Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DASAR KURIKULUM DAN INOVASI PENDIDIKAN

(Tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Inovasi Pendidikan)

Disusun Oleh:

Salman Al Farisyi (1923021004)


Kelompok 1

Dosen Pengampu :
Dr. Haninda Bharata, M. Pd

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tema “Konsep Dasar Kurikulum dan Inovasi Pendidikan”. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Kurikulum dan
Inovasi Pendidikan.

Saya menyadari sepenuhnya dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, bak pepatah tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam diskusi dikelas
nanti dan tentunya masukan dan bimbingan dari pengampu mata k uliah kurikulum
dan inovasi pendidikan itu sendiri yaitu Dr. Haninda Bharata, M.Pd agar sekiranya
tugas ini bisa menjadi lebih baik meskipun jauh dari kata kesempurnaan, karena
hanya Allah SWT maha pemilik kesempurnaan. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih.

Bandar Lampung, 2 September 2019

Salman Al Farisyi
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Pengertian Kurikulum...........................................................................3
B. Komponen Pengembangan Kurikulum.................................................5
C. Fungsi Kurikulum.................................................................................9
D. Peranan Kurikulum Dalam Pendidikan.........................................12
E. Inovasi Pendidikan..............................................................................13
F. Tujuan Inovasi Pendidikan..................................................................16
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan....................18
BAB III PENUTUP.........................................................................................20
A. Kesimpulan..........................................................................................20
B. Saran....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidang pendidikan adalah salah satu bidang yang paling penting bagi
suatu penyelenggaraan negara, karena menyangkut para generasi penerus
yang akan meneruskan perjuangan bangsa dan negara tersebut. Dalam suatu
penyelenggaraan pendidikan terdapat kurikulum yang mengatur
penyelenggaraan pendidikan tersebut. Tidak terkecuali di Indonesia.

Di Indonesia sendiri kurikulum telah banyak sekali mengalami perubahan


serta penyempurnaan serta inovasi yang di lakukan. Inovasi tersebut
dilakukan demi tuntutan perubahan zaman juga pesatnya pengaruh globalisasi
serta perkembangan teknologi di era milenial saat ini. Dan juga selaras
dengan konsep “Mencerdaskan kehidupan bangsa” yang terdapat pada
pembukaan UUD 1945.

Maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai konsep dasar
kurikulum serta inovasi pendidikan. Dengan memahami apa itu konsep dasar
dari kurikulum serta inovasi pendidikan, penulis mengharapkan pembaca
memahami konsep dasar dari kurikulum tersebut serta apa sajakah yang
mendasari adanya serta perlu nya sebuah inovasi dalam pembuatan kurikulum
tersebut, yang diharapkan pula hal ini dapat membawa perubahan kearah yang
lebih baik lagi untuk kemajuan pendidikan di negeri kita tercinta ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Kurikulum?
2. Apa Saja Komponen Komponen yang di Kembangkan di Kurikulum?
3. Apa Saja Fungsi dari Kurikulum?
4. Bagaimana Peranan Kurikulum dalam Pendidikan?
5. Apa Itu Inovasi Pendidikan?
6. Apa Saja Tujuan dari Inovasi Pendidikan?
7. Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar pembaca memahami konsep dasar
dari sebuah kurikulum serta apa itu inovasi pendidikan sehingga dapat di terapkan
dalam melakukan inovasi serta pembaharuan terhadap kurikulum agar dapat
menjadi lebih baik lagi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

1. Secara Etimologis
Webster’s Third New International Distionery menyebutkan
Curriculum berasal dari kata curere dalam bahasa latin Currerre yang
berarti :
 Berlari cepat
 Tergesa-gesa
 Menjalani

Currerre dikatabendakan menjadi Curriculum yang berarti :

 Lari cepat, pacuan, balapan berkereta, berkuda, berkaki


 Perjalanan, suatu pengalaman tanda berhenti
 Lapangan perlombaan, gelanggang, jalan

Menurut satuan pelajaran SPG yang dibuat oleh Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“jarak yang ditempuh”. Semula dipakai dalam dunia olahraga.

2. Pengertian Secara Tradisional

Pertengahan abad ke XX pengertian kurikulum berkembang dan


dipakai dalam dunia pendidikan yang berarti “sejumlah plejaran yang
harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan kelas atau ijazah”. Pengertian
tradisional ini telah diterapkan dalam penyusunan kurikulum seperti
Kurikulum SD dengan nama “Rencana Pelajaran Sekolah Rakyat” tahun
1927 sampai pada tahun 1964 yang isinya sejumlah mata pelajaran yang
diberikan pada kelas I s.d. kelas VI.
3. Pengertian Modern

Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya


“Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan
usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas,
dihalaman maupun diluar sekolah”. Sedangkan B. Ragan mengemukakan
kurikulum adalah “Semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab
sekolah”.
Menurut Soedijarto, kurikulum merupakan sebuah prosedur
perencanaan dan Pengembangan yang mana mencangkup segala
pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir
untuk diatasi oleh siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”. Robert M.
Hutchins ahli kurikulim memiliki pandangan bahwa kurikulum adalah
kumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Adapun pandangan ahli kurikulum
modern cenderung memberikan pengertian yang lebih luas, meliputi
kegiatan di luar kelas, bahkan juga segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi kelakuan peserta didik, pribadi guru, dan lain-lain
(Alhamuddin, 2019:2).
Di Indonesia Pengertian kurikulum sudah didefinisaikan secara
utuh sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003. yang berbunyi bahwa "kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu".
Dari berbagai pengertian kurikulum diatas penulis menyimpulkan
bahwa Kurikulum adalah merupakan suatu usaha terrencana dan
terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa
dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk
mencapai suatu tujuan.
B. Komponen Pengembangan Kurikulum

1. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke
arah pencapaian tujuan endidikan nasional, Dalam skala yang lebih
luas, kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Kurikulum
menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk
mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai
target tujuan pendidikan nasional khususnya dan  sumber daya
manusia yang berkualitas umumnya. Tujuan ini dikategorikan
sebagai tujuan umum kurikulum.
Setiap mata ajaran mempunyai tujuan sendiri dan berbeda
dengan tujuan yang hendak dicapai oleh mata ajaran
lainnya. Tujuan mata ajaran merupakan penjabaran dari tujuan
kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

2. Materi Kurikulum
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Dalam
Undang-undang Pendidikan tentang Sistem Pendidikan Nasional
telah ditetapkan Isi kurikulum merupakan bahan kajian
dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional". Sesuai dengan rumusan tersebut, isi kurikulum
dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai ben'kut :

a. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri


dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji
oleh siswa dalam proses belajar dan pembelajaran;
b. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan
masing-masing, satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang
lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan
tujuan satuan pendidikan tersebut;
c. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional
merupakan target tertinggi yang hendak dicapai melalui
penyampaian materi kurikulum.

3. Metode

Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi


pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode atau
strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam
kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa
dan guru. Karena itu, penyusunannya hendaknya berdasarkan analisa
tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan perilaku
awal siswa. Dalam hubungan ini, ada tiga alternatif pendekatan yang
dapat digunakan, yakni :

a. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran, di mana


materi pembelajaran terutama bersumber dari mata ajaran. Penyam-
paiannya dilakukan melalui komunikasi antara guru dan
siswa. Guru sebagai penyampai pesan atau komunikator. Siswa
sebagai penerima pesan. Bahan pelajaran adalah pesan itu sendiri.
Dalam rangkaian komunikasi tersebut dapat digunakan berbagai
metode mengajar.
b. Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksana-
kan berdasarkan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa.
Dalam pendekatan ini lebih banyak digunakan metode dalam
rangka individualisasi pembelajaran. Seperti belajar mandiri, belajar
modular, paket belajar dan sebagainya.
c. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan
masyarakat. Pendekatan ini bertujuan mengintegrasikan sekolah
dan masyarakat dan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.
Prosedur yang ditempuh ialah dengan mengundang masyarakat ke
sekolah atau siswa berkunjung ke masyarakat. Metode yang
digunakan terdiri dari : karyawisata, nara sumber, kerja
pengalaman, survei,proyek pengabdian/pelayanan masyarakat,
berkemah dan unit.

4. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk, yang masing--
masing memiliki ciri-cirinya sendiri.

a. Mata Pelajaran Terpisah-pisah  (isolated subjects)


Kurikulum terdiri dari sejumlah mata ajaran yang terpisah-
pisah, seperti : Sejarah, Ilmu Pasti, Bahasa Indonesia, dan
sebagainya. Tiap mata ajaran disampaikan sendiri-sendiri
tanpa ada hubungannya dengan mata ajaran lainnya. Masing-masing
diberikan pada waktu tertentu, dan tidak mempertimbangkan
minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa, semua materi diberikan
sama.
b. Mata Ajaran-Mata Ajaran Berkorelasi (correlated).
Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata ajaran.
Prosedur yang ditempuh ialah menyampaikan pokok-pokok yang
saling berkorelasi guna memudahkan siswa memahami pelajaran
tersebut. Contohnya, dalam pengajaran Sejarah dan Ilmu Bumi,
masing-masing diberikan dalam waktu yang berbeda, tetapi
isi/materi dihubungkan dengan hal yang sama, atau dengan pusat
minat.Cara lain, ialah pada waktu guru mengajarkan Sejarah
dengan topik tertentu, dia korelasikan dengan masalah tertentu
dalam mata ajaran I1mu Bumi.
c. Bidang Studi (broadfield)
Beberapa mata ajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri
yang sama dikorelasikan/difungsikan dalam satu bidang
pengajaran, misalnya Bidang Studi Bahasa, meliputi membaca,
bercerita, mengarang, bercakap-cakap, dan sebagainya. Demikian
pula bidang studi lainnya, sepertl IPS, IPA, MATEMATIKA, dan
lain-lain. Salah satu mata ajaran dapat dijadikan "core-
subject", sedangkan mata ajaran lainnya dikorelasikan dengan cor
tersebut.
d. Program yang Berpusat pada Anak (Childecentered Program)
Program ini adalah orientasi baru di mana kurikulum dititik
beratkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata
ajaran. Guru menyiapkan program yang meliputi kegiatan-kegiatan
yang menyajikan kehidupan anak, misalnya ekskursi, cerita.
Dengan cara memperkaya dan memperluas macam-macam kegiatan,
peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Cara lain untuk melaksanakan kurikulum ini, ialah pengajaran
dimulai dari kelompok siswa yang belajar, kemudian guru bersama
siswa tersebut menyusun program bagi mereka. Para siswa akan
memperoleh pengalaman melalui program ini.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum
adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dengan
evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu
dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran,
kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan.
Aspek-aspek yang perlu dinilai bertitik tolak dari aspek-
aspek tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan kurikulum, tujuan
pembelajaran dan tujuan belajar siswa. Setiap aspek yang dinilai
berpangkal pada kemampuan-kemampuan apa yang hendak
dikembangkan, sedangkan tiap kemampuan itu mengandung unsur-unsur
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai.Penetapan aspek yang
dinilai mengacu pada kriteria keberhasilan yang telah ditentukan dalam
kurikulum tersebut.
Jenis penilaian yang dilaksanakan tergantung pada tujuan dise-
lenggarakannya penilaian tersebut. Misalnya, penilaian formatif di-
maksudkan untuk mengetahui kemajuan siswa dan dalam
upaya melakukan perbaikan yang dibutuhkan. Berbeda dengan
penilaian summatif yang bermaksud menilai kemajuan siswa setelah
satu semester atau dalam periode tertentu, untuk mengetahui
perkembangan siswa secara menyeluruh.

C. Fungsi Kurikulum

Sesuai dengan peran yang harus dimainkan kurikulum sebagai alat dan
pedoman pendidikan, maka kurikulum harus mempunyai fungsi sebagai alat
untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Dilihat dari cakupan dan
tujuannya menurut McNeil isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu (1)
fungsi pendidikan umum (common and general education), (2) suplementasi
(supplementation), (3) eksplorasi (exploration), dan (4) keahlian
(specialization).

1. Fungsi pendidikan umum (common and general education)

Fungsi pendidikan umum (common and general education), yaitu


fungsi kurikulum untuk mempersiapkan pesertadidik agar mereka
menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga
negara yang baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan
pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mampu
menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan, memahami setiap hak dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat dan makhluk sosial. Dengan
demikian, fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa pada
jenjang dan level atau jenis pendidikan manapun.

2. Suplementasi (supplementation)

Fungsi suplementasi yaitu kurikulum sebagai alat pendidikan harus


dapat memberikan pelayanan kepada seriap siswa sesuai dengan
perbedaan yang dimiliki oleh mereka. Setiap pesena didik memiliki
perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan, perbedaan minat,
maupun perbedaan bakat sehingga dengan demikian peserta didik yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata harus terlayani untuk
mengembangkan kemampuannya secara optimal dan sebaliknya siswa
yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata juga harus terlayani sesuai
dengan kemampuannya.

3. Eksplorasi (exploration)

Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat


menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa.
Melalui fungsi ini siswa diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat
dan bakatnya, sehingga memungkinkan mereka akan belajar tanpa
adanya paksaan.

4. Keahlian (spesialization)

Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak


sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa.
Dengan demikian, kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang
keahlian, misalnya perdagangan, pertanian, industri arau disiplin
akademik. Bidang-bidang semacam itu yang diberikan sebagai pilihan,
yang pada akhirnya setiap peserta didik memiliki keterampilan-
keterampilan sesuai dengan bidang spesialisasinya. Unruk itu
pengembangan kurikulum harus melibatkan para spesialis untuk
menentukan kemampuan apa yang harus dimiliki setiap siswa sesuai
dengan bidang keahliannya (W.Sanjaya, 2008:13)
Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau pengawasan.
Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing
anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai
pedoman untuk memberi bantuan bagi penyelenggaraan proses pendiddikan
di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
belajar. Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik,
terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu :
1. Fungsi Penyesuaian ( the adjustive or adaptive function )
Kurikulum harus mampu mengarahkan siswa agar mampu menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial.
2. Fungsi Integrasi ( the integrating function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh, untuk dapat hidup dan
berintegrasi dengan masyarakat.
3. Fungsi Diferensiasi ( the differenting function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendididkan harus mampu
memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.
4. Fungsi Persiapan ( the propedeutic function )
Kurikulum bermakana sebagai alat pendidikan harus mampu
mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi kejenjang pendidikan
selanjutnya.
5. Fungsi Pemilihan ( the selective function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu memberi
kesempatan kepada siswa untuk memilih program belajar yang sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
6. Fungsi Diagnostik ( the diagnostic function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu membantu
dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan
(potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.

D. Peranan Kurikulum Dalam Pendidikan

Tugas utama seorang guru adalah membimbing, mengajar, serta melatih


peserta didik secara profesional sehingga dapat mengantarkan peserta
didiknya kepada pencapaian tujuan pendidikan. Sehingga untuk
melaksanakan tugas melaksanakan tugas tersebut guru berpedoman pada
suatu alat yang disebut kurikulum.
Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan disekolah. hal ini
berarti bahwa kurikulum merupakan bagaian yang tak tepisahkan dari
pendidikan atau pembelajaran.. Sebagai salah satu komponen dalam sistem
pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yairu peran
konservatif, peranan kreatif, serta peran kritis dan evaluatif. (W.Sanjaya,
2008:10)

1. Peranan Konservatif
Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai
budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi
sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing menggerogoti
budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti
yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulum
berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak
nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga kearifan dan identitas
masyarakat akan retap terpelihara dengan baik.

2. Peran Kreatif
Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah.
Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru
sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap
potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan
sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.
Kurikulum harus berperan kreatif Sebab, manakala kurikulum tidak
mengandung unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan
tertinggal, yang berarti apa yang diberikan di sekolah pada akhirnya
akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan
dan tuntutan sosial masyarakat.

3. Peran Kritis dan Evaluatif


peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya
yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi,
melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan
budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam
hal ini peran kritis dan evaluatif kurikulum turut aktif berpartisipasi
dalam kontrol atau filter sosial sehingga kurikulum berperan dalam
menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap
bermanfaat untuk kehidupan anak didik.

E. Inovasi Pendidikan
Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun
diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.
Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau
inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan ialah
suatu ide,barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru
bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi
atau diskaveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk
memecahkan masalah pendidikan.

Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup


hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem
dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain,
maupun system dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional.
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen
pendidikan atau komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan
oleh B.Miles, dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan
pendidikan dewasa ini.
1. Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari
system social tentu menentukan personal (orang) sebagai komponen
sistem. Inovasi yang sesuai dengan komponen personel misalnya:
peningkatan mutu guru, system kenaikan pangkat, aturan tata tertib
siswa, dan sebagainya.
2. Banyaknya personal dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu
menjelaskan tentang berapa jumlah personalia yang terikat dalam
sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi pendidikan yang
relevan dengan aspek ini misalnya: berapa ratio guru siswa pada satu
sekolah dalam sistem PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan
ratio 1 : 200 artinya satu guru dengan 200 siswa).
3. Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan
mendayagunakan berbagai sarana dan hasil teknologi untuk mencapai
tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan komponen ini
misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan
satu meja), perubahan pengaturan dinding ruangan (dinding batas
antar ruang dibuat yang mudah dibuka, sehingga pada diperlukan dua
ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium bahasa,
penggunaan CCTV (TVCT- Televisi Stasiun Terbatas), dan
sebagainya.
4. Penggunaan waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki
perencanaan penggunaan waktu. Inovasi yang relevan dengan
komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar (semester, catur
wulan, pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan
mahasiswa untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan
sebagainya.
5. Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan
yang jelas. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya:
perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD
disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan
kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan
sebagainya.
6. Prosedur. Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk
mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen
ini misalnya: penggunaan kurikulum baru, cara membuat persiapan
mengajar, pengajaranindividual, pengajaran kelompok, dan
sebagainya.
7. - Peran yang diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem
pendidikan diperlukan kejelasan peran yang diperlukan untuk
melancarkan jalannya pencapaian tujuan inovasi yang relevan dengan
komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pemakai media (maka
diperlukan keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran
guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota
team teaching, dan sebagainya.
8. Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang
suatu wawasan dan perasaan tertentu yang akan menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan dan perasaan
dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang
sudah ditentukan akan mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi yang
relevan dengan bidang ini misalnya: wawasan pendidikan seumur
hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses, perasaan cinta pada
pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan
untuk menunjang pelaksanaan kurikulum SD yang disempurnakan,
dan sebagainya.
9. Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem
pendidikan perlu ada kejelasan hubungan antara bagian atau
mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini
misalnya: diadakan perubahan pembagian tugas antara seksi di kantor
departemen pendidikan dan mekanisme kerja antar seksi, di perguruan
tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara jurusan, fakultas,
dan biro registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan
sebagainya.
10. Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan dalam beberapa hal harus berhubungan atau bekerja sama
dengan sistem yang lain. Inovasi yang relevan dengan bidang ini
misalnya: dalam pelaksanaan usaha kesehatan sekolah bekerjasama
atau berhubungan dengan Departemen Kesehatan, data pelaksanaan
KKN harus kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, dan
sebagainya.
11. Strategi. Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-
tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi
pendidikan.

F. Tujuan Inovasi Pendidikan


Tujuan inovasi ialah efisiensi, relevansi dan efektivitas mengenai
sasaran jumlah anak didik Sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan
yang sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat
dan pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat dan
waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya. (Suryosobroto, 1990 : 129). Kalau
dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu :
1. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang di hasilkan oleh kemajuan-
kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di
Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
2. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luas
sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya
tampung usia sekolah SD, SLTP, dan Perguruan Tinggi.

Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan,


yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana,
termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi keseluruhan sistem perlu
ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan
sebaik-baiknya. Secara lebih rinci tentang maksud-maksud diadakannya
inovasi pendidikan ini, yaitu sebagai berikut :

1. Pembaharuan pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap masalah-


masalah pendidikan. Dengan majunya bidang teknologi dan
komunikasi sekarang ini, dapat memberikan pengaruh positif terhadap
kemajuan di bidang lain, termasuk dalam dunia pendidikan.
2. Tugas pembaharuan pendidikan yang terutama adalah memecahkan
masalah-masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan baik dengan
cara inovatif. Inovasi atau pembaharuan pendidikan juga merupakan
suatu tanggapan baru terhadap masalah kependidikan yang nyata-
nyata dihadapi. Titik pangkal pembaharuan pendidikan adalah
masalah pendidikan yang aktual, yang secara sistematis akan
dipecahkan dengan cara inovatif.
3. Sebagai upaya untuk memperkembangkan pendekatan yang lebih
efektif dan ekonomis. (Hasbullah, 2001 : 189, 201).

Tujuan yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas


tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin
dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan
sebelum inovasi dilancarkan.
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan adalah perubahan pendidikan yang didasarkan atas
usaha-usaha sadar, terencana, berpola dalam pendidikan yang bertujuan untuk
mengarahkan, sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan
zamannya. Dalam inovasi pendidikan gagasan baru sebagai hasil pemikiran
kembali haruslah mampu untuk memecahkan persoalan yang tidak
terpecahkan oleh cara-cara tradisional yang bersifat komersial. Inovasi
pendidikan dilakukan disamping sebagai tanggapan terhadap masalah
pendidikan dan tuntutan zaman, juga merupakan usaha aktif untuk
mempersiapkan diri menghadapi masa datang yang akan memberikan
harapan sesuai dengan cita-cita yang diinginkan. Terdapat 4 faktor yang
cukup berperan mempengaruhi inovasi pendidikan (Hasbullah; 2001, 1-4)
yaitu :
1. Visi Terhadap Pendidikan
Pendidikan merupakan persoalan asasi bagi manusia-manusia
sebagai makhluk yang dapat dididik dan harus dididik akan tumbuh
menjadi manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya.
Dengan upaya pendidikan, potensi dasar universal anak akan tumbuh dan
membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan pembawaan, lingkungan
budaya dan zamannya.
Usaha dan tujuan pendidikan dilandasi oleh pandangan hidup orang
tua, lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan, masyarakat dan
bangsanya. Manusia Indonesia, warga masyarakat dan warga negara
yang lengkap dan utuh harus dipersiapkan sejak anak masih kecil dengan
upaya pendidikan. Tujuan pendidikan diabadikan untuk kebahagiaan
individu, keselamatan masyarakat dan kepentingan negara. Pandangan
hidup bangsa menjadi norma pendidikan nasional keseluruhan. Seperti
diketahui, bahwa kehidupan ini selalu mengalami perubahan, tujuan
pembangunan, bangsa mengalami pergeseran dan peningkatan serta
perubahan sesuai dengan waktu, keadaan dan kondisinya. Dengan
demikian pandangan dan harapan terhadap pendidikan yang akan datang
merupakan visi dari inovasi pendidikan itu sendiri.

2. Faktor Pertambahan Penduduk


Adanya pertambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat
yang luas terhadap berbagai segi kehidupan, utamanya pendidikan.
Banyak masalah-masalah pendidikan yang berkaitan erat dengan
meledaknya jumlah anak usia sekolah.Pendidikan diusahakan agar
memperoleh hasil yang baik dengan biaya dan waktu yang sedikit. Ini
berarti harus dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan
efektif, sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan.

3. Faktor Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Seiring dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, justru
ditandai dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan secara akumulatif dan makin
cepat jalannya. Tanggapan yang biasa dilakukan dalam kependidikan
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ialah dengan memasukkan
penemuan dan teori ke dalam kurikulum sekolah. Meskipun hal ini
menyebabkan adanya kurikulum yang sangat sarat dengan masalah-
masalah yang baru.

4. Tuntutan adanya proses pendidikan yang Relevan


Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa salah satu tuntutan
diadakannya inovasi di dalam pendidikan adalah adanya relevansi antara
dunia pendidikan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia kerja.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka pendidikan dapat diperoleh baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Cukup banyak pendidikan yang sangat
berarti justru tidak dapat diperoleh di sekolah, terutama yang bersifat
pengembangan profesi dan keterampilan, seperti pengembangan karier,
profesi tertentu dan sebagainya.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kurikulum adalah merupakan suatu usaha terrencana dan terorganisir
untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
Komponen pengembangan kurikulum diantara nya adalah : Tujuan, Materi,
Metode, Organisasi serta Evaluasi Kurikulum. Sedangkan beberapa fungsi
kurikulum diantaranya: Fungsi Penyesuaian, Fungsi Integrasi, Fungsi
Diferensiasi, Fungsi Persiapan, Fungsi Pemilihan, Fungsi Diagnosik.
Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau
inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Tujuan utama dari inovasi
adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber-
sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur
organisasi. Jadi keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan
yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.

B. Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini penulis mengharapkan adanya
pengembangan serta inovasi lagi di kurikulum yang kita terapkan selama ini,
agar generasi penerus bangsa dapat lebih memajukan pendidikan di Indonesia
kita tercinta.
DAFTAR PUSTAKA
Alhamuddin. 2019. Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia.
Jakarta: Prenada Group
Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya
Roger M & Shoemaker F. Floyd. 1971. Communication of Innovation. New York:
The Free Press A Division of Macmillan Publishing Co. Inc.
Sa’ud, Udin Syaefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Al Fabeta.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran (Teori & Praktek
Pengembangan KTSP). Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Soetopo, Hendyat dan Soemanto, Wasty, 1991, Pembinaan Dan Pengembangan
Kurikulum Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan, Jakarta:
CV. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai