Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA”

DI SUSUN OLEH :

Athiya Yumna Fadila ( 1721003 )

DOSEN PENGAMPU : Ns.Anita Syarifah, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes )

TENGKU MAHARATU PEKANBARU

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadiran Allah Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul “Konsep Keperawatan
Keluarga” dapat saya selesaikan dengan jadwal yang telah direncanakan. Terdorong oleh
rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerja keras, saya serahkan seluruh upaya demi
mewujudkan keinginan ini.

Makalah ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk
melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.

Penulis menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan serta
bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak terkait. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen
pembimbing dan rekan mahasiswa yang memberikan masukan dan petunjuk serta saran –
saran baik.

Pekanbaru, 21 Maret 2020

Penyusun ,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Defenisi........................................................................................... 3
B. Type dan Fungsi Keluarga.............................................................. 4
C. Dimensi Struktur Keluarga : Pola dan Proses Komunikasi,
Peran, Kekuatan dan Nilai/Value................................................... 7
D. Peran Perawat Keluarga.................................................................. 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13

A. Kesimpulan .................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Bentuk keluarga merupakan pola manusia yang disadari oleh anggota keluarga
untuk dimasukkan ke dalam anggota keluarga (Potter dan Perry, 2005). Sekilas
keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga memiliki
kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan
seperti pengaruh kesehatan dan penyakit, perubahan struktur keluarga dan lain lain.
Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem terbuka dengan
batas-batasnya. Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang
diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan
bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka waktu
tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk menjelaskan sebuah unit keluarga
sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi dengan sistem yang lain
(Harmoko, 2012).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :

a. Apa defenisi keluarga ?


b. Apa saja tipe dan fungsi keluarga ?
c. Bagaimana dimensi struktur keluarga : pola dan proses komunikasi,peran,
kekuatan dan nilai/value ?
d. Apa peran perawat keluarga ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui tentang konsep keluarga
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :

a. Defenisi keluarga
b. Tipe dan fungsi keluarga
c. Dimensi struktur keluarga : pola dan proses komunikasi,peran, kekuatan dan
nilai/value
d. Peran perawat keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
1. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi
satu sama lain. (Harmoko, 2012)
2. Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota. (Harmoko, 2012)
3. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. ( Effendy, 1998)
4. Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

Sesuai dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik


keluarga adalah :

1. Terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi ;
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain ;
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial sebagai suami, isteri, anak, kakak, dan adik ;
4. Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
(Harmoko, 2012)
B. Tipe Dan Fungsi Keluarga
1. Tipe Keluarga
Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami dan mengetahui
berbagai tipe keluarga. (Harmoko, 2012).

a. Nuclear Family. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu , dan anak yang
tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh saksi-saksi legal dalam suatu ikatan
perawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Extended Family. Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Reconstituted Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembetukan satu rumah dengan
anak-anaknya , baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
d. Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/
keduanya-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah/ perkawinan/ meniti karier.
e. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/ salah satu bekerja di rumah.
f. Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual Carier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h. Commuter Married. Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah.
j. Three Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
l. Comunal. Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage. Satu perumhan terdiri atas orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain
dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried Parent and Child. Ibu dan anak di mana perkawinan tidak di
kehendaki, anaknya di adopsi.
o. Cohibing Cauple. Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
pernikahan.

Di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional dan tipe
keluarga non tradisional.

Tipe Keluarga Tradisional

a. Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, sitri, dan anak
(kandung/angkat).
b. Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang mempunyai hubungan
darah misal kakak, nenek, paman, bibi.
c. Single Parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua denga anak
( kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh kematian/perceraian.
d. Single Adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
e. Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri lanjut usia.
Tipe Keluarga Non Tradisional

a. Commune Family : kebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah.
b. Orangtua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama
dalam satu rumah tangga.
c. Homosexual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah tangga.
(Harmoko, 2012)
2. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga. (Harmoko, 2012)
b. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga,
memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian
anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga. (Harmoko, 2012)
c. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk
normanorma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing
dan meneruskan nilai-nilai budaya (Harmoko, 2012). Fungsi sosialisasi adalah
fungsi yang mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak
lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi
(Setiawati, 2008).
d. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dimana yang akan datang (Harmoko, 2012) . Fungsi ekonomi merupakan fungsi
keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk
sandang, pangan dan papan (Setiawati, 2008).
e. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa serta mendidik anak sesuai
dengan tingkat perkembanganya (Harmoko, 2012).

C. Dimensi Struktur Keluarga


1. Macam-macam Struktur Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri atas sanaka saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara suami.
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagian pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri (Harmoko, 2012).

2. Ciri-Ciri Struktur Keluarga


a. Terorganisasi , yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
b.Ada keterbatasan, dimana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
c. Adanya perbedaan dan kekhususan yaitu setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing (Harmoko, 2012).

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan Proses Komunikasi,


b. Struktur Peran,
c. Struktur Kekuatan
d. Struktur Nilai dan Norma

Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut.

Pola dan ProsesPeran


Komunikasi

Nilai dan NormaKekuatan

a. Struktur Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan.
Komunikasi keluarga pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan
berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan
mendengarkan pesan, memberikan umpan balik, dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup,
adanya isi atau berita negatif, tidak berfokus sendiri. Komunikasi keluarga bagi
pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan
komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif
( bersifat negatif), terjadi miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.
b. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi
sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai
istri/suami.
c. Struktur Kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru
(referent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa
(coercive power), dan efektif power.
d. Struktur Nilai dan Norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima
pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat
sekitar keluarga.
- Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat
mempesatukan anggota keluarga.
- Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem
nilai dalam keluarga
- Budaya, kumpuan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah (Harmoko, 2012).

D. Peran Perawat Keluarga


Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan


kepada keluarga , terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang memiliki masalah kesehatan .
2. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat bertanggung
jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif. Pelayanan
keperawatan yang berkesinambungan diberikan untuk menghindari kesenjangan
antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan(Pukesmas dan Rumah Sakit)
3. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat diberikan
kepada keluarga melalui kontrak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang
memiliki masalah kesehatan .
4. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat mealkukan supervisi ataupun
pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumahsecara teratur, baik terhadap
keluarga beresiko tinggi maupun yang tidak .
5. Sebagai pembela (advokat ), perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk
melindungi hak-hak keluarga sebagai klien.
6. Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi.
7. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami
masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga (Sudiharto, 2007) .

Menurut Harmoko (2012) , kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan


kesehatan akan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat
pengetahuan keluarga terkait konsep sehat sakit akan mempengaruhi perilaku keluarga.
Misalnya sering ditemukan keluarga yang menganggap diare sebagai tanda
perkembangan, imunisasi penyakit (anak jadi demam), mengkonsumsi ikan
menyebabkan cacingan .

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga


Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan. Karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.
Perubahan sekecil apa pun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan
menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan,
keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa
besar perubahanya.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan di antara anggota keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan
yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang
terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam
mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain di
lingkungan tempat tinggalnya.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih
merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang
lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan
atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama.

4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat


Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota
keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang lebih banyak
berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah harus
dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan
keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga
keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya,
sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit

Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling tekait dan perlu dilakukan oleh
keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu melaksanakan
tugas tersebut dengan baik dan memberikan bantuan atau pembinaan terhadap
keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga (Harmoko, 2012).
Menurut Harmoko (2012) perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di
rumah mempunyai tangguang jawab sebagai berikut :

1. Memberikab pelayanan secara langsunng


Pelayanan keperawatan meliputi : pengkajian fisik atau psikososial, menunjukkan
pemberian tindakan secara terampil, dan memberikan intervensi. Adanya kerja sama
dari klien, keluarga dan perawat sebagai pemberi perawatan utama di keluarga pada
tahap perencanaan sangat penting. Hal ini bermanfaat untuk menjaga kesinambungan
perawatan selama perawat tidak berada di rumah. Perawat hanya memberikan
perawatan dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah
merupakan tanggung jawab dari keluarga. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di rumah.

2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting untuk
melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang di alaminya.

3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus


Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasi para profesional lain dalam
memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat yang menjadi manaje
kasus adalah kemmampuan untuk mengkaji kebutuhan, menentukan prioritas
kebutuhan, mengidentifikasi cara memenuhi kebutuhan, dan mengimplementasikan
rencana yang telah disusun.

4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan


Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode
waktu tertentu, sedangkan lama perawatan adalah lamanya perawatan yang dilakukan
di rumah.

5. Advokasi
peran perawat sebagai penasihat berhubungan dengan masalah pembayaran yang
terkait dengan layanan yang diberikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Keluarga : terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi ; Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika
terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain ; Anggota keluarga berinteraksi
satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial sebagai suami, isteri,
anak, kakak, dan adik ; Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Tipe keluarga terbagi atas :
a. Nuclear Family
b. Extended Family
c. Reconstituted Nuclear
d. Middle Age/Aging Couple
e. Dyadic Nuclear
f. Single Parent.
g. Dual Carier
h. Commuter Married
i. Single Adult.
j. Three Generation.
k. Institutional.
l. Comunal.
m. Group Marriage
n. Unmarried Parent and Child
o. Cohibing Cauple
3. Sedangkan di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional dan
tipe keluarga non tradisional.
4. Fungsi keluarga yaitu fungsi biologis, fungsi psikologis, fungsi sosialisasi , fungsi
ekonomi , fungsi pendidikan
5. Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan Proses Komunikasi,
b. Struktur Peran,
c. Struktur Kekuatan
d. Struktur Nilai dan Norma
6. Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut : sebagai pendidik, sebagai
koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, sebagai pelaksana pelayanan
perawatan, sebagai supervisor pelayanan keperawatan, sebagai pembela (advokat ),
sebagai fasilitator, sebagai peneliti.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy. N .1998. Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta;


EGC

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing


teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga . Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Setiawati. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans

Info Media.

Sudiharto . 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan

Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC

Suprajitno. 2003. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik.

Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai