi saluran cerna. Dalam menangani
masalah diare selain faktor penyebab juga perlu diperhatikan beberapa faktor yang saling
mempengaruhi dan berkaitan misalnya, masalah lingkungan penderita, higiene sanitasi,
perilaku manusia yang memanfaatkan sarana kesehatan yang ada, status gizi, sosial ekonomi,
dan budaya.1,4
Dalam penulisan ini akan dilaporkan seorang anak dengan diare akut tanpa tanda dehidrasi
dan gizi buruk yang dirawat di bangsal C1L2 RSUP Dr. Kariadi.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui cara mendiagnosa dan mengelola pasien
dengan tepat berdasarkan data yang diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pada pasien diare akut dengan dehidrasi tidak berat.
C. Manfaat
Penulisan laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media belajar bagi mahasiswa
kedokteran sehingga dapat mendiagnosa dan mengelola pasien dengan permasalahan seperti
pada pasien ini secara komprehensif dan holistik.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. GI
Umur : 1 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Kebonharjo RT 6 RW 6 Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan:
Semarang Utara
Agama : Islam
No. CM : C295405
Tanggal Masuk : 14 November 2011
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ibu : Ny. T
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : karyawan swasta
Pendidikan : SMA
Nama Ayah : Tn. B
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : karyawan swasta
Pendidikan : SMA
B. DATA DASAR
1. Anamnesis (Alloanamnesis)
Alloanamnesis dengan ibu penderita dan CM tanggal 15 November 2011, pukul 13.00
WIB
a. Keluhan Utama :
Mencret
yang dimakan. Riwayat penggantian susu formula (-), 2 hari terakhir ini
makanan yang diberikan adalah makanan masak oleh ibu, makan makanan
basi (-). Anak tidak dibawa berobat ke dokter, tetapi hanya dibelikan obat
diare di Apotik.
1 hari anak masih mencret dan bertambah jumlahnya, 8 /hari @ ½ gelas
belimbing, warna kuning, cair, ampas (+) sedikit, bau asam
(-), nyemprot (+), lendir (-), darah (-), demam (-) perut kembung (-), muntah
(+), @ ½ cangkir, setiap kali makan, isi sama seperti yang dimakan. Anak
mulai rewel, tidak nafsu makan, tampak lemas, mata cekung (+), air mata (+)
Kemudian anak dibawa oleh orang tuanya ke Poli Anak RSDK. Di Poli anak
muntah 1 x, anak tampak kehausan, dan ada tanda dehidrasi maka anak
disarankan mondok., riwayat kencing terakhir 3 jam sebelum masuk rumah
sakit, jumlah berkurang, warna kuning jernih. Riwayat ganti susu disangkal,
riwayat perubahan pola makan disangkal. Di rumah, anak memiliki 5 botol
susu yang dicuci setiap susu habis dan direbus sebelum dipakai
Selama dirawat di C1L2, anak sudah mendapat Infus RL 75 cc/kgBB/4 jam dan
Oralit 1 sachet sampai tidak didapatkan tanda-tanda dehidrasi.
12. Apabila ada anggota keluarga yang sakit apakah mampu berobat ke Puskesmas atau
Poliklinik :
a. Ya (skor : 1)
b. Tidak
13. Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga :
a. Tidak bekerja/ pertanian padi/ palawija
b. Perkebunan/ peternakan/ perikanan/ industri/ perdagangan/ angkutan/
jasa lainnya (skor : 1)
14. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala keluarga :
a. SD/ MI ke bawah/ SLTP
b. SLTA ke atas (skor : 1)
15. Apakah keluarga memiliki barang-barang berikut yang masing-masing bernilai paling
sedikit Rp 500.000,- :
a. Tidak ada
b. Tabungan/emas/TV berwarna/ternak/sepeda motor (skor : 1)
16. Apakah rumah tangga pernah menerima kredit UKM/KUKM setahun lalu?
a. Tidak
b. Ya (skor: 0)
Jumlah skor : 11
Kriteria BPS: Jumlah skor <10 = miskin, jumlah skor ≥ 10 = tidak miskin.
Keluarga ini termasuk dalam keluarga tidak miskin menurut kriteria BPS.
g. Riwayat Kelahiran
i. Riwayat Kontrasespi
Ibu menggunakan KB suntik. Sikap ibu terhadap KB yakin dan percaya
j. Riwayat Imunisasi
• BCG : 1 kali ( 1 bulan, scar + )
• DPT : 2 kali ( 2,6 bulan )
• Polio : 3 kali ( 0,2,4 bulan )
• Hepatitis B : 3 kali ( 1,2,6 bulan )
• Campak : 9 bulan
Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap
WAZ : -1,31 SD
HAZ : 0,15 SD
WHZ : -1,88 SD
9
Interpretasi :
– BB/U : Berat Badan normal (Gizi baik)
– TB/U : Normal (Perawakan normal)
– BB/TB : Normal
– LK/U : Mesocephal
– Arah pertumbuhan : Loss of Growth (T3)
– Pola pertumbuhan : tidak sesuai
Perkembangan :
- tersenyum 2 bulan
- miring 4 bulan
10
- tengkurap 5 bulan
- duduk 6 bulan
- merangkak 8 bulan
- berdiri 9 bulan
- berjalan 11 bulan
- Motorik halus : ketrampilan gerak halus, keseimbangan dan
koordinasi tangan baik.
- Motorik kasar : aktifitas motorik kasar berada dibawah kendali
ketrampilan kognitif dan kesadaran.
- Verbal : kemampuan kata-kata, berbicara verbal sudah bisa
mengatakan ”ma-ma”, ”pa-pa”, ”mi-mi”.
- Sosialisasi :pergaulan terhadap teman-teman sekitar rumah, dan
keluarga baik.
2. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 15 November 2011 pukul 13:45 WIB
Seorang anak laki-laki, umur 1 tahun, Berat Badan (BB): 8.5 kg, Panjang Badan (PB): 77
cm
a. Keadaan umum : sadar, kurang aktif, tanda dehidrasi (-)
b. Tanda vital :
Nadi : 120 x / menit, isi dan tegangan cukup
RR : 28 / menit
Suhu : 37°C
c. Status internus
Kepala : LK 46 cm (mesosefal), ubun-ubun besar datar
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut.
Kulit : turgor kulit kembali cepat
Mata : cekung (-), air mata (+), conjunctiva palpebra
anemis -/-
Telinga : discharge (-)
13
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah rutin tanggal 14 November 2011
Hb : 11,7 gr% (N : 11,00 – 13,00 gr%)
Ht : 38, 2 % (N : 36,00 – 44,00 %)
Lekosit : 11000 /mm3 (N : 6 – 18 ribu/mmk)
Trombosit : 206.000 /mm3 (N : 150.000 – 400.000 /mm3)
Eritrosit : 4,86 juta/mmk (N : 3,60 -5,00 juta/mmk)
MCV : 78,40 femtoliter (N : 77,00 – 101,00 fl)
MCH : 24,10 picograms (N : 23,00 – 31,00 pg)
MCHC : 33,30 g/dl (N : 29,00 – 36,00 g/dl)
Kesan : darah rutin dalam batas normal
C. DAFTAR MASALAH
berat
2 Loss of growth 15/11/2011
3 Imunisasi dasar belum 15/11/2011
lengkap
4 ASI tidak eksklusif 15/11/2011
5 Sosial ekonomi kurang 15/11/2011
D. DIAGNOSIS
– Diagnosa Utama : Diare akut tanpa tanda dehidrasi pasca diare akut
dengan dehidrasi tidak berat
– Diagnosa Comorbid :-
– Diagnosa Komplikasi : Loss of Growth
– Diagnosa Pertumbuhan : berat badan normal, perawakan normal,
pertumbuhan Loss of Growth
– Diagnosa Gizi : Gizi baik
– Diagnosa Perkembangan : perkembangan sesuai umur
– Diagnosa Imunisasi : Imunisasi dasar tidak lengkap, tidak
sesuai umur
– Diagnosa Sosial-ekonomi : Sosial ekonomi kurang
PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
Infus 2A½N 480/20/5 tetes/menit
P.o : Parasetamol 4 x 85 mg (jika t >380C)
Zinc Sulfat 1 x 20 mg
Oralit 100 – 200 cc/tiap mencret
2. Diet
3 x lunak
3 x 200 cc susu SGM III
Kebutuhan 24 jam Cairan (850 cc) Energi (850 kkal) Protein (10,5 gr)
Infus 2A½N 480 81,6 -
3 x lunak 300
925,67 37
3 x 200cc susu SGM III 600
16
3. Perawatan
Penderita dirawat di bangsal CILII selama 5 hari
USUL
Evaluasi keadaan umum, tanda vital, tanda dehidrasi
Feses rutin, pH feses. Sudan III, dan Clini test.
E. INITIAL PLANS
Assessment
1. Diare akut tanpa tanda dehidrasi pasca diare akut dehidrasi tidak berat
DD/ Osmotik
DD/ Infeksi Rotavirus
Intoleransi Laktosa
Malabsorbsi
Sekretorik
DD/ E. coli
Shigella
Vibrio Cholera
IP Dx : Subjektif :-
Objektif : feses rutin, pH feses, Sudan III, dan
Clini test
diare
- Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda dehidrasi (tampak
kehausan, gelisah, mata cekung, air mata berkurang, bibir kering)
sehingga bila tampak tanda-tanda tersebut pada anaknya agar segera
diperiksakan ke dokter.
- Memotivasi pada ibu supaya dapat dan mau memberikan minuman
yang disukai anak dengan porsi kecil tapi sering.
- Menjelaskan pada ibu perlunya menjaga kebersihan diri dan alat-alat
makan / minum dengan cara cuci tangan sebelum menyuapi anak,
menggunakan alat-alat makan yang sudah dicuci bersih.
2. Loss of Growth
Ip Dx : -
96,3 % RDA
Ip Ex :
- Menjelaskan kepada orangtua agar rutin memeriksakan berat badan anak tiap
bulan agar pertumbuhannya dapat dipantau.
- Menjelaskan kepada orang tua agar lebih meningkatkan ketahanan tubuh anak
terhadap penyakit, seperti makan makanan bergizi, tidak jajan sembarangan,
menghindari anak terhadap stress.
- Menjelaskan kepada orang tua agar membiasakan pola hidup sehat di
lingkungan rumah.
18